Kemurkaan Kakek Syarkawi.

Siang ini, setelah selesai membereskan mesjid setelah digunakan untuk shalat subuh, Ridho bermaksud langsung pulang ke rumah kontrakan nya.

Namun baru saja dia keluar dari halaman mesjid, tiba tiba datang mobil patroli polisi berhenti di depan halaman mesjid.

Dari dalam mobil, keluar empat orang polisi berseragam lengkap, menodongkan pistolnya kearah Ridho yang sedang berjalan dengan Kiai Rahmad.

"Berhenti!, dan jangan coba coba melawan!" bentak salah seorang polisi itu.

"Ada apa pak?, ini sebenar nya ada apa?" tanya Kiai Rahmad bingung.

"Apa saudara yang bernama Ridho?" tanya polisi tadi tanpa menjawab pertanyaan dari Kiai Rahmad.

"Iya!, benar pak, saya Ridho!" jawab Ridho mantap tanpa ragu ragu.

"Saudara kami tangkap atas kasus pemukulan dan penganiayaan atas nama Jovano" ujar polisi itu menjelaskan.

Kiai Rahmad menatap kearah Ridho yang tampak masih tenang tenang saja.

"Benarkah itu nak?" suara Kiai seakan tercekat di kerongkongan nya.

Ridho cuma menganggukkan kepala nya saja, "maafkan saya Kiai, saya mengecewakan Kiai, sampaikan pada Guntur agar jangan risau, ini hanya segelintir dari ujian yang harus Ridho jalani Kiai" ....

Ridho segera di gelandang ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatan nya.

Siang itu terjadi kegemparan luar biasa di kampung dalam, ada yang membela Ridho, namun ada juga yang mencela nya.

Umi Habibah nyaris jatuh di lantai andai saja tidak buru buru di peluk oleh umi Aisyah dari belakang nya.

Tanpa suara, hanya Isak tangis gadis itu saja yang terdengar memecah keheningan.

"Tidak!, tidak Abi!, tidak!, ini tidak benar kan Abi, ini hanya guyonan Abi saja kan?, mana mungkin orang seperti Ridho memukuli orang lain tanpa sebab, tidak, neng tidak percaya abi" tukas gadis itu sambil terisak pilu.

"Neng Bibah putri ku, Abi tahu rasa yang ada di hati mu itu, tetapi sadar lah, kita tidak mungkin bisa merubah takdir, karena takdir itu sendiri adalah cerita hidup seseorang yang telah Allah tentukan untuk nya, takdir tidak bisa dirubah dengan apapun juga walau dengan doa sekalipun, karena doa itu sendiri sejati nya bagian dari takdir itu juga, pasrah, ikhlas dan ridho itulah kunci nya, bersabarlah nak, banyak banyak berdoa semoga ujian yang menimpa Ridho ini segera selesai" ucap Kiai Rahmad dengan suara bergetar.

"Neng, ummi juga tidak percaya kalau Ridho berbuat begitu tanpa ada sebab nya, bersabar lah putri ku" kata ummi Aisyah memeluk putri nya.

"Abi akan segera pergi ke kantor polisi, menanyakan kejelasan kasus Ridho ini, kalau memang Ridho tidak bersalah, Abi akan mengusahakan kebebasan nya, atau setidak nya meringankan nya" kata Kiai Rahmad.

"Bolehkah neng ikut Abi?" tanya umi Habibah serak.

"Tinggallah nak, tenangkan diri mu, bersabar lah"kata Kiai Rahmad mengusap pucuk kepala putri nya itu.

"Carilah pengacara terbaik abi, pakailah uang Bibah, Bibah ridho demi dia Abi" suara umi Habibah serak disela tangisan nya.

"Ujian anak muda itu demikian dahsyat nya, beruntun, kemarin dikabarkan tewas kecelakaan, sekarang di ciduk polisi gara gara pemukulan, duh entah apa lagi? gumam umi Aisyah masgul.

Sepeninggal Kiai Rahmad ke kantor polisi, sebuah mobil Alphard hitam berhenti di depan warung kopi Mpok Sari.

Didalam warung nampak Azis, Majid dan Rizal sedang asik minum kopi panas sambil membicarakan masalah Ridho.

"Sudah ku bilang Ridho itu licik, dia pura pura saja baik, sebenar nya tujuan nya menggaet neng umi Habibah, dia pasti pakai pelet ilmu hitam, hingga neng umi Habibah tergila gila kepada nya!" kata Azis.

"Tetapi aku masih belum yakin jika dia itu jahat, pasti ada sesuatu yang telah terjadi" sanggah Majid tidak yakin.

"Iya mas, selama ini dia selalu bersikap baik, tidak pernah berlaku kasar ataupun bersikap kurang pantas" tambah Rizal.

"Huh!, sulit menjelaskan pada kalian, karena kalian juga sudah termakan guna guna dari nya" Azis bersikeras dengan pendapat nya.

"lalu cuma lu sendiri yang tidak bisa dia guna gunain ya?" tanya mpok Sari sinis.

"Lha iya lah, karena ilmu agama saya tinggi" jawab Azis membanggakan diri nya.

"Tinggi?, lulusan pesantren aje kaga, sedangkan Kiai Rahmad nyang lulusan Mesir aje bersikap sama seperti kite kite, menyukai Ridho, emang nya elu siape?" tanya Mpok Sari kurang suka dengan sikap Azis ini.

"Mpok! Kopi nya satu ya?" kakek Syarkawi masuk kedalam warung kopi Mpok Sari.

"Eh iya pak, silahkan duduk ya?" Mpok Sari mempersilahkan kakek Syarkawi duduk.

Azis yang melihat kakek Syarkawi yang akrab dengan Ridho itu datang, dia segera membayar kopi nya dan berlalu dari tempat itu.

"Tumben ya Mpok, Ridho belum kelihatan juga, biasa nya jam segini dia sudah nongkrong di sini?" tanya kakek Syarkawi pura pura padahal tadi dia sudah mendengar perdebatan antara Azis dan Mpok Sari.

"Kakek belon denger ya, tadi dianya dibawa polisi, kata nya kasus pemukulan anak seorang pengusaha kaya raya" jawab Mpok Sari.

Tanpa menjawab, kakek Syarkawi hanya mengangguk anggukan kepala nya saja

Setelah menghabiskan kopi nya, kakek Syarkawi meletakan Uang Lima puluh ribuan dibawah gelas, lalu ngeloyor pergi dari tempat itu tampa bicara sepatah kata pun juga.

Didalam mobil nya, kakek Syarkawi segera membuka handphone nya, menghubungi Ardian, ayah Jovano.

Saat itu Ardian sedang berbicara dengan pengacara nya tentang masalah penangkapan Ridho.

"Buyung!, buat anak itu membusuk di penjara, kapan perlu, susup kan pembunuh bayaran kedalam sel, siksa dia, agar semua orang tidak ada yang memandang remeh kepada ku" kata tuan Ardian sambil menghisap rokok cerutu nya.

"Baik bos!, akan saya lakukan, bos tenang saja!" sahut Buyung pengacara nya.

Tuan Ardian adalah pria paro baya berwajah agak lebar dengan bibir agak tebal dan beralis lebat.

Pria paro baya itu tertawa terbahak bahak mendengar cerita dari Buyung jika Ridho anak muda yang membuat putra nya masuk rumah sakit itu telah di ciduk polisi.

Baru saja dia menghisap rokok cerutu nya dan menghembuskan nya, tiba tiba handphone nya berbunyi, panggilan dari Tuan Syarkawi orang terkaya nomor satu di Asia.

Karena mengira pria tua itu ingin membicarakan perihal tender kerja yang dia ajukan, tuan Ardian segera mengangkat telepon itu.

"Halo tuan Awi, apa kabar anda tuan?" tanya tuan Ardian berbasa basi.

"Aku lebih dari baik, kau sudah hebat sekarang, berani mengajak perang kepada ku, oke tantangan ini ku terima, ku beri waktu kau bersiap selama tiga hari, karena setelah tiga hari, kupastikan kau akan menjadi jembel terbuang di jalanan, dan semua orang akan memandang mu jijik!" terdengar suara tuan Syarkawi begitu dingin dan menakutkan sekali.

Karena seluruh pengusaha di Asia mengenal siapa itu tuan Syarkawi, pengusaha paling mengerikan. Memang orang tua ini tidak pernah membuat masalah, tetapi bila ada yang mencoba bermasalah dengan nya, nasip sial bakalan dia alami.

Mendengar nada bicara tuan Syarkawi tadi, tiba tiba dengkul tuan Ardian gemetaran.

"Tu… tuan Awi, a… apa maksud tuan sebenar nya, mana berani saya menyatakan perang dengan tuan, ini mungkin cuma salah paham saja tuan, jangan terlalu diambil hati" ujar tuan Ardian gemetaran.

"Salah paham bagai mana?, tadi polisi menangkap cucu ku atas tuduhan memukuli putra mu, kau sendiri tahu siapa putra putra mu itu, nampak nya di hari tua ku ini, aku masih harus menghukum para durjana yang coba coba mengganggu keluarga ku!" ucap kakek Syarkawi datar dan dingin.

Tiba tiba seluruh persendian di tubuh tuan Ardian terasa tidak lagi berfungsi, detak jantung nya serasa akan segera meledak.

"Cu… Cu Cu tuan?, bagai mana mungkin?, dia pemuda melarat, mungkin tuan salah orang!" tuan Ardian mencoba membela diri.

"Apa aku harus mengatakan semua rahasia ku kepada mu heh, apa aku harus mengatakan berapa saja putra putri ku, cucu cucu ku, berapa orang yang dikenal orang banyak, dan berapa orang yang ku sembunyikan, heh hak apa kau mengetahui kehidupan ku, selama ini aku tidak mengutak atik mu bukan karena aku tidak berani atau tidak tahu kelemahan mu, asal kau jangan mengutak atik keluarga dan kerabat ku, aku tidak perduli dengan semua usaha abu abu mu itu, tetapi sekali saja kau berani menyentuh mereka, kau akan berhadapan dengan ku!" bentak kakek Syarkawi murka.

...****************...

Terpopuler

Comments

Edy Sulaiman

Edy Sulaiman

waduh muantappp sekali thor.!"

2024-10-14

0

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

luar biasa

2024-09-29

0

Zikriendri Endri

Zikriendri Endri

mantap

2024-07-27

1

lihat semua
Episodes
1 Ayah!.
2 Gamang.
3 Berbenah Diri Kembali.
4 Kenyataan Terpilu.
5 Jadi Marbot Mesjid.
6 Kiai Rahmad.
7 Neng Umi Habibah.
8 Kencan Gagal Karena Putri.
9 Pria Tua di Taman.
10 Menolong Pria Tua.
11 Nikmat nya Secangkir Kopi.
12 Kedatangan Putri.
13 Menolong Rita.
14 Insiden di Dealer Motor.
15 Rencana Masa Depan.
16 Tragedi di Jalanan.
17 Begal Sial.
18 Kemurkaan Kakek Syarkawi.
19 Di Ruang Sel.
20 Hancur.
21 Sarah Minggat.
22 Dokter Anastasya.
23 Di Tampar Bibir.
24 Ditangkap Orang Kampung.
25 Parfum Cap Ompol.
26 Harapan Kakek Syarkawi.
27 Suci nya Cinta Dalam Diam.
28 Doa Malam yang Bikin Resah.
29 Mencari Peluang Usaha.
30 Tersulut Bara, yang Terbakar Hati.
31 Berdamai dengan Hati.
32 Pacaran Setelah Menikah.
33 Kencan Pertama.
34 Bertemu Rita.
35 Misteri Photo Kenangan.
36 Darah Langka.
37 Perjalanan Menuju Keabadian.
38 Bantuan Keluarga Alam.
39 Kesedihan Anastasya.
40 Rangsangan Ayat Suci Alquran.
41 Melewati Masa Kritis.
42 Ridho Bangun.
43 Dari Hati ke Hati.
44 Gelang Besi Putih Berbentuk Naga.
45 Mulai Tumbuh Bertunas.
46 Keputusan Asaan Rita.
47 Bimbang.
48 Bengkel Tua.
49 Membeli Bengkel Tua.
50 Bengkel Dua Sekawan.
51 Berita Mengejutkan.
52 Pisah Rumah.
53 Pilu.
54 Pulang Kampung.
55 Penyesalan Intan.
56 Belah Duren.
57 Setelah Belah Duren.
58 Anastasya Bucin.
59 Air Mata Seorang Ibu.
60 Rencana Hidup Sederhana.
61 Anastaria.
62 Mendung di Atas Pusara.
63 Demi Harga Diri.
64 Keputusan Anastasya.
65 Air Mata Haru Anastasya.
66 Arianto Lamaran.
67 Pengorbanan Seorang Ibu.
68 Tamu Terhormat.
69 Panti Asuhan Al Yatim.
70 Awal Kehancuran Klan Mangandara.
71 Serangan Para Preman.
72 Masalah Mulai Bermunculan.
73 Memulai Kehancuran.
74 Anastasya semakin posesif.
75 Hamil.
76 Guntur dan Rita Jadian.
77 Ngidam Lontong Sayur.
78 Kemesraan.
79 Emilia pinjam Uang.
80 Ulah Geng Motor.
81 Penyerahan Kepemilikan Rumah Sakit.
82 Yogi.
83 Riak Dalam Perkawinan
84 Pelakor.
85 Ancaman Bu Meiske.
86 Mbah Kijang.
87 Bu Meiske Menebar Petaka.
88 Saling Menguatkan.
89 Teka teki Yogi.
90 Di Rumah Kakek Aril.
91 Pertentangan dalam Keluarga.
92 Keluarga pengganggu.
93 Tragedi di Mall.
94 Geger Negeri.
95 Tengku Ahmad Malindo.
96 Di Istana Syah Jaya.
97 Bu Meiske Mulai Terhimpit Masalah.
98 Kemesraan Ridho dan Anastasya.
99 Pengganti yang Hilang.
100 Pesta Rita dan Guntur.
101 Kepiluan hati Puan Rusinah.
102 Intan Menebar Duri.
103 Roda Roda Kehidupan.
104 Bu Meiske Terpuruk.
105 Kesadaran Bu Meiske.
106 Kecemasan Ridho.
107 Kedatangan Rudi.
108 Rudi Berulah.
109 Abang Badil Murka.
110 Kenekatan Bu Meiske.
111 Perasaan Anastasya.
112 Geger di Desa Paku.
113 Melawan Penjahat.
114 Penutup.
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Ayah!.
2
Gamang.
3
Berbenah Diri Kembali.
4
Kenyataan Terpilu.
5
Jadi Marbot Mesjid.
6
Kiai Rahmad.
7
Neng Umi Habibah.
8
Kencan Gagal Karena Putri.
9
Pria Tua di Taman.
10
Menolong Pria Tua.
11
Nikmat nya Secangkir Kopi.
12
Kedatangan Putri.
13
Menolong Rita.
14
Insiden di Dealer Motor.
15
Rencana Masa Depan.
16
Tragedi di Jalanan.
17
Begal Sial.
18
Kemurkaan Kakek Syarkawi.
19
Di Ruang Sel.
20
Hancur.
21
Sarah Minggat.
22
Dokter Anastasya.
23
Di Tampar Bibir.
24
Ditangkap Orang Kampung.
25
Parfum Cap Ompol.
26
Harapan Kakek Syarkawi.
27
Suci nya Cinta Dalam Diam.
28
Doa Malam yang Bikin Resah.
29
Mencari Peluang Usaha.
30
Tersulut Bara, yang Terbakar Hati.
31
Berdamai dengan Hati.
32
Pacaran Setelah Menikah.
33
Kencan Pertama.
34
Bertemu Rita.
35
Misteri Photo Kenangan.
36
Darah Langka.
37
Perjalanan Menuju Keabadian.
38
Bantuan Keluarga Alam.
39
Kesedihan Anastasya.
40
Rangsangan Ayat Suci Alquran.
41
Melewati Masa Kritis.
42
Ridho Bangun.
43
Dari Hati ke Hati.
44
Gelang Besi Putih Berbentuk Naga.
45
Mulai Tumbuh Bertunas.
46
Keputusan Asaan Rita.
47
Bimbang.
48
Bengkel Tua.
49
Membeli Bengkel Tua.
50
Bengkel Dua Sekawan.
51
Berita Mengejutkan.
52
Pisah Rumah.
53
Pilu.
54
Pulang Kampung.
55
Penyesalan Intan.
56
Belah Duren.
57
Setelah Belah Duren.
58
Anastasya Bucin.
59
Air Mata Seorang Ibu.
60
Rencana Hidup Sederhana.
61
Anastaria.
62
Mendung di Atas Pusara.
63
Demi Harga Diri.
64
Keputusan Anastasya.
65
Air Mata Haru Anastasya.
66
Arianto Lamaran.
67
Pengorbanan Seorang Ibu.
68
Tamu Terhormat.
69
Panti Asuhan Al Yatim.
70
Awal Kehancuran Klan Mangandara.
71
Serangan Para Preman.
72
Masalah Mulai Bermunculan.
73
Memulai Kehancuran.
74
Anastasya semakin posesif.
75
Hamil.
76
Guntur dan Rita Jadian.
77
Ngidam Lontong Sayur.
78
Kemesraan.
79
Emilia pinjam Uang.
80
Ulah Geng Motor.
81
Penyerahan Kepemilikan Rumah Sakit.
82
Yogi.
83
Riak Dalam Perkawinan
84
Pelakor.
85
Ancaman Bu Meiske.
86
Mbah Kijang.
87
Bu Meiske Menebar Petaka.
88
Saling Menguatkan.
89
Teka teki Yogi.
90
Di Rumah Kakek Aril.
91
Pertentangan dalam Keluarga.
92
Keluarga pengganggu.
93
Tragedi di Mall.
94
Geger Negeri.
95
Tengku Ahmad Malindo.
96
Di Istana Syah Jaya.
97
Bu Meiske Mulai Terhimpit Masalah.
98
Kemesraan Ridho dan Anastasya.
99
Pengganti yang Hilang.
100
Pesta Rita dan Guntur.
101
Kepiluan hati Puan Rusinah.
102
Intan Menebar Duri.
103
Roda Roda Kehidupan.
104
Bu Meiske Terpuruk.
105
Kesadaran Bu Meiske.
106
Kecemasan Ridho.
107
Kedatangan Rudi.
108
Rudi Berulah.
109
Abang Badil Murka.
110
Kenekatan Bu Meiske.
111
Perasaan Anastasya.
112
Geger di Desa Paku.
113
Melawan Penjahat.
114
Penutup.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!