Darrel memasuki rumahnya sendiri setelah akhirnya dia di izinkan pulang oleh Dokter Kevin, dan rumahnya terlihat begitu sepi, hanya ada Bi Yeyen ARTnya yang sedang membersihkan rumahnya itu
"Bi? Kemana Ayah dan Kak Daniel?" Tanya Darrel
"Oh Bapak, Ibu, non Cilla dan Mas Daniel sedang liburan ke Bali sejak 2 hari yang lalu mas" ucap bi Yeyen
"Oh gitu ya Bi" ucap Darrel berjalan ke kamarnya sembari menunduk sedih
"Bahkan disaat aku sakit saja mereka malah bersenang senang liburan bersama. Haaaah...! kapan aku bisa ikut liburan bersama mereka, dan bisa mendapatkan perhatian dari Ayah dan kak Daniel lagi seperti dulu" batin Darrel
Darrel memasuki kamarnya yang sedari dulu dia tempati, dia melihat sekeliling kamarnya itu dan penglihatannya tertuju pada salah satu foto yang berada di atas meja nakasnya
"Bun? Darrel kangen sama Bunda. Darrel disini kesepian Bun, percuma Darrel hidup kalau Ayah dan Kak Daniel sama sekali tidak menginginkan ku hadir di kehidupan mereka lagi. Semenjak Bunda pergi, mereka selalu menyalahkan ku dalam hal apapun. Bahkan aku sudah menepati janji ku untuk selalu menjadi peringkat pertama disekolah hanya untuk membuat Ayah bangga. Tapi Ayah sama sekali tidak melirik ku bun, justru Ayah selalu merendahkan ku dan mengataiku anak pembawa sial. Bun? Bisakah bunda menjemput ku saja? Aku hanya ingin selalu bersama Bunda. Aku disini sendiri Bun, aku benar benar kesepian bahkan aku tak punya tempat untuk bercerita" ucap Darrel menangis sembari memeluk foto sang Bunda bersama dirinya, Ayah dan juga kakanya Daniel
......
Pagi harinya, seperti biasa Darrel memasak sarapan untuk keluarganya, Darrel tau kalau semalam keluarganya sudah pulang, hanya saja Darrel tidak menghampiri mereka dan memberitahu mereka kalau dirinya sudah pulang dari rumah sakit
Darrel memasak makanannya dengan telaten, kali ini dia harus memasak makanan yang enak supaya tidak membuat keluarganya kecewa seperti kemarin kemarin lagi
Sesudah selesai, Darrel menata makanannya diatas meja makan. Daniel yang pertama datang ke meja makan untuk sarapan
"Kamu sudah pulang Darrel?" Tanya Daniel
"Iya kak, kemarin sore aku pulang" Ucap Darrel tersenyum sopan
Daniel hanya mengangguk dan mengambil nasi goreng yang berada disana
"Biar aku bantu kak" ucap Darrel lalu dengan sigap membantu sang kakak mengambil nasi goreng ke dalam piringnya
"Terima kasih" ucap Daniel membuat Darrel terkejut, karena ini kali pertama Daniel berterima kasih pada Darrel
"Iya kak, oh iya kalau boleh tau kapan aku bisa masuk sekolah ya kak?" Tanya Darrel
"Mana gua tau, gua bukan babu elu yang harus serba tau urusan lu Darrel" bentak Daniel, Darrel yang mendengar itu hanya menunduk lalu duduk di kursi meja makan untuk sarapan
Ayah, mamah Renata dan Cilla baru saja datang menghampiri mereka
"Kamu sudah pulang? Baguslah kalau begitu. Buang buang uang ku saja membiayai biaya rumah sakit kamu" ucap Ayah sinis
"Maafin Darrel yah, nanti uangnya Darrel ganti" ucap Darrel tersenyum menatap sang Ayah
"Ganti? Ganti pakai apa? Jangan bicara yang tidak mungkin Darrel, kamu tau? kamu selalu menyusahkan saya saja" Ucap Ayah tak suka pada Darrel
"Aku gak terlalu nyusahin Ayah kok, dari dulu Ayah tidak pernah memberiku uang jajan, aku sekolah juga karna dapat beasiswa dengan hasil kerja kerasku sendiri, aku memang makan dan tinggal di rumah ini, tapi sebagai pembantu bukan sebagai keluarga kalian. Bisakah Ayah sedikit saja menganggap aku anak Ayah? Jika aku bisa memilih, lebih baik aku yang dari dulu mati, bukan bunda. Karna percuma aku hidup kalau harus menderita seperti ini" ucap Darrel yang mulai berani meluapkan semua kekesalannya pada keluarganya
Ayah yang mendengar itu berdiri dan menjambak rambut Darrel kuat
"Kalau kamu bosan hidup, mati saja sana anak pembawa sial" bentak ayah
"Kalau aku tidak sayang bunda ku sendiri, aku sudah bunuh diri dari dulu Yah. Tapi aku menghargai Bunda ku sendiri yang sudah rela mati dan memberikan jantungnya untuk ku hanya karna dia ingin melihatku hidup" ucap Darrel marah
Ayah yang mendengar itu hanya terdiam, lalu melepaskan jambakannya dari rambut Darrel
"Yah? Aku tidak pernah minta dilahirkan ke dunia ini dan menjadi anak pembawa sial untuk Ayah. tapi bisakah sedikit saja Ayah menganggap ku anak Ayah? Bisakah sedikit saja aku bisa mendapatkan kasih sayang dari Ayah? Meski tak sebesar kasih sayang yang Ayah berikan dulu tidak apa apa, tapi aku ingin merasakan kembali rasanya di sayangi oleh keluarga sendiri, Yah? Aku sangat merindukan itu semua" ucap Darrel membuat semua yang berada aku disana terdiam, hingga
"Lihatlah anak ini, dia ingin meminta belas kasian dari kita Daniel" ucap ayah tersenyum meledek
"Benar yah, emangnya kita akan termakan cerita so sedihnya kamu Darrel, sudahlah kita gak akan pernah mau mengasihani kamu dan menyayangi kamu lagi" ucap Daniel sama sama meledek
"Sudahlah Ayah, Daniel. Kasian Darrel sudah mengarang cerita sedih tapi kalian malah meledeknya" ucap mamah Renata tersenyum sinis
Darrel yang mendengar itu hanya diam menyaksikan keluarganya yang terlihat benar benar tak suka padanya
"Yasudah, terserah kalian saja, tapi mulai dari sekarang aku tidak akan pernah meminta apapun dari kalian lagi, dan jika suatu saat aku pergi, aku harap kalian tidak akan pernah menyesal" ucap Darrel berdiri lalu pergi dari ruang makan tersebut
"Hey Darrel justru kita ingin kamu pergi dari dunia ini, supaya kita gak melihat wajah seorang pembunuh lagi disini" teriak Daniel yang masih terdengar oleh Darrel
"Kakak tenang saja, keinginan kakak adalah doa yang mungkin akan Tuhan kabulkan, dan mungkin saja aku akan mati sesuai keinginan Kakak" teriak Darrel tersenyum sendu menahan tangis sebelum akhirnya dia pergi ke kamarnya sendiri
"kalian semua jahat, Cilla benci siapapun yang menyakiti kakak Darrel, kakak Darrel itu baik, dia tidak pernah berbicara teriak teriak seperti Ayah dan kakak Daniel" ucap Cilla merasa kesal karena kakak kesayangannya terus di marahi
Cilla memang anak yang pintar, meski usianya baru 4 tahun tapi dia pandai berbicara dan mengerti yang dibicarakan orang tua
......
Tiga hari berlalu, semenjak saat itu Darrel tidak pernah berbicara pada keluarganya kecuali Cilla adik kesayangannya
Hari ini Darrel mulai masuk sekolah kembali, setelah memasak sarapan untuk keluarganya dia berangkat ke sekolah tanpa ikut sarapan dengan keluarganya
Sesampainya di sekolah Darrel langsung masuk ke kelasnya untuk menemui Tiara teman sekelasnya itu
"Ra? Gua mau pinjam buku buku pelajaran elu untuk gua salin boleh gak?" Tanya Darrel
Tiara yang mendengar itu tersenyum mengangguk, karena baru kali ini Seorang Darrel menghampirinya meskipun hanya untuk meminjam buku pelajaran
Darrel memang sangat terkenal dikalangan para wanita disekolahnya, selain tampan dan jadi kapten basket sekolah. Darrel juga pintar dan selalu menjadi peringkat pertama disekolahnya, hingga tak sedikit wanita yang mengaguminya meski Darrel selalu bersikap dingin pada siapapun
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments