Bab 3: Siapa Dia?

Kerumunan mengumpul dengan suara bising yang terasa samar. Di sebuah minimarket, mobil yang dikendarai dengan linglung menabrak minimarket tersebut, membuat beberapa kerusakan yang cukup besar.

Artian dengan helaan nafas kasar, dia menatap sekitarnya. Keringat dingin terus menerus menetes dan membasahi tubuhnya. Di sampingnya, terlihat pria tua yang sistem katakan padanya untuk di selamatkan. Pria tua itu terlihat terkejut saat melihat apa yang terjadi.

«Misi Selesai»

«Sebagai Imbalan Penyelesaian: Tuan Menerima Lima Ratus Juta Rupiah Dan Menerima Mobil Mewah Yang Di Produksi Hanya Untuk Satu Orang Di Dunia Ini, Sebagai Bonus: Tuan Menerima Keterampilan Bela Diri»

Dering sistem terdengar di dalam benak Artian. Namun dia mengabaikan hal tersebut dan fokus pada apa yang terjadi di sekitarnya.

“Pak, kamu baik baik saja?“

Pria tua itu menatapnya dengan tenang, dia terlihat begitu tenang dan berwibawa untuk seorang yang hampir saja tertabrak oleh mobil.

Pria tua itu perlahan bangkit, dia menghela nafas panjang sejenak kemudian tersenyum pada Artian.

“Terimakasih nak, aku berhutang budi padamu.“

Artian menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, saat dia ingin mengajukan pertanyaan lainnya, tiba tiba saja beberapa orang yang mengenakan seragam hitam datang dan mengepung dia dan pria tua itu.

Artian terkejut saat dia melihat mereka semua dengan curiga, namun setelahnya level terkejutnya meningkat.

“Tuan Alexander, apa Anda baik baik saja?! Maaf kami telat menyadarinya.“

Para pria berseragam hitam itu mengepung pria tua tersebut kemudian bertanya dengan nada yang begitu sopan.

Mau dilihat dari manapun, pria tua itu jelas adalah orang penting yang berasal dari suatu tempat. Artian kemudian menatap percakapan pria tua itu dengan para pria berseragam hitam.

Alexander, dia sepertinya pernah mendengarnya.

“Kalian benar benar lalai kali ini! Jika aku tidak ditolong olehnya, aku bisa mati pada saat itu! Apa yang akan kalian lakukan jika aku mati?! Berguna lah sedikit!“

Pria tua itu terlihat marah marah saat dia menceramahi para pria berseragam hitam dan sesekali menunjuk ke arah Artian dengan penuh kelegaan.

Setelah beberapa waktu yang habis karena ceramah panjang dari pria tua yang disebut sebagai Alexandre, sekarang pria tua itu menatap Artian.

“Nak, siapa namamu?“

Artian terdiam sejenak kemudian dia tersenyum.

“Saya Artian Morph.“

Pria tua itu mendengarkan Artian kemudian mengangguk beberapa kali saat wajahnya ingin mengingat nama tersebut.

Dia kemudian tersenyum dengan lebar dan membungkukkan badannya dihadapan Artian.

“Aku sangat berterima atas bantuanmu nak.“

Para pengawal terlihat gelisah ketika dia mengangkat tangannya dan mencoba untuk membangunkan tubuh pria tua itu yang tertunduk.

“Tuan Alexander?! To-tolong..! Ingat reput-”

Alexander menatap tajam pria berseragam hitam itu kemudian mendengus kesal saat dia menepis tangan pria berseragam itu.

“Reputasi?! Apa pentingnya hal itu di depan seorang yang telah menyelamatkan nyawaku?! Aku benar benar tidak berpikir bahwa telah memperkerjakan seorang dengan pikiran dangkal sepertimu.“

Pria berseragam hitam itu tersentak kemudian mundur beberapa langkah dan terdiam dengan kepala tertunduk.

“Maaf.“

Pria tua itu, Alexander dia hanya mendengus kesal kemudian kembali fokus pada Artian yang telah menyelematkannya.

“Namaku Alexander Graham, aku berjanji atas namaku untuk membantumu ketika kamu butuh bantuan. Nak, ini nomor teleponku.“

Seakan-akan dia sudah menyiapkan banyak kertas dengan nomor teleponnya, Alexander menyerahkan satu helai kertas tersebut kepada Artian.

“Uh.. sebenarnya ini tidak perlu.“

Tujuan Artian menyelamatkan pria tua itu sendiri adalah atas permintaan sistem, dia telah menerima hasil dari tindakannya, jadi menerima janji dari pria tua itu lagi entah kenapa membuat Artian agak merasa menyesal karena tidak tulus dalam membantu pria tua itu.

Karena itulah akan lebih baik jika dia menolaknya. Namun pria tua itu masih saja terus memaksa.

“Tidak nak, kamu akan membuatku malu jika menolaknya.“

Pria tua itu benar benar sangat memaksa.

Artian menghela nafas panjang dan dengan enggan dia mengulurkan tangannya untuk menerima kertas itu.

“Maka aku akan menerimanya.“

Pria tua itu akhirnya tersenyum begitu lebar dan puas saat dia berpamitan kepada Artian karena punggungnya sedikit sakit setelah kejadian tersebut.

Di tinggal sendirian di tempat itu, Artian menghela nafas kasar. Dia menatap kertas di tangannya kemudian berpikir.

“Alexander Graham.. dimana aku pernah mendengarnya?“

Entah bagaimana nama tersebut terasa agak familiar bagi Artian. Sepertinya dia mengenal pria tua tersebut tapi dimana?

Artian mendengus pelan, dia sama sekali tidak dapat mengingat siapa pria tua itu sebelumnya.

Karena sudah tidak memiliki tujuan lain lagi, Artian berjalan dan mencoba untuk kembali ke apartemennya melalui jalan yang berbeda.

Akan buruk jika preman sebelumnya akan menghadangnya karena marah setelah diabaikan olehnya.

Namun, kenyataan selalu berjalan dengan cara yang sangat menarik. Dengan keringat dingin yang menjalar di tubuhnya, Artian tersenyum canggung saat dia melambaikan tangannya.

“Uhm.. hai..?“

Di depannya, preman preman yang sebelumnya dia abaikan berdiri dan terlihat sudah menunggunya. Saat ini Artian sudah berada dekat dengan sebuah taman yang sepi dan jarang dilewati oleh orang orang.

Wajah para preman tersebut terlihat begitu mengerikan saat urat urat kemarahannya terlihat menonjol di ujung jidatnya.

“Artian ya..? Kamu jadi begitu sombong sekarang, benar bukan?“

Tidak hanya sekali Artian harus mengalami nasib sial karena preman preman di depannya. Faktanya, Artian dulu sudah sangat sering di hajar oleh mereka.

Artian menghela nafas panjang, sekarang dia berada di posisi yang sulit sekali lagi.

“Kamu sekarang bahkan sudah bisa berbicara dan menghela nafas, aku penasaran apa yang membuatmu berubah?“

Seperti yang preman itu katakan, Artian yang sekarang memang berbeda dengan Artian yang kemarin.

Tentunya alasannya karena Artian saat itu sudah kehilangan minat untuk hidup dan telah merencanakan bunuh dirinya dengan matang.

Namun dunia tidak mengabaikannya dan mempertemukannya dengan sebuah sistem yang sangat menarik.

Artian kembali mendapatkan keinginan untuk hidup, bahkan jauh lebih baik daripada yang sebelumnya.

'Ah ya, kalau tidak salah aku mendapatkan keterampilan bela diri bukan? Bisakah aku mencobanya sekarang?'

Mengingat hal itu Artian termenung kemudian tersenyum kecil, dari apa yang sistem perlihatkan padanya, tidak ada satupun kebohongan dan semuanya nyata.

Maka keterampilan tersebut jelas adalah sesuatu yang pasti. Seringai muncul di wajah Artian ketika dia menatap para preman itu.

“Maju kalian brengsek.“

Kenapa dia harus membiarkan dirinya tertindas sekali lagi?

Artian menganggap bahwa dirinya telah terlahir kembali, dia dan yang dulu adalah berbeda.

Jika Artian sebelumnya selalu lari dari masalah, maka Artian yang sekarang akan menerima masalah tersebut, bahkan dia sendiri yang akan mengejar masalahnya jika memang diperlukan.

'Aku ingin hidup malas malasan.'

Senyuman diwajahnya Artian tidak hilang.

'Namun untuk hidup malas malasan, aku harus rajin terlebih dulu untuk menyelesaikan segala masalah agar aku bisa bermalas-malasan.'

***

Terpopuler

Comments

Hapid228 Hapid

Hapid228 Hapid

lebih banyak buat cerita sistem di usia 23/25 kaya gini tor seru

2024-08-31

0

argha putera

argha putera

terlalu bertele2. narasinya ribet

2024-08-28

1

Razen Hutorus

Razen Hutorus

kelarin dulu urusannya baru lanjut malas malasannya/Smirk/

2024-08-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Ini Nyata!
2 Bab 2: Waktu Tipis
3 Bab 3: Siapa Dia?
4 Bab 4: Pengunduran Diri
5 Bab 5: Ptv Mewah
6 Bab 6: Kenangan Lama
7 Bab 7: Kepingan Masa Lalu
8 Bab 8: Kedatangan Yang Dikenali
9 Bab 9: Kelegaan
10 Bab 10: Paviliun
11 Bab 11: Tersayang
12 Bab 12: Menyedihkan
13 Bab 13: Celeste Estates
14 Bab 14: Kehidupan Lambat
15 Bab 15: Gym
16 Bab 16: Permintaan
17 Bab 17: Grand Mansion
18 Bab 18: Undangan
19 Bab 19: Kencan
20 Bab 20: Kenangan
21 Bab 21: Pembunuh
22 Bab 22: Mavis
23 Bab 23: Kekayaan
24 Bab 24: Rencana Si Pembunuh
25 Bab 25: Pertemuan
26 Bab 26: Keramaian
27 Bab 27: Fresian
28 Bab 28: Perencanaan
29 Bab 29: Menjebak
30 Bab 30: Hazel
31 Bab 31: Andreano Goldstein
32 Bab 32: Kekayaan Mutlak
33 Bab 33: Akhir Pelelangan
34 Bab 34: Hammel
35 Bab 35: Asosiasi
36 Bab 36: Kebenaran
37 Bab 37: Mesin Pembunuh
38 Bab 38: Allen
39 Bab 39: Kediaman Allen
40 Bab 40: Rapat Saudara
41 Bab 41: Panggung Vanessa
42 Bab 42: Mahakarya
43 Bab 43: Kelengahan Yang Fatal
44 Bab 44: Prinsip Rahasia
45 Bab 45: Menerobos
46 Bab 46: Malam Yang Dingin
47 Sistem Pemburu Wanita
48 Bab 47: Akhir Si Tidak Normal
49 Bab 48: Orang Lama
50 Bab 49: Kekacauan Dimana-mana
51 Bab 50: Liburan
52 Bab 51: Emosi Rumit
53 Bab 52: Berkah Sekaligus Kutukan
54 Bab 53: Makin Rusak.
55 Bab 54: Masalah Artian
56 Bab 55: Boneka Artian
57 Bab 56: Kedatangan
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 : Ini Nyata!
2
Bab 2: Waktu Tipis
3
Bab 3: Siapa Dia?
4
Bab 4: Pengunduran Diri
5
Bab 5: Ptv Mewah
6
Bab 6: Kenangan Lama
7
Bab 7: Kepingan Masa Lalu
8
Bab 8: Kedatangan Yang Dikenali
9
Bab 9: Kelegaan
10
Bab 10: Paviliun
11
Bab 11: Tersayang
12
Bab 12: Menyedihkan
13
Bab 13: Celeste Estates
14
Bab 14: Kehidupan Lambat
15
Bab 15: Gym
16
Bab 16: Permintaan
17
Bab 17: Grand Mansion
18
Bab 18: Undangan
19
Bab 19: Kencan
20
Bab 20: Kenangan
21
Bab 21: Pembunuh
22
Bab 22: Mavis
23
Bab 23: Kekayaan
24
Bab 24: Rencana Si Pembunuh
25
Bab 25: Pertemuan
26
Bab 26: Keramaian
27
Bab 27: Fresian
28
Bab 28: Perencanaan
29
Bab 29: Menjebak
30
Bab 30: Hazel
31
Bab 31: Andreano Goldstein
32
Bab 32: Kekayaan Mutlak
33
Bab 33: Akhir Pelelangan
34
Bab 34: Hammel
35
Bab 35: Asosiasi
36
Bab 36: Kebenaran
37
Bab 37: Mesin Pembunuh
38
Bab 38: Allen
39
Bab 39: Kediaman Allen
40
Bab 40: Rapat Saudara
41
Bab 41: Panggung Vanessa
42
Bab 42: Mahakarya
43
Bab 43: Kelengahan Yang Fatal
44
Bab 44: Prinsip Rahasia
45
Bab 45: Menerobos
46
Bab 46: Malam Yang Dingin
47
Sistem Pemburu Wanita
48
Bab 47: Akhir Si Tidak Normal
49
Bab 48: Orang Lama
50
Bab 49: Kekacauan Dimana-mana
51
Bab 50: Liburan
52
Bab 51: Emosi Rumit
53
Bab 52: Berkah Sekaligus Kutukan
54
Bab 53: Makin Rusak.
55
Bab 54: Masalah Artian
56
Bab 55: Boneka Artian
57
Bab 56: Kedatangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!