Keesokan harinya, Rihana terbangun dan merasakan sekujur tubuhnya terasa sangat sakit terutama pada bagian intinya. Kedua mata Rihana terbelalak melihat disebelahnya ada seorang pria matang yang terlihat sangat tampan sedang memeluk tubuh polosnya begitu erat, membuatnya sulit bergerak.
Rihana mencoba mengingat kejadian semalam tapi hanya sedikit yang ia ingat terutama saat dirinya mencium paksa seorang lelaki untuk memuaskannya. Jika tau itu semua bukan mimpi mungkin Rihana tidak sebrutal semalam.
''Ya tuhan siapa pria ini. kenapa aku bisa tertidur dengan tubuh telanjang seperti ini dan di sebelahku ada seorang pria, jangan-jangan yang semalam itu bukan mimpi.'' Ucap Rihana sambil memandangi seluruh tubuhnya
"Ini gila, kalau sampai ayah tau. Bisa mati aku.''
Rihana memandangi keseluruhan ruangan tempat ia terbangun pagi ini. Bisa dipastikan jika kamar yang ditempatinya merupakan kamar President Suite karena ruangannya sangat mewah dan luas.
Rihana mulai melangkahkan kaki menginjak lantai dengan hati-hati takut jika pria disebelahnya terbangun dan menuntut tanggung jawab darinya.
Baru satu langkah menginjakkan kaki dilantai Rihana sudah merasakan sakit di area sensitif miliknya '' aww, ini sangat sakit. Tapi aku harus segera pergi dari tempat ini.'' Rihana berjalan memunguti pakaian yang berserakan dilantai sambil meringis menahan sakit diarea sensitifnya.
Menyesal, sudah pasti. Rihana kembali teringat dengan kejadian semalam dimana dirinyalah yang menantang pria tampan itu hingga membuatnya benar-benar kesulitan berjalan di pagi harinya.
''Sial, kenapa pintunya tidak bisa terbuka!'' keluh rihana sambil menendang pintu
''Kenapa kau ingin pergi secepat itu. setelah meniduriku baby?'' ucap Mahendra sambil memeluk tubuh Rihana dari belakang
''Apa kau berniat tidak ingin bertanggung jawab baby?" sambungnya
''Tanggung jawab? disini aku yang dirugikan tuan. aku yang kehilangan keperawananku. harusnya aku yang meminta tanggung jawabmu.'' balas Rihana dengan sangat ketus sembari melepaskan tangan besar yang bertengger dengan nyaman di pinggang rampingnya. Bukannya terlepas justru Mahendra membalik tubuh Rihana membuat mereka bertemu pandang sekali lagi.
''Apa kau lupa baby? kau yang memaksaku semalam. Aku kehilangan keperjakaanku karenamu.'' ucapan Mahendra membuat Rihana menjadi bingung. Memang benar dirinyalah yang memaksa Mahendra untuk membantunya. Tapi bukankah pria didepannya ini bisa menolak ajakannya jika tidak mau.
Rihana terus mencari celah agar dirinya tidak disalahkan dalam hal ini, walaupun dia sadar jika ini kesalahannya juga
''Begini saja om, aku punya uang 50 juta dalam kartu ini. Sangat lebih bukan dibandingkan uang yang aku tawarkan semalam?'' Rihana mencoba bernegosiasi dengan pria di depannya walaupun dirasa sangat sulit setidaknya sudah dicoba
''Hanya segitu harga untuk keperjakaanku yang telah kau ambil? aku tidak butuh uang mu baby.''
''Apa uangku kurang untukmu? ayolah om aku belum bekerja aku hanya punya segitu. tolong mengertilah.'' mohon Rihana dengan wajah memelas
''Aku tidak membutuhkan uang karena uangku sudah banyak. Aku hanya ingin kau bertanggung jawab baby.''
''Bertanggung jawab seperti apa?'' Tanya Rihana dengan keheranan
''Nikahi aku.'' ucapan singkat yang keluar dari mulut Mahendra mampu membuat Rihana terpaku sejenak
''Kau gila om. Aku belum ingin menikah.'' Suara Rihana terdengar meninggi ketika menjawabnya. Yang benar saja baru ingin memulai karirnya masa sudah disuruh menikah dengan pria yang baru saja dikenalnya semalam.
''Kau ini jahat sekali nona, aku sudah kehilangan keperjakaanku. Wanita mana yang bisa menerimaku, aku sudah tidak suci lagi nona. Dan ini karena ulahmu'' Mata Rihana kembali terbelalak mendengar ucapan yang keluar dari mulut Mahendra. Ucapannya terdengar sangat aneh, bukankah seharunya dirinya yang berkata seperti itu.
''Nikahi aku, atau aku akan melaporkan kejadian ini pada orang tuamu!'' Ucap Mahendra sembari mengusap air mata buaya yang keluar dari matanya
''Sudahlah jangan menangis seperti ini. Aku akan bertanggung jawab.'' Rihana mengusap pipi Mahendra yang sudah dibasahi oleh air mata buayanya. Pandai sekali berakting kenapa tidak jadi aktor saja malah menjadi pengusaha
'Kena kau. Aku tidak akan melepaskan kamu begitu saja baby' batin Mahendra
Rihana tidak tega melihat air mata Mahendra lalu membawa tubuh kekar itu duduk diatas sofa yang terletak disamping kanan ranjang. Memberikannya air agar lebih tenang
''hiks, hiks, hiks. Aku harus berkata apa kepada kedua orang tuanku nona, aku sudah menjaganya selama 37 tahun namun malam ini kau renggut begitu saja nona. Aku harus apa?'' Tanyanya sembari menunjukan wajah sedih. Terlihat sangat tidak cocok dengan perawakannya yang macho khas pria gym.
''Ayolah, jangan seperti ini om. Aku semakin merasa bersalah padamu.''
Terlihat senyum tipis terukir jelas di wajah Mahendra namun tidak terlihat oleh mata Rihana. Cukup lama Rihana membiarkan tubuh mungilnya dipeluk dengan erat oleh Mahendra. Ia pikir dengan memberikan pelukan kepada pria besar didepannya ini bisa memberikan ketenangan padanya.
''Om sudah lebih baik?'' Tanya Rihana sembari memperhatikan wajah didepannya
''Hmmm''
''Kalau begitu aku izin ingin pulang om. Ayahku pasti khawatir karena aku tidak pulang semalaman'' ucapnya dengan hati-hati
''Apa kau ingin kabur dari tanggung jawabmu baby?''
''Tentu saja tidak om, ini kartu namaku. Anggap ini sebagai jaminan'' Rihana menyodorkan sebuah kartu yang berisikan nama beserta alamat kearah Mahendra
''Rihana?'' tanya mahendra sembari memperhatikan kartu nama miliknya
''Iya, itu namaku.''
''Baiklah kamu boleh pulang. Tapi saya yang mengantarmu.'' jawaban mahendra benar-benar diluar nurul. kalau seperti ini bagaimana bisa Rihana melarikan diri dari tanggung jawabnya
''Apa?!'' Tanpa sadar Rihana meninggikan suaranya membuat Mahendra sedikit terkejut
''Apa kamu tidak ingin mandi terlebih dahulu baby? tubuhmu masih tercium cairan percintaan kita.'' ledeknya dengan suara menggoda
''Ti-tidak perlu om, aku bisa mandi dirumah.''
''Ayahmu akan curiga jika begitu. Mau mandi bersama?''
''Ta-tapi om-''
''Sstt, jangan menolak ku baby. Aku janji hanya akan membantumu saja, tidak lebih.'' Belum sempat Rihana menolaknya, Mahendra sudah terlebih dahulu menggendong tubuhnya memasuki kamar mandi. Benar saja Mahendra tidak melakukan hal-hal kotor yang ada didalam pikiran Rihana.
Tanpa Rihana duga ternyata Mahendra memperlakukannya dengan sangat lembut, mulai dari menyiapkan air hangat untuk berendam. Hal ini dilakukan agar area bawahnya tidak terlalu sakit, lalu meletakkan tubuh Rihana secara perlahan dalam genangan air yang sudah diberi pengharum beraroma mawar.
Setelah meletakan tubuh Rihana diatas Bathtub barulah Mahendra beranjak untuk membilas dirinya diatas shower yang terletak tidak jauh dari Rihana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Dwisur
Mahendra Ono Ono wae
2025-01-05
3
Ririn Nursisminingsih
bukan tua tpi mateng...🤩🤩
2024-10-16
1
Qaisaa Nazarudin
Lha ku pikir umur ya masih 30-31 gitu, Ternyata udah tue.ya..😂😂
2024-09-06
1