MENIKAHI DUREN SAWIT
Canberra, Australia.
Sebuah jam alarm berbunyi dan terdengar dari dalam kamar seorang bocah berusia 5 tahun bernama Farrel. Ia terbangun tepat pukul 07.00 pagi untuk menyambut hari lahrinya yang ke-5 tahun. Farrel berlari keluar dari kamarnya menuju ke kamar utama dimana sang ayah tengah tertidur pulas setelah seharian bekerja sebagai pimpinan perusahaan besar di kota tersebut.
"Daddy! Daddy! Wake up!" Seru Farrel naik ke atas punggung ayahnya yang bernama Reyhan. Namun sang ayah masih tertidur pulas bahkan mendengkur kencang.
"Ggrrookkkk!!!" Suara dengkuran Reyhan membuat sang putra jengkel setengah mati padanya.
"Daddy! It's my birthday!" Pekik Farrel membuat Reyhan langsung membuka matanya dengan lebar.
Reyhan membalikkan badannya sehingga Ferrel terjatuh di sampingnya. Ia melihat wajah sang putra begitu ceria di hari ulang tahunnya itu.
"Daddy, hadiah?" Pinta Farrel.
Reyhan masih terdiam menatap sang putra yang mengulurkan kedua tangannya meminta hadiah ulang tahun seperti tahun-tahun biasanya.
"Aduh, anying! Gawat! Aku lupa kalau Farrel berulang tahun hari ini." Reyhan mengumpat dirinya sendiri dalam hatinya.
"Daddy, jangan bilang kau lupa ulang tahunku seperti tahun-tahun kemarin!" Pekik Farrel kesal
"No...no..no! Itu tidak mungkin! Hehehehe." Sahut Reyhan terpaksa mengelabui putra kesayangannya itu.
"Where is my present? I want it right now!" Ucap Farrel.
"Ok, wait a second!" Ucap Reyhan sembari melompat turun dari atas ranjang tidurnya dan berlalu dari kamar utama tersebut.
Reyhan berlari kencang menuju ke ruang dapur yang begitu banyak pelayan sedang menatap keheranan padanya. Entah apa yang membuat CEO perusahaan tersebut menapakkan kakinya disana.
"Tu...tuan! Ada apa anda ke dapur? Apa anda butuh sesuatu?" Tanya Eugene, seorang kepala pelayan di rumah itu.
"Eugene, tolong aku! Aku belum membelikan hadiah ulang tahun untuk Farrel." Sahut Reyhan panik karena tak ingin putranya ngambek padanya.
"Haaahh, jangan bilang anda melupakannya lagi." Ucap Eugene menghela nafas panjang karena hal itu pasti terulang di setiap tahunnya.
"Cepat berikan solusinya!" Teriak Reyhan kesal dan membuat semua pelayan gemetar ketakutan.
Eugene pun berpikir untuk mencari solusi dari permasalahan yang sedang di alami oleh tuannya itu. Ketika menunggu Eugene mendapatkan ide, Reyhan melihat seorang koki dapur hendak memotong seekor ikan yang akan menjadi santapan mereka siang nanti. Melihat ikan yang masih menggelepar di atas meja itu, tiba-tiba saja Reyhan mendapatkan ide yang luar biasa baginya.
"Itu saja!" Gumam Reyhan semabari melangkah cepat menghampiri ikan yang menggelepar tersebut.
Sang koki pun bingung melihat Reyhan menatap ikan-ikan yang menggelepas di atas meja dapur itu.
'Tuan, ada apa?" Tanya Koki.
"Ambilkan aku toples yang berisikan air!" Pinta Reyhan.
Koki tersebut pun melakukan apa yang Reyhan perintahkan padanya. Ia mengambil sebuah toples kaca dan mengisinya dengan air keran.
"Ini tuan." Ucap Koki itu memberikannya pada Reyhan.
"Masukkan seekor ikan ke dalamnya!" Perintah Reyhan lagi yang membuat sang koki semakin kebingungan.
"Apa?" Ucap Koki bingung.
"Aku bilang masukkan ikan ini ke dalam toples! Apa kau budek, hah?" Teriak Reyhan kesal.
Sang koki pun melakukan apa yang di perintahkan oleh majikannya itu. Lalu Reyhan mengambil toples yang sudah berisi ikan tersebut sambil menatapnya.
"Hehehe, ikan ini akan aku jadikan hadiah ulang tahun putraku!" Seru Reyhan yang membuat semua pelayan di dapur itu tercengang akibat tingkah sang majikan yang begitu konyol.
Reyhan berlalu dari dapur tersebut sambil membawa toples yang berisi ikan dan akan ia jadikan hadiah untuk sang putra. Eugene dan serta pelayan lainnya yang ada di dapur itu hanya bisa menghela nafas panjang karena melihat tingkah konyol dari sang majikan.
"Haaaah, bagaimana mungkin ikan laut di masukkan ke dalam toples yang berisi air keran?" Gumam Koki menghela nafas panjang.
"Iya! Aku yakin beberapa menit kemudian ikan yang malang itu akan mati di dalam toples itu." Sahut Eugene.
"Majikan kita memang aneh bin ajaib." Ucap Koki lagi.
***
Reyhan masuk ke dalam kamar lagi dan melihat Farrel sedang menunggunya sedari tadi. Farrel melirik sebuah toples yang ada di dalam genggaman Reyhan.
"Daddy, apa itu?" Tanya Farrel.
"Taaadddaaa....!!!! Ini adalah hadiah ulang tahunmu!!!" Seru Reyhan memperlihatkan ikan laut yang sudah hampir lemas di dalam toples berisi air keran itu.
"Wow, it's amazing!" Seru Farrel begitu senang dengan wajah polosnya itu.
"Kau suka?" Tanya Reyhan.
"Tentu saja! Aku selalu suka hadiah dari Daddy." Sahut Farrel yang membuat Reyhan dapat bernafas lega.
Farrel memperhatikan ikan tersebut yang tidak mau berenang dan terlihat lemas.
"Daddy! Aku rasa ikan ini bermasalah." Kata Farrel menaruh curiga pada sang ikan.
"Hahahaha, itu hanya perasaanmu saja!" Sahut Reyhan.
"Tapi ikan ini tidak mau berenang!" Kata Farrel lagi.
"I...ini...eemmmm... Oh iya! Ini namanya ikan pemalas, makanya dia tidak mau berenang. Hehehe." Ucap Reyhan berusaha untuk mengelabui sang putra.
"Eh, ikan pemalas? Apa ada nama ikan seperti itu?" Gumam Farrel bingung.
"Tentu saja ada! Ikan ini berkerabat baik dengan ikan hiu loh! Hahaha." Ucap Reyhan dengan tingkah konyolnya itu.
"Wah, ikan hiu?" Seru Farrel seakan takjub dengan ikan yang sebenarnya akan menjadi santapan siangnya hari itu.
"Daddy sangat hebat! Memberikan aku hadiah seekor ikan yang berkerabat baik dengan ikan hiu." Seru Farrel lagi mempercayai semua perkataan ayahnya.
"Tentu saja! Hehehehe." Sahut Reyhan berbangga diri.
Lalu terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar.
"Masuk!" Ucap Reyhan.
Seorang asisten sekaligus orang kepercayaan Reyhan masuk ke dalam. Orang tersebut bernama Defras yang tak lain adalah sepupu dari Reyhan.
"Rey, kita memiliki jadwal penerbangan pagi ini." Ucap Defras pada Reyhan.
"Memangnya kita mau kemana?" Tanya Reyhan yang sering lupa karena terlalu banyak memiliki jadwal kerja untuk mengatur bisnisnya.
"Hari ini kita akan pergi ke kota Victoria untuk menghadiri pertemuan dengan relasi-relasi bisnismu." Sahut Defras.
"Batalkan!" Perintah Reyhan.
"Hah?" Ucap Defras tercengang.
"Hari ini putraku berulang tahun, jadi aku akan menghabiskan waktuku bersamanya." Kata Reyhan.
"Wah, ternyata hari ini keponakan om sedang berulang tahun ya! Selamat ulang tahun, Farrel!" Seru Defras yang juga sangat menyayangi bocah yang baru berusia 5 tahun itu.
"Om, lihatlah! Ini hadiah dari daddy untukku! Kata Daddy ikan ini berkerabat baik dengan ikan hiu loh!" Seru Farrel sembari menunjukkan ikan yang sudah terbalik di dalam toples itu.
Defras memperhatikan ikan yang telah almarhum itu.
"Eeem, tapi ikan ini sudah....
Dengan cepat Reyhan membekap mulut asistennya itu agar tak mengatakan bahwa ikat tersebut telah mati di dalam toples.
"Eeeemm...eemmmm!!" Pekik Defras meronta.
"Jangan katakan kalau ikan itu mati atau aku akan menyembelih lehermu itu!" Bisik Reyhan pada sang asisten.
Defras mengangguk cepat dan Reyhan pun membuka bekapan tangannya pada mulut asistennya itu. Sementara Farrel dengan lugunya menatap bingung kepada kedua pria dewasa yang berdiri di hadapannya.
"Ada apa?" Tanya Farrel.
"Hahaha, tidak ada apa-apa! Ikanmu sangat bagus." Sahut Defras.
"Benarkah?" Seru Farrel antusias.
"Tentu saja! Ikan itu berkerabat baik dengan hiu ya? Wah, bagus sekali!" Ucap Defras lagi untuk menyenangkan hati Farrel sekaligus menyelamatkan dirinya dari ancaman Reyhan.
"Iya, nama ikan ini adalah ikan pemalas!" Ucap Farrel.
"Ha..ha..ha, ikan pemalas! Pantas saja dia mengapung sambil berbailik seperti itu." Sahut Defras sembari melirik pada Reyhan.
Reyhan mendekati putranya yang masih mendekap toples tersebut.
"Kau ingin hadiah apa lagi?" Tanya Reyhan.
"Apa aku boleh meminta hadiah lagi?" Tanya Farrel.
"Tentu saja, boleh! Kau adalah putra kesayanganku." Sahut Reyhan.
"Aku ingin pergi ke taman hiburan, tapi sebelum itu aku juga ingin kue ulang tahun." Pinta Farrel.
"Baiklah! Karena kau memang sedang berulang tahun maka harus ada kue tart yang di penuhi oleh lilin." Sahut Reyhan.
"Horreee!!! Daddy sangat baik." Seru Farrel terlihat begitu girang di hari ulang tahunnya.
"Sekarang pergilang ke pengasuhmu dan bersiaplah! Setelah sarapan kita akan pergi membeli kue ulang tahun untukmu." Kata Reyhan.
Farrel turun dari ranjang tidur Reyhan dan keluar dari kamar itu. Defras menatap bocah berusia lima tahun itu sambil tersenyum.
"Rey...Rey! Untung saja Farrel masih berusia 5 tahun dan masih sangat polos, kalau tidak aku yakin dia akan ngambek padamu karena kau telah lupa hari ulang tahunnya." Kata Defras.
"Aku tak punya pilihan selain berusaha untuk mengelabui dirinya! Aku terlalu sibuk dengan urusan bisnisku sehingga aku lupa hari ulang tahunnya." Sahut Reyhan.
"Mau sampai kapan kau terlalu sibuk seperti ini? Apa kau tidak jera? Linda bahkan meninggalkanmu demi pria lain karena kau terlalu sibuk bekerja. Apa kau mau putramu juga melakukan hal yang sama?" Tanya Defras.
"Jangan sebut nama wanita pengkhianat itu lagi! Aku tak ingin mendengarnya." Ujar Reyhan seakan kesal dan penuh amarah ketika Defras menyebutkan nama mantan istrinya itu.
"Iya, baiklah!" Ucap Defras.
"Kau pergilah ke kantor dan pantau semua kerja para karyawan! Hari ini aku akan pergi bersama putraku." Kata Reyhan.
"Baiklah!" Sahut Defras menuruti perintah dari pimpinan perusahaan tempatnya bekerja itu.
Defras keluar dari kamar sedangkan Reyhan masih terduduk di tepi ranjang sambil menghela nafas dengan kasar. Pikirannya begitu sumpek karena ia kembali teringat akan pengkhianatan dari mantan istrinya yang tega meninggalkan dirinya dan putranya itu hanya demi pria lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Desi Ummu Ihsan
Yuhu aku mampir di Duren sawit...Duda Keren Sarang Duit....bagus thor
2021-08-22
0
Mbah Edhok
Awal yg menarik thor, terima kash sebelum melanjutkan.
Si ayah bener2 ya, untung si farel masih bisa dikibuli... 🤭🤭🤭😁😁😁😅😅😅
2021-03-27
0
Reta
baru baca aja udah ngocak perut ...
2020-12-23
4