Bab 13

Jika itu 'Truth' maka Lily harus mengatakan apapun yang ingin Ferdi ketahui tapi jika itu 'Dare', Lily harus menerima tantangan yang diberikan oleh Ferdi.

"Aku pilih Dare," ucap Lily.

Ferdi tersenyum, dia sudah menebak bahwa Lily lebih memilih tantangan dibanding mengatakan apapun yang berada di dalam hatinya.

Ferdi meraih botol wine yang kosong kemudian menjelaskan jika botol tersebut mengarah ke salah satu dari mereka, mereka wajib menerima tantangannya.

"Setuju."

Ferdi memutar botol wine tersebut, dan benar, botolnya mengarah kepada Lily.

"Bos, kau harus berkenalan dengan pria yang berada di sana, usahakan berbincang dengannya."

Lily memutar bola matanya malas, dia kemudian melihat ke arah telunjuk Ferdi, dan segera berdiri dari tempatnya dan berjalan ke arah pria tersebut. Langkah Lily gontai dan matanya tidak begitu fokus karena wine yang diteguknya sudah banyak.

Ferdi mengawasinya dari jauh dan tersenyum melihat tingkah Lily.

Agam yang berbincang tiba-tiba dari kejauhan dia merasa mengenal baik wanita dengan langkah yang lunglai tersebut, dia sesekali terlihat tertawa dan juga berputar.

Hal yang dilakukan beberapa orang mabuk sebelumnya.

Langkah Lily semakin dekat, mata Agam terbelalak karena benar, yang berjalan ke arahnya itu adalah Lily. Dia berhenti tepat di sebelah meja Agam bersama teman-temannya.

Lily menunjuk ke arah Agam, "Hmm, kenapa dia sangat mirip dengan pria brengsek itu. Baiklah, aku akan memilihnya," gumam Lily dengan tersenyum.

Agam masih meliriknya tajam.

Lily berjalan dan tiba di hadapan Agam, semua mata tertuju padanya. Lily duduk dengan posisi menyamping di atas pangkuan Agam dan menarik dasinya, wajah mereka sangat dekat.

Teman-teman Agam mulai ribut, mereka semua mengatakan bahwa Agam malam itu mendapat keberuntungan, dia di goda oleh seorang wanita yang sangat cantik.

"Pria tampan, aku cantik tidak?" ucap Lily dengan suara yang sensasional.

Agam sudah merasa geram, tapi Lily tidak berhenti melakukan aksinya untuk menggodanya,

"Gam, kau memang hebat, lihat kaki dan pundaknya, sangat seksi Gam, cepat bawa dia," ucap salah satu temannya.

"Benar Gam, mumpung dia sedang mabuk," timpal teman Agam yang lainnya.

"Diam!!"

Agam melepaskan jasnya dan segera menutupi pundak Lily, "Sebenarnya apa yang kau lakukan?" ucap Agam dengan berbisik dengan nada penuh penekanan.

Lily berusaha menggelengkan kepalanya dan melihat dengan jelas pria yang berada di hadapannya itu.

"Kau?! Ah, lepaskan." ucap Lily kemudian ingin beranjak pergi.

Agam menarik tangannya, dan menggendong Lily.

"Lepaskan, lepaskan, jangan ganggu aku," ucap Lily sedikit memberontak.

"Kau mabuk, kita pulang sekarang!"

Agam membawa Lily keluar dari tempat tersebut dan memasuki mobilnya. Lily memberontak dan sesekali mengumpat Agam.

"Brengsek...!" teriak Lily.

"Aku tidak tahu sebanyak apa yang kau minum, tapi kenapa kau menggunakan gaun seperti itu."

Wajah Agam memerah padam, dia tidak rela saat lelaki lain memuji tubuh Lily bahkan mereka secara terang-terangan di depan Agam. Paha mulus Lily terlihat dan juga wangi parfumnya sangat menggoda. Lily sudah terlihat tenang di atas mobil, dia tertidur begitu saja.

Sepersekian detik, Agam menelan berat ludahnya sendiri.

"Apa yang aku pikirkan. Agam sadarlah!"

Agam menginjak pedal gas penuh hingga akhirnya mereka berdua tiba di rumah mewah milik keluarga Barata. Rumah terlihat sepi, Agam meraih tubuh Lily kembali dan menggendongnya memasuki kamarnya.

Agam meletakkan tubuh Lily perlahan dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Agam ingin meninggalkan kamar Lily tapi tangan Lily tiba-tiba menggenggam tangan Agam dengan mata yang tertutup.

"Agam, kau pria menyebalkan di dunia..." gumam Lily.

"Kenapa bisa dia menyebalkan?" tanya Agam.

"Dia membantu orang lain untuk menindasku," ucap Lily dengan mata yang masih tertutup dan merancau.

Agam tersenyum mendengar ucapan Lily, "Dia tidak menindasmu," ucap Agam.

"Tapi dia menyukai Sera dan membantu Sera untuk menindasku," ucap Lily dengan sesegukan.

Senyum Agam semakin terlihat, jejeran gigi putihnya menambah ketampanan Agam saat itu. Dia mengusap wajah Lily dan menghapus air matanya, Dia memegang tangan Lily dan menjelaskan bahwa Dia tidak menindas Lily, tidak akan.

"Tapi dia menyukai Sera, dia pasti akan membantunya..." timpal Lily kembali.

"Ti..."

Lily meraih tangan Agam dan menggigitnya. Agam mengeratkan tangannya dan berusaha menahan sakit karena gigitan Lily di tangannya. Agam menggelengkan kepalanya. Saat Lily melepaskan gigitannya. Dia duduk terdiam menunggu Lily terlelap dengan tenang, setelah itu dia meredupkan lampu kamar Lily dan meninggalkannya.

"Good night.." ucap Agam dengan manis

...----------------...

Esok Hari.

Lily terbangun dan melihat ruangan tersebut. Dia terlihat sedikit panik dan melihat tubuhnya. Dia membuka selimut dan gaun masih melekat sempurna.

Dia memegang kepalanya dan mengingat semua yang terjadi dan apa yang dia katakan. Lily meraih selimut dan menutup tubuhnya penuh.

"Jadi Agam yang membawaku pulang? Dia melihat aku mengenakan gaun ini? Dan semalam apa yang aku katakan?"

AAAAAAAAAAAAA

Lily melampiaskan kekesalannya di dalam selimut. Kekesalan kepada dirinya sendiri.

DRRRRTTTT

DDRRRTTTTT

Ponsel Lily bergetar, ada nama Ferdi di sana, dia segera meraih ponselnya dan mendengar suara tawa Ferdi di ujung panggilan.

"Ferdi, semalam kau sengaja melakukannya, kan?"

"Bos, aku hanya ingin membantumu, Ha ha ha"

"Jangan ikut campur, hati-hati aku akan mengirimmu ke negara gurun pasir membuatmu hangus terbakar di sana," ucap Lily dengan kesal.

"Eh-eh Bos, aku hanya beranda, jangan marah seperti itu," jelas Ferdi dengan gugup.

Lily kemudian menjelaskan jika kerja sama dengan keluarga Barata bisa di lanjutkan dengan syarat keuntungan 50 persen.

"Hah? 50 persen?" ucap Ferdi yang tidak percaya dengan syarat tersebut.

Dalam dunia kerja tidak ada keuntungan semacam itu, terlebih lagi yang mendominasi saham adalah penanam modal.

"Bos, apakah semalam Agam melakukan sesuatu padamu, sampai kamu merasa sangat kesal dan..."

"Diam!!!"

Lily menutup panggilannya dan melempar ponselnya di atas king bed, "AAAAAAA Memalukan!!"

"Apakah dia berpikir aku menyukainya?"

"Aku harus menghindarinya. Iya benar, aku harus menghindarinya!" gumam Lily dan kembali menutup kepalanya menggunakan selimut.

...----------------...

Perusahaan Barata Corp.

Lily ke kantor menggunakan bantuan Daren, dia kemudian mengendap memasuki perusahaan dan ruangan tempatnya bekerja, saat sekretaris Agam memasuki ruangannya dan memberikan laporan yang harus dikerjakan membuat kepala Lily terasa pusing.

"Setelah itu kau bisa membawanya ke ruangan CEO Untuk di periksa," ucap sekretarisnya kemudian berlalu.

Lily menutup wajahnya dan dengan terpaksa dia mengerjakan laporan tersebut.

Lily mengendap di depan pintu ruangannya dan melirik ruangan Agam. Dia berharap Agam bisa keluar agar Lily memiliki kesempatan membawa laporan tersebut masuk ke dalam ruangan kerja Agam.

Satu jam berlalu, tiba-tiba Agam terlihat meninggalkan ruangan membuat Lily tersenyum bahagia, dia segera berlari mengambil laporan tersebut dan membawanya masuk ke dalam ruangan Agam.

Terpopuler

Comments

Abigail😘

Abigail😘

seruuu lanjooottttt

2024-07-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!