Bab 17

"Ros," lirih Dirga memanggilnya.

"Mendekatlah dan bujuklah," bisik Galih yang mengurai pelukannya.

Aku tidak menyangka Dirga! Kamu sangatlah rapuh tanpa wanita ini! Apakah aku pantas senang di saat kamu terluka karenaku! Aku mohon jangan siksa dirimu lebih dari ini. Aku tahu kamu jauh lebih sakit dari kami.

Banyak botol minuman yang telah di rapihkan. Mataku tidak buta, tapi sakitnya kamu telah menyadarkanku jika Rosa sangat berharga!

Biarkan aku yang akan menjaga dan membuatnya bahagia, dengan menebus dengan caraku. Dirga! Aku berharap kamu bisa melepaskan Rosa perlahan. Batin Galih.

"Mas, ini aku Rosa," isak tangis Rosa mengalir dengan kata kata yang di ucapkannya.

"Maafkan aku, Mas." lirih Rosa yang menyentuh tangan Dirga.

Air mata Dirga pun keluar dari matanya saat ini mendengar penuturannya. Telinganya tida tuli, hanya jasadnya saja yang lemah akibat banyaknya alkohol yang di konsumsinya selama tiga hari ini.

Ya, selama tiga hari ini Dirga mengunci pintu apartemennya dengan menghabiskan minuman yang sangat banyak tidak terhitung jumlahnya. Tidak menghiraukan ketukan Panji ataupun keluarganya, tidak ingin di ganggu. Sakit hatinya tidak mudah di obati saat ini.

Sekarang wanita pujaan hatinya, pemilik hatinya, pemilik cintanya, sudah di depannya. Tersenyum di balik wajahnya yang ganteng namun tertutup saat ini dengan tubuhnya yang lemah.

"Ros," kata itu kembali di ucapkan.

"Mas, kita kerumah sakit. Aku akan menemanimu ya," bujuk Rosa dengan penuh air matanya.

Menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak bisa hidup tanpamu, Ros," lirih Dirga.

Tes!

Air mata Rosa semakin deras saat mendengar kata katanya itu.

Aku harus apa sekarang? Bahkan tidak ada kuasa apapun lagi! Ya Tuhan, bantu aku menyelesaikan ini. Batin Rosa.

"Jangan katakan apapun dulu, Mas. Aku mohon," pinta Rosa.

Sementara Galih dan Panji berada di luar menunggu di luar kamar itu.

"Ambulance sudah datang, Dr. Panji?" Tanya Galih.

"Sebentar lagi akan sampai," jawab Dr. Panji.

"Dr. Dirga sudah berapa lama mengkonsumi alkohol?" Tanya Galih.

"Tiga hari ini, biasanya dia tidak pernah. Jika memang terpaksa dalam jamuan itu hanya satu gelas dan tidak habis." jelas Dr. Panji.

"Huf, semua salahku. Andai bisa mengulang waktu, aku bisa mengendalikan diriku dan memilih menerima pembatalan pernikahan." sesal Galih.

"Sudah suratan takdir, jika memang harus begitu jalannya. Andaikan gagal pun Tuan, pasti jika kalian berjodoh akan ada jalannya di depan yang membuat bersatu kembali,"jelas Dr. Panji.

Ambulance datang dan masuk ke dalam kamar, walau suara Dirga yang menolak, namun karena tubuhnya sangat lemah jadi hanya bisa pasrah.

"Aku akan menemanimu, Mas," tangan Rosa yang tidak lepas menggenggam Dirga.

Ketika masuk ke dalam ambulans juga Rosa ada di dalam, bersama team Dokter Panji. Sementara Galih dan Dr. Irna satu mobil lainnya menuju rumah sakit.

Keluarga Dirga masih belum mengetahui hal ini, jika anaknya terpaksa di larikan kerumah sakit, saat kemarin kondisinya tidak separah sekarang. Jadi pihak keluarga masih tenang dengan merawatnya saja di apartemen oleh Dr. Panji.

Di dalam ambulans, Rosa tidak berhenti mengeluarkan air matanya yang sangay deras. Sangat menyesal dan akhirnya membuat pujaan hatinya terkapar tidak berdaya. Sekrang dokter jantung, nyatanya tidak bisa mengendalikan jantungnya sendiri akibat patah hatinya yang sangat dalam.

"Mas, aku mohon bertahanlah! Jangan buat aku semakin bersalah, Mas. Aku ingin kamu bahagia," ucap Rosa yang terus menangis dan memegang tanga Dirga.

"Sabar, Ros. Ini tidak mudah baginya. Bersabarlah, semoga saja lambat laun bisa di terimanya," ucap Dr. Panji.

Dirga yang sudah tidak berdaya, hanya bisa mendengar tidak mampu berucap.

Rosa tahu, jika Dirga sudah banyak mengkonsumsi alkohol dengan kadar yang sangat banyak, terlebih tiga hari tiada henti. Dia yakin ingin merasakan hatinya tidak sakit lagi atau melupakan yang terjadi padanya.

Mas, bukan kamu saja. Aku pun sama terlukanya, tapi aku tidak sendiri. Namun naasnya kamu yang ku tinggal sendiri, tiada teman yang menemani untuk menyembuhkan luka hati kita ini. Aku sungguh masih sangat mencintaimu, Mas. Namun apalah daya kini aku sudah menjadi istri orang. Aku tidak ingin membuat luka lain yang baru lagi. Terpaksa aku korbankan rasa ini yang sangat dalam padamu.

Mas, bertahanlah! Aku tidak sanggup menghadapi amukan keluargamu atau semua orang yang menyayangimu. Mas, aku sungguh egois yang menginginkanmu baik baik saja. Batin Rosa.

"Ros, sabar, jangan terus menangis. Karena ada kamu dia bisa kami bawa," ucap Dr. Panji.

"Asal kamu tahu, aku tidak akan meminta istriku untuk telp kamu. Andai saja Dirga bisa kami bujuk, ternyata pawangnya masih kamu di hatinya," lanjut Dr. Dirga.

Sementara di mobil Dr. Irna dan Galih, di belakang ambulans yang terus mengekor menuju rumah sakit.

"Tuan Galih, aku mohon pengertiannya jika Rosa harus menunggu dan merawat Dr. Dirga," ucap Dr. Irna mewakili Dirga.

"Ya, aku paham. Itu juga termasuk aku yang akan membantu merawat bersama Rosa. Jadi tidak ada beban berat untuk Rosa." ucap Galih.

"Tuan tidak marah?" terkejut jika Galih sangat legowo. Yang seharusnya dalam pikirannya itu tidak mengizinkannya . Namun salah besar ternyata Galih berbesar hatinya.

"Ya, aku sangat mengerti. Aku paham posisiku ini, telah datang dan masuk secara paksa dalam hubungan mereka. Aku pun tidak buta jika mata keduanya sangat saling mencintai. Tapi jujur aku tidak bisa melepaskan Rosa, dan itu bukan jalan terbaik dari masalah ini," terus terang Galih. Bisa saja cerai. Namun sayangnya janji telah terucap dan sebagai lelaki pantang menjilat ludahnya sendiri.

"Beruntungnya Rosa, di cintai oleh Dr. Dirga yang sangat mencintainya dan di miliki oleh Tuan Galih yang sangat pengertian." ada rasa iri yang tidak terungkap Dr. Irna dalam kata katanya.

"Aku berharap semoga saja keluarga Dr. Dirga tidak akan murka dan memberhentikan Rosa dari pekerjaan yang sangat dia sukai," ucap Galih.

"Berdoa saja, Tuan. Apa salahnya mencoba?" ucap Dr. Irna.

Telah sampai di rumah sakit dan di saat Dr. Dirga masuk ke dalam UGD sementara Rosa tidak bisa masuk, mengharuskannya menunggu di luar.

Mondar mandir, Rosa di luar ruangan itu seorang diri, karena Dr. Panji ada di dalam bersama team UGD.

Galih dan Dr. Irna masuk dan saat hendak sampai ternyata keluarga besar Dr. Dirga sudah lebih dulu sampai.

Plak!

Plak!

Bukan satu tamparan yang di dapatkan oleh Rosa, tapi dua dari wanita paruh baya yang masih sangat cantik.

"PERGI!" bentaknya.

"Jalang!!!" lagi.

Rosa yang memegang kedua pipinya yang sudah merah akibat hal tersebut di terimanya.

"Nyonya! Jangan sembarang mengatai istriku!" menahan tangan wanita paruh baya oleh Galih.

...****************...

Terima kasih semuanya yang selalu setia menanti up mommy ya.

Like dan komentarnya di tunggu.

Terpopuler

Comments

dapurAFIK

dapurAFIK

kasian yg jd Rosa😥😥
disalahkan ma keluarga Dirga padahal dia juga merasakan sakit
sabar ya Rosa...

eh beneran ada "aku tak bisa hidup tanpamu"🤭
makasih thor

2024-08-02

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101 tamat
102 promo karya baru
103 promo karya terbaru
104 Promo karya baru
105 promo karya terbaru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101 tamat
102
promo karya baru
103
promo karya terbaru
104
Promo karya baru
105
promo karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!