Saat Sekar akan berjalan menjauh Farel pun menjawab dan jawabannya membuat Sekar kaget. "Iya, seharusnya waktu itu ibu merestui Farel dan Realina saja."
Dengan kaget Sekar menoleh ke arah Farel lalu mendekati anaknya kembali. "Farel kamu sadar apa yang sudah kamu katakan?"
"Aku sadar bahkan sangat sadar sekali" Farel berucap tanpa keraguan sama sekali.
"Farel kamu tidak boleh mencintai Realina saat ini karena dia masih istri sah adik kamu."
"Untuk saat ini Realina masih istri sah Keanu tapi mungkin sebentar lagi dia akan bercerai dengan Keanu" ucap Farel yakin.
"Sejak kapan kamu mencintai Realina?"
"Sejak Realina ibu bawa pulang ke rumah, coba saja saat itu Realina tidak dekat dengan Keanu dan mau menungguku sukses sebentar lagi mungkin sekarang aku yang menikah dengan Realina bukan si bodoh Keanu itu" ucap Farel tenang tanpa takut sama sekali.
"Kenapa kamu tidak bilang dengan ibu kalau kamu mencintai Realina?"
"Aku waktu itu takut ibu tidak merestuinya karena saat itu aku sedang sibuk sekali di perusahaan pasti ibu akan menyuruhku untuk fokus ke perusahaan terlebih dulu."
"Astaga nak ibu tidak akan pernah mengekang kamu sebegitunya, kalau ibu tahu kamu sudah mencintai Realina terlebih dulu pasti ibu tidak akan merestuinya menikah dengan Keanu karena ibu tahu hanya kamu yang memberikan kasih sayang yang begitu tulus kepada Realina."
"Ibu apakah nanti setelah Realina bercerai dengan Keanu ibu akan merestui kalau aku menikahi Realina?"
"Ibu akan merestui kalian tapi ingat kamu harus mendekati Realina setelah masa iddahnya selesai."
"Baik bu" Farel mengangguk setuju.
"Kamu masuk ke dalam aja jagain Rea kalau semisal dia butuh apa-apa, sekarang ibu mau ke ruangan calon istri adikmu."
"Ibu kenapa enggak di sini aja sih nungguin Rea kenapa malah kembali lagi ke sana?"
"Sekarang biarkan ibu ke sana dulu besok ibu akan merawat Rea."
Farel hanya mengangguk sekilas dan masuk kembali ke ruangan Realina. Farel duduk di sofa yang ada di dalam ruangan, Farel tidak hanya diam saja dia duduk sembari mengecek laporan keuangan perusahaannya yang dikirimkan melalui email oleh sekretarisnya.
Farel bekerja hingga berjam-jam, dia akhirnya berhenti sejenak ketika Realina bangun. Farel segera mendekati Realina.
"Kenapa kamu sudah bangun?"
"Iya mas" jawab Realina disertai anggukan kepala.
"Ayo sekarang tidur lagi."
"Aku enggak mau tidur lagi mas karena badan aku malah bertambah lemas dan pegal-pegal saat tertidur terus" keluh Realina.
"Terus kamu mau apa selain tidur?" tanya Farel bingung.
"Aku mau jalan-jalan di taman rumah sakit apakah boleh" Realina memberikan tatapan memohonnya agar Farel setuju dan memperbolehkannya.
"Tapi ini sudah malam tidak baik untuk kamu yang masih sakit."
"Boleh ya mas?" Realina bertambah mengeluarkan tatapan imutnya yang mana tidak bisa Farel tolak sama sekali.
"Ya sudah sekarang kita jalan-jalan ke taman tapi kamu harus naik kursi roda, sebentar aku ambilkan dulu kursi rodanya" belum sempat Realina menolak Farel sudah keluar begitu saja dari ruangan.
Realina hanya bisa menghela nafas pasrah, "mas Farel itu selalu berlebihan" gerutu Realina karena sebal.
Tidak berapa lama Farel kembali ke ruangan dengan membawa kursi roda. "Nih aku sudah bawa kursi rodanya" ucap Farel riang.
"Kenapa mesti pakai kursi roda sih mas? padahal aku masih mampu berjalan kok jadi enggak perlu pakai kursi roda" tolak Realina yang mana malah mendapatkan plototan dari Farel.
"Enggak bisa kamu harus pakai kursi roda kalau mau keluar jalan-jalan lagian tadi katanya badan kamu lemas daripada beresiko mending pakai kursi roda ada."
"Tapi mas..." Realina ingin menolak kembali.
"Shutt...tidak ada penolakan kalau kamu tetap bersikeras tidak ingin memakai kursi roda mending kita tidak usah jalan-jalan saja, bagaimana kamu pilih yang mana?" Farel memicingkan matanya sambil menunggu jawaban dari Realina.
Pasti dengan pilihan itu Realina akan memilih opsi untuk memakai kursi roda saja, karena bisa dilihat Realina sepertinya ingin sekali keluar ruangan. "Kalau begitu aku naik kursi roda saja" putus Realina.
Dan gotcha! tebakan Farel tepat sasaran, Farel tersenyum tipis sangat tipis hingga kalau tidak diperhatikan dengan detail tidak terlihat sama sekali.
"Baik ayo sini aku bantu naik ke kursi roda" Farel mulai mengulurkan kedua tangannya ingin membantu Realina tapi langsung ditolak.
"Tenang aku bisa naik sendiri kok, aku tidak selemah seperti yang kamu kira" dengan pelan Realina turun dari brankar dan berjalan ke kursi roda, sedangkan tangan Farel dengan siap terus berada di samping tubuh Realina jaga-jaga apabila Realina tiba-tiba saja terjatuh.
"Sudah ayo kita jalan-jalan keluar!" ucap Realina bersemangat membuat Farel senang.
Dengan pelan Farel mulai mendorong kursi roda yang dinaiki oleh Realina menuju ke taman. Saat melewati lorong Farel dan Realina melewati ruang rawat Rinta dan pas sekali ruangannya terbuka.
Realina tentu melihat ke arah ruangan itu, di dalam ruangan terlihat banyak orang yang tengah menjenguk Rinta. Sedangkan Keanu tanpa bahagia bahkan dia menyuapi dan merangkul mesra pinggang Rinta.
"Sudah kamu tidak perlu melihat mereka lagi dan jangan kamu perhatikan terus menerus yang mana malah membuat luka dalam hatimu" ucap Farel yang membuat pandangan mata Realina teralihkan menjadi melihat sosok Farel.
Realina tidak menanggapi dia hanya kembali melihat ke arah depan, Farel tahu apa yang dirasakan oleh Realina karena memang tergambar jelas dalam raut wajahnya. Farel juga tidak berucap lagi, dia terus membawa Realina hingga sampai di taman rumah sakit.
"Wah ternyata saat malam hari begini pemandangan di taman rumah sakit begitu indah, sungguh aku tidak menyangka" ucap Farel kagum melihat banyak lampu-lampu hias yang berwarna-warni yang dipasang di taman.
"Iya mas tamannya jadi indah dan cantik dengan adanya lampu-lampu itu" Realina mulai ceria dan tersenyum kembali setelah tadi murung.
"Di sana sepertinya banyak pedagang makanan apakah kamu mau?" tawar Farel.
Mendengar tawaran Farel membuat mata Realina berbinar cerah, "apakah boleh?" tanya Realina memastikan.
"Tentu saja boleh lagian kamu juga tidak ada pantangan makanan apapun dari dokter, ayo kamu ingin makan apa selagi aku menawarimu dan penawaranku tidak akan bertahan lama?"
"Aku ingin makan bakso" ucap Realina cepat takut Farel berubah pikiran.
"Hanya minta bakso saja tidak ada yang lain?"
"Apakah boleh?" tanyanya dengan penuh harap, Farel menjawab dengan anggukan.
"Aku ingin memakan mie ayam, sate dan bakso bakar" Realina menjadi bersemangat.
"Memang kamu mampu menghabiskan semua itu?"
"Aku mampu bahkan sangat mampu" Farel terkekeh geli mendengarnya.
"Baik aku pesankan dulu makanannya, kamu tunggu dulu disini" Realina menganggukkan kepalanya.
"Setelah mencelakai orang kamu ternyata bisa setenang ini ya?" ucap seseorang di belakang Realina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
sama kaya fareel nunggu rea pisah sm keanu
2024-10-12
0