Bab 04. Hasutan

Menjelang bulan haji, toko material Ayah Hasan biasanya mulai ramai di datangi kleh para pelanggan nya. Di bulan haji justru semanik banyak pelanggan yang datang untuk berbelanja material.

Karena menurut banya orang tua memgatakan merenovasi atau membangun rumah saat bulan haji itu bagus, bisa mendatangkan kebaikan bagi pemilik rumah.

Ayah Hasan merenggangkan tubuh nya setelah menerima pembayaran salah seorang pembeli langganan toko material nya.

Sebuah toko yang sudah menjadi tempat tempat nya mencari nafkah sejak puluhan tahun lalu itu adalah milik nya setelah memutuskan tidak melanjutkan kontrak kerja dengan salah satu perusahaan tambang terbesar di ujung Indonesia.

Uang pesangon yang di dapatkan Ayah Hasan saat itu sangatlah besar pada zaman nya, sehingga Ayah Hasan muda pun memutuskan untuk membuka usaha toko material sebelum meminang Ibu Tantri kekasih hati nya.

Pria paruh baya berusia empat puluh tahun itu menarik nafas panjang nya saat lagi-lagi melihat seorang pria yang usia nya lebih tua sepuluh tahun dari nya itu kembali memasuki tempat usahanya, setelah minggu lalu juga datang menemui nya.

"Apa kabar Pak Hasan?". Sapa Pria paruh baya yang Ayah kenalan sebagai mantan mertua tetangga sebelah rumah nya sang high quality duda.

"Alhamdulillah baik Pak Kael" Ayah menjawab sapa Pak Kael yang langsung mendudukan tubuh nya di bangku depan etalase berisikan aneka keran air.

"Ada yang bisa saya bantu Pak?" Ayah bertanya dengan sopan kepada Pak Kael, karena sejak kedatangan pria paruh baya itu hanya memutarkan pandangan saja mengawasi sekitar toko milik Ayah Hasan.

"Ramai ya Pak toko nya".

"Alhamdulillah Pak". Ayah menjawab seadanya ucapan Pak Kael yang terdengar hanya basa basi saja, karena saat ini hanya ada dua orang pembeli saja yang tengah di layani dua orang karyawan Pak Hasan.

"Jadi apa ada yang ingin Pak Kael beli?" Tanya Ayah Hasan langsung pada inti nya.

Pertanyaan Ayah Hasan yang to the point itu membuat Pak Kael pun mengalihkan pandangan nya kearah Ayah Hasan yang tampak santai saja melihat nya.

"Kebetulan tidak ada yang ingin saya beli di toko ini. Saya biasa belanja di toserba khusus bangunan yang sudah jelas akan kualitas nya" Ucapan Pak Kael hanya di balas Ayah Hasan dengan senyuman dan anggukan kecil.

"Alhamdulillah kalau Pak. Lalu apa yang menjadi dasar Bapak, mampir ke toko kecil Saya lagi?". Ucapan santai Ayah Hasan membuat Pak Kael berdecih kecil.

Ayah Hasan seolah paham akan maksud kedatangan pria paruh baya itu pun langsung mengungkapkan isi hati nya.

"Pak Kael jangan khawatir tentang masalah Dika dan putri Saya. Bapak tenang saja, Nadiva sama sekali tidak tertarik dengan Randika". Ucapan Ayah Hasan membuat wajah Pak Kael langsung berubah.

"Sebagai seorang Ayah, Saya juga ingin putri saya mendapatkan pasangan single yang masih bujang, bukan duda dengan membawa seorang anak. Jujur saja, Kami memang menyayangi Cinta, apalagi Diva yang memang suka anak kecil, karena berhubungan dengan pekerjaan yang akan di geluti kelak oleh putri saya nanti. Jadi kalau niat Bapak kemari dengan maksud menceritakan bagaimana bobrok nya mantan menantu Bapak saat menjadi suami almarhumah anak Bapak kepada Saya, bisa Saya bilang per-cu-ma. Karena baik saya ataupun anak saya, sama sekali tidak tertarik untuk menjadikan Dika sebagai menantu ataupun pasangan bagi Diva saat ini!". Ucapan panjang dan tegas yang di sampaikan Ayah Hasan itu semakin membuat Pak Kael menahan rasa kesal juga malu pada saat bersamaan.

"Yah, ada yang mau bayar" Ayah Hasan menganggukkan kepala nya saat Anwar salah seorang karyawan nya berkata.

"Maaf Pak Kael, saya tinggal ya" Ayah Hasan pun segera menghampiri pembeli yang akan membayar pesanan nya.

"Lebih baik belanja di Supermarket khusus bangunan Pak, lebih lengkap dan dijamin bagus kualitas nya, dibandingkan belanja di toko kecil ini, sudah tidak lengkap pasti barang-barang lain nya KW dan nggak ada merk nya" Ayah Hasan hanya menggelengkan kepala nya tak habis pikir dengan ulah Pak Kael yang secara terang-terangan menghasut pembeli dan menghina toko nya.

Mengabaikan hasutan kepada langganan nya, Ayah Hasan terus saja menghitung jumlah pesanan sang pelanggan yang sudah di pesan melalui Anwar. Justru pelanggan Ayah Hasan lah yang menjawab hasutan Pak Kael dengan lantang.

"Eh Pak. Kalau nggak belanja nggak usah hasut orang. Kualitas barang yang Pak Hasan jual nggak kalah sama yang Supermarket bangun. Bapak pikir saya maen asal beli aja gitu nggak survei ke toko juga Supermarket bangunan lain nya. Udah Pak. Yang paling murah juga bagus kualitas nya cuma di toko Pak Hasan aja!" Sahut sang pembeli tak terima ketika toko langganan nya di hina dan dijelekkan di hadapan pemilik nya.

Pak Kael langsung pergi tanpa pamit setelah pembeli Ayah Hasan membalikkan omongan nya.

"Dasar aneh, udah nggak belanja malah menghina. Orang nggak waras ya Pak?". Ayah Hasan hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan pembeli nya.

"Itu kakek nya Cinta kan Yah?". Pertanyaan Anwar di balas Ayah dengan anggukan.

Sementara itu Diva saat ini tengah duduk dengan santai dihadapan dua orang wanita beda usia di dalam sebuah cafe yang berada tidak jauh dari Stikes tempat nya menuntut ilmu.

"Jadi pertemuan kita ini hanya ingin membahas masalah Cinta atau Randika?" Diva bertanya dengan santai membuat kedua wanita beda usia yang berada di depan nya itu memutar malas kedua bola mata nya.

"Kalau masalah Cinta, tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Tante selaku nenek Cinta, selama Cinta yang masih mendekati dan ingin dekat dengan saya, maka Saya tidak akan menolak kedatangan Cinta menemui ataupun bermain dengan Saya. Karena Saya sangat tau, yang di butuhkan oleh Cinta adalah orang-orang yang tulus dalam menyayangi nya".

Diva menyeruput boba milk pesanan nya sebelum mengutarakan pembahasan nya mengenai Randika.

"Untuk masalah Randika. Saya tekanan kembali dan untuk kesekian kali nya kepada Tante juga Mbak, Saya Nadiva sama sekali tidak tertarik kepada Randika Immanuel yang banyak di bilang orang sebagai high quality duda. Karena Saya masih lebih tertarik dengan bujang bukan dengan duda!"

"Jadi sampai di sini Tante dan Mbak paham kan. Kalau saya sama sekali tidak berminat untuk menjadikan Randika sebagai pasangan. So jangan lagi menyangkut pautkan kedekatan Saya dan Cinta karena ingin mendekati Randika. Karena kedekatan saya dan Cinta murni selayaknya hubungan Saya dengan anak kecil lain nya, termasuk pasien Saya!".

"Berhubung sudah tidak ada yang Kita bahas lagi. Kalau begitu Saya pamit lebih dulu. Permisi. Selamat Siang!".

Diva segera beranjak dari duduk nya meninggalkan dua wanita beda usia yang masih kesal mendengar rentetan ucapan Diva. Dan sayang nya Diva sama sekali tidak memberikan waktu bagi mereka berdua untuk menjawab rentetan ucapan Diva tadi.

Sekeluar nya Diva dari dalam cafe, tampak sosok yang sejak hampir sejam lalu menjadi pembahasan nya dengan kedua wanita beda usia itu baru saja memarkiran sepeda motor nya di area parkir. Dan kebetulan motor Diva pun terparkir di sana dan tidak jauh dari orang tersebut.

"Randika Immanuel!" Panggil Diva lantang membuat pemilik nama itu pun melihat kearah Diva dengan sorot mata tak terbaca.

################################

masih edisi revisi ya

Terpopuler

Comments

millie ❣

millie ❣

Good Diva hempaskan itu mantan mertua n jg ipar g jelas si Dika bila perlu kasi tau noh Dika spy tau gmn mrk ma loe Div 😏😏😏

2024-07-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Cinta Oh Cinta
2 Bab 02. Aduan Cinta
3 Bab 03. High Quality Duda
4 Bab 04. Hasutan
5 Bab 05. Amarah Diva
6 Bab 06. Penolakan Randika
7 Bab 07. Cinta
8 Bab 08. Panik
9 Bab 09. Garda Terdepan
10 Bab 10. Dimana Cinta
11 Bab 11. Waktu Bersama
12 Bab 12. Alasan Di Balik Hilang nya Cinta
13 Bab 13. Mengabulkan Pemintaan
14 Bab 14. Meminta Restu
15 Bab 15. Cinta nya Bunda
16 Bab 16. Rumah Dika
17 Bab 17. Rahasia Cinta
18 Bab 18. Rahasia Cinta 2
19 Bab 19. Hukuman
20 Bab 20. Dika Merajuk
21 Bab 21. Hari Baru
22 Bab 22. Ada Yang Berubah
23 Bab 23. Ghibah Di Depan Mata
24 Bab 24. Klarifikasi
25 Bab 25. Pagar Makan Tanaman
26 Bab 26. Vonis
27 Bab 27. Manu
28 Bab 28. Silsilah Rumit
29 Bab 29. Garis Yang Terlewati
30 Bab 30. Garis Takdir
31 Bab 31. Perkara Hak
32 Bab 32. Penangkapan
33 Bab 33. Kembali Ke Garis Takdir
34 Bab 34. Rasya
35 Bab 35. Cinta Oh Cinta S2
36 Bab 36. My Lovely
37 Bab 37. Dari Kecil
38 Bab 38. Ulah Cencen
39 Bab 39. Di Bawa Kabur
40 Bab 40. Berbagi Cerita
41 Bab 41. Pertengkaran
42 Bab 42. Berjuang Bersama
43 Bab 43. Lamaran?
44 Bab 44. Sah
45 Bab 45. Julid
46 Bab 46. Cuekin Aja
47 Bah 47. Sudah Sah Juga
48 Bab 48.
49 Bab 49. Anak Pembunuh
50 Bab 50. Tabir Rahasia
51 Bab 51. Bukan Salah Cinta
52 Bab 52. Membalas Perbuatan
53 Bab 53. Anak Angkat
54 Bab 54. Bertemu Oma Jess
55 Bab 55. Penolakan
56 Bab 56. Tuai
57 Bab 57. Hama
58 Bab 58. Dira
59 Bab 59. Tolong
60 Promosi Karya Baru
61 Bab 60. Pillow Talk
62 Bab 61. Karena Mangga Muda
63 Bab 62. Emang Enak
64 Bab 63. Maaf
65 Bab 64. Dahlia 2
66 Bab 65. Wawan
67 Bab 67. Wawan 2
68 Bab 67.
69 Bab 68.
70 Bab. 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab. 74
76 Bab. 75
77 Bab. 76
78 Bab. 77
79 Bab. 78
80 Bab. 79
81 Bab. 80
82 Bab. 81
83 Bab. 82
84 Bab. 83
85 Bab. 84
86 Bab. 85
87 Bab. 86
88 Bab. 87
89 Bab. 88
90 Bab. 89
91 Bab. 90
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1. Cinta Oh Cinta
2
Bab 02. Aduan Cinta
3
Bab 03. High Quality Duda
4
Bab 04. Hasutan
5
Bab 05. Amarah Diva
6
Bab 06. Penolakan Randika
7
Bab 07. Cinta
8
Bab 08. Panik
9
Bab 09. Garda Terdepan
10
Bab 10. Dimana Cinta
11
Bab 11. Waktu Bersama
12
Bab 12. Alasan Di Balik Hilang nya Cinta
13
Bab 13. Mengabulkan Pemintaan
14
Bab 14. Meminta Restu
15
Bab 15. Cinta nya Bunda
16
Bab 16. Rumah Dika
17
Bab 17. Rahasia Cinta
18
Bab 18. Rahasia Cinta 2
19
Bab 19. Hukuman
20
Bab 20. Dika Merajuk
21
Bab 21. Hari Baru
22
Bab 22. Ada Yang Berubah
23
Bab 23. Ghibah Di Depan Mata
24
Bab 24. Klarifikasi
25
Bab 25. Pagar Makan Tanaman
26
Bab 26. Vonis
27
Bab 27. Manu
28
Bab 28. Silsilah Rumit
29
Bab 29. Garis Yang Terlewati
30
Bab 30. Garis Takdir
31
Bab 31. Perkara Hak
32
Bab 32. Penangkapan
33
Bab 33. Kembali Ke Garis Takdir
34
Bab 34. Rasya
35
Bab 35. Cinta Oh Cinta S2
36
Bab 36. My Lovely
37
Bab 37. Dari Kecil
38
Bab 38. Ulah Cencen
39
Bab 39. Di Bawa Kabur
40
Bab 40. Berbagi Cerita
41
Bab 41. Pertengkaran
42
Bab 42. Berjuang Bersama
43
Bab 43. Lamaran?
44
Bab 44. Sah
45
Bab 45. Julid
46
Bab 46. Cuekin Aja
47
Bah 47. Sudah Sah Juga
48
Bab 48.
49
Bab 49. Anak Pembunuh
50
Bab 50. Tabir Rahasia
51
Bab 51. Bukan Salah Cinta
52
Bab 52. Membalas Perbuatan
53
Bab 53. Anak Angkat
54
Bab 54. Bertemu Oma Jess
55
Bab 55. Penolakan
56
Bab 56. Tuai
57
Bab 57. Hama
58
Bab 58. Dira
59
Bab 59. Tolong
60
Promosi Karya Baru
61
Bab 60. Pillow Talk
62
Bab 61. Karena Mangga Muda
63
Bab 62. Emang Enak
64
Bab 63. Maaf
65
Bab 64. Dahlia 2
66
Bab 65. Wawan
67
Bab 67. Wawan 2
68
Bab 67.
69
Bab 68.
70
Bab. 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab. 74
76
Bab. 75
77
Bab. 76
78
Bab. 77
79
Bab. 78
80
Bab. 79
81
Bab. 80
82
Bab. 81
83
Bab. 82
84
Bab. 83
85
Bab. 84
86
Bab. 85
87
Bab. 86
88
Bab. 87
89
Bab. 88
90
Bab. 89
91
Bab. 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!