Romantic Story About Jennaira
Welcome to novel penuh kehaluan wkwk. Disclaimer dulu nih say, novel ini sebenernya sequel dari novelku yang publish di sebelah (Wp). Tapi gak masalah kalian mau baca yang disana dulu, atau mau langsung ke sini juga it's not a big deal. Tadinya mau lanjutin ke anak-anaknya Smirnov tapi takut kalian bosan. Jadi aku kasih cerita baru dulu yaa.
Happy reading!!
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Jennaira Harper, adalah seorang anak tunggal yang periang. Ia sangat cantik dengan rambut panjangnya yang berwarna cokelat terang. Tubuhnya yang tinggi dan badannya terbentuk pas sesuai dengan lekukannya, membuat ia terlihat dewasa meski umurnya baru tujuh belas tahun. Jika orang asing melihat dirinya, mereka tak akan menyangka jika Jennaira masih duduk di senior high school.
Ayah dan ibunya bercerai dan sang ayah sudah meninggal saat ia masih berusia tujuh tahun. Lalu ibunya menikah lagi dengan seorang pria dan hidup sederhana.
Jennaira memiliki tetangga yang sangat dekat dengan keluarganya. Mereka hidup berdampingan dan saling membantu layaknya saudara. Namanya Diana, ia sangat menyayangi Jenna dan sejak dulu Diana menganggap Jenna seperti anaknya sendiri.
Tapi tiga tahun lalu, kejadian tragis menimpa keluarga Jenna. Ibunya mendapat perlakukan tindak kekerasan oleh ayah tirinya hingga masuk rumah sakit dan mengalami beberapa luka berat di tubuhnya. Itu semua karena ibunya memergoki ayah tirinya berselingkuh dengan seorang wanita yang lebih muda darinya. Semenjak itu ayah tirinya selalu membentak ibunya meski ibunya tak melakukan kesalahan apapun. Bahkan puncaknya pada saat itu, ayah tirinya itu menyiksa ibunya dengan sangat keji dan brutal.
...*Flashback*...
Jenna yang baru saja tiba dari sekolahnya terkejut melihat wajah Leona-- sang ibu yang dipenuhi dengan darah dan luka lebam. Tubuhnya tergeletak di atas lantai yang dingin. Jenna pun segera berlari menghampiri ibunya.
"APA YANG UNCLE LAKUKAN?!" Teriak Jenna sembari berusaha membangunkan Leona dengan cara menggoyangkan tubuh Leona.
Jenna terus berteriak memanggil ibunya dengan tangis yang sudah pecah.
Ayah tirinya yang sudah dipenuhi dengan amarah pun tak peduli dengan apapun. Ia malah nekat menaruh sebuah pisau di leher Jenna dan mengancam akan membunuhnya dengan pisau tersebut.
"Jika kau berani macam-macam, maka aku tak akan segan-segan membunuhmu!" Ucap Ronald, ayah tiri Jenna.
Jenna nampak menangis. Benda itu terasa sangat dingin di leher bagian depan. Jenna benar-benar ketakutan, hingga akhirnya ia memaksa untuk berlari ke luar rumah dan berteriak untuk meminta tolong. Hal itu membuat lehernya tergores pisau dengan cukup dalam.
"HELP ME!!!!" Teriak Jenna dari arah luar rumah dengan sangat kencang.
Semua orang berhamburan menuju pusat teriakan. Jenna berdiri dan masih terus berteriak meminta tolong sembari memegang lukanya yang sudah keluar darah dengan sangat banyak karena lukanya cukup besar dan dalam.
"Jenna apa yang terjadi padamu?" Tanya salah satu pria yang berada di sana.
"Tolong aku, tolooong. Uncle Ronald akan membunuhku dan mommy." Ucap Jenna terisak.
Ronald yang masih berada di dalam pun tampak mengumpat dengan kasar. Ia tak bisa lari kemana-kemana karena warga sudah berkerumun di sekitaran rumahnya.
"Ayo kita bawa dia ke kantor polisi." Ucap seorang wanita mengajak semua warga untuk menangkap Ronald.
Warga yang lainnya pun berinisiatif untuk menelpon polisi dan saat ini polisi sedang dalam perjalanan. Jenna yang sudah keluar banyak darah pun akhirnya pingsan tak sadarkan diri. Beruntung ada Diana yang sedang memeluknya sehingga tubuh Jenna tidak ambruk ke tanah karena Diana menahannya. Semenjak kejadian itu ibunya menjadi depresi hingga akhirnya bunuh diri. Sedangkan Ronald mendekam di penjara.
Jenna merasa tidak percaya karena selama ini hubungan ibu dengan ayah tirinya selalu romantis dan harmonis. Jenna bahkan pernah bermimpi ingin menikahi seorang pria yang sikapnya seperti ayah tirinya itu. Tapi setelah semuanya terbongkar ia sangat membenci Ronald karena akhirnya ia tahu perilaku Ronald yang suka berganti-ganti wanita di belakang Leona.
...*End of Flashback*...
"No.. No. Jangan lakukan itu! NO!!!"
Jenna terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk. Nafasnya terengah-engah dan peluh membasahi tubuhnya.
"Hah.. Hah... Mimpi itu lagi." Gumamnya sambil terduduk di atas ranjang. "Aku tidak akan bisa tidur nyenyak jika terus menerus seperti ini." Ucapnya sembari menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya.
Jenna akhirnya turun ke bawah. Ia ingin mendinginkan dulu tubuhnya dan isi kepalanya. Sudah tiga tahun lamanya ia terus bermimpi buruk disetiap tidurnya. Ia selalu memimpikan kejadian tragis tiga tahun lalu yang menimpa keluarganya. Tidurnya tidak pernah tenang dan selalu terbangun di setiap tidurnya kapanpun itu.
Jenna menuangkan air dingin ke dalam gelas dari dispenser yang di simpan di dekat meja bar. Ia meneguknya sampai habis.
"Sayang, kau sudah bangun?" Ucap seorang wanita paruh baya dengan wajah yang sangat cantik dan bermanik abu.
"Aunty. Ini masih malam, kenapa aunty bangun?" Tanya Jenna yang melihat Diana berjalan mendekat ke arahnya.
"Kau lupa aunty terbiasa bangun jam empat pagi?" Tanya Diana.
Jenna pun melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul empat.
"Oh ya ternyata sudah jam empat hehe." Jawab Jenna.
"Kau bermimpi lagi sayang?"
Jenna mengangguk lalu tersenyum getir.
"Kau perlu ke psikolog? Aku akan mengantarmu jika kau mau."
"Tak perlu aunty. Aku baik-baik saja." Jawab Jenna.
"Baiklah. Oh ya aunty belum memberitahumu bahwa kita akan pindah ke London." Ucap Diana.
"Pindah? Kenapa mendadak seperti ini aunty?" Tanya Jenna keheranan.
"Ya. maafkan Aunty jika ini terlalu mengejutkan untukmu. Ini permintaan keponakan Aunty yang sudah Aunty anggap seperti anak sendiri. Jadi aunty tidak bisa menolaknya. Kau mau kan?"
Sebenarnya ini cukup janggal untuk Jenna. Karena ini benar-benar sangat mendadak. Tapi Jenna tidak berani untuk menanyakan lebih jauh tentang hal ini. Sudah mau menampung dan membiayai dirinya pun itu sudah sangat membantu dan Jenna bersyukur akan hal itu. Akhirnya Jenna pun mengangguk setuju dengan kepindahannya ke London.
"Tapi beri aku waktu untuk berpisah dengan sahabat ku dulu aunty. Boleh?" Tanya Jenna dengan nada manjanya.
"Tentu saja sayang." Jawab Diana sembari mengusap rambut Jenna yang panjang lalu mencium puncak kepalanya.
"Aunty akan beri waktu satu minggu agar kau bisa menyiapkan semuanya. Untuk urusan sekolah kau jangan khawatir. Nanti Aunty akan meminta bantuan keponakan Aunty untuk mengurusnya." Ucap Diana.
"Terimakasih banyak Aunty. Aku janji aku akan menjadi anak yang baik untuk Aunty." Sahut Jenna sembari menghambur ke dalam pelukan Diana.
"Ya kau memang harus menjadi anak yang baik sayang." Kata Diana.
Jenna benar-benar merasa nyaman berada di dalam pelukan Diana. Ia merasakan kembali hangatnya pelukan seorang ibu dari Diana. Jenna sangat bersyukur akan hal itu dan ia berjanji akan membalas semua kebaikan Diana padanya suatu saat nanti.
Tbc
Pemanasan dulu gak sihh. Besok update lagi yaaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sleepyhead
Hi Jenna
2024-08-18
0
Sleepyhead
Hi again Author, Hope you doing well...
2024-08-18
0