🌸🌸🌸
Kinan melenguh membuka matanya pelan-pelan hanya lampu temaram yang ia lihat kala membuka mata pertama kali. Gadis itu tampak bingung ketika menyadari dirinya berada disebuah kasur berukuran double size , dengan selimut yang sudah berantakan entah kemana arahnya.
Matanya tertuju pada sosok Samudra yang tengah duduk disebuah kursi mirip dengan ayunan berwarna merah muda dengan dua buah tali yang menggantungnya. Samudra yang telah berganti baju dengan kaos biru membuat dirinya tetap tampan. Dihadapan pria itu ada sebuah meja yang tampak seperti meja belajar dengan warna setara lemari yang berada tepat disebelah kanan sudut kamar Samudra.
Kinan yang menyadari dirinya semalaman ternyata tertidur diranjang bersama Samudra merutuki kebodohannya sendiri. Kenapa dirinya sepelor itu jika berada dalam dekapan Samudra. Dekapan yang hangat milik Samudra benar-benar terasa nyaman membuat Kinan dengan mudahnya masuk ke alam mimpi.
Detak jarum jam yang berbunyi dengan perpaduan suara ketikan Samudra sedikit mengusik tidur Kinan. Sebenarnya dia sudah hampir bangun ketika bermimpi sedikit tidak jelas tadi. Mimpi yang sama sekali tak dapat dia diskripsikan. bertemu ondel-ondel . Huh, Tidak jelas sama sekali bukan?
Tapi mimpi itu cukup mengusik Kinan untuk terbangun di pukul dua malam. Samudra yang sama sekali tidak menyadari gadisnya terbangun tetap fokus pada meja kerjanya bersama Laptop dengan logo apel tergigit berwarna putih itu.
merasa diacuhkan, Kinan akhirnya mengeluarkan suara parau bangun tidurnya, Berucap dengan pelan. Berharap dengan nada serendah mungkin Samudra masih dapat mendengarnya.
"Kamu lagi ngapain?" Tanya Kinan.
Suara Kinan menyadari Samudra akan kehadirannya. Pria itu berhenti mengetikkan angka lima puluh saat Kinan bertanya. Samudra menoleh kebelakang agar dapat melihat wajah Kinan dengan leluasa.
Samudra tersenyum tipis kala mengetahui pakaian Kinan yang sudah acak-acakan akibat ulahnya tadi sore. tampilannya sedikit menggairahkan, dan untungnya hanya pria itu saja yang dapat melihat Kinan saat ini. Samudra berdehem menghilangkan kegugupan netranya, malam ini Kinan yang terlihat cantik dengan wajah bangun tidurnya membuat Samudra ingin mendekap gadis itu lama-lama.
sejujurnya jika tidak ada tugas hari ini, Samudra akan lebih memilih untuk tidur bersama Kinan sepanjang hari. Namun dia terpaksa harus bangun untuk menyelesaikan data keuangan yang akan digunakannya besok. Dengan berat hati dia melakukannya dan lebih memilih meninggalkan Kinan sendiri.
"Sayang, Sini duduk." Bukannya menjawab, Samudra malah menepuk kursi yang ia berikan jarak ruang antar paha kanan kirinya
seakan mengerti Kinan beranjak dari ranjang Samudra mendekati cowok itu. Tanpa disuruh dua kali Kinan langsung duduk ditempat Samudra.
"Kamu lagi ngerjain apa sih, Sam?" tanya Kinan lagi sambil melirik Laptop Samudra dengan intens.
Kinan melihat sekelebat angka yang banyak membuatnya pusing sendiri. Dia lantas menscroll kebawah, Dia terkejut kala melihat halaman hingga tiga ratus slide. Pikir nya apa Samudra sudah gila, mengerjakan sebanyak ini sendirian. Kinan mulai menebak -nebak sejak kapan prianya berkutat dengan laptop dan seisinya.
"Besok aku ada meeting di perusahaan. Aku lagi ngurus data keuangan buat presentasi," Jelas Samudra.
Kinan berdecak kesal, matanya melirik Samudra dengan tajam. Dia marah tentu saja. Tolong jangan ditanyakan alasannya, karena kalian pasti sudah tahu. Samudra yang masih sakit menurut Kinan terlalu bandel mengerjakan laporan keuangan ditengah malam. Tidakkah cowok itu mengerti seharusnya dia harus istirahat karena tubuhnya belum sehat. Memforsir tenaga Samudra bukanlah hal yang patut untuk dilakukan. jika pria itu tak kunjung sembuh, siapa yang harus direpotkan? tentu saja pasti dia. cewek itu. Kinan.
Samudra yang menyadari Kinan sebal pada dirinya sesekali memberi kecupan kecil di leher Kinan. membuat Kinan merasa geli bercampur marah. Bisa kalian bayangkan menjadi dirinya? lelaki ini benar-benar dapat membuatnya diam berkutik dan menegang disaat yang bersamaan. Kinan mencoba mengabaikannya kecupan Samudra. sebagai gantinya dia menjewer telinga lelaki itu cukup kencang. Samudra langsung meringis pelan, mengusap telinganya setelah Kinan melepaskan telinga Samudra.
"Itu buat besok sayang," Ujar Samudra memelas masih dengan mengusap telinganya.
Kinan menatap Samudra garang, "Kamu emang gak punya asisten ? Kamu lagi sakit Sam. Harus banget dikerjain sekarang emangnya?"
Samudra hanya menunduk menampilkan raut bersalah. Sejujurnya kala Kinan marah Samudra ketakutan, dia tidak ingin Kinan merasa kesal padanya. Kinan bersedekap dada raut wajahnya semakin tak terkontrol. bukan apa-apa Kinan kesal jika Samudra yang masih sakit begini memaksakan diri mengerjakan laporan yang sepertinya bakal kelar jam lima subuh.
Sam menggeleng pelan, "Aku harus seleseiin ini, kamu tidur duluan aja. nanti abis kelar aku susul."
Kinan menopang wajah malasnya diatas meja. Pada akhirnya dia lebih memilih untuk tidak tidur.
"Aku tungguin," putus Kinan.
Samudra yang mendengar nada bicara Kinan sedikit berubah mendadak khawatir. Cowok itu mendesah, apalah daya dia harus membujuk Kinan terlebih dahulu, baru bisa menyelesaikan tugasnya setelah itu.
"Kamu marah?" tanya Samudra.
Pria itu sudah bergelung dileher Kinan dengan tangannya memeluk perut gadisnya. Kinan hanya diam, tiba-tiba moodnya jatuh ke bawah. Dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan Samudra.
Samudra masih saja menghujami kecupan demi kecupan. Pada akhirnya dia, menyerah dan mematikan laptopnya. menutupnya dan menggeser keujung meja belajar. menyudutkannya. persetanan dengan data. Kinan merajuk padanya.
Lalu, Samudra menggendong Kinan didepan dadanya. Kinan yang dengan sigap mengalungkan kedua kakinya memeluk pinggang cowok itu dengan erat takut terjatuh.
"Kok kamu matiin," tanya Kinan saat dia berada didalam gendongan Samudra.
"Mana berani aku terusin. Kamu aja ngambek gitu?"
Itulah definisi cewek, plin-plan. Tadi gadis itu menyuruh Samudra berhenti untuk mengerjakan namun sekarang dia juga yang bertanya mengapa Samudra mematikan Laptopnya. Perlahan Samudra menduduki Kinan diatasnya. Mereka kini sudah duduk diatas ranjang Samudra yang hangat. Samudra menatap Kinan dengan intens menopang tubuhnya dengan satu tangan kebelakang. Dan tangan yang lainnya merengkuh Kinan, menjaga-jaga cewek itu agar tidak terjatuh.
"Aku gak ngambek! kan aku udah bilang, aku tungguin." Ucap Kinan dengan bibir manyunnya. tangan kirinya memegang rambut samudra sedangkan tangan lainnya mengusap wajah Samudra lembut. Sentuhan Kinan membuat Samudra menutup pelan matanya merasakan tangan mungil itu yang kini berada diwajahnya membuat Samudra ingin mengulang momen seperti ini berkali-kali.
Samudra selalu menyukai ekspresi ini menurutnya Kinan terlihat lebih imut ketika sedang marah. Bukannya mengiyakan Samudra malah menambah kekesalan Kinan dan p. pria itu terkekeh pelan dan menyatukan hidung mereka. Samudra berbisik dihadapan Kinan.
"Kamu gak ngambek cuman marah aja, " ejek Samudra.
"Aku ng—" belum sempat Kinan menyelesaikan ucapannya bibirnya sudah dibungkam oleh Samudra dengan benda kenyal miliknya.
Samudra terus menekan bibir Kinan dengan dalam. ketika merasa Samudra memiliki peluang untuk mencecap lebih jauh rongga mulut gadisnya. Samudra memaksakan lidahnya untuk masuk, pria itu mencari cari lidah Kinan didalamnya.
Kinan yang merasa hal aneh didalam mulut nya mencoba melepas Samudra. tapi tentu saja tak semudah itu, Samudra menahannya memberi lumatan demi lumatan dan sibuk berkutat menekan area sensitif Kinan. membuat gadis itu melenguh pelan.
Bukannya berhenti Samudra terus menekan kepala Kinan dengan tangan Kanannya memperdalam ciuman mereka. entah mendapat keberanian darimana Kinan menggelungkan tangannya pada leher Samudra.
Melihat Kinan yang tampak kehabisan napas, Samudra pada akhirnya melepas ciuman mereka. Tanpa melepaskan Kinan dari pelukannya, Samudra menarik mereka berdua untuk bersender pada ranjang Kasur memposisikan untuk tidur kembali. Kinan didekap Samudra, pria itu memeluknya dengan posesif.
"Yaudah nggak deh, Yuk tidur." ajak Samudra.
Samudra mendekap lebih erat lagi, Kinan entah apa yang merasukinya kini. Tidak melepaskan relungan tangannya ikut memeluk Samudra dengan hangat dan memutus jarak diantara mereka.
"I want to sleep with you. Just You! Not anyone else," Ucap Samudra sebelum mereka benar benar jatuh dalam tidurnya.
🌿🌿🌿
**TBC**
INFO PENTING!!!
**Cerita ini hanya fiksi semata, dan kalo suka tolong di Like serta berikan Support untuk cerita ini. Support membantu memberi semangat Author untuk melanjutkan ceritanya .
Salam,
Melni**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Murtini Sazaki
i like the picture, very romantic.
2020-06-21
1
Juliani Poetri
lanjut terusss..
2020-06-01
1
kamih RAE gumay
aq selalu menunggu up mu thooorrr...
2020-05-02
2