Di tempat lain ada Daren yang sedang live streaming menyapa para penggemarnya dan juga sesekali melakukan dance untuk memenuhi permintaan para fansnya.
Lily tersenyum, dia merasa bosan di rumah tersebut, karena itu dia berpikir untuk mengganggu Daren saja. Lily berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut dan melintas melewati ponsel yang digunakan Daren live.
"Siapa wanita itu?"
"Siapa dia?"
"Mengapa dia bisa berada di dalam kamar Daren kita?"
"Apakah benar isu yang beredar bahwa ada seorang gadis kampung yang akan menjadi menantu keluarga Barata? Apakah mungkin itu dia?"
Komentar berseliweran di dalam sosial media dan mencari tahu siapa Lily sebenarnya. Daren mulai panik, dia menatap sinis ke arah Lily dan memintanya segera meninggalkan ruangan tersebut.
Bukannya keluar, Lily semakin mendekat ke arah Daren dan bertanya di hadapan Daren, di depan sejumlah penggemarnya.
"Husssh, husssh, pergi sana, cepat pergi," ucap Daren dengan berbisik.
"Hmm? Apa? Kau memanggilku?"
Daren segera berlari dan menutup kamera ponselnya. Dengan wajah yang sinis, dia kembali meminta Lily meninggalkan ruangan tersebut, tapi Lily hanya tertawa.
"Dasar gadis kampung gila."
Daren kembali menyalakan kameranya dan mengarahkan ke wajahnya penuh.
"Maaf ya, tadi itu.. itu..."
Daren kemudian berbalik dan melihat Lily sudah duduk santai membaca sebuah majalah di belakangnya. Daren mendekat.
"Kau tidak bisa mencuri perhatianku seperti ini. Kau lihat para penggemarku? Aku sangat mencintai mereka, bagaimana mungkin aku membagi perasaanku ke wanita lain..."
Daren kemudian melirik ke arah layar ponselnya dan melihat para penggemar wanita memujinya dan memanggilnya sebagai idola dan suami mereka. Daren terlihat senang dan melanjutkan aksinya.
"Aku adalah idola papan atas, apakah pantas...."
"Aku cuma datang untuk mengambil majalah ini, dan kau juga tidak mengunci pintunya, jadi siapa saja bebas masuk. Tidak ada larangan. Tunggu, artis papan atas? Kau?!" ucap Lily mulai membuat Daren memanas.
Daren berusaha untuk tidak memperdulikan LIly, dia kembali membaca komentar dan membuat Daren merasa tidak senang para penggemarnya memiliki banyak pertanyaan.
"Aku memang artis papan atas, cepat keluar dari ruangan ini," ucap Daren.
"Kau bisa Rap? Main basket?"
"Tentu saja bisa, memangnya kenapa? Tunggu..."
Daren kembali membaca para komentar penggemarnya untuk meminta Daren sedikit menunjukkan bakatnya, tapi Daren mengelak. Lily tertawa membuat Daren sangat kesal.
"Aku tidak ingin Rap, nanti kau menyukaiku dan memilihku sebagai suami masa depanmu, itu tidak akan terjadi."
Lily berdecih, dia melangkah mendekati Daren membuatnya salah tingkah.
"Aku? Menyukaimu? Tidak mungkin. Aku tidak akan menyukai bocah sepertimu," ucap Lily kemudian ingin meninggalkan ruangan tersebut.
Daren mendengar itu segera menarik tangan Lilly membuat Lily terhuyung dan jatuh kepelukan Daren.
"Gawat. Mereka sangat dekat."
"Mereka terlihat serasi."
"Jangan ganggu Daren dia milikku!"
Para komentar mulai bermunculan dan penonton semakin bertambah. Daren tidak peduli lagi, dia kemudian menggendong tubuh Lily dan membawanya ke hadapan kamera.
"Aku bukan bocah. Cepat minta maaf kepada penggemarku," ucap Daren.
Lily tersenyum tipis, dia kemudian menarik kedua pipi Daren.
"Di mataku, kau tetaplah bocah. Coba tunjukan keahlianmu di depanku sebagai buktinya kalau kau benar sudah merasa dewasa," ucap Lily kembali memberi tantangan.
Daren yang mendengar itu kemudian menurunkan LIly dari gendongannya dan mulai aksinya menunjukan keahlian di depan LIly, dia mulai dance dan sesekali menampilkan otot perutnya.
Para penggemar di dalam live streaming mulai bersorak kembali memuji, terlebih lagi saat Daren memamerkan otot perutnya, dia mendapatkan bintang dari aplikasi karena para penggemar mengirim banyak hadiah untuk penampilannya.
Daren bahkan sesekali mengelilingi tubuh Lily dengan gerakan dan juga menyentuh dagu Lily membuat para penggemarnya histeris dalam live streaming tersebut.
Lily hanya tersenyum, dia tidak menyangka bahwa Daren memang mudah untuk dipermainkan. Tiba-tiba sekali gerakan celana Daren robek karena lompatannya terlalu keras, hingga dia berlari dan bersembunyi di belakang Lily.
"Ha ha ha, maaf, Daren akan segera kembali," ucap Lily kemudian menekan tombol off di ponsel Daren.
"Dasar gadis kampung, tunggu pembalasanku," teriak Daren kemudian berlari meninggalkan ruangan tersebut, dengan menutup celana yang robek itu dengan tangannya.
Esok hari, telah menjadi aktifitas pagi LIly untuk berangkat ke kantor bersama dengan Agam, mereka berdua berjalan meninggalkan ruangan, tiba-tiba Daren berlari dan berusaha menyeimbangi langkah Agam.
"Kakak, saat mulai debut, kau tidak pernah mengantarku ke tempat latihan dan juga tidak pernah nonton penampilanku, hari ini antar aku ke tempat latihan dance, jangan menolaknya," ucap Daren kemudian berlari menuju mobil Agam agar dia tiba lebih cepat dari yang lain.
"Aku duduk di depan, gadis kampung kau duduk di belakang," ucap Daren sinis.
LIly acuh, dia hanya sesekali menguap dengan wajah yang lelah. Daren terkekeh, dia mulai membuli Lily.
"Gadis kampung, apa yang kau lakukan semalam? Bagaimana bisa kau bangun dengan wajah lelah dan masih menguap seperti itu, jangan-jangan kau tidak bisa tidur setelah melihat keahlianku ya?" ucap Daren kemudian mengedipkan matanya.
Drrrttt...
Ponsel Daren berbunyi, dia memeriksa pesannya dan matanya terbelalak.
"Kakak, kau tahu game yang kita mainkan terakhir kali dan tidak bisa kita pecahkan triknya? Ternyata sudah ada yang bisa mencapai level tertinggi, lihat ini," ucap Daren mempercepat langkahnya dan memperlihatkan ponselnya ke hadapan Agam.
Alis Agam berkerut, dia melihat profil penakluk game tersebut tapi tidak memiliki foto profil.
"Hmm, dia sangat misterius," ucap Agam kemudian menyerahkan ponsel milik Daren kembali.
"Sepertinya dia seorang gadis dan aku yakin dia sangat cantik," ucap Daren dengan penuh kekaguman.
Lily mendengar itu hanya tersenyum tipis dan menimpali ucapan Daren bahwa bisa saja pemilik akun itu seorang pria tua yang berjenggot tebal.
"Hmm, gadis kampung, kau tahu apa? atau jangan-jangan kau benar-benar menyukaiku ya?"
"Jangan melantur!" timpal Lily spontan.
Daren berdecih dan menyilangkan kedua tangannya di dada, dia kemudian berjalan mendekati Lily. DIa menjelaskan bahwa sikap Lily sama dengan para penggemarnya yang berusaha menarik perhatiannya.
Agam mendengar itu menghentikan langkahnya untuk memasuki mobilnya.
"Apakah benar LIly menyukai Daren?" batin Agam.
"SEbagai artis papan atas, ya memang aku akui, banyak yang mengejarku," ucap Daren dengan penuh percaya diri.
"Hmm, bocah ini memang benar-benar menyebalkan," batin Lily.
Braaakkkk...
Suara pintu mobil terdengar cukup keras, membuat Daren dan LIly melirik ke arah mobil. Mesinnya berbunyi membuat daren panik.
"Eh, Kakak, tunggu aku..." teriak Daren.
Dia kemudian berlari cepat, begitu pun dengan Lily.
DI depan sebuah gedung tempat Daren akan latihan dan melakukan aktfitas lainnya, mobil mewah itu berhanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments