Chapter 5 (Season 2)

.

.

.

.

Lucas menyeka peluh yang membanjiri dahi sang istri. Wanita bermata bulat itu meracau dalam tidurnya. Lucas mendesah letih, seminggu sudah kepergian Sasa. Dan Dea jatuh sakit, itu sungguh membuat Lucas frustasi.

Tangan kekar itu menggenggam tangan Dea dengan lembut. Mengecup beberapa kali punggung tangan sang istri. Sebelah tangan nya mengusap perut rata yang mana di sana telah ada kembali kehidupan. Baru dua Minggu. Meski janin yang di kandung oleh Bella lebih beberapa Minggu dari Dea. Ah, lelaki itu akan memiliki anak dua sekaligus.

Keberadaan Bella di sisinya cukup membantunya. Gadis cantik itu memberikan nya semangat. Bahkan mengirimkan makan untuk dirinya. Membuat bubur untuk Dea. Beruntung sang istri tak tau jika gadis yang sudah menjadi istri ke duanya membuat kan Dea bubur. Jika wanita yang menutup mata itu tau. Maka sudah pasti bubur itu tidak di dalam perut letaknya. Namun di depan wajah tampan nya.

"Pa!" Seruan di belakang tubuhnya membuat Lucas membalikkan tubuhnya. Ia bahkan tidak tau jika Jun masuk dengan seseorang.

"Oh!" Jawab Lucas agak syok.

"Bibi Chou datang menjenguk Mama," ujar Jun pelan.

Lucas menatap Jun dan Bella bergantian. Bella tersenyum lebar dengan mengerahkan keranjang buah. Ada rasa takut di hati Lucas. Sungguh, ia takut saat ini. Jika gadis itu macam-macam. Dalam artian membongkar apa yang ia tutup-tutupi.

"Apa Kakak Dea masih sakit Kak? Aku mendapat kan kabar dari Bintang. Sebagai guru dancenya aku tentu harus menjenguk Kak Dea," seru Bella kala menatap tatapan aneh Lucas.

Lucas mendesah pelan. Tak mungkin ia menegur gadis cantik itu. Sementara di antara mereka ada Jun. Anak lelaki nya yang menatap wajah pucat Ibunya.

"Jun! Katakan pada Mbok Siti itu membuat kan Bibi Chou air minum dan beberapa cemilan," titah Lucas yang mendapat anggukan dan langsung berlari keluar dari kamar ke duanya.

Manik mata coklat Lucas masih menatap Bella yang meletakan keranjang buah di nakas. Ia duduk tempat di samping Lucas menarik kursi meja rias.

Mata rubah itu menatap wajah pucat Dea. Ia mengambil alih Saputangan dari tangan sang suami. Mengusap peluh Dea dengan perlahan. Tanpa menatap wajah Lucas.

"Istirahatlah Kak Lucas! Aku akan mengurus Kakak. Jangan sampai sakit juga, Kakak Dea akan sedih jika kau juga sakit. Ingat kau bukan hanya milik Kak Dea seorang. Kau milik kami semua," papar Bella dengan nada pelan.

Lucas mendesah lagi. Lalu berdiri dari duduknya."Jangan melakukan hal gila, aku tak ingin kehidupan yang damai terusik. Ingat janji mu padaku." Ucap Lucas lalu melangkah ke kamar mandi.

Bella mendesah pelan. Ia berhenti mengusap peluh Dea. Ia menatap lambat wajah Dea. Istri pertama dari suaminya. Dan sekarang ia bersama Dea memiliki hak yang sama atas Lucas. Meski ia dan Lucas tidak mendaftar kan pernikahan nya di pengadilan. Namun di gereja Osaka Jepang ia melakukan pernikahan dengan Lucas. Di sana ada catatan pernikahan mereka.

"Kak Dea! Kenapa kau sangat cantik bahkan saat sakit?" tanya Bella di sela mengusap peluh yang kembali menampakan dirinya,"Aku tau Lucas adalah milikmu. Namun aku tulus mencintai nya. Aku mohon izinkan aku menjadi yang kedua. Aku janji tidak akan memonopoli Kak Lucas. Karena bagaimanapun dia adalah suamimu juga. Tapi saat kau tau nanti, bisakah kau berbagai dengan ku. Agar aku tidak melakukan hal yang sama padamu seperti Sasa," lanjut nya dengan suara yang nyaris tak terdengar.

Air shower terdengar nyaring. Gadis cantik yang tengah hamil lima bulan itu mengusap perlahan perutnya. Lalu beralih pada perut Dea. Ia tersenyum, ada dua kehidupan. Dan ia berharap anak-anak bisa akrab dengan Dea. Seperti Dea dan dirinya. Gila? Tentu. Gadis berdarah Cina itu memang telah gila.

Ia tergila-gila pada pesona Lucas. Tak masalah menjadi yang ke dua. Atau di nomor duakan, asalkan lelaki itu ada selalu bersamanya. Itu sudah cukup baginya. Namun beda lagi bagi Dea. Istri mana yang mau menjadi yang ke dua?? Tidak ada bukan!

Jangankan di duakan, menjadi prioritas ke dua saja wanita tak mau. Begitu juga dengan Dea, dulu saat rumah tangga nya di ambang ke hancuran. Ia benar-benar berencana menggugat cerai Lucas Sandoro. Melepaskan marganya menjadi Wijayanto atau bahkan Wang. Mengikuti marga Ayah kandung nya.

Namun melihat bertapa hancur nya Lucas. Dan kesalahannya memang datang dari Mutia. Ia mengalah, menekan egonya. Menerima lagi Lucas hingga sekarang. Mencintai nya dengan segenap hati. Tapi apa yang terjadi? Lelaki itu mengkhianati nya. Dengan cara yang sama. Meski dengan orang yang berbeda.

Chou Bella adalah gadis yang cerdik dan juga mempunyai obsesi yang lebih kuat dari pada Dea. Bukti nya ia mampu menekan perasaan sayangnya pada Sasa. Hanya karena sahabat nya ingin membongkar hubungan nya dan Lucas. Jika hubungan nya terbongkar pasti lelaki itu akan meninggalkan nya.

Karena bagaimanapun, Dea Amelia Wijayanto lebih unggul di segi mana pun. Ia cantik meski usia tak lagi remaja, memiliki dua anak yang di sayangi oleh Lucas. Dan keluarga Sandoro sangat mendukung hubungan Lucas dan Dea. Bahkan saat ada sedikit cekcok maka orang tua lelaki itu akan membela Dea. Tak peduli siapa yang salah maka Dea adalah prioritas utamanya.

"Maafkan aku juga Kak, karena kehilangan Sasa kau menjadi sakit karena merindukan nya. Itu salahnya, aku sudah bersujud agar ia melepaskan hubungan ku dan Kak Lucas. Tapi kau tau dia bilang apa padaku? Dia berkata bahwa dia merasa di tikam seribu pisau saat melihat wajahmu. Dan merasa hancur saat melihat wajahku. Itu berarti kita memiliki tempat yang sama di hati Sasa. Dari pada dia memilih dan akan menghancurkan nya. Lebih baik ia bungkam selama-lamanya. Akan lebih baik," bisik Bella dengan sangat pelan.

Gadis itu tersenyum. Melihat Dea masih asik dalam mimpi nya. Mungkin wanita cantik itu bertemu dengan Sasa di sana.

KLIK!

Pintu kamar di buka, Bella menjauhkan wajahnya dari daun telinga Dea. Ia kembali mengusap peluh Dea. Dan menoleh menatap pembantu membawakan minuman dan cemilan.

"Apa Nona akan menginap di sini? Saya akan mempersiapkan kamar tamu untuk Nona Chou," ujar Mbok Siti kala Bella menoleh ke arahnya.

"Iya, aku akan menginap di sini. Maaf ya Mbok, aku merepotkan Mbok," balas Bella dengan nada lembut.

Wanita tua itu tersenyum dan menggeleng. Ia meletakan nampan di atas meja yang ada di sudut kamar. Membungkuk dan keluar dari kamar.

Saat itu pintu kamar mandi terbuka. Lelaki Lucas itu keluar dengan baju tidur. Gadis cantik itu tersenyum.

***

Anak lelaki tampan itu menggeliat dalam tidur nya. Mengucek matanya sebelum benar-benar membuka ke dua matanya. Ia duduk dari posisi tidur nya. Manik mata coklat nya melirik jam weker di samping nakas dengan karakter animasi Naruto.

Gelas di atas nankas kosong membuat Jun mendesah kesal. Ia lupa meminta Mbok Siti meletakkan cawan kamarnya. Ia turun dari ranjang melangkah perlahan menuju dapur. Namun langkah nya terhenti kala merasa ada sinar di kamar sang kakak.

"Apa Kak Bintang kembali ke rumah? Tapi kenapa sudah  jam dua lampu nya masih menyala?" tuturnya heran.

Jun melangkah perlahan menuju kamar sang kakak. Mungkin kakaknya mengalami insomnia. Jun ingin membantu sang kakak. Membuat Coklat hangat agar sang kakak bisa tidur dengan nyenyak.

Kala tangan mungil itu terangkat akan mengetuk pintu ia terhenti kala ia mendengar suara aneh. Seperti rintihan, apakah kakaknya sakit? Setidaknya itu lah yang ada di benaknya. Tangan kecil itu menekan kebawah gagang pintu membuka nya perlahan agar tidak mengejutkan Bintang.

Perlahan-lahan pintu di buka. Namun dahinya berlipat kala melihat seluet lebih tinggi dan langsing berambut panjang. Bersama dengan sang Ayah. Tunggu Ayahnya? Jun Sandoro menajamkan penglihatan nya. Mata kecil itu membesar kala dapat melihat dengan jelas.

Beberapa kali mata Jun berkedip cepat. Tubuh nya menegang kala melihat apa yang terjadi. Di kamar sang kakak Ayahnya mencium dan——— tubuh itu di tindih. Ke adaan yang ada di sana bukanlah penampakan yang pantas bagi anak yang masih berumur sepuluh tahun.

Desahan dan tawa kecil dapat membuat ke dua Indra pendengarannya berdengung. Ayahnya mencumbu wanita yang bukan Ibunya. Dan gilanya lagi wanita itu setengah telanjang. Jun mengucek keras matanya. Berharap apa yang ia lihat adalah mimpi.

"P———ppa.." Seru Jun dengan nada bergetar ah! Bukan. Anak itu mencicit.

Jun mundur melepaskan gagang pintu kamar pink itu. Ia linglung, Jun masih kecil bukan berarti yang tak tau apa itu perselingkuhan. Dengan kaki kecil tanpa alas kaki itu ia berlari pelan menuju kamar sang Ibu. Membuka perlahan lalu masuk ke dalam kamar sang Ibu dengan langkah lebar.

Beberapa kali tangannya menggawang, bibir terbuka. Ingin memanggil Dea yang terlelap dengan napas teratur. Tangan mungil itu akhirnya sampai di bahu Dea. Mengguncang perlahan.

"M—aamma! Bangun!" Titahnya masih mengguncang bahu Dea.

Namun mata itu tak terbuka meski berkali-kali di guncang. Jun panik, ia meletakan jari telunjuknya di hidung sang Ibu. Wanita itu masih bernapas dengan teratur. Hanya tidurnya sangat nyenyak. Jun beralih pada nakas di sana terdapat kulit kapsul yang terbuka.

Dengan cekatan ia mencari plastik bersih memasukan obat yang hanya cangkangnya itu ke dalam plastik. Lalu memasukkannya ke dalam kantong. Dengan wajah panik Jun meraih ponsel sang Ibu. Menekan nomornya satu satu dua. Nomor yang langsung terhubung dengan Rumah Sakit Bara.

"Hallo! Saya Jun anak dari Lucas Sandoro dan Dea Amelia Wijayanto, Ibu saya tertidur sangat lelap. Sampai tidak bisa dibangun kan. Tolong segera datang ke sini. Rumah saya ada di jalan Karang Pola Bolok A nomor 113," terang Jun dengan suara panik.

".   .    .    "

"Tidak. Saya hanya berdua dengan Mama! Tolong cepat kirim kan Ambulance," ujar Jun yang sudah mulai menangis.

Jun Sandoro anak yang sangat cerdas. Meski dalam ke adaan terdesak ia masih bisa berpikir rasional.

Sang anak yang menangis pelan. Sang Ayah mendesah keras penuh kenikmatan. Sungguh lelaki brengsek yang pernah ada.

***

Lucas menatap lambat sang putra. Lelaki imut itu syok kala mendapatkan pelepasan. Suara mobil Ambulance yang nyaring berhenti di depan rumah nya. Bahkan saya ia keluar dengan Bella dari kamar Bintang. Ia hanya melihat tempat tidur beroda itu di dorong masuk ke dalam mobil kesehatan itu. Bersama dengan Jun yang menatap Lucas dengan penuh amarah. Mata anak lelaki itu memerah dengan kebencian dan air mata.

"Jun!" Panggil sang Ayah.

Jun tak menjawab. Ia menatap Lucas dengan pandangan mata elang. Bella pun di tatap dengan cara yang sama. Wah! Tatapan yang benar-benar mirip seperti Bintang dulu.

Ke tiganya berdiri di depan ruang UGD. Ketika Lucas akan melangkah dan bertanya. Anak itu berlari kencang.

"Jun!" Teriak Lucas kala akan berlari di cegat oleh gadis cantik itu.

"Jangan tanya sekarang. Mungkin Jun syok karena ke adaan Kak Dea!" Ujar Bella mencekal pergelangan Lucas.

Lucas hanya mendesah. Sedangkan Jun berlari tak tau arah. Anak berumur sepuluh tahun itu berhenti di gedung perawatan. Ia menangis keras beruntung tidak ada orang di depan sana. Mengingat jam dan tempat yang jauh dari gedung UGD.

"Jun!" Seruan dari belakang tubuh anak kecil itu membuat ia membalik kan tubuhnya.

Anak kecil itu berlangsung berlari ke arah lelaki tampan itu. Memeluk kaki panjang sang lelaki.

"Paman," serunya di tengah tangis keras.

Terpopuler

Comments

beby

beby

cewek gilak

2023-08-13

0

Chyka Asika

Chyka Asika

sumpah,,,, ini cerita paling menyakitkan yg pernah gue baca,,,
udh mengkhianati berulang Kali,,, ya Allah bener bener nggk ada hati nurani,,, istri nya lg terbaring malah enak enak kan sm selingkuhan,,,

2021-05-08

1

Nur Fajriah

Nur Fajriah

hiks....hiks...nangis aku thor

benci sama lukas😠😈

2020-12-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!