Episode 20

2 hari di Inggris

Disebuah kamar seorang pria tengah duduk menghadap jendela menatap luas tanah yang terdapat berbagai macam tumbuhan hijau.

"Gama"

Ya..dia adalah Gama yang kini sudah tampak sehat sejak kemarin dan sudah tidak ada lagi alat medis yang menempel di tubuhnya.

"Iya pa?" Gama memutar tubuhnya saat mendengarkan sang papa memanggil namanya.

"Kamu sudah meminum obatmu?"

"Sudah___

"Pa... kenapa aku harus mengonsumsi obat lagi dan ada pemeriksaan rutin padahal aku tidak memiliki sakit parah, hanya sempat sesak saja"

"Biar kamu lebih sehat dan kuat agar tidak mudah tumbang, kamu juga bisa melawan kakakmu itu supaya kamu tidak kalah terus dan berakhir di rumah sakit"

"Aku tidak ingin bertengkar dengan kakak...dan lagi pun kak Hayden bersikap seperti itu karena papa yang selalu membandingkannya denganku. Memang kenapa sih papa membandingkan ku dengan kakak?"

(……)

"Padahal ketika kami masih kecil papa tidak bersikap seperti itu"

"Karena dia mulai membangkang perkataan papa dan papa tidak suka itu. Sudahlah…kamu tidak perlu memikirkan itu. Kamu tidak perlu mengurusinya!" ucap Wibhawa.

"Kamu harus istirahat sekarang!" pinta Wibhawa dan mengambil bantal yang tergelatak di sofa lalu membawanya ke kasur serta merapikan agar Gama bisa tidur.

"Aku capek tidur terus Pa. 3 jam yang lalu aku baru bangun" Gama menolak karena ia belum merasa mengantuk dan capek karena kerjaannya hanya tidur saja.

"Tidak ada penolakan Gama. Istirahatlah sebelum paman Robi datang. Kamu harus banyak istirahat biar stamina mu bertambah"

"Haaaahhhh.." Gama membuang nafas pasrah.

Ia berjalan ke atas kasur dan langsung berbaring mengikuti perintah sang papa. Ia menatap papa-nya sebentar lalu memejamkan matanya.

Tanpa sepengetahuan Gama, Wibhawa mengeluarkan sebuah suntikan yang berisi cairan bening dan langsung menusukkannya di leher Gama.

"Pah..." Gama kaget karena merasakan gigitan suntik itu pada lehernya dengan memegang tangan papa-nya.

"Istirahatlah!" ucap Wibhawa setelah menyuntikkan cairan itu di leher Gama, lalu mencium kepalanya sekilas. Meninggalkan Gama yang masih sedang berfikir apa yang papanya suntikkan itu.

Namu itu tidak lama, karena matanya mulai sayu dan tertidur dengan pulasnya.

"Kau sudah menyuntiknya?"

Robi bertanya setelah Wibhawa kembali dari kamar Gama dan sudah berada di hadapannya saat ini yang sedang berada di ruang tengah.

"Sudah" Wibhawa ikut duduk di salah satu sofa yang ada di sana.

"Kapan kau akan melakukan operasinya?" tanya Wibhawa.

"3 hari lagi, kalau pun obat itu menyatu dengan sempurna di tubuhnya"

Wibhawa manggut-manggut mendengarnya.

Entah operasi apa yang mereka maksud tapi sepertinya operasi itu yang membuat Hayden ingin menyelamatkan adiknya itu.

Kedua pria yang bisa dikatakan sudah hampir memasuki masa tua, tapi kedua masih begitu aktif termasuk otak mereka yang masih kuat untuk berfikir hal-hal yang rumit.

...----------------...

Di negara berbeda dengan posisi rumah milik Wibhawa saat ini. Masih di hari yang sama ketika Wibhawa pergi ke Inggris.

Hayden tengah berada di meja makan bersama bibi Faye menyantap makan malam. Sebenarnya bibi menolak untuk satu meja dengannya, tapi Hayden memaksa dengan alasan tidak ingin makan sendiri.

"Bibi makan bersama ku yah?"

"Tidak den, bibi makan nanti saja"

"Aku tidak mau makan sendiri bi...dan lagipula bibi adalah keluarga ku juga. Jangan pernah membatasi diri bibi dengan ku hanya dengan alasan bibi adalah pekerja di sini"

"Maaf den"

"Yasudah, bibi duduklah!"

Keduanya menyantap makanan mereka dengan lahap. Di sela suapan mereka Hayden bertanya, "Makan malam untuk suami bibi dan penjaga lain sudah jadi juga?"

"Sudah den. Mereka sedang makan juga sekarang, tapi di pos depan"

Pembicaraan mereka hanya sampai di sana. Setelah makanan mereka habis, Hayden ingin meninggalkan meja makan. Namun suara bibi Faye menghentikannya.

"Den__

"Kenapa bi?" Hayden memutar tubuhnya.

"Ada yang mau bibi tunjukkan mengenai tempat kita menginap saat liburan ke Inggris, tapi kalau den Ayden ada pekerjaan lain, nanti saja"

"Tidak Bi, aku tidak ada pekerjaan lain" Hayden menjawab cepat. Ia sangat ingin tahu apa yang akan bibi Faye katakan, apalagi ini menyangkut tentang tempat di Inggris.

"Memang yang bibi ingat?" tanya Hayden.

"Bibi sebenarnya kurang yakin"

"Nggak apa-apa Bi, katakan saja. Jikapun itu salah ya tidak masalah. Namun siapa tahu keraguan bibi itu adalah benar, jadi jangan ragu bi"

"Iya den. Bibi ambil dulu albumnya"

Hayden mengangguk. Sambil menunggu bibi mengambil album itu, ia ke ruang TV. Tak lama kemudian bibi kembali dengan menenteng Album yang Hayden tunjukkan sebelumnya.

"Ini den, lihat foto ini!" bibi langsung menunjukkannya seraya duduk di sebelah Hayden.

Hayden mengerutkan keningnya menatap foto itu. Di mana foto itu menampilkan Gama yang sedang berlari namun bukan itu yang Hayden perhatian. Tapi backgroundnya, di mana menampilkan sebuah rumah berdinding kayu namun terkesan klasik.

"Maksud bibi, ini tempat kita menginap dulu selama di Inggris"

"Sepertinya iya den. Karena kalau di lihat itu buka hotel maupun penginapan. Tuan juga tidak memiliki rumah lain selain rumah ini kan?"

"Benar Bi. Hanya rumah ini yang papa punya"

Hayden mengalihkan matanya dari album dan menatap bibi Faye.

"Terima kasih, Bi. Untung bibi melihat foto ini. Aku jadi tahu akan pergi ke mana jika aku ke Inggris menyusul Gama dan papa"

"Sama-sama den"

"Yaudah Bi, aku ke kamar duluan"

"Iya den"

Hayden meninggalkan bibi Faye di ruang TV menunju kamarnya. Sedangkan bini Faye mematikan TV dan pergi ke kamarnya juga.

***

"Bibi Faye yang memberitahu gue. Gue yakin apa yang bibi katakan itu nggak salah"

Hayden tengah berbicara dengan Elvin melalui sambungan telpon setelah ia berada di kamar. Ia memberitahukan semua apa yang bibi Faye katakan dan juga mengirim gambar yang ia foto di album.

"Minta paman Hunter mencari tahu tentang nama daerah perkebunan teh! setelah paman menemukan nama-nama daerahnya, kita bisa bergerak mencari tahu daerah itu"

"Oke, akan gua sampaikan pada paman Hunter nanti"

"Oke El. Thanks maj bantu gue"

"Bukan masalah, santai saja"

"Oke El. Kita ketemu di Cafe xx besok pukul 10. Gua akan ajak Queen kalau dia mau"

"Oke"

Tut

Panggil telah terputus. Elvin langsung saja memberitahu paman Hunter tentang semua yang ia dengar dari Hayden. Tidak lupa juga mengirimkan foto rumah yang Hayden duga tempat papa membawa adiknya.

*****

Keesokan harinya di Cefe tempat Hayden janjian Elvin dan lainnya.

Saat ini mereka duduk di salah satu meja yang berada di sudut ruangan agar pembicaraan mereka tidak terlalu terdengar oleh pengunjung lain dan juga tidak menggangu mereka.

Sudah ada Hayden, Elvin, Felix dan 2 temannya yang tinggal serumah dengannya serta ada Queen dan Kevin.

"Tumben Ansel dan Axel tidak ikut?" tanya Hayden pada Kevin. Yang mana biasanya Ansel dan Axel pasti selalu mengekori Kevin apalagi ada Queen.

"Mereka ada kerjaan__

"So...ada informasi apa ni tentang Gama" sambung Kevin.

"Gua sudah tahu kita akan kemana mencari keberadaan Gama dan info itu dari bibi Faye. Elvin juga sudah menemukan nama daerah yang kiranya berhubungan dengan tempat yang bibi katakan" jawab Hayden

"Tunggu apa lagi, langsung cus kita ke Inggris" sahut Felix yang sangat tidak sabar.

"Kita butuh strategi melawan tuan Wibhawa. Kita tidak bisa pergi tanpa persiapan. Seperti yang Hayden bilang kalau tuan Wibhawa memiliki banyak personil yang pastinya tidak mudah membawa Gama pulang tanpa harus adanya perlawanan" ucap Elvin.

"Mengenai personil, apa kalian punya personil juga?" tanya Queen.

"Seluruh tim mau membantu Queen, soal personil kita banyak" sahut Kevin.

"Kak Kev punya banyak uang untuk membawa mereka semua ke Inggris. Dan gua sangat yakin hanya 2% yang memiliki pasport. Jika mereka semua pergi ke Inggris otomatis harus ada pasport kan?"

"Queen benar, tidak semudah itu kita bisa kesana walaupun kita tahu lokasi di mana Gama berada" Felix membenarkan perkataan Queen.

"Kita juga tidak bisa pergi jika hanya sedikit" ucap Hayden

Elvin yang diam mendengarkan perkataan mereka juga berfikir hal yang sama dengan Queen. Ia lupa dengan hal itu.

Ketika ia sedang berfikir untuk mencari solusi, sebuah notifikasi pesan masuk di hp nya dan itu dari granma.

Melihat nama granma, Elvin mengingat sesuatu dan menemukan cara agar mereka bisa membawa Gama dari papanya.

Granma....iya ada granma. Gua yakin granma pasti mau membantuku__ pikir Elvin

.

.

NEXT

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Bab pengumuman
68 episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Episode 86
88 Episode 87
89 Episode 88
90 Episode 89
91 Episode 90
92 Episode 91
93 Pengumuman seoson 2
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Bab pengumuman
68
episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Episode 86
88
Episode 87
89
Episode 88
90
Episode 89
91
Episode 90
92
Episode 91
93
Pengumuman seoson 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!