🌸🌸🌸
Kinan benar-benar dikurung oleh Samudra.Disebuah ruangan yang mungkin agak sempit jika dibandingkan dengan kamar Samudra. Semenjak beberapa jam yang lalu Kinan hanya bisa menunduk. Samudra terlalu kejam pikirnya.
Gadis itu hanya ingin pergi ke acara reuni bukan ingin berkencan dengan orang lain? bagaimana bisa Samudra memperlakukannya seperti tahanan Narapidana. Dikurung seperti ini, Walau tempat yang dia huni lebih baik dari pada penjara. Namun tetap saja itu melukai Kinan. Samudra benar-benar seorang yang egois, dan tak berperasaan. Dia bahkan tidak berhak mengatur kehidupan Kinan. Kehidupan dirinya.
Kinan terus saja merutuki kebodohannya. Mengapa dia harus memberi tahu Samudra akan tujuan nya. Seharusnya Kinan paham Samudra akan menyaderanya seperti ini, seperti tahun - tahun kemarin. Bodoh! rutuk nya sekali lagi.
Kinan melihat meja dihadapannya dengan wajah semerawut. Rasanya dia ingin marah saja pada Samudra yang kelewat batas. Mencakar wajah pria itu dan memukulnya hingga dia kehabisan tenaga dan Samudra babak belur. Namun itu hanyalah imajinasi Kinan, pada akhirnya jika dia menentang Samudra. Kinanlah yang akan berakhir dirumah sakit. Semenjak tadi Kinan bahkan tidak melihat Samudra. Cowok yang menahannya.
Kinan tidak tahu saja bahwa Samudra kini tengah memantaunya, lewat kaca kamera yang dipasang di dekat sudut ruangan. kamera dengan warna yang disatukan dengan dinding ruangan yang berwarna putih. Mungkin karena pewarnaannya yang selaras sedikit membuat Kinan tak menyadarinya.
Samudra bergemeletuk kesal, menekan gigi sekaligus menyalurkan rasa kekesalan dengan kepalan tangan. Dia melihat Kinan, gadis itu kini sudah merubah posisi dari semula. Kinan menempelkan dahi kepaha miliknya. Jujur Samudra tidak tahan melihat Kinan. Dalam hati Samudra,dia sama sekali tidak menginginkan Kinan dikurung. Samudra tidak ingin membuat Kinan sedih. Tapi pria itu tidak bisa membiarkan Kinan menghadiri pesta itu. Jangan tanyakan alasannya, yang Samudra tahu dia hanya tidak bisa membiarkan gadis itu bertemu dengan mereka. Samudra berdiri dari duduknya. Berjalan dengan cepat, memutuskan untuk menemui Kinan dan berbicara dengan wanitanya.
Setelah sampai, aneh Samudra tidak langsung masuk begitu saja kedalam ruangan melainkan hanya berdiri mematung melihat Kinan kembali. Samudra menatap Kinan dengan lebih intens seakan -akan jika tak dia pandangi Kinan akan pergi jauh dari hadapan Samudra, dan menghilang begitu saja. Seperti gadis itu, Samudra tidak ingin Kinan harus pergi meninggalkan dirinya. Dia tidak ingin ditinggal kembali!
"Dia bahkan belum makan sejak tadi?" Desah Samudra.
Samudra menghembus napas kesal.Dirinya menuju dapur, Memasang apron berwarna coklat tua sepinggang. Samudra akan memasak untuk Kinan. setidaknya hanya itu yang dapat dia bayar untuk kesalahan yang dia perbuat.
Jangan ragukan Samudra, pria itu dapat memasak apapun yang kalian mau. Besar tanpa orang tua yang memimbing membuat Samudra harus menjadi orang mandiri. Samudra dapat melakukan segala hal. Mungkin itu sisi positif tinggal bersama orang tua yang tidak terlalu mengurusinya. Hampir dua setengah jam berkutat dengan dapur dan seisi ruangan. Omelet yang berisi ham, keju, bawang, dan cabai dengan sedikit irisan bayam yang diisi jamur sudah selesai di buat Samudra.
Samudra Memutar kenop pintu dengan brutal. Menciptakan bunyi keras. Kinan mendengarnya, bunyi pintu yang tertutup keras refleks dia melepaskan dahinya yang menempel pada paha gadis itu. Kinan duduk tegap tanpa berniat melihat Samudra yang berjalan menuju kearah sofa berbentuk kursi tebal dialasi bantal dengan warna coklat susu.
"Sayang, Kamu belum makan dari pagi." Samudra menaruh piring makan diatas meja kayu menatap Kinan yang hanya diam tanpa berniat melihat ke omelet buatannya.
Kinan lebih memilih mengabaikannya. Lalu tanpa sadar kepalanya mendongak menatap mata samudra tanpa arti. Sesekali Kinan mengalihkan pandangannya agar tidak melihat Samudra lama-lama.
"Aku gak lapar," Acuh Kinan memalingkan wajahnya.
Samudra menghela napas kembali mendengar reaksi Kinan yang sedikit memancing amarahnya. Setidaknya dia harus dapat menahan emosi kali ini. Dia tidak bisa membiarkan Kinan terus terluka, sebisa mungkin Samudra selalu ingin membuat gadis itu nyaman. Walau dia tak pernah dapat melakukannya.Samudra terus menghela napas untuk kesekian kali menetralkan degup jantung yang berpacu karena amarah. Samudra mengepalkan tangan. Tatapannya menunduk.
"Gak lapar bukan berarti gak makan, Sayang. Kamu mau aku suapin?" Samudra sudah siap mengambil sendok, memotong omelet yang dibuatnya. Perlahan menyodorkan potongan omelet menuju Kinan hati-hati.
"Kamu denger gak sih? Aku gak mau makan, Samudra." Bentak Kinan tanpa Sadar.
"Sayang, tolong jangan pancing emosi aku." Samudra masih mencoba untuk tidak membentak Kinan, walau dia ingin.
"Kamu yang buat aku marah Samudra. Aku cuma mau pergi ke Pesta reuni aja. Aku gak bakal deket-deket sama cowok lain. Kalau itu yang kamu takutin," Kinan memukul bahu Samudra, menciptakan bunyi keras disana.
"Gak bisakah kamu prioritasin Aku, Kinan?" tanya Samudra dengan nada sendunya.
"Aku selalu ikutin mau kamu, Samudra."
"Aku gak suka kamu bantah,Kinan." Samudra membentaknya.
Kinan hanya diam menyadari kesalahannya. Dia tidak sanggup menahan amarah untuk saat ini. Jujur melihat Samudra saja dia sudah muak. wajah Samudra yang tidak menampilkan penyesalan sama sekali membuat Kinan semakin kesal, ditambah Samudra yang membujuknya untuk makan. Menurut Kinan, Samudra terlalu berdalih dan mengalihkan emosinya. menganggap mereka baik-baik saja. Seakan hal yang dilakukannya tidak ada apa-apanya.
Tiba-tiba saja Kinan sudah terisak. Perasaanya campur aduk, Dia merasa bersalah sekaligus marah secara bersamaan. Marah karena Samudra mengurungnya seperti ini, dan merasa bersalah karena telah membentak cowok itu.
Samudra dilanda khawatir kala Kinan yang tidak menjawab malah terisak-isak. "Sayang maaf aku bentak kamu."
Kinan tak sanggup melihat Samudra barang sedetik pun, Dia memilin jarinya dengan wajah tertunduk.
"Sayang, Maaf." Samudra menarik tissue yang terletak di atas meja. Mengusap lembut wajah Kinan, Samudra benar-benar tolol! Dia memang pria yang tak bisa menjaga wanitanya. Dia tidak bisa menjaga Kinan.
Kinan beranjak mengabaikan Samudra. Tetapi kali ini Samudra tidak membiarkan Kinan pergi lagi. Samudra menarik gadis itu memeluknya dari belakang. Kepalanya dijatuhkan kepundak Kinan.
Kinan menyentuh tangan Samudra yang memeluknya. Samudra mengucap maaf berkali-kali, membuat Kinan tak tahan lagi. Kinan berbalik menghadap Samudra membalas pelukan Samudra. Pada akhirnya dia luluh juga dengan Samudra dan tipu muslihatnya. Mengapa gadis itu bisa terlalu baik pada Samudra?
Samudra mempererat pelukan mereka. Namun setelahnya, Dia memukul kepalanya sendiri berulang kali. Dia tidak berguna, Samudra hanya dapat membuat wanitanya marah dan menangis.
"Cowok bodoh, Aku benci kamu." Ucap Kinan. sambil menghentikkan tangan Samudra dan memeluk Samudra lebih dalam, sedangkan cowok itu menghapus sisa air mata di wajah Kinan.
🌿🌿🌿
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Juliani Poetri
ceritanya suka bangettt.
2020-06-01
1
🌤Sumrawatiiyy🐣
up
2019-12-11
3