Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu hingga 16 jam, akhirnya Lili sampai di negara K.
Lili mendorong troli tempat ia menaruh koper serta barang-barang bawaannya. Gadis itu menoleh kesana-kemari untuk mencari arah keluar dari bandara.
Ternyata kakaknya benar. Setelah tujuh tahun pergi, sudah banyak hal yang berubah dari negara ini, terutama kota tempatnya tinggal.
Liliana Neeson
Mana sih orang yang dikirim Papa buat jemput aku?
*memindai sekitar.
Liliana Neeson
Ya udah lah aku pulang sendirian aja kalau gitu.
Sebelum kembali berjalan, Lili memasang sebuah earphone di telinganya, lalu menyalakan musik dari dalam ponsel miliknya.
SRET!
Liliana Neeson
Akhh!
Lili memekik begitu merasa pedih pada lehernya, ia mengusap lehernya lalu menyadari bahwa ada sesuatu yang hilang dari sana.
Gadis itu segera menatap ke arah seorang pria yang berlari menjauh darinya, seraya menerobos kerumunan orang-orang yang berlalu-lalang di area bandara.
Liliana Neeson
PENCURI!
*berteriak.
Teriakan Lili membuat orang-orang dengan cepat menoleh ke arahnya, termasuk pria yang baru saja mencuri kalung miliknya tadi.
Gadis itu lekas berlari mengejar sang pelaku. Ia pun sampai meninggalkan barang-barang miliknya di tempat tadi, hanya agar tidak menyusahkan pengejarannya.
BRUK!
Tubuh pencuri itu terguling begitu seseorang menjegal kakinya hingga terjatuh.
Lili tiba di dekat tubuh laki-laki yang tergeletak di atas lantai sembari meringis kesakitan akibat lututnya yang terbentur dengan keras tadi.
Gadis itu membungkuk, menopang tubuh dengan kedua tangannya yang bertumpu pada lutut. Ia sedikit mengatur napasnya yang tersengal-sengal akibat belarian di keramaian ini. Orang-orang mulai memerhatikan mereka.
Liliana Neeson
Duh nyusahin banget sih jadi orang!
Liliana Neeson
Mana kalung saya?!
*menyodorkan tangannya ke arah si pencuri.
Pencuri
A-ampun Nona...
Pria pencuri itu menangkupkan kedua tangannya di depan dada seraya menatap Lili dan orang-orang sekitar yang mengerumuni dirinya dengan penuh memohon.
Liliana Neeson
Mana kalung yang kamu curi dari saya tadi hah?!
Lili mulai kesal dengan pria itu Gadis itu mulai menarik kerah pakaian pria tersebut, sembari menatap tajam wajah pria berandal itu.
Kalau saja kalung itu tak berarti untuk Lili, mungkin ia membiarkan pencuri itu mengambil kalungnya.
Petugas keamanan
Ada apa ini?
Seorang petugas keamanan datang untuk memeriksa keadaan, setelah ia mendapatkan laporan dari pengunjung bandara yang lain, bahwa ada sebuah insiden pencurian yang terjadi.
Liliana Neeson
Dia mencuri kalung saya, Pak!
Petugas keamanan itu segera menarik sang pencuri untuk berdiri, lalu berniat untuk mengamankannya di pos penjagaan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Akhirnya, petugas pengamanan itu melakukan penggeledahan di tempat. Namun, kalung Lili benar-benar tidak berada di tangan ataupun pakaian pencuri tersebut.
Petugas keamanan
Kalung anda seperti apa, Nona?
Liliana Neeson
Kalung emas putih, bandul lambang infinity seperti angka 8.
Petugas keamanan lekas menatap seluruh orang yang masih tampak berkerumun di sana.
Petugas keamanan
Bapak, Ibu, semuanya... Jika ada yang menemukan kalungnya, tolong kembalikan kepada Nona ini!
Lili mendesah pelan. Baru tiba di negara K saja, ia sudah disambut dengan kesialan seperti ini.
Petugas keamanan
Nona, coba anda cari di sekitar sini dulu. Mungkin, jatuhnya tidak jauh dari sini.
Petugas keamanan
Kalau masih belum ketemu juga, bisa lapor ke bagian informasi. Nanti kalau ada pengunjung lain yang menemukannya, akan kami diinformasikan ke Nona secara langsung.
Liliana Neeson
Baik Pak, terima kasih atas bantuannya.
Petugas keamanan
Sama-sama Nona, kalau begitu saya permisi.
Tak lama setelahnya, petugas keamanan pergi dari hadapan Lili, bersama sang pencuri. Kerumunan orang-orang mulai
membubarkan diri secara berkala.
Begitu suasana menjadi lenggang, Lili mulai menundukkan kepala. Matanya memindai setiap inci lantai bandara untuk menemukan kalungnya. Perjalanannya terhenti begitu puncak kepalanya menubruk dada seseorang.
Lili terkesiap. Ia mengerjab menatap sepatu pantofel seorang pria yang kini berdiri di hadapannya. Kemudian, gadis itu mulai mengangkat wajahnya untuk menatap laki-laki yang baru saja ia tubruk tanpa sengaja tersebut.
Comments