"Clara..." teriak Fara sahabat Clara. Ia berlari dari halaman menuju pintu rumah Clara.
"Clara.." teriak Fara lagi di depan pintu. Ketika ingin mengetuk, seseorang membuka dari dalam.
"Ehh...paman" Fara cengengesan menampilkan deretan giginya. Paman yang ia maksud adalah ayah dari Clara.
"Paman panggil Clara dulu"
"Nggak usah ayah, Cla udah di sini" Clara muncul tiba-tiba di belakang ayahnya. Ia melirik sinis Fara yang cengegesan menatapnya.
"Bisa gak, nggak usah tereak-tereak" Clara keluar dan duduk di kursi teras untuk menggunakan sepatunya.
"Kalau gue nggak teriak lu gak akan denger"
"Kau bisa langsung masuk Fara. Biasanya juga gitu"
"Gue lagi males masuk"
Clara memicingkan matanya. Sahabatnya itu memang selalu membuat keributan di pagi hari, kalau gak teriak ya bikin orang keget karena tiba-tiba nongol kayak hantu.
"Cla pamit ayah" Clara mencium punggung tangan dan pipi ayahnya lalu di susul Fara yang juga mencium tangan ayah sahabatnya.
"Kalian hati-hati" pesan ayah melihat putrinya menyalakan motornya.
"Siipp" Clara mengangkat jempolnya.
Clara menggunakan motor sebagai transportasinya ke sekolah. Semenjak ibunya meninggal 1 tahun yang lalu, ia yang menggunakan motor ibunya karena ayahnya tidak bisa mengantar ke sekolah lagi.
Clara dan Fara memang tetangga, hanya ada 1 rumah yang membatasi rumah mereka. Sehingga setiap pagi Fara akan nebeng untuk ke sekolah karena mereka satu sekolah dan satu kelas.
"Dahh...paman" Fara melambaikan tangannya. Ia sudah sangat akrab dengan orang tahu Clara, jadi tidak heran jika ia bertingkah seperti saudara Clara.
Melihat kepergian putrinya dan sahabatnya, ia menghela nafas.
"Putri kita sudah besar Reta, dia sudah kelas 3 sekarang. Sudah 1 tahun kamu meninggalkan kami dan aku selalu merindukan mu" ia menghapus air matanya.
Sudah 1 tahun istrinya meninggal, tapi ia tidak memiliki pengganti. Walaupun putrinya tidak keberatan jika ia menikah lagi, tapi ia menolak karena masih sangat mencintai istrinya.
Ia masuk kembali ke dalam rumah kemudian keluar dengan menggunakan jaket dan helm. Tidak lupa mengunci pintu dan pergi.
Ia memiliki usaha warung makan bakso tidak jauh dari rumahnya. Dulu ia membangun usaha itu bersama istrinya. Ia berhenti bekerja demi merintis usaha mereka. Awalnya ia menjajakan baksonya menggunakan gerobak dan berkeliling. Seiring berjalannya waktu mereka memiliki modal lebih dan membangun rumah makan sendiri dan punya 1 orang karyawan
Setelah istrinya meninggal, ia menambah karyawan lagi untuk membantunya. Jika Clara tidak sekolah, dia ikut dengan sang ayah ke warung.
Clara dan Fara menjalankan motornya dengan kecepatan normal. Mereka asik bercerita sampai sebuah motor dengan kecepatan lumayan tinggi mendahului mereka.
"Wahh..dia nantangin kita Cla. Mentang-mentang motor mahal tu" ucap Farah dengan menunjuk motor itu.
"Pegangan Far, kita kejar dia" Clara menambah kecepatan motornya untuk mendahului pemotor itu.
Sementara Elvin yang juga akan pergi ke sekolah barunya dibuat kaget dengan teriak dua wanita yang mendahuluinya. Yah.. yang melewati Clara dan Fara tadi adalah El. Sebenarnya ia membawa motornya dengan santai, tapi karena motornya yang memang memilik kecepatan lebih tinggi dari motor lainnya sehingga lebih kencang.
"Wihhhhh...." Farah berteriak kencang karena bahagia Clara bisa mendahului Elvin. Dibalik kaca helmnya Fara menatap El tajam dengan kedua jarinya menunjuk Elvin. Pengendara lain pun melihat tingkah mereka.
"Lu hebat banget tadi Cla" puji Fara takjub seraya turun dari motor.
"Udah cocok ya gue jadi pembalap wanita. Hahaha" Clara mengepalkan tangannya di udara. Mereka tertawa bersama.
Sementara Elvin juga baru saja memarkirkan motornya. Melihat tingkah mereka ia hanya diam, namun ia tidak menyangka bahwa dua wanita aneh yang mendahului nya di jalan satu sekolah dengannya.
Elvin berjalan dengan santai ke arah ruang kepala sekolah. Banyak pasang mata yang menatapnya terutama para wanita. Bagaimana tidak menjadi pusat perhatian sejak masuk dengan motor mewah nya siswa laki-laki dan perempuan sudah melihat kearahnya.
Ketampanan yang El miliki membuat para wanita kagum dan histeris.
"Tampan sekali dia. Gue jadi ingin menciumnya, memeluknya, arkhhh..."
"Apa dia murid baru?"
"Sepertinya dia murid pindahan"
"Semoga dia satu kelas sama gue" dan masih banyak lagi perkataan perkataan dari siswi lainnya.
Elvin masuk ke dalam ruang kepala sekolah untuk melaporkan kehadirannya yang memang daddy nya sudah mendaftarkannya. Kepala sekolah mengantar El ke kelasnya yang terdapat di lantai 2 kelas 12 A.
Kepala sekolah memberitahu pada guru yang mengajar jika ia membawa murid baru. Setelah dipersilahkan Elvin masuk dan berdiri di depan kelas menatap teman-temannya satu persatu. Para siswi sudah rusuh sejak melihat El masuk ke kelas mereka.
"Silakan perkenalkan dirimu dan dari mana asal sekolahmu sebelum pindah ke sini?"
"Saya Elvin Zayyan P dari SMA xxx di K" El memperkenalkan dirinya seraya menatap satu pria yang tidak asing baginya. Ia tidak menyangka akan bertemu kembali dan satu kelas dengannya.
"Woahh...negara K caoi" ucap salah satu siswa pada temannya.
"Di panggil Elvin?" guru ingin memastikan panggilan El.
"Benar" jawab El.
"Silakan duduk dan cari tempat kosong"
Elvin berjalan kearah meja-meja, banyak siswa dan siswa yang menyuruh teman sebangkunya pindah agar mereka bisa duduk bersama dengan El. Namun El malah memilih duduk paling belakang bersama siswa yang ia perhatikan sejak tadi.
"Felix" teman sebangku El memperkenalkan dirinya dan ingin bersalaman,tapi El hanya melirik tidak membalasnya.
Felix menurunkan tangannya dan mengangguk anggukan kepalanya. Elvin mungkin tidak ingin di ganggu atau dia sedang beradaptasi.
Pembelajaran dilanjutkan kembali. Sesekali para wanita melihat kearah Elvin. Sampai pelajaran selesai mereka pun keluar dari kelas.
3 wanita berjalan menghampiri Elvin yang bersiap akan keluar.
"Elvin, Ayo ke kantong bareng!" ajak Rosa dengan senyum manisnya.
Seperti biasa Elvin hanya meliriknya lalu berjalan lebih dulu keluar dari kelas. Rosa tersenyum senang melihatnya, ia berfikir Elvin menyetujui ajakannya. Rosa dan kedua temannya berjalan cepat sejajar dengan Elvin.
Felix yang biasanya selalu berdua dengan sahabatnya kali ini sendiri ke kantin. Ia gelang-gelang melihat tingkah centil 3 sekawan di depannya.
El yang merasa risih dengan tingkah Rosa yang selalu ingin merangkul tangannya berhenti dan menatap Rosa tajam.
"Lepaskan!" pinta El dengan menekan suaranya menatap tangan Rosa yang memegang lengannya.
"Kenapa El? biar kita makin akrab" Rosa tidak juga melepasnya. Ia sengaja mengusap-usap lengan El dan hal itu membuat El marah.
El melepaskan pegangan Rosa dengan paksa hingga membuat Rosa hampir terjatuh. El berjalan lebih dahulu meninggalkan 3 sekawan yang shok dengan perlakuan El.
"Felix, cepatlah!" ucap El. Ia tahu Felix berada di belakangnya sejak tadi.
Felix yang mendengar namanya di panggil segera mensejajarkan langkahnya dengan El.
"Elvin, gue....mau ngucapin terima kasih" sedikit ragu Felix ingin mengatakannya.
El mengangat sebelah alisnya menandakan bertanya pada Felix, berterima kasih untuk apa.
"Karena...."
"Awas..." Felix tidak jadi melanjutkan perkataannya karena tiba-tiba seseorang menerobos mereka sehingga Felix dan El tergeser.
Mereka diam karena kaget, namun saat ingin kembali melanjutkan langkahnya seseorang tiba-tiba kembali menerobos mereka sambil berlari. Hingga membuat Felix menabrak tembok di sebelahnya begitupun dengan El saking kencangnya dorongan mereka.
"Maaf yah, gue buru-buru" wanita itu membalik badannya dan mengatupkan kedua tangannya meminta maaf, setelah itu berlari mengejar seseorang yang menabrak mereka sebelumnya.
"Mereka lagi" ucap El ketika melihat siapa yang menabraknya tadi.
.
.
NEXT
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
anggita
ikut ng👍like ae thor+ hadiah iklan☝. mugo novel sampean lancar.
2024-09-07
1