Khilafnya Telapak Tangan

Reyhan meletakkan putranya yang tertidur pulas di kamar. Sang pengasuh pun setia berdiri tegak di samping ranjang tidur putranya tersebut.

"Tuan, biarkan aku yang menemani tuan muda." Ucap pengasuh itu pada Reyhan.

"Jaga putraku dengan baik!" Ucap Reyhan.

"Baik, tuan!" Sahutnya.

Reyhan pun keluar dari kamar putranya tersebut dan melangkah menuju ke kamarnya. Sejenak Reyhan lupa bhawa di kamarnya itu ada seorang wanita yang sedang mandi disana. Ia duduk di tepi ranjang tidurnya dan mendengarkan gemericik air dari dalam kamar mandi.

"Oh iya! Si wanita matre itu ada di kamar ini!" Gumam Reyhan dalam hatinya.

"Mumpung ada hiburan gratis, apa salahnya kalau aku sedikit bermain-main dengannya! Hehehe." Gumam Reyhan lagi dalam hatinya sambil terkekeh jahat.

Reyhan membuka pakaiannya sehingga ia bertelanjang dada. Lalu ia melangkah ke arah pintu kamar mandi untuk mengganggu Aleana. Saat akan memegang gagang pintu, tiba-tiba saja pintu kamar mandi itu terbuka dan tampaklah Aleana yang baru selesai mandi dengan handuk membalut tubuhnya.

Mata keduanya bersitatap sejenak, sebelum mata Reyhan turun ke bawah dan menatap gundukan besar di dada Aleana yang membuat wanita berambut pirang itu kesal bukan kepalang.

"Aannnnjjiiirrr, besar banget!!!" Seru Reyhan.

"Asli kah?" Tanya Reyhan sambil terus menatapnya.

Pplllaaaakkkkk...

Telapak tangan Aleana bersarang di pipi Reyhan dan menimbulkan bekas merah.

"Dasar kurang ajar!!!" Pekik Aleana kesal.

"Aku kan hanya bertanya saja, kenapa kau malah menamparku?" Teriak Reyhan ikut kesal sembari memegangi pipinya.

"Karena kau terus saja menatapnya!!!" Teriak Aleana.

"Itu karena aku tak percaya kalau asetmu sebesar itu! Mungkin saja asetmu itu hasil oplas atau palsu!" Sahut Reyhan yang membuat Aleana ingin sekali menjahit mulutnya.

Pllllaakkkk...

Lagi-lagi Reyhan harus merelakan pipinya memerah akibat di tampar oleh wanita yang akan menikah dengannya besok pagi.

"Hei, yang benar saja!!! Dua kali kau menamparku!" Pekik Reyhan.

"Dasar pria mesum!!!" Pekik Aleana sewot.

"Dasar wanita matre judes!!!" Balas Reyhan tak kalah sewotnya.

"Heeemmmmppp!!!" Keduanya saling memalingkan wajah dengan kesal. Reyhan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri sedangkan Aleana bersiap-siap mengenakan pakaiannya yang telah disiapkan oleh pelayan.

Selesai mandi Reyhan melangkah dengan santai dengan handung kecil melingkar di pinggangnya. Awalnya Aleana terpana melihat bentuk tubuh atletis bak roti sobek.Namun setelah Reyhan menatapnya sambil terkekeh, Aleana langsung memalingkan wajahnya dari Reyhan.

"Hei, jika kau ingin memandangnya aku rela! Hehehe." Ucap Reyhan meledek Aleana.

"Apaan? Sok ganteng!" Gerutu Aleana.

"Aku ini memang ganteng! Banyak wanita-wanita di luaran sana menjuluki aku duren sawit, duda keren sarang duit! Hahahaha." Sahut Reyhan tertawa sombong.

"Dasar pria gila! Aku rasa kau terlalu lama menduda makanya otakmu error seperti itu! Tiba-tiba tertawa sendiri." Gerutu Aleana lagi.

"Kau yang errror!!!" Tukas Reyhan sewot.

"Haaaah, dari pada meladenimu lebih baik aku tidur saja!" Ucap Aleana sembari berbaring di atas ranjang yang biasa ditiduri oleh Reyhan.

"Jangan lupa matikan lampunya nanti!" Ucap Aleana lagi pada Reyhan.

"Hei, aku ini bukan pelayanmu!!!" Teriak Reyhan.

"Bodo ah!" Sahut Aleana singkat dan tak perduli kekesalan Reyhan.

Reyhan membuka pintu lemarinya dan meraih piyama tidurnya untuk ia kenakan malam itu. Lalu ia kembali melirik Aleana yang telah masuk ke dalam selimut tebal. Tiba-tiba saja pikiran jahil menyeruak di dalam otaknya saat itu.

"Hehehe, kau ingin berada di tempat yang gelap ya! Aku akan mengganggumu sepanjang malam." Gumam Reyhan dalam hatinya.

Reyhan pun segera mematikan lampu sehingga kamar dalam keadaan gelap gulita. Ia naik ke atas ranjang secara perlahan dan mendekati Aleana yang baru saja memejamkan matanya. Reyhan ikut masuk ke dalam selimut dan segera mendekap tubuh Aleana. Telapak tangan Reyhan pun sengaja menggenggam bagian tubuh Aleana yang terasa kenyal.

"Aaaarrggghhh!!!" Pekik Aleana kaget.

Aleana langsung berbalik dan menatap Reyhan dalam kegelapan.

"Apa?" Tanya Reyhan pura-pura tidak tau.

"Dasar pria mesum kau! Apa yang baru saja kau lakukan padaku, hah? Apa kau ingin aku laporkan pada polisi karena kau telah melecehkan aku?" Pekik Aleana kesal.

"Tidak! Aku tidak melecehkanmu, tapi tangannku yang menyentuhnya dan aku mana tau. Hehehe." Sahut Reyhan mengelak.

"Kau pikir aku wanita bodoh, hah? Jelas-jelas kau ini adalah pria mesum!!!" Pekik Aleana lagi.

"Yang mesum itu tanganku, aku ini pria baik-baik!" Sahut Reyhan lagi sembari menyunggingkan senyumannya.

"Lagian kau sendiri yang menginginkan kamar dalam kondisi gelap seperti ini, jadi jangan salahkan aku kalau tanganku khilaf karena tangan kan tidak punya mata!" Sambung Reyhan lagi.

"Jangan cari-cari alasan!!! Kau memang pria gila yang mesum!!!" Pekik Aleana semakin kesal pada Reyhan.

"Aku akan menyalakan lampunya! Awas saja kalau tanganmu merayap lagi!" Gerutu Aleana sembari turun dari ranjang itu untuk menyalakan lampu.

Kamar itu pun kembali terang benderang setelah Aleana menyalakan semua lampunya. Aleana menaiki ranjang itu lagi dan berbaring disana sambil terus berjaga-jaga agar Reyhan tak menyentuhnya lagi. Reyhan tampak berbaring sambil senyum-senyum ketika ia akan menutup matanya untuk segera tidur. Ia tau bahwa Aleana siaga satu terhadapnya.

One Hour Later....

"Aku tidak bisa tidur karena kamar ini begitu terang." Gumam Aleana dalam hatinya.

Two Hour Later....

"Sialan, pria itu begitu nyeyak tertidur di saat kamar ini begitu terang benderang." Gerutu Aleana melirik kesal pada Reyhan yang sudah terbang melayang ke alam mimpi.

Two Thousand Years Later....

"Ggrrookkkk....!!!" Reyhan mendengkur membuat mata Aleana kembali terbelalak ketika baru saja hendak tertidur.

"Sialan!!!" Pekik Aleana kesal sembari memukuli wajah Reyhan dengan bantal guling.

"Ggrrroooookkkk....." Reyhan tak terbangun. Suara dengkurannya itu malah semakin keras terdengar.

"Hiks...hiks...hiks..., mama, papa!!! Aku tidak bisa tidur!!!" Ucap Aleana nangis bombai di kamar mewah nan luas itu.

 

***

Keesokan paginya, Reyhan terbangun dan melirik Aleana yang berbaring sambil membuka matanya begitu lebar. Reyhan terkejut melihat lingkaran hitam yang menghiasi kedua kelopak matanya.

"Hei, apa semalam kau menggunakan celak di kelopak matamu? Sepertinya kau menggunakannya terlalu banyak." Kata Reyhan membuat Aleana menatapnya kesal.

"Aku ingin sekali mencekikmu!" Ucap Aleana.

"Aa...apa salahku?" Tanya Reyhan.

"Gara-gara kau aku tidak bisa tidur semalam!!!" Sahut Aleana ngegas.

"Huh, kenapa aku yang disalahkan? Salahmu sendiri menyalakan semua lampunya." Gerutu Reyhan tak terima di salahkan.

"Tapi suara dengkuranmu itu juga menggangguku!!!" Pekik Aleana kesal.

"Oh, gitu ya? Maaf deh! Hehehe." Sahut Reyhan santai.

"Cepatlah bersiap! Hari ini adalah hari dimana aku merelakan status dudaku hanya untuk menikahi wanita biasa sepertimu!" Sambung Reyhan lagi yang membuat Aleana naik darah.

"Dasar pria menyebalkan!!!" Teriak Aleana.

Reyhan hanya terkekeh saja sembari turun dari ranjang tidurnya itu dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Aleana terus saja mengumpat dirinya di pagi yang cerah itu.

Terpopuler

Comments

Desi Ummu Ihsan

Desi Ummu Ihsan

hmm...interaksi mereka berdua sangat menggemaskan...boneka kali ah.

2021-08-22

0

Nani Kartika

Nani Kartika

ko ngorok sih si duren hihihi🙈🙈

2021-08-04

0

moominRJ

moominRJ

Baru kli ini baca novel cwok ganteng tajir smpurna pkonya tpi boboknya ngorok hahaa keren ka🤣🤣

2021-07-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!