Disinilah aku di depan HIGH CRISTALES SCHOOL, memandang kosong bangunan mewah didepanku ini. Melangkah kaki dengan pelan melihat kiri dan kanan. Ah sepertinya aku datang terlalu pagi, aku melihat jam yang melingkar di tangan kananku. 06.30. aku berangkat dari rumah sekitar 06.15.
Aku berangkat menggunakan taxi online, sebenarnya ada satu mobil dan satu motor di rumah Lila. Namun aku malah menyetirnya, terbiasa diantar jemput oleh keluargaku yang dulu, membuatku malas membawa kendaraan. Hehe.
Aku berjalan kearah ruangan kepala sekolah, ibu tadi memberikan peta sekolah kepadaku. Dan aku harus mengucapkan terimakasih kepadanya sepulang sekolah nanti. Peta ini sangat berguna.
Aku tidak perlu tanya sana-sini, saat sampai didepan aku mengetuk pintu. Lalu ada suara yang menyuruh ku masuk, didalam aku hanya mengobrol ringan untung ibu mendaftarkan ku tanpa nama belakang marga keluarga Zaryan.
Kepala sekolah bilang padaku bahwa aku berada di kelas XI IPS 1, setelah tahu kelasku aku berpamitan kepada kepala sekolah. Kepala sekolah disini sangat rajin, padahal ini masih pagi tapi dia sudah stay di sekolah. Hebat patut di contoh.
Oh iya ini hari Rabu, ibu mendaftarkan aku hari sabtu.
Aku melangkah kaki ku menuju kelasku, aku bersenandung senang. Karena ternya kelas XI dan kelas XII mempunyai jarak yang lumayan jauh. Senangnya aku, ke khawatir ku ternyata tidak berarti apa-apa.
Ketika sampai di kelas, aku langsung masuk dan bergegas duduk dipojok sebelah kanan dekat dengan jendela. Menaruh tasku di meja membenamkan kepalaku. Aku mulai memejamkan mata karena rasa ngantuk menyerang. Aku kurang tidur semalam karena perasaan khawatir berlebih ku, aku khawatir bertemu tokoh novel dan semakin merusak alur novel.
Aku terbangun karena suara murid-murid yang mulai memasuki kelas, aku melihat jam tanganku ah rupanya sudah jam 07. 30, waktunya masuk. Tak lama dari situ seorang guru perempuan memasuki kelas.
Guru perempuan itu melihat sekeliling kelas, saat matanya menatap mataku dia tersenyum "oke anak-anak kita kedatangan teman baru, kamu silahkan maju dan perkenalkan diri" aku menganggukkan kepala seraya tersenyum sopan.
Aku berdiri menghadap kepada siswa-siswi " hai semua namaku Kalila Caeli kalian bisa panggil aku Lila. Sekian" aku tersenyum manis kearah mereka.
Seperti mereka masih terkejut, karena tak menyadari kehadiranku sedari tadi.
"Sudah" aku menganggukkan kepala " perkenalkan nama ibu stela Cristian, kamu bisa panggilan ibu. Ibu stela" lanjutnya lagi.
Aku mengiyakan, Bu stela menyuruh untuk kembali ke tempat duduk. Hampir semua murid melirik kearahku dengan raut penasaran.
"Oke, sekarang buka halaman 65. Lila kamu sudah punya bukunya kan?" Aku menganggukkan kepala kepada Bu stela sebagai jawaban.
Ibu sudah menyiapkan semuanya, aku tinggal terima beres. Membuka halaman buku dan kami pun mulai belajar.
Setelah menghabiskan waktu 4, dengan dua pelajaran dan dua guru akhirnya bel istirahat berbunyi. Teman-teman sekelasku bergegas menghampiri mejaku.
"Hai Lila, kenalin namaku Zahra Andrianto kamu bisa panggil aku Zahra atau ara, aku salah satu murid tercantik di sekolah ini setelah Emira dan Elvira" Zahra mengulurkan tangannya kepadaku yang ku balas uluran tangannya seraya tersenyum lebar kearah Zahra.
"Ahh manis banget senyum kamu Lila, oh iya kenalin namaku Diana Sachio, kamu biasa panggil aku ana. Lila jangan dengerin omongan Zahra dia cuma over pede" aku membalas uluran tangannya seraya mengucapkan terimakasih karena sudah memujiku manis.
Teman-teman sekelasku berebut ingin berkenalan denganku, aku menanggapi itu semua dengan senyuman. Tapi lama-kelamaan aku merasa lelah, untungnya Zahra langsung membubarkan mereka semua. Ana dan Zahra menarik tanganku menuju ke kantin lantai satu. Sebenarnya disini ada dua kantin lantai satu dan lantai tiga.
Lantai satu ada kelas X dan kantin, di lantai 2 ada kelas XI dan sedangkan kelas XII ada di lantai 4. Dan lantai tiga berisi kantor guru dan kantin.
Untung saja Zahra dan ana memilih kantin di lantai 1, coba saja kalo di lantai 3 pasti aku akan bertemu dengan para tokoh.
Ana menuntun kearah meja pojok bagian pojok kantin, sedangkan Zahra dia memesan makanan. Tadinya aku ingin menemaninya tapi tidak di perbolehkan oleh Zahra.
Tak lama Zahra datang diikuti oleh pelayan kantin. Sebenarnya kita tinggal duduk dan angkat tangan pasti pelayan akan menghampiri, tapi karena kata Zahra pesanan lebih cepat diantar kalo memesan secara langsung.
Zahra mengucapkan terimakasih kepada pelayan, setelah menganggukkan kepala pelayan tersebut meninggalkan meja kita.
"Nih kartu kalian" untuk membayar kita tidak menggunakan uang cash melainkan menggunakan kartu yang sudah terisi sejumlah uang.
Aku menerima dan mengucapkan terimakasih kepada Zahra, dia menganggukkan kepalanya seraya tersenyum manis kearahku.
Kami bertiga mulai makan bakso dengan tenang. Oh iya, Zahra dan ana duduk satu baris dengan ku jadi di kursi depan kami bertiga kosong.
"Aku udah lama nggak makan bakso tau" ujarku setelah minum dan menghabiskan bakso.
"Kenapa? Apa di kota sebelah nggak yang jual?" Ana bertanya dengan raut bingung.
Aku terkekeh ringan " ada, tapi karena rasanya kurang enak, aku jadi tidak pernah membelinya lagi" ana menganggukkan kepala tanda mengerti.
"Lila kamu tau, kamu sekarang sedang viral. Lihat" Zahra memotong obrolan ku dengan ana dan menunjukkan ponselnya kepadaku. Di ponselnya terlihat foto sedang tersenyum manis di depan kelas. Di caption itu tertulis wanita tercantik telah tiba disekolah kita. Aku menutup mulut kaget, apa-apaan caption-nya itu, terlalu alay. Ya walaupun itu benar. Aku memang cantik. Hehe.
Tapi bagaimana jika salah satu tokoh novel melihat ini "ini siapa yang upload Zahra" aku menatapnya serius.
"Biasa lambe sekolah, baru hari pertama kamu langsung viral karena wajah cantik kamu ini. Aku iri pada kamu Lila" Zahra memasang wajah cemberutnya dan menatap memelah kearahku, aku melihat kearah ana, dia sedang memasang wajah jijik kearah Zahra.
"Kamu juga cantik kok, semua perempuan di dunia ini canti Zahra. Kamu nggak perlu iri sama aku, karena kita punya cantik tersendiri" aku menatap nya dengan serius.
"Yakk walaupun tetep cantikkan aku, hehe" Zahra yang tadinya hendak senyum, langsung cemberut karena mendengar lanjutan omonganku. Sedangkan ana sudah tertawa dengan keras, tawa ana mengakibatkan seluruh kantin menatap ke meja kita.
"Ana udah ih ketawanya, tuh liat kita jadi pusat perhatian" aku menepuk pundak ana pelan, dia meredakan tawanya lalu melihat kearaku dan mengacungkan dua jempol kearahku.
"Ana, kamu jahat masa ngetawain aku sampai segitunya" Zahra tambah memasang wajah cemberut, aku meringis melihat itu. Apakah aku keterlaluan ya?
"Zahra, maafin aku. Aku cuma becanda" aku mengangkat dua jari kearahnya.
"Udah ngapain kamu minta maaf, orang apa yang kamu ucapin bener kok" ana menatapku dengan lembut seraya terkekeh pelan.
Sedangkan Zahra masih memasang wajah cemberut, namun tetap menganggukkan kepala menjawab ucapan ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
༄ᴵᵏᵏQuenzyᥫ᭡
percaya apa ga yg tadinya jadi figuran bakal jadi pemeran utama
2024-12-22
1