Revisi
Rengganis dan Pramudya saling tatap beberapa saat mengetahui apa yang Mecca tengah Pikirkan.
Pandita karena telah menyatu dengan Mecca, ia bisa mendengar isi hati Mecca. Ia mendekati Mecca dan menggenggam erat kepalan tangan Mecca.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan mu Mecca!" kata Pandita.
"Kamu bisa tetap mengunjungi ayahmu kapanpun kamu mau nak, selama kamu belum hamil, tapi jika nanti kamu hamil kamu tidak bisa lagi pergi dari dunia siluman sampai kamu selesai melahirkan. Karena dunia siluman dan dunia manusia itu berbeda. Kandunganmu akan terasa cepat membesar ketika kamu berada di dunia manusia. Dan itu sangat membahayakan keselamatan dirimu." ucap Rengganis.
"Aku bingung, apakah Pandita tidak akan melamarku pada ayahku?" tanya Mecca dengan suara berat karena menahan tangisan.
"Dunia kita dan ayahmu berbeda nak, mungkin jika ayahmu bersedia anaknya di nikahi oleh putra kami. Kami akan datang ke rumah ayahmu untuk melamarmu. Tapi jika ayahmu tidak bersedia, maka akan menjadi permasalahan bagi kami. Ayahmu bisa saja meminta bantuan orang yang berilmu, untuk menghancurkan kami, dan jika kami hancur bagaimana dengan rakyat kami, kami memimpin jutaan rakyat Mecca. Dan mereka menggantungkan hidupnya pada kami. Kamu harus memahami itu." jelas Rengganis. "Kalian bisa menikah dan kamu bisa hidup seperti manusia pada umumnya di dunia manusia, hanya saja kamu tidak bisa lagi menikah dengan pria manapun karena kamu sudah memiliki suami. Atau jika kamu mau, kamu juga bisa menjalani hidup sehari-hari di dalam dunia siluman sebagai seorang permaisuri." tenaganya lagi.
Mecca terdiam mendengar penjelasan Rengganis. Ia lalu menatap Pandita yang menatapnya dengan tatapan memohon. Ia melihat jika Pandita sangat menginginkannya.
"Berikan aku waktu untuk berpikir!" ucap Mecca dengan menatap mereka bergantian.
Rengganis tersenyum dengan sangat manis, Mecca merasa calon mertuanya sangat cantik menawan dan sulit untuk menolak pesona dari keluarga Lakeswara.
"Baiklah, pikirkan baik-baik semuanya." ucap Rengganis, lalu ia menoleh pada Pandita.
"Sekarang sebaiknya kamu kembali, sebelum terlambat menghadiri acara wisuda mu. karena kalian sudah bersatu, maka Pandita akan bisa menemui mu di dunia nyata. Pandita, kamu bisa mendampingi Mecca di acara wisuda kampusnya." Jelas Rengganis, tentu saja hal itu membuat Mecca senang bukan main.
Mecca akhirnya terbangun dari tidurnya, ia melihat jam sudah pukul 5 subuh. Mecca merasa heran karena ia tadi hanya tidur siang, tapi kenapa dirinya bangun sudah subuh.
"Apa selama itu gw tidur ya." gumam Mecca. Ia lalu mengingat kembali mimpinya barusan. Mecca mendelikkan matanya dan meraba bagian intinya. Dan benar saja, ia merasakan perih di bagian intinya. Mecca cepat-cepat masuk ke dalam kamar mandi dengan langkah tertatih karena perih.
Mecca benar-benar terkejut melihat miliknya berdarah. "Apa aku dan Pandita benar-benar berhungan." gumam Mecca, Mecca memutuskan mandi karena merasa gerah dan lengket. Selesai mandi Mecca lalu keluar dari dalam kamar mandi dan terkejut melihat Pandita sudah berdiri di depan kamar mandi dengan pakaian resmi, pandita memakai setelan jas berwarna hitam.
"Pandita." seru Mecca terkejut.
Pandita tersenyum sangat tampan. "Sayang, hari ini kamu wisuda kan, ayo buruan siap-siap nanti terlambat." ucapnya lalu menarik tangan Mecca keluar dari dalam kamar mandi.
Pandita sudah menyiapkan pakaian untuk Mecca, sebuah kebaya berwarna marun dengan detail berlian di beberapa bagiannya juga keperluan lainnya.
Mecca merasa heran dan bingung. ia duduk sejenak di atas ranjang dengan menatap Pandita.
"Pandita, aku baru pulang dari mendaki gunung. Acaranya masih beberapa hari lagi." mendengar ucapan Mecca, Pandita tersenyum lalu duduk di sebelahnya.
"Mecca, kamu sudah berada di dunia siluman selama 3 hari, dan hari ini adalah hari wisudamu. Jadi lebih baik sekarang kamu siap-siap. kita berangkat satu jam lagi ke gedung kampusmu." jelas Pandita. Mecca mendelikkan matanya tak percaya.
"Jadi, kita beneran udah, ,"
"Iya sayang, kita sudah menyatu, maka dari itu aku bisa menemui mu secara langsung. Sekarang lebih baik kamu berganti pakaian." Ujar Pandita. Pandita lalu meninggalkan Mecca yang masih bingung.
Sekitar pukul 7 pagi, Mecca keluar dari dalam kamar kos nya bersama Pandita. Mereka sangat serasi, Pandita sangat tampan dan gagah, ketampanan Pandita lain dari ketampanan manusia. Terlihat jelas jika Pandita seperti keturunan kerajaan.
Mata biru, kulit yang putih dan rambut berwarna coklat, dengan tubuh tinggi dan berotot. Mecca menggandeng tangan Pandita menuruni tangga kosan menuju lantai dasar. Karena kamar kos Mecca berada di lantai 2.
sesampainya di lantai 1, Mecca melihat teman-temannya sudah berkumpul dan siap berangkat. Teman-teman Mecca sangat syok melihat Mecca turun dengan menggandeng seorang pria yang sangat tampan.
Mereka bengong tanpa berkedip. Mecca hanya tersenyum melihat teman-temannya terkejut.
"Hei, ngapa pada bengong." Mecca memukul bahu Indri ketika sudah sampai di dekat mereka.
"Pantesan berhari-hari nggak keluar, rupanya ngumpetin om om bule." indri membisikan kata-kata tepat di telinga Mecca. Mecca tersenyum dan menatap Indri.
"Gays, kenalin, ini calon suami gw. Namanya Pandita." Mecca memperkenalkan Pandita pada mereka semuanya. Mereka lalu saling berkenalan. Pandita yang tak biasa dekat dengan manusia selain Mecca, hanya membalas salaman tangan teman-teman Mecca tanpa senyum dan basa-basi, terlihat dingin dan keras.
"Sejak kapan Lo punya pacar, tau-tau udah ngenalin calon suami aja." tanya Yudi penasaran.
"Baru beberapa hari kok. Ya udah kita berangkat sekarang aja yuk, nanti kesiangan." jawab Mecca lalu berjalan lebih dulu meninggalkan teman-temannya yang masih syok. Mereka memperhatikan Mecca yang jalannya sedikit tertatih.
"Pantesan kemarin malem gw dengan dia kaya berisik gitu. Rupanya lagi di garap, pantes jalannya agak aneh. kok Mecca nggak cerita sih kalo punya cowok. Tau-tau udah mau nikah aja, ketemu bule dimana sih dia sebenernya, kok bisa-bisanya pacaran sama bule. Man bule nya ganteng banget lagi." ucap Indri yang kamar nya bersebelahan dengan kamar Mecca.
"Hmm, padahal gw yang pengen punya pacar bule, malah Mecca duluan yang punya. mana gantengnya kaya pangeran kerajaan lagi, duuuh ganteng benget pacarnya Mecca." ucap Rahmi lalu berjalan menyusul Mecca. Mereka berjalan menuju ke kampus, karena kos-kosan mereka dan kampus sangat dekat, hanya 3 menit berjalan kaki.
Beberapa dari mereka yang sesama wanita, melihat Mecca menggandeng Pandita merasa terpesona, ketampanan Pandita menarik minat para mahasiswi di kampus ini. Mereka sampai-sampai ada yang terjatuh karena melihat ketampanan Pandita yang berbeda dari pria pada umumnya.
Jelas saja karena Pandita adalah pangeran dari kerajaan Siluman. Bahkan putri dari kerajaan Siluman lainnya sangat ingin menjadi permaisuri Pandita, tapi Pandita menolak mereka karena ingin Mecca yang menjadi permaisuri nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Aditya HP/bunda lia
semangat thor menarik ini pasti seru ...
2024-08-11
0
Yuliana Tunru
pangeran ya ganteng lah aplg bisa dilihat manusia..gmn klga mecca ya
2024-08-05
0