Chapter 17

Derrrien menatap tajam kearah dimas. " ngga usah pegang-pegang lila", derrrien berucap ketus.

Lila yang melihat kelakuan derrrien hanya bisa menghela napas lelah, dia mengabaikan derrrien dan teman-temannya. dia lebih memilih membuka bungkus berisi sate lalu memakannya tanpa nasi.

Derrrien yang masih memandang tajam dimas, sementara dimas hanya menatap malas kearah derrrien.

Derrrien melihat kearah lila, dia melihat Lila yang sedang lahap memakan sate. dia bangun kemudian berjalan menuju rian untuk memesan satu porsi sate dan nasi untuk lila.

Respon rian yang melihat derrrien memesan satu porsi sate dan nasi hanya menganggukkan kepala. rian terlalu malas menjawab laki-laki arogan seperti derrrien.

Setelah menunggu sebentar rian menyerahkan pesanan kepada derrrien yang langsung diterimanya, derrrien langsung bergegas pergi tanpa mengucapkan terimakasih.

Rian hanya bisa mengucapkan sabar dalam hati seraya mengelus dadanya.

Derrrien berjalan menghampiri meja tempat Lila dan teman-temannya berada, meletakkan nasi dan satu porsi sate di depan lila.

Lila menatap bingung kearah derrrien "makan, kalo bilang sama aku, biar nanti aku yang pesenin" setelah mengatakan itu-- derrrien juga memakan pesanannya.

Semua diam yang terdengar hanya obrolan para pengunjung warung makan, lila sudah menghabiskan dua porsi satu plus satu nasi. Lila lupa membeli air minum.

Sebotol air putih yang masih baru di geser kedepannya. "minum" derrrien berkata seraya membuka penutup botolnya.

Menyodorkan kedepan mulut lila, Lila mengambil botol lalu mulai meminumnya sampai setengah.

"makasih" lila menaruh botolnya di hadapan lila, derrrien menganggukkan kepalan dan melanjutkan melahap makanannya.

Lila mengeluarkan ponselnya dari saku cardigannya, memainkan aplikasi game salon untuk menghilangkan bosannya, mau pulang pun pasti ditahan derrrien.

Derrrien mengambil botol air putih bekas lila, dia meminum airnya sampai habis, dia tak merasa jijik sama sekali, mungkin jika bekas perempuan lain, iya. tapi, kalo bekas Lila, dia malah senang.

"main apa?" meletakkan botol kosong didepannya, derrrien mendekatkan kepala kepada lila. Dia mengintip aplikasi yang lila mainkan.

Lila yang mendengar derrrien berbicara hanya mengacuhkan saja, dia tetap fokus bermain gamenya.

Derrrien yang merasa diabaikan pun, merasa kesal. dengan gerakan cepat dia mengambil ponselnya yang berada di celana jeans-nya.

Men-download game yang sama seperti yang lila mainkan, menunggu sampai selesai. Sesudahnya dia mulai memainkan.

Dengan sengaja dia pura-pura tidak mengerti tentang aturan game salon, dia bertanya kepada lila, dan pertanyaan derrrien direspon. Didalam hati derrrien sekarang sedang bersorak senang.

Lila menjawab pertanyaan derrrien dan mengajarkan cara bermain game kepada derrrien.

Lila terfokus untuk melihat hasil ajaran dia kepada derrrien hingga dia melupakan games yang ada di ponselnya, dia hanya menatap layar ponsel derrrien dan sesekali mengarahkannya.

Derrrien menyambut ajaran lila dengan senang.

Modus gua berhasil ujar derrrien di dalam hati.

Teman-teman derrrien yang melihat kelakuan derrrien hanya bisa menggelengkan kepala miris.

Seorang derrrien main game salon, sungguh keajaiban dunia. batin dika.

Modusnya bisa banget, nanti gua praktekin langsung sama pacar ke-7 gua. gumam agam di hatinya.

Fyi. agam adalah playboy yang terkenal di kalangan teman dekatnya.

Demi cewek, dia jadi bodoh. Dimas menatap kasian kearah derrrien.

Sementara derrrien masih sibuk menanyakan ini dan itu kepada lila, dia sengaja menekan tombol yang salah agar di ajari lagi oleh lila.

Lila melihat kearah jam tangannya, jam 21.15.

"rien aku pulang dulu yah, kamu lanjutin aja sendiri gamenya" lila bangkit dari duduknya, dia memasukkan ponselnya ke dalam kantong cardigannya.

Derrrien yang mendengar ucapan lila pun langsung berdiri, memasukkan ponselnya. Dia segera meraih lengan lila menggenggam erat.

"ayok aku anterin" derrrien dan Lila akhirnya berjalan berdampingan.

Lila pamit pulang kepada rian, baru saja rian ingin mengucapkan kalimat, derrrien langsung menarik tangan lila. Berjalan dengan cepat, derrrien tidak mau melihat lila berlama-lama berinteraksi dengan laki-laki lain.

"rien tadi itu nggak sopan" lila menepuk pundak derrrien dengan kencang.

"biarin aja, aku nggak mau ngeliat kamu sama dia ngobrol lama-lama" derrrien merengek dengan wajahnya yang cemberut.

"dia punya nama rien, rian namanya. Dan juga kamu nggak berhak ngatur-ngatur aku, kamu nggak inget apa yang aku ucapin sore tadi" lila merasa sangat jengkel terhadap tingkah derrrien.

"aku nggak peduli dia punya nama atau nggak, makanya ayok balik jadi pacar aku" derrrien menggoyangkan tangan lila yang berada di genggamannya.

Lila menatap derrrien kesal "aku nggak mau jadi pacar kamu lagi, sekarang lepas aku mau pulang" Lila menarik tangannya, derrrien mengeratkan genggamannya.

"terus kamu maunya jadi apa? Jadi istri aku mau?" derrrien tersenyum genit kearah lila.

Lila bergidik ngeri mendengar ucapan derrrien barusan "nggak mau, aku maunya pulang"

"ayok aku anter, ini perintah bukan pertanyaan" akhirnya derrrien memilih mengalah dan tak membahas tentang status hubungan lagi.

"ini pirintih bikin pirtinyiin" lila yang kesal akhirnya mengikuti ucapan derrrien dengan gayanya.

Derrrien gemas melihat kelakuan lila, dia dengan gemas mencubit pipi lila "gemes banget sih sayang rien" setelah mengatakan itu, derrrien menarik lila kedalam pelukannya. Dia menggoyangkan badan lila ke kiri dan kanan, dia juga mengangkat badan lila dan membawanya berputar.

Lila merasa pusing dan mual ketika derrrien terus menerus membawa tubuhnya berputar, lila memukul kuat kedua pundak derrrien dengan kencang.

"rien udah aku pusing" ucap lila sambil menahan mual.

Derrrien akhirnya menghentikan aksi berputarnya, dia menurunkan lila dari gendongannya. Derrrien panik melihat muka lila yang terlihat pucat.

"aduh sayang maafin aku ya, pusing banget ya? kita kerumah sakit sekarang!" derrrien hendak menggendong lila lagi tapi piala menghindarinya.

"aku mau pulang" ucap lila lemah.

Derrrien menarik napas kasar " oke fine, aku antar kamu pulang tapi dengan satu syarat kamu harus angkat video call aku, gimana?" tidak ada rengekan dalam nada bicara derrrien yang ada hanya keseriusan.

Lila yang sudah merasa lelah pun hanya menganggukkan kepala, paling nggak akan aku angkat, mending tidur daripada liat muka dia. Batin lila.

Derrrien menuntun lila kearah motornya, mengangkat tubuh lila lalu mendudukkannya di jok bagian belakang. sesudah merasa posisi lila sudah nyaman, dia segera menaiki motornya dan menjalankan menuju rumah lila.

5 menit kemudian mereka berdua sampai, lila langsung turun dari motor derrrien, dia takut derrrien akan mengangkat badannya lagi kalo dia terlalu lama duduk di jok motor.

Derrrien mendengus geli melihat tingkah lila yang tergesa-gesa. Pasti dia takut gua gendong lagi, ah lucu banget ayang gua. Dalam hati derrrien tengah menahan gemas.

"ila, aku minta maaf soal tadi sore. Aku kelepasan cium kamu gara-gara terlalu gemas sama kamu" derrrien menatap lila dengan pandangan menyesal.

Terpopuler

Comments

lily

lily

masih tanda tnya kenapa darrien ngasih alesan kaya gtu ke temen2 gengnya kalo emang cinta beneran ke Lila harusnya gak ada alesan gtu sih

2024-11-17

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!