Esther menarik kursi di sampingnya yang tepat berhadapan dengan Davin. Jenna pun duduk lalu mengambil beberapa lauk untuk dimakannya.
"Makanlah yang banyak sayang." Ucap Diana yang melihat Jenna hanya mengambil sedikit makanannya.
"Ya Aunty." Jawab Jenna.
"Jenna kenalkan itu adik iparku, Davin dan kekasihnya Sienna." Ucap Esther disela-sela makannya.
"Hai salam kenal. Aku Jennaira. Panggil saja Jenna." Jawab Jenna dengan senyumnya.
"Ya, salam kenal Jenna. Aku Sienna." Jawab Sienna dengan anggun dan elegan.
Davin hanya tersenyum sembari mengunyah makanannya.
Makan siang pun telah usai. Kini mereka semua sedang bersantai di ruang tamu dengan ditemani beberapa macam buah yang sudah dipotong-potong. Damian yang baru saja bangun kini menjadi pusat perhatian semua yang ada di dalam mansion.
"Jenna tolong pegang dulu Damian. Aku ingin menghangatkan makanan Damian dulu." Ucap Esther sambil menyerahkan Damian kepada Jenna.
"Kemarilah anak tampan." Sahut Jenna sambil menggendong Damian.
"Wah dia mau digendong olehmu Jenna. Biasanya dia selalu susah jika bertemu dengan orang baru." Ucap Esther.
"Dia tahu yang menggendongnya itu cantik, Esther." Sahut Diana dengan tawa kecilnya.
"Oooh ya?? Apakah aku cantik Damian?" Tanya Jenna kepada Damian yang dijawab dengan sebuah ciuman di pipi Jenna dan tawa khas bayi.
"Haha kau sangat menggemaskan." Ucap Jenna lalu mencium kedua pipi gembil Damian.
Davin hanya memperhatikan interaksi antara Jenna dan Damian. Ia sesekali tersenyum melihat Jenna yang bermain dengan Damian. Entah kenapa hati Davin tiba-tiba menghangat melihatnya.
"Sienna, apa kau sudah lama berhubungan dengan Davin?" Tanya Esther yang sudah kembali sambil membawa makanan untuk Damian dan juga kursi bayi.
"Kami sudah tiga bulan kak. Tapi ini kali pertama Davin mengajakku kemari." Jawab Sienna dengan senang.
"Kalian LDR?" Tanya Esther.
"Ya. Davin sesekali mengunjungiku di sini kak." Jawab Sienna.
"Davin kenapa kau sembunyikan kekasihmu dan baru memberitahukannya sekarang?" Tanya Esther lagi dengan tangan yang sibuk menyuapi Damian.
"Aku berniat menikahinya, kak. Dan membawanya ke Manchester." Jawab Davin lalu menatap Sienna dan mengusap tangan Sienna dengan penuh rasa sayang.
"Oh ya..?? Kau sudah melamarnya?" Kali ini Diana yang bertanya.
Tiba-tiba Sienna mengangkat tangannya dan menunjukkan cincin bermatakan berlian di jari manisnya sambil tersenyum bahagia.
"Oh God. Congratulation sayang.." Sahut Diana lalu memeluk Sienna.
"Semoga kalian selalu bahagia Davin." Sahut Esther dengan senyumnya.
Jenna yang tidak ingin memasuki obrolan inti dari keluarga Carrington ini hanya diam dan memandang ke arah Damian. Sesekali ia mengelap sisa makanan yang menempel di ujung bibir Damian menggunakan tissue. Pikirannya sebenarnya masih kalut memikirkan hubungannya dengan sang kekasih-- Noah. Tetapi ia berusaha untuk tetap tenang dan ia berniat nanti malam akan menghubungi Noah.
*
*
Malam harinya Jenna duduk di tepi ranjang dalam keadaan lampu kamar yang dimatikan. Jenna hanya bermodalkan cahaya dari lampu di luar untuk menerangi kamarnya. Ia sangat menyukai cahaya lampu yang temaram. Ia juga berniat akan meminta izin kepada Esther untuk mendekor ulang kamar yang ditempatinya dengan memasang beberapa lampu tumbler berwarna soft dan karpet bulu untuk menghias kamarnya.
Sejak tadi ia berusaha untuk menghubungi Noah. Jenna sudah mengirim pesan kepada Noah dan bahkan menelponnya berkali-kali tapi Noah tidak membalasnya.
"Apa dia masih marah padaku?" Gumam Jenna yang kemudian merebahkan setengah tubuhnya di ranjang dan ia membiarkan kakinya menjuntai ke bawah.
TOK
TOK
TOK
"Jenna sayang.." Panggil seseorang di balik pintu kamarnya.
"Ya Aunty sebentar." Jenna beranjak dari ranjangnya lalu berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Ada apa Aunty?" Tanya Jenna.
"Ini sabun favoritmu tertinggal di tas Aunty." Ucap Diana sambil menyerahkan sebungkus sabun refill dan juga bath bomb beraroma vanilla kesukaannya.
"Ah ya Aunty. Terimakasih banyak. Aku hampir melupakan part yang paling aku suka hehe." Jawab Jenna.
"Ya Aunty tahu hal itu. Kau tak akan mandi jika wangi sabunmu bukan vanilla sayang. Maka dari itu Aunty membawanya dari rumah karna Aunty lihat kau lupa membawanya." Jawab Diana sembari tersenyum.
"Aunty kau penyelamat hidupku." Jawab Jenna lalu mengecup pipi Diana.
"Mandilah sana. Kau pasti belum mandikan?"
"Ya Aunty. Good night.."
"Good night sayang. Jangan berendam terlalu lama sayang. Udara sangat dingin malam ini."
"Oke Aunty.."
Jenna pun tak sabar ingin segera merendamkan tubuhnya di air hangat dengan sabun aroma vanilla. Ia pun mulai menyalakan keran air hangat untuk mengisi bathtubnya hingga airnya cukup lalu memasukan bath bomb beraroma vanilla. Jenna pun melakukan kebiasaannya setiap mandi yaitu memutar lagu favoritnya dari ponselnya dan ia akan ikut bernyanyi selama proses berendam.
Jenna selalu melakukan hal itu, ia selalu mandi sambil bersenandung. Suaranya yang merdu membuat siapapun yang mendengarnya terbuai.
*
*
"Sayang, aku tak menyangka kau akan menikahiku secepat ini." Ucap Sienna dengan tatapannya yang berbinar ke arah Davin yang sedang menyetir mobilnya.
"Aku mencintaimu Sienna. Tentu saja aku akan menikahimu." Jawab Davin lalu mencium punggung tangan Sienna.
"Aku tak menyangka kau akan melabuhkan hatimu pada satu wanita." Sahut Sienna terkekeh.
"Sudah saatnya aku fokus membuat Davin junior sayang." Jawab Davin sambil tertawa pelan.
"I love you Davin.."
"I love you too. Jangan kecewakan aku honey." Jawab Davin.
Setelah perbincangan romantis itu selesai, mobil Davin pun sampai di depan gerbang kediaman Sienna.
"Besok aku akan menjemputmu jam dua belas siang, lalu kita makan siang bersama." Ucap Davin yang tetap berada di dalam mobil.
"Ya, aku menunggumu sayang." Jawab Sienna yang merunduk dan kedua tangannya bertumpu di pintu mobil.
Davin pun kembali menginjak pedal gasnya dan mobil melaju dengan cepat menuju mansion Devian.
Setelah Davin sampai di mansion, ia pun masuk ke dalam kamarnya. Ia melepas jas dan membuka kemeja formalnya lalu melemparnya ke sembarang arah. Ia juga melepas celana bahannya dan hanya menyisakan celana pendek saja yang ia gunakan.
Davin pun merebahkan tubuhnya di atas ranjang dalam keadaan bertelanjang dada. Hal itu membuat seluruh tato ditubuhnya terlihat dengan jelas. Lalu sayup-sayup ia mendengar ada suara wanita dari dalam kamar mandinya. Davin pun beranjak duduk lalu berjalan perlahan menuju kamar mandi.
...
...
'Tak mungkin ada hantu kan di mansion semegah ini?' Gumam Davin dalam hatinya.
Ia terus melangkahkan kakinya hingga ke depan pintu kamar mandi. Davin pun menempelkan telinganya tepat di pintu sehingga Davin bisa mendengar suara itu dengan sangat jelas. Lebih tepatnya suara nyanyian itu.
Don't ask me why
When you walk pass by
Baby, you know I tried to sit still but I just can't help it, oh
These goosebumps oh,
I am silently screaming
As you go approachin' me
And holdin' me tight
While we were stargazing (stargazing)
And just laughin' (just laughin') all night
Forgettin' both our pasts in this city of ours
I just wanna hold you tight
Semakin lama suara itu semakin dekat. Tapi entah kenapa suara merdu itu seperti sudah menghipnotis Davin untuk tetap berada di sana menempelkan telinganya di pintu dan mendengarkan suara itu sampai selesai.
Hingga akhirnya suara itu semakin dekat dan semakin dekat lalu tiba-tiba pintu itu terbuka dan tubuh Davin pun terhuyung ke arah Jenna dan
CUP
Jenna yang saat itu membuka pintu pun tidak sengaja mengecup pipi Davin yang sedang fokus menempelkan telinganya ke pintu hingga ia tak sadar bahwa Jenna membuka pintunya dan membuat ia terhuyung.
"AAAAHHHHHHHH!!!!!" Teriak Jenna sambil menutup matanya.
"SIAPA KAU???!! KENAPA KAU MASUK KE KAMARKU?????!!" Teriak Jenna lagi tapi dengan keadaan mata tertutup.
Davin tersenyum nakal setelah ia mendapatkan sebuah ciuman yang tidak di sengaja.
"Hei ini kamarku. Harusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau berada di dalam kamarku?" Tanya Davin yang kini sudah berdiri dengan tegak di depan tubuh Jenna yang hanya menggunakan handuk pendek dan menutupi dada hingga setengah pahanya saja.
"What??!" Sontak Jenna pun membuka matanya karena samar-samar ia mengenal suara tersebut.
"DAVIN?" Pekik Jenna.
"YA IT'S ME." Jawab Davin.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Jenna dengan panik.
"Sudah ku bilang ini adalah kamarku. Kau yang menyusup masuk ke sini. Ini adalah wilayah teritorialku." Jawab Davin dengan santai.
"Kamarmu? Ini kamarku Davin. Sejak tadi aku sudah menempati kamar ini. Bahkan saat kau memanggilku untuk makan siang pun aku sudah berada di dalam sini!"
Seketika Davin terdiam, ia benar-benar lupa bahwa sejak tadi Jenna menempati kamarnya.
"Sorry aku lupa kau menempati kamar ini. Tapi satu hal yang harus kau tahu ini adalah kamarku. Aku sudah menempati kamar ini sejak aku masih senior high school dan sekarang umurku sudah 27 tahun. Kau hitung sendiri aku sudah berapa lama menempati kamar ini. Jika tidak percaya kau bisa masuk ke dalam walk in closet. Di sana penuh dengan barang-barangku." Ucap Davin dengan panjang lebar.
Jenna pun mengerutkan keningnya lalu berjalan menuju walk in closet dan Davin mengikutinya dari belakang. Davin cukup terganggu bahkan tergoda dengan pemandangan tubuh molek yang kini berada di depannya. Ini adalah kedua kalinya Davin melihat Jenna dalam keadaan setengah telanjang seperti itu. Jenna sepertinya belum menyadari bahwa dirinya sedang ditatap dengan tatapan penuh gairah oleh Davin. Davin seperti seekor singa yang siap menerkam mangsanya.
Jenna sibuk melihat barang-barang yang ternyata memang isinya barang-barang milik Davin. Davin bersandar di meja yang berada di tengah ruangan tersebut dengan kedua tangan yang menyilang di depan dadanya.
Jenna pun memutar tubuhnya menghadap ke arah Davin. Ia baru tersadar bahwa dirinya sejak tadi ditatap dengan penuh gairah oleh Davin. Seketika mata Jenna terbelalak lalu ia mencari sebuah kain untuk menutup keseluruhan tubuhnya. Beruntung ia menemukan sebuah bathrobe besar lalu ia menutup tubuhnya menggunakan bathrobe tersebut.
"Terlambat. Aku sudah melihatnya sejak tadi." Ucap Davin dengan usil.
"Ck kaauuuu!!!! Keluar sekarang!" Teriak Jena.
"Hei kau tak bisa mengusirku dari kamarku sendiri." Sahut Davin yang berusaha menolak karena tubuhnya sudah di dorong oleh Jenna untuk keluar dari kamarnya.
"No! Kau keluar sekarang dan biarkan aku mengganti bajuku lalu setelah itu aku akan mencari kamar lain!"
BRAAKKK
Jenna menutup pintunya dengan keras setelah ia mengeluarkan Davin dari dalam kamarnya sendiri. Davin hanya tertawa pelan karena baru kali ini ada seorang gadis yang mengabaikannya.
"Hei stop Davin. Kau bukan seorang pedofil. Sejak kapan kau menggoda gadis tujuh belas tahun?" Gumamnya sambil menggelengkan kepalanya berusaha untuk menghilangkan semua bayangan mesum di otaknya.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sleepyhead
humm sounds weird, Apakah Davin akan dikecewakan?
2024-08-18
0
Sleepyhead
I see ternyata a cute boy
2024-08-18
0