NovelToon NovelToon

MENIKAHI DUREN SAWIT

Prolog

Canberra, Australia.

Sebuah jam alarm berbunyi dan terdengar dari dalam kamar seorang bocah berusia 5 tahun bernama Farrel. Ia terbangun tepat pukul 07.00 pagi untuk menyambut hari lahrinya yang ke-5 tahun. Farrel berlari keluar dari kamarnya menuju ke kamar utama dimana sang ayah tengah tertidur pulas setelah seharian bekerja sebagai pimpinan perusahaan besar di kota tersebut.

"Daddy! Daddy! Wake up!" Seru Farrel naik ke atas punggung ayahnya yang bernama Reyhan. Namun sang ayah masih tertidur pulas bahkan mendengkur kencang.

"Ggrrookkkk!!!" Suara dengkuran Reyhan membuat sang putra jengkel setengah mati padanya.

"Daddy! It's my birthday!" Pekik Farrel membuat Reyhan langsung membuka matanya dengan lebar.

Reyhan membalikkan badannya sehingga Ferrel terjatuh di sampingnya. Ia melihat wajah sang putra begitu ceria di hari ulang tahunnya itu.

"Daddy, hadiah?" Pinta Farrel.

Reyhan masih terdiam menatap sang putra yang mengulurkan kedua tangannya meminta hadiah ulang tahun seperti tahun-tahun biasanya.

"Aduh, anying! Gawat! Aku lupa kalau Farrel berulang tahun hari ini." Reyhan mengumpat dirinya sendiri dalam hatinya.

"Daddy, jangan bilang kau lupa ulang tahunku seperti tahun-tahun kemarin!" Pekik Farrel kesal

"No...no..no! Itu tidak mungkin! Hehehehe." Sahut Reyhan terpaksa mengelabui putra kesayangannya itu.

"Where is my present? I want it right now!" Ucap Farrel.

"Ok, wait a second!" Ucap Reyhan sembari melompat turun dari atas ranjang tidurnya dan berlalu dari kamar utama tersebut.

Reyhan berlari kencang menuju ke ruang dapur yang begitu banyak pelayan sedang menatap keheranan padanya. Entah apa yang membuat CEO perusahaan tersebut menapakkan kakinya disana.

"Tu...tuan! Ada apa anda ke dapur? Apa anda butuh sesuatu?" Tanya Eugene, seorang kepala pelayan di rumah itu.

"Eugene, tolong aku! Aku belum membelikan hadiah ulang tahun untuk Farrel." Sahut Reyhan panik karena tak ingin putranya ngambek padanya.

"Haaahh, jangan bilang anda melupakannya lagi." Ucap Eugene menghela nafas panjang karena hal itu pasti terulang di setiap tahunnya.

"Cepat berikan solusinya!" Teriak Reyhan kesal dan membuat semua pelayan gemetar ketakutan.

Eugene pun berpikir untuk mencari solusi dari permasalahan yang sedang di alami oleh tuannya itu. Ketika menunggu Eugene mendapatkan ide, Reyhan melihat seorang koki dapur hendak memotong seekor ikan yang akan menjadi santapan mereka siang nanti. Melihat ikan yang masih menggelepar di atas meja itu, tiba-tiba saja Reyhan mendapatkan ide yang luar biasa baginya.

"Itu saja!" Gumam Reyhan semabari melangkah cepat menghampiri ikan yang menggelepar tersebut.

Sang koki pun bingung melihat Reyhan menatap ikan-ikan yang menggelepas di atas meja dapur itu.

'Tuan, ada apa?" Tanya Koki.

"Ambilkan aku toples yang berisikan air!" Pinta Reyhan.

Koki tersebut pun melakukan apa yang Reyhan perintahkan padanya. Ia mengambil sebuah toples kaca dan mengisinya dengan air keran.

"Ini tuan." Ucap Koki itu memberikannya pada Reyhan.

"Masukkan seekor ikan ke dalamnya!" Perintah Reyhan lagi yang membuat sang koki semakin kebingungan.

"Apa?" Ucap Koki bingung.

"Aku bilang masukkan ikan ini ke dalam toples! Apa kau budek, hah?" Teriak Reyhan kesal.

Sang koki pun melakukan apa yang di perintahkan oleh majikannya itu. Lalu Reyhan mengambil toples yang sudah berisi ikan tersebut sambil menatapnya.

"Hehehe, ikan ini akan aku jadikan hadiah ulang tahun putraku!" Seru Reyhan yang membuat semua pelayan di dapur itu tercengang akibat tingkah sang majikan yang begitu konyol.

Reyhan berlalu dari dapur tersebut sambil membawa toples yang berisi ikan dan akan ia jadikan hadiah untuk sang putra. Eugene dan serta pelayan lainnya yang ada di dapur itu hanya bisa menghela nafas panjang karena melihat tingkah konyol dari sang majikan.

"Haaaah, bagaimana mungkin ikan laut di masukkan ke dalam toples yang berisi air keran?" Gumam Koki menghela nafas panjang.

"Iya! Aku yakin beberapa menit kemudian ikan yang malang itu akan mati di dalam toples itu." Sahut Eugene.

"Majikan kita memang aneh bin ajaib." Ucap Koki lagi.

 

***

Reyhan masuk ke dalam kamar lagi dan melihat Farrel sedang menunggunya sedari tadi. Farrel melirik sebuah toples yang ada di dalam genggaman Reyhan.

"Daddy, apa itu?" Tanya Farrel.

"Taaadddaaa....!!!! Ini adalah hadiah ulang tahunmu!!!" Seru Reyhan memperlihatkan ikan laut yang sudah hampir lemas di dalam toples berisi air keran itu.

"Wow, it's amazing!" Seru Farrel begitu senang dengan wajah polosnya itu.

"Kau suka?" Tanya Reyhan.

"Tentu saja! Aku selalu suka hadiah dari Daddy." Sahut Farrel yang membuat Reyhan dapat bernafas lega.

Farrel memperhatikan ikan tersebut yang tidak mau berenang dan terlihat lemas.

"Daddy! Aku rasa ikan ini bermasalah." Kata Farrel menaruh curiga pada sang ikan.

"Hahahaha, itu hanya perasaanmu saja!" Sahut Reyhan.

"Tapi ikan ini tidak mau berenang!" Kata Farrel lagi.

"I...ini...eemmmm... Oh iya! Ini namanya ikan pemalas, makanya dia tidak mau berenang. Hehehe." Ucap Reyhan berusaha untuk mengelabui sang putra.

"Eh, ikan pemalas? Apa ada nama ikan seperti itu?" Gumam Farrel bingung.

"Tentu saja ada! Ikan ini berkerabat baik dengan ikan hiu loh! Hahaha." Ucap Reyhan dengan tingkah konyolnya itu.

"Wah, ikan hiu?" Seru Farrel seakan takjub dengan ikan yang sebenarnya akan menjadi santapan siangnya hari itu.

"Daddy sangat hebat! Memberikan aku hadiah seekor ikan yang berkerabat baik dengan ikan hiu." Seru Farrel lagi mempercayai semua perkataan ayahnya.

"Tentu saja! Hehehehe." Sahut Reyhan berbangga diri.

Lalu terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar.

"Masuk!" Ucap Reyhan.

Seorang asisten sekaligus orang kepercayaan Reyhan masuk ke dalam. Orang tersebut bernama Defras yang tak lain adalah sepupu dari Reyhan.

"Rey, kita memiliki jadwal penerbangan pagi ini." Ucap Defras pada Reyhan.

"Memangnya kita mau kemana?" Tanya Reyhan yang sering lupa karena terlalu banyak memiliki jadwal kerja untuk mengatur bisnisnya.

"Hari ini kita akan pergi ke kota Victoria untuk menghadiri pertemuan dengan relasi-relasi bisnismu." Sahut Defras.

"Batalkan!" Perintah Reyhan.

"Hah?" Ucap Defras tercengang.

"Hari ini putraku berulang tahun, jadi aku akan menghabiskan waktuku bersamanya." Kata Reyhan.

"Wah, ternyata hari ini keponakan om sedang berulang tahun ya! Selamat ulang tahun, Farrel!" Seru Defras yang juga sangat menyayangi bocah yang baru berusia 5 tahun itu.

"Om, lihatlah! Ini hadiah dari daddy untukku! Kata Daddy ikan ini berkerabat baik dengan ikan hiu loh!" Seru Farrel sembari menunjukkan ikan yang sudah terbalik di dalam toples itu.

Defras memperhatikan ikan yang telah almarhum itu.

"Eeem, tapi ikan ini sudah....

Dengan cepat Reyhan membekap mulut asistennya itu agar tak mengatakan bahwa ikat tersebut telah mati di dalam toples.

"Eeeemm...eemmmm!!" Pekik Defras meronta.

"Jangan katakan kalau ikan itu mati atau aku akan menyembelih lehermu itu!" Bisik Reyhan pada sang asisten.

Defras mengangguk cepat dan Reyhan pun membuka bekapan tangannya pada mulut asistennya itu. Sementara Farrel dengan lugunya menatap bingung kepada kedua pria dewasa yang berdiri di hadapannya.

"Ada apa?" Tanya Farrel.

"Hahaha, tidak ada apa-apa! Ikanmu sangat bagus." Sahut Defras.

"Benarkah?" Seru Farrel antusias.

"Tentu saja! Ikan itu berkerabat baik dengan hiu ya? Wah, bagus sekali!" Ucap Defras lagi untuk menyenangkan hati Farrel sekaligus menyelamatkan dirinya dari ancaman Reyhan.

"Iya, nama ikan ini adalah ikan pemalas!" Ucap Farrel.

"Ha..ha..ha, ikan pemalas! Pantas saja dia mengapung sambil berbailik seperti itu." Sahut Defras sembari melirik pada Reyhan.

Reyhan mendekati putranya yang masih mendekap toples tersebut.

"Kau ingin hadiah apa lagi?" Tanya Reyhan.

"Apa aku boleh meminta hadiah lagi?" Tanya Farrel.

"Tentu saja, boleh! Kau adalah putra kesayanganku." Sahut Reyhan.

"Aku ingin pergi ke taman hiburan, tapi sebelum itu aku juga ingin kue ulang tahun." Pinta Farrel.

"Baiklah! Karena kau memang sedang berulang tahun maka harus ada kue tart yang di penuhi oleh lilin." Sahut Reyhan.

"Horreee!!! Daddy sangat baik." Seru Farrel terlihat begitu girang di hari ulang tahunnya.

"Sekarang pergilang ke pengasuhmu dan bersiaplah! Setelah sarapan kita akan pergi membeli kue ulang tahun untukmu." Kata Reyhan.

Farrel turun dari ranjang tidur Reyhan dan keluar dari kamar itu. Defras menatap bocah berusia lima tahun itu sambil tersenyum.

"Rey...Rey! Untung saja Farrel masih berusia 5 tahun dan masih sangat polos, kalau tidak aku yakin dia akan ngambek padamu karena kau telah lupa hari ulang tahunnya." Kata Defras.

"Aku tak punya pilihan selain berusaha untuk mengelabui dirinya! Aku terlalu sibuk dengan urusan bisnisku sehingga aku lupa hari ulang tahunnya." Sahut Reyhan.

"Mau sampai kapan kau terlalu sibuk seperti ini? Apa kau tidak jera? Linda bahkan meninggalkanmu demi pria lain karena kau terlalu sibuk bekerja. Apa kau mau putramu juga melakukan hal yang sama?" Tanya Defras.

"Jangan sebut nama wanita pengkhianat itu lagi! Aku tak ingin mendengarnya." Ujar Reyhan seakan kesal dan penuh amarah ketika Defras menyebutkan nama mantan istrinya itu.

"Iya, baiklah!" Ucap Defras.

"Kau pergilah ke kantor dan pantau semua kerja para karyawan! Hari ini aku akan pergi bersama putraku." Kata Reyhan.

"Baiklah!" Sahut Defras menuruti perintah dari pimpinan perusahaan tempatnya bekerja itu.

Defras keluar dari kamar sedangkan Reyhan masih terduduk di tepi ranjang sambil menghela nafas dengan kasar. Pikirannya begitu sumpek karena ia kembali teringat akan pengkhianatan dari mantan istrinya yang tega meninggalkan dirinya dan putranya itu hanya demi pria lain.

Aleana

Reyhan terlihat casual dengan denim jacket dan celana jeans yang membuatnya tampil maskulin. Ia menuruni anak tangga menuju ke ruang depan menemui sang putra yang sedari tadi telah menunggunya.

“Daddy, come on!” Seru Farrel.

“Okay!” Sahut Reyhan.

Mereka berdua pun masuk ke dalam mobil dan pergi ke taman ria untuk bersenang-senang sembari merayakan hari ulang tahun Farrel yang ke lima tahun. Namun sebelum itu mereka singgah ke sebuah toko kue untuk membeli kue tart.

“Selamat datang!” Seru pelayan toko kue itu.

Reyhan menggandeng tangan sang putra dan masuk ke dalam menghampiri sebuah lemari pendingin kaca untuk memilih kue tart yang diinginkan.

“Kau mau kue yang mana, nak?” Tanya Reyhan pada Farrel.

Farrel masih bingung memilih begitu banyak pilihan kue tart yang terlihat menarik dan dipenuhi oleh coklat. Sementara itu di dalam toko tampak berisik karena semua pelayan toko serta pengunjung wanita berseru karena melihat ketampanan Reyhan.

“Wah, dia sangat tampan!” Seru mereka.

“Iya! Hot daddy!” Seru lainnya lagi.

Farrel melirik tampang sang ayah yang terlihat begitu songong karena begitu banyak wanita yang tergila-gila padanya.

“Huh, menyebalkan! Jangan sampai daddy memilih wanita-wanita itu untuk menjadi mommy ku!” Gerutu Farrel sewot dalam hatinya sembari melirik wanita-wanita yang begitu memuji ketampanan sang ayah.

Tak lama kemudian, seorang wanita tampak berteriak sambil membawa sebuah kue coklat yang akan di masukkan ke dalam lemari pendingin kaca.

“Minggir…maaf, permisi sebentar..ada kue mau lewat!” Teriak Aleana sibuk menghalau semua wanita yang masih menatap kagum pada Reyhan.

Dengan susah payah akhirnya Aleana dapat menerobos wanita-wanita tersebut. Aleana meletakkan kue itu di dalam lemari pendingin lalu ia melirik Farrel yang sedang menatapnya.

“Hai, apa kau ingin membeli kue?” Tanya Aleana pada Farrel.

“Daddy, kita beli kakak cantik ini boleh apa tidak?” Ucap Farrel yang membuat Aleana kaget setengah mati.

“Boleh saja! Asalkan kau bahagia.” Sahut Reyhan seenak jidatnya saja mentang-mentang duren sawit alias duda keren sarang duit.

“Hei, seenak jidatmu saja membeli orang? Kau pikir aku ini barang, apa?” Pekik Aleana kesal pada Reyhan.

Reyhan pun melirik pada Aleana dari ujung rambut hingga ujung kaki. Namun Reyhan menghenatikan lirikan matanya tepat di bagian dada Aleana yang membuat wanita berambut pirang itu geram.

Pllllaakkkk…

“Dasar mesum!” Pekik Aleana menampar wajah Reyhan yang membuat semua orang kaget, namun tidak bagi Farrel, ia malah terkekeh geli melihat sang ayah di tampar oleh seorang wanita.

“Baru kali ini aku melihat Daddy di tampar kakak cantik! Hehehehe.” Gumam Farrel sambil terkekeh.

Reyhan menatap kesal pada Aleana yang telah menamparanya, di tambah lagi sang putra menertawainya tadi seakan membuat harga dirinya jatuh begitu saja.

"Hey, wanita! Siapa namamu, hah?" Tanya Reyhan menatap kesal pada Aleana.

"Heeemmpp!!!" Aleana tak menyahut dan langsung beranjak pergi, namun Reyhan dengan cepat menarik lengannya.

"Aku bertanya padamu, siapa namamu?" Teriak Reyhan bertambah kesal.

"Aku tidak mau mengatakannya!" Pekik Aleana.

"Apa kau tau siapa aku di kota ini, hah?" Teriak Reyhan.

"Aku tidak tau dan tidak mau tau!" Pekik Aleana lagi.

"Aku akan mengadukan sikapmu ini pada bos mu agar kau di pecat!" Ancam Reyhan.

"Bodo amat!" Sahut Aleana tak perduli.

"Eh, anying! Dia tidak takut pada ancamanku." Ucap Reyhan kaget.

Reyhan melepaskan lengan Aleana dan menoleh pada pelayan lainnya yang menonton pertengkarannya dengan Aleana.

"Hei, katakan padaku siapa nama wanita kurang ajar ini?" Tanya Reyhan pada pelayan itu sembari menunjuk pada Aleana.

"A...Aleana, tuan!" Sahutnya.

"Oh, nama yang bagus namun tak sebagus sikapnya pada pelanggan!"  Gerutu Reyhan.

"Dimana pemilik toko kue ini? Katakan padaku cepat!!!" Teriak Reyhan.

"I..itu, tuan!" Sahutnya.

"Nona Aleana adalah pemiliki toko kue ini!" Sahutnya lagi sambil gemeteran.

Reyhan melompat kaget ketika ia mengetahui bahwa Aleana adalah pemilik toko kue itu. Reyhan menatap Aleana lagi dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Aku pikir dia pelayan toko ini! Ternyata dia pemiliknya. Tapi kenapa dia mengenakan apron dan sarung tangan? Di kepalanya pun memakai topi koki." Gumam Reyhan dalam hatinya.

"Sudah puas menatapnya, hah?" Pekik Aleana ketus pada Reyhan.

"Huh, dasar judes!" Gerutu Reyhan.

"Tidak jadi mau mengadukan aku? Katanya mau membuatku di pecat dari sini." Ujar Aleana pada Reyhan.

"Bagaimana mau di pecat, kau yang punya!" Gerutu Reyhan sewot.

Lalu Reyhan melirik sang putra yang sedari tadi menatap kagum pada Aleana.

"Hei, kenapa kau terus menatap wanita judes ini?" Bisik Reyhan pada Farrel.

"Daddy, aku ingin kakak ini di bawa pulang kerumah kita!" Seru sang bocah yang membuat Reyhan dan Aleana kaget.

"Hei...hei...hei, dia bukan barang!" Pekik Reyhan pada putranya itu.

"Kalau begitu aku tidak mau pergi kemanapun! Aku mau ikut pergi bersama kakak cantik ini saja." Kata Farrel ngambek.

"Ba...bagaimana mungkin kau akan mengikuti orang asing? Dasar konyol!" Gerutu Farrel.

"Pokoknya aku mau ikut bersama kakak ini!!!" Pekik Farrel bersikeras.

"Ya ampun, dasar anak ini menyusahkan aku saja!" Gerutu Reyhan tepok jidat.

Farrel mendekati Aleana dan menarik apron yang ia kenakan.

"Kakak cantik, bawa aku pulang! Dirumahku tidak ada mommy yang cantik sepertimu." Rengek Farrel pada Aleana.

Aleana hanya tertegun menatap bola mata Farrel yang begitu menggemaskan. Untuk mengalihkannya, Aleana menawarkan sebuah kue coklat pada Farrel.

"Apa kau ingin membeli kue?" Tanya Aleana pada Farrel.

"Iyalah! Masa beli oli disini? Emangnya bengkel!" Gerutu Reyhan.

"Aku tidak bertanya padamu!" Pekik Aleana ketus.

"Dasar judes!" Gerutu Reyhan lagi.

Aleana berjongkok sembari menggenggam tangan bocah berusia 5 tahun itu.

"Apa kau ingin kue?" Tanya Aleana padanya.

"Iya! Hari ini aku berulang tahun." Sahut Farrel.

"Oh, begitu ya! Heeemmm, aku akan memberimu kue coklat yang akan di penuhi oleh lilin, apa kau mau?" Tanya Aleana.

"Tentu saja aku mau! Aku mau kue coklat yang banyak lilin di atasnya." Seru Farrel kegirangan.

"Baiklah! Ayo ikut aku ke belakang. Aku ingin kau meletakkan lilinya sendiri di kue coklat itu." Kata Aleana mengajak Farrel ikut ke ruangan membuat kue.

Reyhan pun mengikuti langkah mereka yang masuk ke dalam ruangan itu. Ia melihat Farrel begitu senang menghias kue coklat yang akan menjadi kue ulang tahunnya hari itu.

"Selama ini Farrel tidak pernah sesenang ini. Aku berusaha memberikannya yang terbaik agar ia senang, namun hari ini aku melihatnya tampak lebih ceria dari biasanya hanya karena wanita ini!" Gumam Reyhan dalam hatinya.

"Hehehe, aku akan melakukan apapun agar putraku terus ceria seperti ini setiap harinya walau aku harus menculik wanita judes ini dan menahannya dirumahku! Menurutku ide itu tidak buruk. Hehehehe." Gumam Reyhan lagi dalam hatinya sambil terkekeh jahat.

Jiwa Matre Aleana

Kue coklat yang telah dihiasi lilin di atasnya pun selesai dan tampak indah. Aleana juga meletakkan beberapa tokoh kartun di kue tersebut.

"Wow, keren!" Seru Farrel kagum melihat kue ulang tahunnya.

"Kau menyukainya?" Tanya Aleana.

Farrel mengangguk cepat.

"Karena kau sedang berulang tahun, kue ini aku berikan untukmu sebagai hadiah!" Kata Aleana sembari menarik hidung Farrel dengan gemas.

"Benarkah?" Ucap Farrel lagi.

"Iya, karena kau adalah anak yang baik!" Sahut Aleana.

"Yah, kelihatannya begitu! Putraku terlihat begitu baik seperti anak kucing yang menggemaskan, aslinya tidak sesuai ekspetasi!" Gumam Reyhan dalam hatinya.

Lalu Farrel menyuruh Reyhan menunduk dan berbisik padanya.

"Daddy, kita culik kakak cantik ini ya!" Bisik Farrel.

"Haaah, kan tidak sesuai ekspetasi! Mana ada anak kucing seimut ini akan bertingkah jahat." Gumam Reyhan dalam hatinya sambil mengehela nafas panjang karena tingkah putranya itu.

"Daddy!" Pekik Farrel menanti persetujuan darinya.

"Siiip!!!" Seru Reyhan sama jahatnya seperti sang putra.

Aleana hanya menatap heran pada ayah dan putra itu. Ia tak tau apa yang akan terjadi padanya setelah bertemu dengan penjahat seperti mereka berdua.

"Kakak cantik, apa aku boleh minta hadiah lagi darimu?" Tanya Farrel.

"Kau ingin apa?" Tanya Aleana.

"Menundukklah kesini!" Pinta Farrel.

Tanpa curiga apapun Aleana menuruti apa yang dikatakan oleh bocah lima tahun tersebut. Ia menunduk dan lalu secara tiba-tiba saja Farrel menariknya mendekat serta mengecup pipinya yang membuat Aleana kaget setengah mati.

"Terima kasih banyak, kakak cantik! Hehehe." Ucap Farrel cengengesan setelah mencapatkan apa yang ia inginkan dari Aleana.

Aleana melirik Reyhan yang ikut terkekeh akan tingkah putranya tersebut.

"Huh, dasar! Ayah dan anak sama saja kelakuannya!" Gerutu Aleana dalam hatinya.

Reyhan hanya mendehem saja pura-pura tau kalau Aleana sedang menggerutu kesal karena ulah mereka berdua.

"Farrel anak daddy yang pintar, ayo kita pergi! Kita akan bersenang-senang di taman ria hari ini." Kata Reyhan memberikan kode pada putranya itu.

Farrel yang licik itu pun langsung tanggap atas kode yang diberikan oleh Reyhan. Ia tiba-tiba saja berlutut dihadapan Aleana yang tiba-tiba melompat kaget karenanya.

"Kakak cantik! Hari ini adalah ulang tahunku dan aku tidak memiliki mommy! Maukah kau ikut bersamaku ke taman ria untuk merayakan ulang tahunku? Kalau perlu jadi mommy ku sekalian juga boleh! Hiks...hiks...hiks.." Ucap Farrel nangis bombai seakan meratap pada Aleana.

Brrraaakkkk.....

Tiba-tiba saja pintu ruangan itu di tendang oleh seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari Aleana dan membuat Reyhan melompat kaget..

"I...ibu?" Ucap Aleana kaget menatap ibunya yang jago karate itu sejak muda.

Wanita paruh baya yang bernama Grace itu langsung mendekati Farrel yang gemetar ketakuan melihatnya menendang pintu barusan.

"Oh, anak yang malang! Kau tidak mommy ya?" Tanya Grace pada Farrel.

Farrel pun menggelengkan kepalanya dengan raut wajah yang sedih (Memiliki jiwa akting yang mendarah daging tujuh turunan).

"Kalau begitu anggap saja putriku yang perawan tua ini mommy mu! Hahahaha." Seru Grace seenak jidatnya saja.

"Benarkah?" Ucap Reyhan dan Farrel serentak.

"Tentu saja! Kalau perlu ikat saja dia di rumah kalian biar dia tidak perlu lagi sibuk mengurusi toko kuenya ini! Aku sangat kesal melihatnya selalu sibuk dengan toko kuenya ini dan tidak mau memikirkan pernikahan." Sahut Grace.

"Ibu!!!" Pekik Aleana kesal.

"Jangan bertingkah kesal padaku! Ini sudah keputusanku!" Balas Grace yang telah lama mengidamkan putrinya segera menikah dan memiliki keturunan.

"Kalau begitu kami akan membawanya!" Seru Reyhan dan Farrel langsung menyeret Aleana ikut bersama mereka dengan paksa.

"Hei, lepaskan aku!" Jerit Aleana.

"Ibu, tolong aku! Aku diculik!" Jerit Aleana lagi.

"Hati-hati di jalan ya sayang! Jika kau ingin mencetak undangan katakan padaku, aku akan merekomendasikan sebuah percetakan punya temanku!" Seru Grace sembari melambaikan tangannya.

Aleana hanya bisa pasrah menatap ibunya yang tampak bahagia karena dia di culik oleh dua orang pria yang tak dikenalnya.

 

***

Reyhan melemparkan tubuh Aleana masuk ke dalam mobil mewahnya. Lalu Reyhan dan Farrel ikut masuk dan menghimpitnya di tengah-tengah.

"Apakah kalian sindikat penculikan?" Tanya Aleana.

"Menurutmu? Hehehe." Sahut Reyhan terkeheh jahat.

"Pria tampan, aku mohon jangan culik aku! Aku akan berikan toko kue milikku itu jika kau menginginkannya. Kau bisa menjualnya dan mendapatkan uang!" Ucap Aleana mengira Reyhan dan Farrel adalah seorang penculik.

"Kami tidak butuh toko kuemu!" Kata Reyhan.

"Betul!" Seru Farrel menimpali.

"Kami hanya butuh mommy!!!" Seru Farrel lagi.

"Hehehehe." Reyhan terkekeh sembari melihat tanganya yang kekar dan duduk santai di mobil tersebut.

"Tapi aku tidak bisa jadi mommy! Aku tidak bisa beres-beres rumah dan aku juga tidak bisa mencuci pakaian! hiks...hiks..hiks." Ucap Aleana nangis bombai.

"Tidak perlu!" Sahut Reyhan.

"Kakak cantik! Kau tidak perlu melakukan itu semua karena dirumah daddy banyak pelayan." Sambung Farrel.

Aleana melirik Reyhan yang semakin mengangkat dagunya dengan songong.

"Oh, jadi mereka orang kaya?" Gumam Aleana dalam hatinya.

"Apakah kau pria kaya raya?" Tanya Aleana pada Reyhan.

"Tentu saja! Aku ini pimpinan perusahaan terbesar di kota ini! Hehehe." Sahut Reyhan terus menyombongkan dirinya.

"Wah, jiwa matreku langsung bergejolak setelah tau siapa dia sebenarnya!" Seru Aleana dalam hatinya.

"Hehehe, dia pasti cewek matre! Bagus! Aku akan semakin mudah untuk membuatnya tetap tinggal agar bisa menyenangkan putraku." Gumam Reyhan dalam hatinya sembari melirik mata Aleana yang berbinar-binar menatapnya.

Reyhan mendekatkan wajahnya pada Aleana dan berbisik padanya.

"Cewek matre, apakah kau mau menjadi mommy untuk putraku, hah?" Bisik Reyhan.

"Ada syaratnya! Hehehe." Sahut Aleana terkekeh licik.

"Apa?" Tanya Reyhan.

"Kau harus memberiku uang yang banyak, perhiasan, kartu debit unlimited agar aku bisa berbelanja sepuas hatiku!" Kata Aleana.

"Deal!" Ucap Reyhan.

"No...no...no....!!! Aku belum selesai mengatakan semua syaratku!" Kata Aleana.

"Apa lagi?" Pekik Reyhan.

"Selama aku menjadi mommy untuk putramu, kau tidak boleh menyentuhku tanpa izin dariku!" Sahut Aleana.

"Dasar cewek matre licik!" Gerutu Reyhan.

"Heh, aku ini cewek matre yang pintar, bukan licik! Hehehe." Ucap Aleana terkekeh licik.

"Kau mau tidak menerima syaratku tadi? Kalau tidak aku tidak mau ikut dengan kalian!" Ucap Aleana lagi.

"Baiklah!" Sahut Reyhan mengalah demi putranya.

"Hehehe, berapa lama aku akan menjadi mommy untuk putramu? Aku perlu menanda tangani surat kontraknya, bukan? Biar seperti di komik-komik cina!" Kata Aleana yang tergila-gila dengan aplikasi mangatoon yang terkenal itu. (Cieeee, gua umbang-umbang nih biar dapat duit dari mangatoon, hehehe)

"Selamanya!!!" Teriak Reyhan.

"Huh, dasar serakah!" Gerutu Aleana sewot.

 

\~\~\~

Geng....

Kalau suka ceritanya, berikan vote yang banyak ya!!!

Jangan lupa komen dan juga pencet tanda jempolnya...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!