🌸🌸🌸
Pelukan hangat membawa Kinan untuk menarik diri lebih dalam ketubuh Samudra. Tanpa Kinan sadari dia sudah memeluk Samudra dengan erat seperti bayi besar yang takut kehilangan ibunya. Samudra melihatnya, bagaimana cara Kinan memeluknya agresif menempelkan tubuh kami. Dia sudah bangun sedari tadi, tetapi cowok itu enggan beranjak dari tempat tidurnya. tidak rela meninggalkan Kinan sendirian. Samudra mengelus pelan rambut Kinan, setelah merasa puas. Kini Samudra beralih ke tangan Kinan, mengecupinya dengan lembut sembari mengelusnya juga. Dilihatnya Kuku gadis itu yang panjang membuat Samudra menggeleng dan bertanya sendiri. Kapan terakhir kali pria itu memotong kuku Kinan?
Kinan memang malas untuk urusan kuku dan Samudra hafal betul jika gadisnya sedang dalam masa datang bulan pasti akan lupa untuk memotong kukunya, hingga kukunya ddibiarkan panjang begitu saja. Samudra yang menyukai kebersihan, tak suka bila Kinan memiliki kuku panjang. Dan sejak itu tugas memotong kuku merupakan hak prioritas Samudra.
Cahaya mentari yang malu-malu masuk ke dalam ruangan mencari Kinan, membuat gadis itu terusik karena matanya tiba-tiba berubah pandangan. Sinaran mentari membuat Kinan merasakan bahwa tampaknya hari sudah pagi.
Mata Kinan yang hampir terbuka harus dikagetkan oleh Samudra yang mengecup matanya pelan, Kinan membuka matanya mengucek dengan tangan dan tersenyum tipis. Belum sempat bangun dari tempat tidur Samudra sudah menggendongnya.
"Masih ngantuk," Kinan menyerukkan wajah nya kedalam leher Samudra membuat pria itu terkekeh geli.
Langkah demi langkah, kaki Samudra memasuki ruang ganti yang nantinya ruangan tersebut akan terhubung dengan kamar mandi. Samudra bergerak kedinding sebelah kanan yang memuat westafel tempat biasa dirinya menggosok gigi sebelum benar-benar pergi mandi. Setengah sadar Kinan merasa sikat gigi sudah bertengger di depan mulutnya bersama dengan odol yang baru saja diambil Samudra. Dengan setengah jiwa Kinan membiarkan Samudra menggosok giginya sedangkan gadis itu masih setia menutup matanya dengan posisi berdiri.
Setelah dirasa selesai, Samudra menyodorkan segelas air, memegangnya, dan menungnya kemulut gadisnya. Tanpa diperintah Kinan menyeruput air itu untuk kumur-kumur.
"Kamu mau mandi sendiri apa aku mandiin?" tanya Samudra.
Refleks Kinan membuka matanya mendengar nada Samudra yang kelewat santai seakan memandikannya adalah hal yang sudah biasa. Astaga padahal mereka sama sekali belum pernah melakukannya. untungnya gadis itu tidak jatuh, Kinan mundur dua langkah, menjauhi Samudra.
"A—ku bisa mandi sendiri," Ucap Kinan gugup, nada bicaranya terbata-bata.
🌿🌿🌿
Kinan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian lengkap. pakaian yang berhasil dipinjam Samudra dari Nadhira. Kini Samudra dengannya duduk diatas kursi berbentuk seperti ayunan yang disangga diatas atap.
Samudra tadi menyuruhnya untuk datang ketempatnya. katanya Kuku Kinan sudah mulai panjang. Lucunya, Kinan selaku pemilik kuku bahkan tidak mengetahui bahwa kini kuku itu sudah tumbuh tak tentu arah. Bagaimana bisa mengatahui jika dia terlalu sibuk dengan skripsinya.
Samudra mulai dengan telaten memotong kuku Kinan yang entah sejak kapan dia mengambil gunting kuku di dalam laci meja.
Kinan hanya melihat bagaimana cara Samudra memotong kukunya tanpa ada niatan untuk membantu sama sekali. Gadis itu sesekali menatap Samudra intens memperhatikan kefokusan Samudra dalam menggunting kuku.
Kinan tak dapat mengelak bahwa Samudra memang terlahir tanpa kecacatan sedikitpun. Pria itu terlihat begitu sempurna. cowok mana yang akan mau melakukan seperti yang dilakukan Samudra? Memotong kuku pacarnya sendiri. Terlihat sangat sempurna kan? Seketika dia merasa bersalah ingin lepas dari Samudra.
Saat dirasa Samudra kuku Kinan sudah rapi dia meletakkan gunting kukunya. Kinan teringat tujuannya kemarin, sebenarnya gadis itu menjenguk Samudra alasannya bukan karena cowok itu sakit melainkan dia ingin meminta izin kepada Samudra untuk mengikuti acara reuni SMA nya.
Ragu-ragu Kinan mengatakan maksudnya. Namun pada akhirnya dia memutuskan juga untuk berbicara pada Samudra.
"Samudra, Aku boleh ikutkan Acara reuni SMA malam ini?" Kinan menatap Samudra gusar. kegugupannya semakin bertambah kala Samudra sudah memutar balik menatapnya dengan kening yang mengernyit.
"Gak boleh," ucap Samudra santai.
Samudra mengambil hair dryer yang tergantung disebuah dinding, mencolokkan kabelnya lalu menekan tombol on pada alat tersebut. Samudra mengeringkan rambut Kinan yang basah menghiraukan Kinan yang kini sudah ingin mengumpat kasar.
"Aku udah janji kemarin sama Nessa buat pergi. pokoknya aku mau pergi, titik. Mamah juga udah ngebolehin kok."
Menyesal Kinan berpikir bahwa Samudra adalah pacar yang sempurna. Disaat seperti ini, Kinan benar-benar membenci Samudra karena terlalu mengekangnya. Acara reuni ini sangat penting baginya karena dia sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman Se-SMA nya. Kinan juga ingin merasakan bagaimana party reuni SMA karena tahun kemarin gara-gara Samudra dia melewatkan acara tersebut. Dan Kinan tidak ingin hal itu terulang lagi.
"Aku gak izinin kamu buat pergi, Sayang." nada Samudra mendadak berubah, cowok itu menekan suaranya terdengar seperti menahan aamarah yang akan keluar
Kinan tampak tak peduli, saat seperti inilah keegoisan Samudra kambuh. Dan cewek itu benar -benar kesal. padahal mereka baru saja kelihatan baik-baik saja kemarin sejak perkara dirumahnya.
"Tapi aku udah janji!" Kinan menggeletukkan giginya sebal.
"Aku gak suka kamu bantah," Samudra berhenti mengeringkan rambut Kinan. Dia meletakkan hair dryer kembali ke nakas dan berdiri meninggalkan Kinan yang masih duduk dengan raut wajah kesalnya.
Kinan sudah menebak jika Samudra pasti tidak mengizinkannya. Kali ini Kinan tidak mau mengalah lagi dan lagi. dulu saat ia ingin ikut konser boyband kesayangannya Samudra melarangnya dan ia patuh sekali untuk benar-benar membiarkan tiket yang sudah dibeli nya hangus. Tapi kali ini, dia tidak ingin diperintah Samudra kembali.
"Pokoknya Aku ikut, gak dapet izin kamu pun aku tetep pergi!" Kinan keluar dari kamar Samudra.
Turun kebawah menelusuri tangga dengan terburu-buru namun anehnya Samudra sama sekali tidak mengejarnya dia hanya melihat gadis itu berlalu. Hingga Kinan sudah berada di dalam taksi Samudra tak kunjung mengejar gadis itu.
Samudra menghela napas kasar, pria itu memukul dinding bertubi-tubi dia membenci kala Kinan menentangnya. Dan jangan harap jika samudra akan bertindak biasa saja. Lalu membiarkan gadis itu pergi.
Samudra pria itu licik, bahkan dia bisa saja mematahkan kaki Kinan detik itu juga untuk tidak beranjak kemana-mana. Atau bahkan menabrak Kinan detik ini juga agar gadis itu tidak kemana- mana. atau menyuruh anak buahnya untuk mengacak - acak pesta reuni Kinan.
Kinan membayangkan apa yang akan Samudra lakukan kali ini jika ia membantah. Seharusnya tadi dia tidak usah memberi tahu Samudra dan pergi secara diam-diam. Betapa bodohnya dia! pasti Samudra juga tidak akan mengetahui bahwa dia akan pergi kesana. Belum sempat Kinan memikirkan apa yang akan terjadi. Mobilnya sudah dihadang oleh beberapa mobil hitam lainnya. mengepung taksi yang dinaiki Kinan.
Beberapa orang berstelan jas hitam yang dipadukan dengan celana hitam juga keluar dari mobil dan membuka pintu taksi secara paksa. Kinan ditarik keluar dan dibawa kedalam mobil mereka.
Ponsel Kinan berdenting menampilkan pesan dari Samudra.
Samudra : Kalau kamu tetap pergi, jangan salahin aku berbuat sesuatu yang gak kamu suka, Sayang!
🌿🌿🌿
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Riska Meliana
syuka banget sumpah 😘
2020-08-27
2
Yusmi Julianty Chin-aga
suka cowok possesive
2020-06-24
1
kamih RAE gumay
the power of samudra 😚
2020-05-02
1