Tamu Tak Diundang

"Sofia, siapa yang datang, kenapa kamu diam saja?" tanya nya lagi yang tidak mendapatkan jawaban dari Sofia

Tangan kekar milik Mahendra sudah memeluk Rihana dari belakang. Hampir saja Rihana melayangkan pukulan jika orang yang memeluknya itu tidak bersuara

"Ini saya, biarkan seperti ini untuk sebentar saja. Saya lelah" bisik Mahendra dengan suara lemah nya

"Duduklah, belum sarapan kan?" tanya Rihana sembari menggiring tubuh Mahendra untuk duduk disampingnya.

Mahendra tidak banyak bicara, hanya mengangguk kepalanya saja. Rihana memasukan beberapa lauk kedalam piring milik Mahendra lalu menuangkan air kedalam gelasnya.

Rihana baru menyadari di wajah Mahendra ada beberapa luka lebam, seperti nya luka itu baru saja didapatkan nya.

"om sakit?" tanya Rihana dengan khawatir, pasalnya Mahendra terlihat sedikit lemas.

Lagi-lagi Mahendra tidak mengeluarkan suaranya, hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya.

"Makan dulu, aku kesana sebentar." perintah pada Mahendra

Belum sempat kakinya berjalan, tangan Rihana sudah ditarik oleh Mahendra. Membuatnya duduk diatas paha kekar milik suaminya.

"Aku mau ambil es batu buat kompres wajah kamu"

"Suapi saya dulu"

"Manja"

Melihat kondisi Mahendra yang lemas, Rihana memilih tidak memperpanjang keributannya. Mahendra makan dengan lahap karena disuapi oleh Rihana, senyuman diwajahnya tidak redup sama sekali saat Rihana menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

"Selesai, sekarang bisa lepaskan aku?" bukannya melepaskan Rihana dari pangkuan nya, justru Mahendra mengeratkan pelukannya, seakan melepaskan rindu karena sudah lama tidak bertemu.

"Sebentar saja" jawabnya dengan lemah

~Deg deg deg

Suara jantung keduanya dapat terdengar dengan jelas karena posisinya sangat dekat.

"Lukanya harus dikompres, nanti infeksi." ucap Rihana lagi sembari melepaskan pelukan suaminya yang mulai melemah.

Rihana mengambil saput tangan miliknya yang berada dikamar lalu menuju kulkas untuk mengambil es batu. Beruntung didalamnya sudah ada, jika tidak Rihana bisa kerepotan.

"Aws, sakit sayang. Pelan-pelan dong" keluh Mahendra sembari memegangi tangan Rihana yang mengompres wajahnya

"Payah, gini aja sakit. Makanya jangan sok sibuk jadi orang." balasnya dengan ketus sembari memegangi kain kompres yang berada di pipi Mahendra.

"Ga jadi dinas keluar kota?" tanya Rihana

"Saya dinasnya di kota ini."

"Deket dari sini?"

"30 menit dari hotel ini."

Rihana hanya manggut-manggut saja tanpa mengeluarkan kata-kata nya lagi. Mahendra kembali memeluk Rihana, hingga beberapa menit kemudian alarm pada ponsel Rihana berbunyi dengan kencang. Menyadarkan kedua

"Kamu bangun jam segini baby?" tanya Mahendra

Bergegas Rihana merapikan pakaiannya lalu berlari mengambil tas yang berada dikamar miliknya.

"Aku harus kerja om, itu alarm kerja" jawabnya dengan terburu-buru

"Saya antar"

"Yaudah buruan, kalau telat bisa habis aku"

Keduanya sudah didalam mobil. Perjalan ke perusahaan Cakra Buana membutuhkan waktu sekitar 10 menit.

"Kenapa sih ga mau nurut. Udah tau lagi sakit." omel Rihana

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Mahendra, ia memilih mendengarkan ocehan dari sang istri hingga beberapa menit kemudian mobil hitam miliknya sudah terparkir didepan pintu utama perusahaan.

"Aku magang dulu. Mas Mahen jangan kerja dulu kalau badanya masih sakit. Aku tau cari uang tuh susah, tapi jangan korbanin kesehatan demi mendapatkan uang." omelnya lagi sebelum berpamitan dengan Mahendra

"Terima kasih Rihana. Saya pergi untuk 2 hari, setelahnya saya menemui kamu lagi. Hati-hati ya." ucap Mahendra sambil mencium puncak kepala Rihana, kemudian Rihana mengambil tangan besar milik Mahendra. Di ciumnya tangan kekar itu dengan penuh hormat sembari menutup mata.

"Nyonya, anda bisa telat jika terus melamun"

Ucap Sofia sembari menggoyangkan tubuh Rihana yang masih kaku sembari melamun tidak jelas. Wajahnya terlihat senyum-senyum, matanya pun terpejam. entah apa yang dipikirkan Sofia saat melihatnya seperti itu.

"Loh, Mas Mahen mana? kok kamu sih yang disini sof?" tanya Rihana yang masih bingung

"Tuan tidak ada disini nyonya" jawab Sofia

"Yang tadi mencet bel siapa?" tanya Rihana yang baru menyadari bahwa tadi hanyalah lamunan nya saja

"Pegawai hotel nyonya, Ingin mengambil sampah katanya"

Dengan tergesa-gesa Rihana menuju rak sepatu didepannya, memilih sepatu secara acak lalu memakainya.

"Buruan Sofia saya bisa telat ini, kamu yang menyetir kan?" ucap Rihana yang terlihat panik sembari menatap jam tangan miliknya.

Keduanya telah duduk didalam mobil, nafas lega keluar dari kedua wanita itu. Hingga beberapa saat kemudian mobil mulai melaju dengan kencang.

~Brum brum

suara mobil terdengar sangat halus dijalanan, maklum aja mobil mahal, suaranya hampir tidak terdengar.

"Percepat lagi Sofia, aku bisa telat" perintah Rihana dengan panik

"Baik nyonya, pegangan dengan erat"

lima menit kemudian mobil sudah sampai didepan pintu masuk perusahaan Cakra Buana. Rihana berlari kencang memasuki perusahaan itu tanpa memperdulikan teriakan Sofia yang memanggilnya.

~Brugh

Kening mulus Rihana menabrak dada bidang milik seorang pria. Berkas yang dibawanya berhamburan kesana kemari. Beruntung tubuhnya ditangkap oleh pria itu sehingga tidak berhamburan seperti berkasnya.

"Maaf tuan saya tidak sengaja" ucap Rihana tanpa melihat wajah pria yang ditabraknya.

Segera Rihana menjauhkan tubuhnya lalu

memunguti berkas miliknya yang berceceran dilantai, pria itu ikut membantu Rihana memunguti berkas miliknya.

Terpopuler

Comments

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

wah siapa yang menabraknya..

2024-08-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!