Chapter 9

Recisi.

Mecca saat ini mengerti, kenapa dirinya merasa hidup nya sangat mudah setelah berada di dunia siluman. Karena mereka memiliki keistimewaan yang tidak di miliki manusia.

Mecca saat ini sudah memakai pakaian yang indah, dirinya merasa benar-benar menjadi seperti princess di negeri dongeng.

Rambutnya di hias dan ditata sangat cantik juga menggunakan Tiara bertahta berlian. pakaian yang ia pakai benar-benar sangat indah dan mewah. Mecca menggandeng tangan ratu menuju ke altar, diatas Altar sudah berdiri dengan gagah pangeran Pandita yang memakai pakaian sangat indah dengan warna senada dengan pakaian yang Mecca gunakan. Mecca benar-benar tak berkedip menatap pangeran tampan yang beberapa detik lagi akan menjadi miliknya seutuhnya.

Pandita menghampiri permaisuri nya dan Rengganis menyerahkan tangan Mecca pada Pandita. mereka berjalan menuju ke atas podium. Diatas sudah ada sesepuh para siluman yang akan menikahkan mereka.

"Wahai permaisuri dari kalangan manusia, apakah kamu benar bersedia menjadi permaisuri bagi pangeran yang merupakan Siluman harimau putih?" ucap tetua yang memiliki rambut di bagian wajahnya. Mecca tersenyum dan mengangguk.

"Ya, aku secara sadar mengatakan bahwa aku bersedia menjadi permaisuri dari Lakeswara Pandita, yang merupakan Siluman harimau putih." ucap Mecca yakin.

Pandita tak berhenti tersenyum sejak saat bertemu dengan permaisuri nya itu.

"Wahai pangeran Lakeswara Pandita, apakah kamu bersedia menjadi suami dari Amecca Saraswati yang merupakan manusia seutuhnya?" tanya tertua tersebut dengan menatap Pandita.

Pandita mengangguk dan tersenyum.

"Ya aku bersedia menjadi suami dari Amecca Saraswati yang merupakan manusia." Jawab Pandita mantap.

Tetua itu kemudian meminta mereka mengulurkan telapak tangan mereka ke hadapannya.

Lalu ia menyayat telapak kedua pengantin tersebut dan menampung darah mereka ke dalam cawan dan mencampurnya.

Darah Mecca yang berwarna merah bersatu dengan darah Pandita yang berwarna biru.

"Sekarang minum campuran darah kalian ini satu teguk!" tetua itu meminta mereka untuk meminumnya.

Pandita lebih dulu meminum darah itu kemudian ia menyerahkan cawan tersebut pada Mecca.

Mecca menerima cawan tersebut dan meminum satu tegukan darah campuran antara mereka.

Mecca merasakan darah itu getir dan pahit. setelah itu kembali menyerahkan cawan kristal tersebut pada dayang di sebelahnya.

Sesepuh itu kemudian memotong kuku dan rambut Mecca dan juga kuku dan rambut milik Pandita, ia meletakkan potongan rambut dan kuku milik kedua mempelai diatas kain berwarna putih yang juga sudah di tetesi darah mereka berdua lalu membuntalnya dan membakarnya.

asap yang keluar dari Bakaran itu mengeluarkan aroma yang sangat harum.

"Sekarang kalian sudah resmi menjadi suami istri. Kalian adalah satu-satunya pasangan antara siluman dan manusia. Kalian akan di lindungi dan di berkati selama mengarungi bahtera rumah tangga." ucap tetua tersebut.

Pandita menatap Mecca dengan senyuman bahagia, begitupun dengan Mecca yang memancarkan raut wajah bahagia.

Pandita memegang kepala Mecca dengan kedua tangannya dan melumat bibir Mecca dihadapan para tamu undangan yang hadir.

Mereka yang melihat itu bertepuk tangan dan bersorak senang. Terutama para rakyat yang di pimpin oleh raja Pramudya. Mereka senang karena pangeran mereka akhirnya bisa menikah dengan manusia. Dengan begitu kekuatan kerajaan mereka menjadi tak tertandingi sebab darah manusia milik permaisuri sudah bersatu merasuk kedalam peredaran darah pangeran.

Itu karena mereka menikah karena saling cinta, semua kalangan siluman percaya jika siluman yang menikah dengan manusia karena saling mencintai, akan membuat Siluman itu kuat tak tertandingi.

Pramudya membuat resepsi pernikahan putra nya semalam suntuk, ia menjamu para rakyatnya dengan banyak makanan dan memberikan cindera mata berupa batu kristal berwarna biru.

Mereka percaya kristal berwarna biru bisa mengabulkan semua keinginan dari pemiliknya.

Raja dan ratu sibuk menerima tamu undangan yang hadir, sementara itu, Pandita mengajak Mecca untuk kembali ke kamar pengantin mereka.

"Ayah, Bunda, aku akan membawa Mecca beristirahat di kamar pengantin kami. Mecca sepertinya terlihat sangat lelah." ucap Pandita pada ke dua orang tuanya.

Rengganis mengangguk dan mempersilahkan pengantin baru itu untuk masuk ke dalam kamar.

"Iya nak, bawa istrimu beristirahat di kamar. Biar bunda dan ayah yang menyambut tamu undangan." ucap Rengganis. Pandita mengangguk dan berjalan menuju pelaminan dimana istrinya duduk.

Ia lalu membopong tubuh mecca ala bridal style dihadapan tamu undangan hingga membuat mereka bersorak.

"Pandita, mau ngapain. Cepat turunkan aku, malu banyak orang." ucap Mecca dengan pipi merah.

"Daripada permaisuri ku kelelahan karena menyambut tamu, lebih baik kamu kelelahan karena melayani pangeran mu." ucap Pandita dengan berjalan menuruni podium pelaminan lalu mengedipkan matanya.

Sesampainya di depan kamar pengantin, dua orang pengawal yang di tugaskan menjaga kamar pengantin membukakan pintu kamar yang tinggi dan besar seperti pintu raksasa.

setelah pangeran dan permaisuri masuk mereka kembali menutup pintu itu.

Pandita merebahkan tubuh Mecca diatas ranjang yang sangat luas dan nyaman. seprai nya berwarna putih sangat lembut karena terbuat dari sutera.

Diatas ranjang itu juga banyak kelopak bunga mawar yang bertebaran. Ranjang pengantin mereka di hiasi dengan untaian bunga segar yang membentuk tirai yang mengelilingi.

Kamar itu di hias dengan bunga-bunga segar hingga mengeluarkan aroma wangi dan segar.

Pandita menatap wajah cantik permaisurinya dan mengusap pipinya lembut.

"Sayang, aku sangat mencintaimu. Jangan pernah tinggalkan aku." ucap Pandita. Mecca mengangguk dengan senyum mengembang.

"Pandita, Bunda mengatakan bahwa aku sedang hamil." kata Mecca yang juga mengusap pipi Pandita yang tegas. Pandita tersenyum dan mengangguk.

"Benar sayang, ayah mengatakan bahwa kamu sedang mengandung seorang putra mahkota. Terimakasih sayang, sudah memberikan kebahagiaan berlipat-lipat di hari yang sama." Mecca mengangguk dan tersenyum.

Mereka lalu saling berciuman beberapa saat untuk menyalurkan rasa bahagia di hati mereka. Pandita membantu Mecca untuk duduk dan berdiri.

"Aku panggilkan dayang untuk membantu mu membuka pakaian dan hiasan kepalamu. Jika aku yang membukanya aku takut merusaknya. Sebab aku pasti akan merobek gaun pengantin milik mu ini karena sudah tidak sabar untuk menikmati tubuh mu kembali." ucap Pandita frontal lalu mengedipkan matanya. Mecca tersenyum dan memegangi pipinya yang memanas.

Pandita lalu berjalan keluar kamar pengantin untuk memanggil dayang pribadi permaisurinya.

"Dayang, dayang!" panggil pandita dengan berteriak. Lalu 4 orang dayang yang di tugaskan untuk selalu mengawal permaisuri berlari mendekati pangeran.

"Ada apa pangeran." tanya salah seorang dayang.

"Tolong bantu permaisuri ku untuk melepaskan pakaian dan sanggulnya. setelah itu mandikan dirinya dengan air sari bunga Peony. Setelah selesai suruh pengawal untuk memanggil aku di kamar lama ku." titah Pandita lalu berjalan menuju ke kamarnya yang lama, ia juga ingin mempersiapkan dirinya untuk ritual malam pertama mereka.

Malam ini ia akan membuat Mecca merasakan melayang ke nirwana, ayahnya mengatakan jika Mecca akan kembali perawan setelah penyatuan darah mereka saat ritual pernikahan mereka. Dan Mecca juga tidak akan merasakan lelah seperti saat mereka melakukannya sebelum darah Pandita masuk ke dalam tubuh Mecca.

Semuanya sungguh di luar nalar manusia. Tapi begitulah kenyataanya. Dunia mereka dan dunia manusia memang berbeda.

Terpopuler

Comments

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

mmg dunia diluman begitu memukau dan diluar nalar manusia biasa ya

2024-08-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!