🌸🌸🌸
Mengapa Kinan merasa bersalah setelah meminta putus pada Samudra malam itu? Katakan padanya bahwa yang dilakukannya itu adalah sebuah hal yang benar. Kinan sudah cukup bersabar terhadap Samudra akhir-akhir ini. Bayangkan saja cewek mana yang mau kebebasannya direnggut paksa. Kinan diperlakukan dengan semena-mena seakan kebebasan dia sudah dicabut. Samudra yang terus membuntutinya membuat Kinan merasa risih sendiri.
Kinan bahkan tak sudi untuk menyebut Samudra Pramudya sebagai kekasihnya. Dia benar-benar benci dengan Samudra setelah apa yang dia lakukan. Namun rasa iba terus menggelutinya ketika Nadhira yang notabene adalah sepupu pria itu menceritakan bahwa Samudra kini tengah sakit.
"Kamu kemarin berantem lagi sama Sam, Nan?" tanya Nadhira membuat Kinan harus mendengus pelan menunjukkan keletihannya.
"Ya begitulah, kamu kan tahu hubungan kami udah gak beres." Jelas Kinan seadanya.
Nadhira merasa tak puas dengan jawaban Kinan. Cukup Ia ketahui bahwa sepupunya memang posesif sekali, tapi Nadhira tahu bahwa Sam sangat mencintai Kinan. Hanya saja gadis itu memiliki sifat bertolak belakang dengan Sam, membuat Nadhira kelimpungan juga untuk memahami keduanya.
Samudra yang memiliki sifat otoriter, diktator serta posesif sangat berbanding terbalik dengan Kinan yang tidak suka diperintah. Namun Nadhira mengetahui bahwa sebenarnya Kinan mencintai Samudra.
Bagaimana bisa mereka berpacaran selama empat tahun lebih tanpa adanya rasa. menurut Nadhira itu tidak mungkin. Hanya saja rasa letih disetiap hubungan itu akan selalu ada. Dan Nadhira yakin bahwa temannya ini mampu bersabar menghadapi tingkah Samudra kedepannya.
"Trus kamu minta putus?" Tanya Nadhira kedua kalinya, setidaknya dia butuh penjelasan temannya yang satu ini.
Kinan mengangguk pelan.
"Dari mana kamu tahu? Sam cerita sama kamu, ya?" Kinan mengernyit menatap cewek dihadapannya.
"Gak sih cuman ketebak aja, kemarin Sam pulang basah kuyup. Aku liat mata dia merah, yang aku tahu dia kelihatan abis nangis. Dia emang gak ngomong apa-apa sih langsung naik ke atas, keliatan banget kalian berdua abis berantem."
Malam itu memang ada sedikit bunyi petir yang menyambar. Kinan tak tahu bahwa hujan mengguyur Samudra setelah pulang dari rumahnya.
Rasa bersalah menggeluti hati Kinan lagi, apakah dia kemarin terlalu jahat pada Samudra? memutuskan pria itu hanya karena Samudra marah dengan Robi yang memberikan nomor ponselnya.
Tapi Samudra yang kelewatan kemarin memecahkan barang-barang di dalam kamarnya membuat Kinan berada diambang batas kesabaran. Dia tidak salah toh, tapi kenapa Nadhira dan hatinya memojokkannya seakan dia yang patut disalahkan.
Kinan mengusap wajahnya gusar.
"Nan, berapa kali aku bilang dia cinta kamu? Sam bukan tipe cowok yang mudah jatuh cinta Nan." Jelas Nadhira.
"Kalo dia cinta aku gak mungkin lah seposesif itu Dir. Jujur aku capek sama Samudra yang terus ngekang aku untuk ngelakuin apa aja termasuk ngobrol sama cowok."
Lagian Cewek waras mana yang sanggup memiliki pacar seperti Samudra. Bayangkan saja apa yang Kinan lakukan harus mendapat izin dari Samudra.
Jika ia tidak dapat izin Samudra maka dia tak bisa pergi dan melakukan hal yang dia sukai. Dan lagi, Samudra selalu menyuruhnya menyicipi makanan si cowok itu terlebih dahulu jika dia sedang makan. Beruntung tak ada racun didalamnya, kalau tidak matilah dia. Matilah Kinan.
"Aku ngerti Nan, tapi aku mohon sama kamu untuk gak ninggalin Samudra."
Kinan hanya diam, dia tidak mengangguk ataupun menggeleng. Kinan mengerti bahwa Samudra merupakan orang penting dalam hidup Nadhira namun tak bisakah dia lebih mengerti posisi Kinan.
"Aku kesini cuma mau minta tolong sama kamu buat jengukin Samudra. Cowok itu dari kemarin gak mau makan." lanjut Nadhira meninggalkan Kinan yang hanya terdiam.
🌿🌿🌿
Kinan adalah Kinan, Cewek keras kepala yang saat ini sedang adu pikiran, batin, dan keinginan. Semenjak permintaan Nadhira jujur saja cewek itu masih ragu sekaligus bimbang untuk pergi menemui Samudra.
Tetapi siapa yang mengetahui pikiran orang dapat berubah-ubah secepat waktu yang berhamburan.Pada akhirnya Kinan meneguhkan hatinya mengikuti kemauannya untuk menjenguk Samudra. Disinilah dia mengetuk pintu Samudra yang terkunci.
Pintu yang terpasang sebuah poster berlambang silang dengan bacaan Do not enter! Except Kinan. Membuat Kinan selalu tersipu malu membacanya. Yah, boleh diakui bahwa Samudra memiliki sisi romantisnya sendiri. Mungkin hal itu yang membuat hubungan mereka bertahan lama hingga sekarang walaupun sikap posesif Samudra lebih mendominasi dari pada sisi romantisnya.
Pintu itu terbuka memunculkan Samudra dengan wajah yang begitu pucat setara warna bibirnya. Samudra menggunakan kaos putih bercampur celana lepis selutut yang menambah aura kentampanannya membuat Kinan mengingat ciuman mereka kemarin yang lalu. sialan!
"Sayang," sapa Samudra.
Kinan tersenyum lembut melihat Samudra yang terlihat rapuh. Pria itu tampak sedikit kurus membuat Kinan sedikit kesal ketika Samudra diserang sakit.
Kinan mengulurkan punggung tangan kanannya menyentuh kening Samudra merasakan hawa panas dari suhu tubuh Samudra. Mendecak Kesal ketika Kinan merasa tubuh Samudra sangat panas.
Dan mengetahui Samudra belum makan, membuat Kinan sedikit jengkel dengan pria itu. Menurut Kinan Samudra terlihat kekanak-kanakan menahan diri untuk tidak makan ketika sakit hanya karena mereka berkelahi.
"Kangen kamu," Lanjut Samudra memeluk Kinan. Suara cowok itu terdengar parau. Mungkin efek demam yang dideritanya.
"Cih, Manja." ejek Kinan.
Kinan melepaskan pelukkan mereka perlahan. Namun, Samudra tidak membiarkan pelukannya lepas dia menahan tangan gadis itu sembari menjatuhkan bahunya di relung leher Kinan.
Kinan hanya mendesah pasrah ketika merasakan suhu tubuh Samudra dan sikap manja cowok itu.
"Lepas dulu ya. Aku bawa bubur, Kata Nadhira kamu belum makan." pinta Kinan.
"Bentar dua menit lagi, Ya?"
"Buburnya keburu dingin, Sam." Kinan berdalih agar Samudra mau melepaskan pelukan mereka.
Samudra memilih untuk melepas pelukan mereka. Dia lebih memilih Bubur agar tidak keburu dingin mengikuti ucapan Kinan walau pria itu sedikit kesal.
"Dasar Pelit." cibir Samudra.
Kinan tertawa pelan melihat Samudra yang ditekuk wajahnya. Mereka berdua berjalan masuk ke dalam kamar cowok itu sebelum Samudra mengunci pintu.
Kamar Samudra terlihat sedikit lebih berwarna pengaruh dari cat yang bertemakan hitam dan putih sesuai permintaan gadis itu. awalnya kamar Samudra hanya di dominasi oleh warna hitam. Dan Kinan membenci itu, Dia tak menyukai kegelapan. Saat hari pertama dia mengetahui bahwa cat kamar Samudra jelek, Kinan tidak ingin memasuki kamar Samudra. Alhasil keesokkan harinya Samudra langsung mengganti cat kamarnya dengan menambahkan warna yang disukai Kinan, yakni putih. Bukankah Samudra terlihat begitu bucin?
Kinan membuka tempat makan yang berisi bubur. Begitu telaten, Kinan mengarahkan bubur itu kehadapan Samudra beserta sendok dan segelas air minum yang diletakkan diatas nakas kayu berwarna coklat tua.
"Kamu mau makan sendiri?" Ucap Kinan.
Samudra mendelik kesal, "Gak mau. Suapin." ucapnya membuat Kinan harus berekstra sabar menghadapi bayi besar seperti Samudra.
Kinan pada akhirnya mengalah dan menyuapi Samudra. Cowok itu tampak lahap memakan bubur buatannya. Kinan meneliti bagaimana cara makan Samudra. Mengapa setelah berada di mulut Samudra, bubur ditangannya ini seakan kelihatan enak sekali. padahal Kinan belum mencobanya barang secicip saja.
Bibir ranum pria itu terlihat sangat indah ketika menyatu dengan bubur ayamnya. Kinan terus memperhatikan bibir Samudra, tanpa berkedip. Samudra yang menyadari, tersenyum tipis.
"Kamu mau?" tanya Samudra ambigu.
"Ah, Mau apa?" Bukannya menjawab pertanyaan Samudra Kinan malah bertanya kembali pada Samudra.
Samudra menunjuk bibirnya, "Bibir aku, kamu dari tadi ngeliat tanpa kedip. Semalem masih kurang?" ejek Samudra.
Kinan bersemu malu ketika Samudra ternyata mengetahui semenjak tadi Kinan memantau gadis itu. Duh, Astaga. Apakah wajah nya seperti kepengen begitu sampai Samudra mengetahuinya?
"Apasih! Kapan aku liatin," dalih Kinan.
Tangan Samudra mengusap pelan pipi Kinan dengan lembut membuat Kinan sedikit risih.
"Aku sayang kamu. Perlu kamu ketahui, sayang. Tubuh aku cuma milik kamu, Kalo kamu mau aku bakal turutin." Ucap Samudra.
Samudra menarik Kinan kepelukannya, hingga kepala Kinan terantuk tulang rusuk pria itu. Kinan seakan dihipnotis untuk tidak bicara. apalagi saat Samudra memperpendek jarak diantara mereka hingga ujung hidung mereka saling bertemu.
Samudra dengan sigap mendekatkan bibirnya ke bibir Kinan. Mengecapnya lebih lembut, seakan ingin memberi tahu bahwa Hanya Kinan yang ia cintai.
"Sayang, You're Mine. And nothing can change that."
🌿🌿🌿
TBC
INFO PENTING!!!
Cerita ini hanya fiksi semata, dan kalo suka tolong di Like serta berikan Support untuk cerita ini. Support membantu memberi semangat Author untuk melanjutkan ceritanya .
Salam,
Melni.
🍵🍵🍵
Lagi Sakit 😌😷😷😷😷😷😷 ucapin GWS buat babang Samudra tersayang 😪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Riska Meliana
syuka 😍
2020-08-27
2
Juliani Poetri
lanjut..
2020-06-01
1
kamih RAE gumay
lope2 deh pokonya
2020-05-02
2