Menolong Rita.

Melihat sikap remaja bernama Jovano yang tidak tahu malu itu, kebencian gadis tadi semakin menjadi jadi kepada nya.

"Kau memang tidak tahu bahasa manusia Vano, aku tidak menyukai mu, lepaskan aku cepaaat!, aku benci pada mu!" teriak gadis itu semakin nyaring.

"Aku tidak perduli kau suka atau tidak, kalau kau Sudah dapat ku nikmati, itu sudah cukup bagi ku, aku akan melepaskan mu" kata Jovano semakin arogan saja.

Kedua remaja yang memegang tangan gadis tadi, menarik paksa kedua tangan gadis itu kearah pintu mobil.

"Lepaskan dia, dan kalian pergi dari tempat ini!" tiba tiba terdengar suara nyaring keluar dari mulut Ridho.

"Hei an*ing!, jangan ikut campur, kalau kau tidak ingin nyawa mu melayang!" bentak salah seorang remaja yang berdiri disamping Jovano.

"Lepaskan gadis itu dan kalian pergilah dari tempat ini, aku tidak bisa bicara berpanjang lebar" ucap Ridho sekali lagi.

"Her!, Heru!, jangan banyak bicara, beri dia pelajaran!" teriak Jovano marah.

Remaja yang berdiri di samping Jovano itu segera mendekat kearah Ridho yang masih duduk di bangku panjang.

Setiba nya di depan Ridho , remaja itu dengan percaya diri, mencengkram leher baju Ridho dengan tangan kiri nya, sementara tangan kanan nya di ayunkan ke belakang, siap meninju wajah Ridho.

"Plak!" ....

"Buk!" ....

Tangan kiri Ridho menangkis pukulan dari remaja itu, sementara tangan kanan nya mengirim pukulan nya kearah ulu hati nya.

Remaja itu langsung tumbang berguling guling di tanah, meraung kesakitan.

Melihat satu teman nya tumbang, kedua remaja yang memegang kedua tangan gadis itu, segera melepaskan nya dan bergerak kearah Ridho yang masih duduk di bangku panjang.

Kedua remaja itu langsung menyerang kearah Ridho yang masih duduk dengan pukulan nya.

Ridho segera bangkit, Sabil mengirimkan pukulan nya kearah rahang salah seorang remaja itu.

"Buk!" ....

Remaja itu terjerembab ketanah dengan mulut mengeluarkan darah karena dua gigi nya patah.

"Bajingan kau, ayo kita bunuh dia!" seru Jovano mengeluarkan pisau lipat yang terselip di pinggang nya.

Hal yang sama juga di ikuti oleh seorang teman nya yang masih kuat. Sedang kan dua orang yang lain nya, masih menggelepar diatas tanah.

Jovano dan seorang teman nya, segera menyerang Ridho dengan pisau lipat terhunus nya.

Ridho segera mengirimkan tendangan melambung kearah Jovano yang berdiri di depan nya itu.

"Bug!, bug!" ....

Dua kali tendangan kiri kanan secara melambung ke arah jovano, mendarat telak di rahang remaja itu, membuat remaja itu langsung KO.

Melihat Jovano pingsan, teman nya yang seorang yang masih kuat tadi, segera membuang pisau lipat nya ketanah, menyeret Jovano masuk kedalam mobil. Begitu juga dengan yang lain nya, dengan tertatih tatih memasuki mobil, lantas berlalu begitu saja.

Gadis cantik yang nyaris menjadi korban pelecehan itu perlahan berjalan kearah Ridho yang sudah duduk kembali di bangku panjang warung pecel itu.

"Te… terima kasih mas, untung ada mas nya, jika tidak, saya sudah pasti akan menjadi korban kebiadaban mereka, sekali lagi terimakasih, maaf atas kesalahan pahaman yang tadi, nama saya Rita mas" kata gadis itu memperkenalkan nama nya.

"Tidak apa apa Rita, kewajiban kita sesama manusia untuk saling menolong, nama saya Ridho, panggil saja Ido, sebenar nya ada masalah apa antara kalian?" tanya Ridho.

"Ke empat pria itu Jovano, Heru, Juman dan Romi, Jovano adalah anak pak Ardian, seorang yang kaya raya, sehingga terbiasa bertindak anarkis, dan sekehendak hati nya, sudah beberapa kali dia menyatakan cinta nya kepada saya, tetapi saya tidak tertarik sama sekali dengan nya, yah saya tolak saja, saya tidak ingin pura pura suka, padahal benci, mungkin karena itu mereka dendam pada saya" Rita bercerita mengapa ke empat orang remaja itu mengejar nya, sambil duduk Disamping Ridho, memesan pecel dua bungkus.

Pesanan Ridho dua bungkus pecel selesai di buatkan.

"Berapa bi?" tanya Ridho pada bibi penjual pecel itu.

"Enam ribu satu bungkus nak, jadi semua dua belas ribu" jawab bibi tukang pecel itu menyerah kan kantong kresek berisi dua bungkus pecel.

Saat mau keluar dari warung pecel itu, Rita tiba tiba memegang tangan nya, "boleh aku minta nomor telepon kamu Do?" ....

"Bolehlah, ini handphone ku masukan saja nomor mu" jawab Ridho menyerahkan handphone nya pada Rita.

Rita segera mengetik nomor nya pada handphone Ridho, lalu me Miss call ke handphone nya sendiri.

"Ini nomor ku, boleh kita berteman?" tanya Rita sambil menyerahkan handphone Ridho.

Ridho menerima handphone nya dari Rita, dan melihat nama Mahrita tertera di layar handphone nya.

"Boleh lah Rita, paling usia mu baru delapan belas tahun, kau pantas jadi adik ku, masih sekolah kah?" tanya Ridho.

"Masih, dua belas SMA Kebangsaan, sebentar lagi ujian akhir" jawab Rita sambil menerima pesanan nya dua bungkus pecel juga.

Akhirnya, di tempat itu mereka berpisah, masing masing pulang kerumah.

Sesampai nya di depan kontrakan, ternyata sudah ada sebuah mobil Alphard hitam terparkir di sana.

Begitu Diba di kontrakan nya, ternyata Kakek Syarkawi sudah duduk di teras kontrakan nya, berbincang bincang dengan Guntur.

"Kok lama Do!" sambut Guntur dengan pertanyaan.

"Ada sedikit masalah Tur, sudah lama kek?" sapa Ridho pada kakek Syarkawi.

"Ah enggak nak, paling sekitar sepuluh menitan nak, baru datang belanja?" .

"Iya kek, nyari baju kaos dan celana pendek, punya Ridho sudah sobek, maklum sudah lapuk kain nya, cuma tadi di warung bibi tukang pecel ada masalah sedikit" jawab Ridho sambil duduk di tembok pagar teras.

"Masalah?, masalah apa Do?" tanya Guntur khawatir.

"Ah tidak apa apa Tur, tadi di warung bibi tukang pecel, saat aku pesan pecel nya, datang seorang gadis mengendarai mobil sport putih yang bermaksud mau beli pecel juga, eh tidak seberapa lama, datang lagi sebuah mobil lain nya yang di naiki empat orang remaja pria, menarik tangan gadis itu dengan paksa, kedalam mobil mereka, saya yang kebetulan berada di tempat itu, menolong gadis itu, dan terjadilah pertengkaran dengan empat remaja itu, hingga terjadi perkelahian, ke empat remaja itu lari, sebagian ada yang pingsan, menurut Rita gadis yang menjadi korban ke empat remaja itu, ke empat remaja itu adalah remaja berandalan, Jovano, Heru, Romi dan Juman, sedangkan Jovano adalah putra pak Ardian, owner PT Bumi Karya Engineering" Ridho menceritakan semua nya.

Wajah Kakek Syarkawi nampak keruh saat Ridho mengakhiri ceritanya.

"Ardian?, ayah Jovano?" suara kakek Syarkawi meninggi.

"Kakek mengenal nya?" tanya Ridho merasa heran dengan sikap Kakek Syarkawi.

Kakek Syarkawi menganggukkan kepala nya, "iya nak, bila yang kau maksudkan Adrian owner PT Bumi Karya Engineering, kakek mengenalnya, kau harus berhati hati menghadapi mereka, karena mereka termasuk manusia yang tidak mudah menerima kekalahan, kalau tidak salah, putra tertua mereka bernama Jofiano, usia dua puluh dua tahun, lalu Joana, baru Jovano yang terakhir, kakek tahu segala nya tentang keluarga Ardian ini, mereka pengusaha abu abu" Kakek Syarkawi bercerita sedikit tentang keluarga Adrian ini.

"Pengusaha abu abu?, maksud nya?" tanya Ridho tidak mengerti.

"Pengusaha abu abu adalah pengusaha yang menjalani semua jalan, bisa putih, bisa pula hitam, yang putih di hitam kan, dan yang hitam di putih kan, pokok nya asal mendatangkan keuntungan, apa saja di lakukan nya" ....

Ridho dan Guntur melongo mendengar penuturan dari kakek Syarkawi dengan ketidak mengertian mereka.

"Masih belum paham?" tanya kakek Syarkawi.

Kedua anak muda itu menganggukkan kepala nya.

"Yang putih di hitam kan, dan yang hitam di putihkan itu apa maksudnya kek?" tanya Ridho.

"Yang putih di hitamkan itu misal nya usaha yang legal, punya ijin segala macam, namun mengemplang pajak pada negara, sedangkan yang hitam di putihkan itu semisal usaha ilegal di luar negri, di modal kan untuk usaha yang legal di dalam negri, atau kasar nya misalkan usaha jadi bandar judi online, dipakai untuk modal usaha properti, atau hasil korupsi di investasikan untuk usaha perkebunan, itulah yang dinamakan usaha abu abu!" jawab kakek Syarkawi menjelaskan.

Ridho dan Guntur mengangguk angguk, akhirnya mengerti apa yang dimaksudkan oleh Kakek Syarkawi dengan pengusaha abu abu.

...****************...

Terpopuler

Comments

Putri Solo

Putri Solo

Terpaksa ngga lanjut baca deh.
Saya mending berbayar tapi nyaman bacanya, drpd keseringan iklan seperti ini.

2024-10-30

0

Edy Sulaiman

Edy Sulaiman

nampaknya kedepanya hidup Rido nih bakal banyak musuh dan banyakcewek...hhh

2024-10-14

0

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

joos lanjut Thor

2024-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 Ayah!.
2 Gamang.
3 Berbenah Diri Kembali.
4 Kenyataan Terpilu.
5 Jadi Marbot Mesjid.
6 Kiai Rahmad.
7 Neng Umi Habibah.
8 Kencan Gagal Karena Putri.
9 Pria Tua di Taman.
10 Menolong Pria Tua.
11 Nikmat nya Secangkir Kopi.
12 Kedatangan Putri.
13 Menolong Rita.
14 Insiden di Dealer Motor.
15 Rencana Masa Depan.
16 Tragedi di Jalanan.
17 Begal Sial.
18 Kemurkaan Kakek Syarkawi.
19 Di Ruang Sel.
20 Hancur.
21 Sarah Minggat.
22 Dokter Anastasya.
23 Di Tampar Bibir.
24 Ditangkap Orang Kampung.
25 Parfum Cap Ompol.
26 Harapan Kakek Syarkawi.
27 Suci nya Cinta Dalam Diam.
28 Doa Malam yang Bikin Resah.
29 Mencari Peluang Usaha.
30 Tersulut Bara, yang Terbakar Hati.
31 Berdamai dengan Hati.
32 Pacaran Setelah Menikah.
33 Kencan Pertama.
34 Bertemu Rita.
35 Misteri Photo Kenangan.
36 Darah Langka.
37 Perjalanan Menuju Keabadian.
38 Bantuan Keluarga Alam.
39 Kesedihan Anastasya.
40 Rangsangan Ayat Suci Alquran.
41 Melewati Masa Kritis.
42 Ridho Bangun.
43 Dari Hati ke Hati.
44 Gelang Besi Putih Berbentuk Naga.
45 Mulai Tumbuh Bertunas.
46 Keputusan Asaan Rita.
47 Bimbang.
48 Bengkel Tua.
49 Membeli Bengkel Tua.
50 Bengkel Dua Sekawan.
51 Berita Mengejutkan.
52 Pisah Rumah.
53 Pilu.
54 Pulang Kampung.
55 Penyesalan Intan.
56 Belah Duren.
57 Setelah Belah Duren.
58 Anastasya Bucin.
59 Air Mata Seorang Ibu.
60 Rencana Hidup Sederhana.
61 Anastaria.
62 Mendung di Atas Pusara.
63 Demi Harga Diri.
64 Keputusan Anastasya.
65 Air Mata Haru Anastasya.
66 Arianto Lamaran.
67 Pengorbanan Seorang Ibu.
68 Tamu Terhormat.
69 Panti Asuhan Al Yatim.
70 Awal Kehancuran Klan Mangandara.
71 Serangan Para Preman.
72 Masalah Mulai Bermunculan.
73 Memulai Kehancuran.
74 Anastasya semakin posesif.
75 Hamil.
76 Guntur dan Rita Jadian.
77 Ngidam Lontong Sayur.
78 Kemesraan.
79 Emilia pinjam Uang.
80 Ulah Geng Motor.
81 Penyerahan Kepemilikan Rumah Sakit.
82 Yogi.
83 Riak Dalam Perkawinan
84 Pelakor.
85 Ancaman Bu Meiske.
86 Mbah Kijang.
87 Bu Meiske Menebar Petaka.
88 Saling Menguatkan.
89 Teka teki Yogi.
90 Di Rumah Kakek Aril.
91 Pertentangan dalam Keluarga.
92 Keluarga pengganggu.
93 Tragedi di Mall.
94 Geger Negeri.
95 Tengku Ahmad Malindo.
96 Di Istana Syah Jaya.
97 Bu Meiske Mulai Terhimpit Masalah.
98 Kemesraan Ridho dan Anastasya.
99 Pengganti yang Hilang.
100 Pesta Rita dan Guntur.
101 Kepiluan hati Puan Rusinah.
102 Intan Menebar Duri.
103 Roda Roda Kehidupan.
104 Bu Meiske Terpuruk.
105 Kesadaran Bu Meiske.
106 Kecemasan Ridho.
107 Kedatangan Rudi.
108 Rudi Berulah.
109 Abang Badil Murka.
110 Kenekatan Bu Meiske.
111 Perasaan Anastasya.
112 Geger di Desa Paku.
113 Melawan Penjahat.
114 Penutup.
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Ayah!.
2
Gamang.
3
Berbenah Diri Kembali.
4
Kenyataan Terpilu.
5
Jadi Marbot Mesjid.
6
Kiai Rahmad.
7
Neng Umi Habibah.
8
Kencan Gagal Karena Putri.
9
Pria Tua di Taman.
10
Menolong Pria Tua.
11
Nikmat nya Secangkir Kopi.
12
Kedatangan Putri.
13
Menolong Rita.
14
Insiden di Dealer Motor.
15
Rencana Masa Depan.
16
Tragedi di Jalanan.
17
Begal Sial.
18
Kemurkaan Kakek Syarkawi.
19
Di Ruang Sel.
20
Hancur.
21
Sarah Minggat.
22
Dokter Anastasya.
23
Di Tampar Bibir.
24
Ditangkap Orang Kampung.
25
Parfum Cap Ompol.
26
Harapan Kakek Syarkawi.
27
Suci nya Cinta Dalam Diam.
28
Doa Malam yang Bikin Resah.
29
Mencari Peluang Usaha.
30
Tersulut Bara, yang Terbakar Hati.
31
Berdamai dengan Hati.
32
Pacaran Setelah Menikah.
33
Kencan Pertama.
34
Bertemu Rita.
35
Misteri Photo Kenangan.
36
Darah Langka.
37
Perjalanan Menuju Keabadian.
38
Bantuan Keluarga Alam.
39
Kesedihan Anastasya.
40
Rangsangan Ayat Suci Alquran.
41
Melewati Masa Kritis.
42
Ridho Bangun.
43
Dari Hati ke Hati.
44
Gelang Besi Putih Berbentuk Naga.
45
Mulai Tumbuh Bertunas.
46
Keputusan Asaan Rita.
47
Bimbang.
48
Bengkel Tua.
49
Membeli Bengkel Tua.
50
Bengkel Dua Sekawan.
51
Berita Mengejutkan.
52
Pisah Rumah.
53
Pilu.
54
Pulang Kampung.
55
Penyesalan Intan.
56
Belah Duren.
57
Setelah Belah Duren.
58
Anastasya Bucin.
59
Air Mata Seorang Ibu.
60
Rencana Hidup Sederhana.
61
Anastaria.
62
Mendung di Atas Pusara.
63
Demi Harga Diri.
64
Keputusan Anastasya.
65
Air Mata Haru Anastasya.
66
Arianto Lamaran.
67
Pengorbanan Seorang Ibu.
68
Tamu Terhormat.
69
Panti Asuhan Al Yatim.
70
Awal Kehancuran Klan Mangandara.
71
Serangan Para Preman.
72
Masalah Mulai Bermunculan.
73
Memulai Kehancuran.
74
Anastasya semakin posesif.
75
Hamil.
76
Guntur dan Rita Jadian.
77
Ngidam Lontong Sayur.
78
Kemesraan.
79
Emilia pinjam Uang.
80
Ulah Geng Motor.
81
Penyerahan Kepemilikan Rumah Sakit.
82
Yogi.
83
Riak Dalam Perkawinan
84
Pelakor.
85
Ancaman Bu Meiske.
86
Mbah Kijang.
87
Bu Meiske Menebar Petaka.
88
Saling Menguatkan.
89
Teka teki Yogi.
90
Di Rumah Kakek Aril.
91
Pertentangan dalam Keluarga.
92
Keluarga pengganggu.
93
Tragedi di Mall.
94
Geger Negeri.
95
Tengku Ahmad Malindo.
96
Di Istana Syah Jaya.
97
Bu Meiske Mulai Terhimpit Masalah.
98
Kemesraan Ridho dan Anastasya.
99
Pengganti yang Hilang.
100
Pesta Rita dan Guntur.
101
Kepiluan hati Puan Rusinah.
102
Intan Menebar Duri.
103
Roda Roda Kehidupan.
104
Bu Meiske Terpuruk.
105
Kesadaran Bu Meiske.
106
Kecemasan Ridho.
107
Kedatangan Rudi.
108
Rudi Berulah.
109
Abang Badil Murka.
110
Kenekatan Bu Meiske.
111
Perasaan Anastasya.
112
Geger di Desa Paku.
113
Melawan Penjahat.
114
Penutup.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!