Bab 16

3 hari kemudian.

Rosa dan Galih sudah kembali ke apartemennya saat ini. Setelah menghabiskan waktu selama 3 hari lalu di anyer untuk menenangkan diri.

"Bang, aku masuk siang hari ini." ucap Rosa.

"Oke, Ros. Bawalah mobilku," ucap Galih yang memberikan kunci mobilnya.

"Abang berangkat bagaimana?" Bingung Rosa.

"Ada Dion yang akan menjemputku. Kebetulan ada jadwal kunjungan ke proyek yang berada di pulau seribu. Mungkin akan pulang larut." ucap Galih.

"Oh, pas ya. Aku juga pasti larut, Bang." menganggukkan kepalanya Galih setuju dengan Rosa.

"Ros, jangan lupa selalu hubungi aku jika kamu butuh apapun. Dan dalam keadaan apapun, aku tidak ingin kamu menghadapinya sendiri," pinta Galih.

"Iya, Bang." jawab Rosa.

"Dan ini ambillah, pw nya tanggal lahirmu. Jangan menolak karena itu adalah kewajibanku memberikan nafkah," ucap Galih yang memberikan dua kartu sekaligus.

"Bang, ini kebanyakan," keluh Rosa yang memang jarang belanja.

"Kan sudah ku bilang jangan menolak. Satu kartu tanpa limit untuk dana dadakanmu dan satu nya lagi bisa kamu gunakan buat keperluan apapun." jelas Galih.

"Tapi aku juga masih punya uang, aku takut khilaf Bang," jujur Rosa yang sudah bisa di pastikan dalam pikirannya saat ini jumah uangnya tidaklah sedikit.

"Bebas, jika kurang bisa kamu katakan lagi padaku. Uangku adalah uangmu, semua yang menjadi milikku itupun menjadi milikmu. Sudah jangan bahas itu terus, nanti aku bisa kesiangan. Bantu aku pasangan dasi," pinta Galih saat di dalam kamarnya.

Rosa yang memang bertubuh tinggi dan langsing sekitar 170 cm sedangkan Galih 185cm cukup dengan membungkuk sedikit bisa diraih oleh Rosa.

Hembusan nafas keduanya bisa saling menghirup aroma khas masing masing. Jaraknya semakin terkikis, Rosa sadar jika wajah Galih semakin mendekat.

"Harum," lirih Galih.

Blush!

Wajahnya yang langsung bersemu merah jambu itu, tersenyum tipis Rosa, begitupun dengan Galih.

Cup!

Sekilas bibirnya di kecup. Ini pertama kali Galih melakukannya, karena sebelumnya tidak berani. Karena hati Rosa yang masih sangat sakit dan takut akan menjadi marah.

"Terima kasih," lanjut Galih.

"Aku harap kamu tidak marah, Ros." ucap Galih kembali.

"Hem," di angguki Rosa yang tampak malu malu.

"Boleh setiap pagi sebelum berangkat ke kantor aku memintanya?" Izin Galih.

Rosa lama berfikir yang akhirnya di angguki juga keinginan Galih itu.

"Ini tasnya, Bang. Jangan lupa makan tepat waktu," Rosa mengingatkan.

"Iya, bantu ingatkan dan telp aku jika kamu sempat," pinta Galih.

"Istirahatlah lagi. Biar aku ke bawah saja, Dion pasti sudah akan sampai," lanjut Galih.

"Iya Bang" jawab Rosa.

Akhirnya Galih sudah meninggalkan apartemen mewahnya, tinggalkan Rosa sendiri dan merapihkan sisa sarapan mereka dan juga bersih bersih sedikit disana.

"Buat apa coba ini banyak banget. Aku yakin tidak sedikit di dalamnya," ucap Rosa sendiri. Lalu memasukkan ke dalam dompetnya yang berada di dalam tas.

Bukan istirahat Rosa yang di bilang Galih, setelah selesai bebenah dia malah termenung saat menonton tv. Dering telp berbunyi.

"Dr. Irna?" lirih Rosa.

"Hallo, Dok," sapa Rosa.

"Ros, kemari! Dirga sakit tapi ga mau di bawa kerumah sakit!!! Kita kuwalahan ga bisa bujuk, bisa Ros. Maaf merepotkanmu, tapi izin dulu pada suamimu," ucap Dt. Irna yang panik.

"Iya, dok," spontan menjawabnya.

Deg!

Deg!

Jantung berdetak kencang sekali saat mendengar berita jika Dirga yang biasanya selalu bersemangat dan juga berpikir positif namun kini semuanya berbeda.

Apakah karena aku? Batin Rosa.

Setelah menutup telpnya lalu Rosa tidak lupa meminta izinnya dulu pasa Galih.

"Bang, sudah sampai?" tanya Rosa di telp.

"Belum, masih dalam perjalanan. Ada apa Ros?" tanya Galih.

"Hem, Bang. Aku ingin izin ke tempat Mas Dirga, karena dia sakit. Apakah boleh Bang?" pelan Rosa mengatakannnya.

"Sakit? Kenapa tidak dibawa kerumah sakit?" bingung Galih.

"Aku tidak tahu, Bang. Dr. Irna tadi telp padaku. Aku tidak tahu pastinya hanya suaranya saja terdengar sangat khawatir." jelas Rosa di telp.

"Tunggu aku, Ros. Setengah jam datang menjemputmu!" Galih mematikan sepihak telpnya yang tidak di mengerti Rosa.

Kenapa Bang Galih balik lagi? Bingung aku. Batin Rosa.

Rosa yang memakai seragam perawat buat sekalian nanti bekerja, pikirnya. Benar saja tidak lama dering telp kembali berbunyi dan itu nama suaminya di sana.

"Iya, Bang," sapa Rosa.

"Aku sudah di lobi, ku tunggu disini," ucap Galih.

"Oke, Bang. Aku kebawah sekarang," ucapnya.

Akhirnya Rosa turun kebawah dan benar suaminya sudah berada di depan pintu mobil.

"Masuklah," pinta Galih.

"Loh, Dion kemana, Bang?" Tanya Rosa.

"Ya dia menggantikanku untuk meninjau dengan mobil kantor yang akan menjemputnya. Tunjukkan arah dimana Dirga tinggal," pinta Galih yang sudah menstarter mobilnya.

"Apartemen Start," ucap Rosa.

"Oke, aku tahu," ucap Galih yang langsung menuju kesana.

Sesampainya di parkiran mobilnya sudah berhenti disana.

"Tunggu, Bang. Aku lupa mananyakan di lantai dan nomor berapa tempatnya itu?" ucap Rosa.

"Hah! Kami tidak tahu, Ros?" Terkejut Galih.

"Tidak, Bang. Kan aku sudah bilang aku ga pernah ketempatnya kecuali rumahnya saja, karena aku tidak mau mencelakai diriku sendiri," jelas Rosa.

Akhirnya telp Dr. Irna kembali, menanyakan dilantai dan nomor berapa apartemen Dirga, setelah menutup telp dan mengetahui itu barulah keduanya keluar dari dalam mobilnya.

"Ayo, Ros," ajak Galih yang menggandeng tangan Rosa.

"Lantai 11 no 11," ucap Rosa.

"Oke," jawab Galih.

Masuk ke dalam lift menuju lantai 11 baru setelah itu mencari nomor kamar 11. Tepat di hadapan mereka nomor 11.

Ting tong!

Suara bel berbunyi, tidak lama Dr. Irna yang membukanya.

"Ayo masuk!" ajak Dr. Irna.

"Lihatlah!" ucap Dt. Irna.

Dirga yang tergeletak lemas di atas tempat tidur dan disampingnya ada Dr. Panji.

"Ga, Rosa datang!" bisik Dr. Panji.

Rosa yang masih terpaku di belakang Galih yang tidak menyangka selama tiga hari tidak melihatnya lelaki didepannya sudah sangat rapuh dan sangat berantakan. Tidak kuat melihat di depannya Rosa mengeratkan genggaman tangannya itu.

Galih sadar jika Rosa terpukul dan sakit yang saat ini. Menarik dalam pelukannya agar bisa tegar dan bersama dirinya yang selalu siap menjadi tempat keluh kesahnya.

"Ros, mendekatlah. Dirga sudah tidak mampu saat ini. Dia ingin bicara denganmu," pinta Dr. Panji.

"Bang," lirih Rosa yang mendongak ke wajah suaminya.

Diangguki oleh Galih dan menuntunnya menuju samping tempat tidur Dirga. Rosa yang masih dalam pelukannya hingga benar benar dekat dengan sang mantan.

"Ros," lirih Dirga yang membuka matanya.

...****************...

Terima kasih semuanya yang selalu menanti up dari mommy.

Like dan komentarnya di tunggu ya.

Terpopuler

Comments

retiijmg retiijmg

retiijmg retiijmg

jadi sedih lihat dirga. masa sih dirga mau gak ada..
😭😭

2024-08-01

1

dapurAFIK

dapurAFIK

Dirga: "Ros aku tak bisa hidup tanpamu😥😥"
(mengarang bebas🤭)

2024-08-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101 tamat
102 promo karya baru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya baru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101 tamat
102
promo karya baru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya baru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!