Zafeera dan Syamil menikah

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikum salam." Mereka yang berada di ndalem melihat ke arah luar yang berada di ambang pintu, seorang pemuda tampan menatap mereka.

"Maaf, siapa? Maksudku ada apa?" Tanya Fatih takut menyinggung pemuda tersebut.

Sebelum menjawab pemuda tersebut menatap Zafeera yang terus saja menangis, gadis itu menggelengkan kepalanya agar dirinya tidak memberitahu keluarganya. Afila juga sama seperti adik sepupunya, ia mendapatkan pertanyaan dari suaminya namun rasanya lidah nya kelu untuk berucap.

"Maaf saya mengganggu, saya hanya ingin ber-

" Maaf, sepertinya kamu salah tempat 'kan? Em maksud ku sepertinya waktunya tidak tepat untuk kamu berbicara dengan orang-orang disini." Afila memotong ucapan pemuda itu, ia takut jika pemuda itu bocor.

"Sayang ada apa?" Tanya suami Afila yang sejak tadi tidak mendapatkan jawaban.

"Saya tidak salah tempat ning." Pemuda itu tegas dengan ucapan nya, mengenakan gamis berwarna biru tua dengan kopiah berwarna hitam. Sangat kontras dengan kulit putih nya dan juga wajah yang sangat tampan pula.

Najib yang dekat dengan pintu menyuruh agar pemuda itu untuk duduk terlebih dahulu, semua keluarga juga seharusnya sejak tadi menyambut tamu dengan baik.

"Apa yang tadi kamu katakan, dan mengapa seperti nya putri saya menutupi sesuatu." Affan menatap Afila sekilas.

"Abi," Afila hanya menguatkan dirinya menggenggam tangan suaminya erat. Sedangkan Zafeera kini sudah bersama Zafeer, gadis itu tidak mau mendongak sama sekali dengan air mata yang terus mengalir.

"Saya hanya ingin bertanggung jawab." Ucapnya menatap Abyan. Kali ini Abyan menatap seluruh keluarga nya, bertanggung jawab apa maksud perkataan pemuda itu.

"Atas dasar apa yang akan kamu pertanggung jawabkan?" Abyan kini menatap serius, pria itu meminta penjelasan apa ada hubungannya dengan putrinya yang terus menangis.

"Saya sudah mengetahui peraturan dan pelanggaran jika melihat aurat seorang gadis di depan kita selama berada di sekitar pondok pesantren." Pemuda itu menghela nafas nya sebelum melanjutkan ucapan nya.

"Saya akan bertanggung jawab atas apa yang saya lihat, karena telah melihat aurat kerudung dari ning Zafeera yang terlepas di hadapan saya." Afila mendadak lemas, perutnya yang masih terasa sakit tidak ia rasakan lagi.

Zafeera juga semakin menangis memeluk abangnya.

Arumi bersama Abyan seperti terkena sengatan sesuatu sehingga membuat keduanya hingga terlonjak sebentar. Para keluarga yang lain juga merasa seperti itu mendengar penuturan dari pemuda di hadapannya.

"Ti-tidak, putriku masih sangat kecil untuk menikah." Arumi terbata mendengar penjelasan dari pemuda itu.

"Jadi ini yang membuat mu tak berhenti menangis, tenanglah kita bicarakan lagi masalah ini." Zafeer menenangkan adiknya, ia tau adiknya tidak mau menerima kenyataan jika harus menikah disaat masih belum lulus sekolah.

"Tidak, pelanggaran tetaplah pelanggaran. Semua ini masih dilingkungan pondok pesantren, benar apa yang dia katakan tadi dan saya suka dengan kejujuran mu anak muda." Abyan malah suka dengan ucapan pemuda di hadapan nya, apakah ia tidak memikirkan perasaan putrinya?

"Tapi by, bagaimana dengan Feera yang masih sekolah?" Tanya Najib.

"Bukankah sebelum nya juga banyak yang seperti ini, kenapa kalian bertanya sekarang? Jika kita tidak melakukan hal yang sama karena sekarang keluarga kita yang mendapatkan pelanggaran, bagaimana dengan nantinya tentang kelanjutan pesantren? Bukankah sejak dulu di sini yang menerapkan ini."

"Lalu bagaimana? Pemuda ini saja kita tidak tau."

"Mas mengenal abah nya, dia adalah keturunan habib Hasan bin abdul qosim assegaf." Semua menoleh ke arah Affan karena kakak tertuanya mengetahui tentang pemuda di hadapan nya.

"Apa? Habib? Ini tidak baik mas, mana mungkin mereka mau dengan akhwal." Najib tidak ingin keponakan nya menjadi gunjingan di kalangan keluarga besar suaminya nanti.

"Nasab tidak akan terputus, karena saya laki-laki yang akan menikahi akhwal. Kecuali Syarifah yang akan menikah dengan non syarif." Mereka kembali menatap pemuda itu, benar yang dia katakan bahwa nasab tetaplah dari ayah bukan ibunya, kecuali ibunya maka terputus lah nasabnya.

"Siapa nama mu?" Tanya Abyan.

"Syamil husein assegaf." Tentu saja ia ikutkan marga nya, karena mereka semua sudah tau tentang keluarga nya. Helaan nafas sama-sama berat dari mereka masing-masing.

Abyan belum bisa beralih menatap wajah Syamil, ia lihat pemuda itu sangat muda untuk bersanding dengan putrinya. Yah tentu saja, dulu dirinya menikahi Arumi yang masih remaja, dirinya sudah hampir kepala 3.

Pemuda itu seperti tau apa yang membebani pikiran calon mertuanya.

"Umur saya 20 tahun, saya sudah lulus sekolah dan masih mengabdi di pesantren ini 1 tahun, namun saya akan melanjutkan kuliah sambil melanjutkan usaha setelah menikah." Sepertinya Syamil adalah pemuda yang bertanggung jawab, lelaki itu sangat percaya diri saat sendiri di tengah-tengah keluarga besar pondok pesantren.

Arumi memijat pelipisnya terus-menerus, ia merasa harinya cukup pening untuk di pikirkan. Tidak terbayang kan jika putri nya akan melanggar nya dan harus menikah malam ini juga.

"Hubungi orang tuamu dan nikahi putri ku."

"Appa... " Zafeera yang tadinya terus menunduk akhirnya membuka suara.

"Feera tidak mau menikah, bagaimana jika Feera tidak bisa menjadi seperti umma? Feera tidak tau apa-apa tentang pernikahan." Tentu juga ini yang di takutkan Arumi, putrinya masih sangat kecil untuk menikah, berbeda saat dirinya dulu sudah mengerti walaupun juga baru lulus sekolah.

Abyan memejamkan matanya, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan selain menikahkan mereka berdua.

"Menikah tidak harus menjadi keibuan dan bisa mengurus semuanya, menikah adalah menyempurnakan iman kita. Suami kamu nantinya akan membimbing dan kalian akan bersama-sama belajar. Appa bukan melepas tanggung jawab, tapi jika kamu sudah memiliki suami, maka tanggung jawab sepenuhnya appa berikan pada suamimu." Tidak, Abyan hanya melepas bukan tidak akan mengawasi putrinya.

"Kau hubungi orang tuamu, malam ini juga kalian harus menikah." Abyan tidak ingin menunda lagi, agar semua yang terjadi selesai. Walaupun ia terus menatap putrinya yang menangis.

"Saya akan menjemputnya, rumah kami tidak jauh dari sini, hanya butuh belasan menit sudah sampai."

Mereka setuju dan Syamil cepat bergegas untuk memberitahu orang tuanya, pemuda itu seperti nya tidak ada rasa takut dan gelisah sedikit pun, hingga akhirnya Fatih dan Khafari meminta untuk ikut takut saja jika sebenarnya pemuda itu membual.

"Sayang, kau istirahat lah dulu. Jika nanti urusan nya selesai dan akan mulai, mas akan bangunkan." Abyan melihat jika istrinya terlihat sangat lelah, apalagi terlihat selalu memijit pelipisnya. Arumi menggelengkan kepalanya.

"Mbak, ayo al antar untuk istirahat."

"Mbak harus menemani Feera, bagaimana jika dia gugup." Ia sebenarnya sangat berat melepas anaknya untuk orang lain.

"Umma, maafkan Feera." Zafeera menangis memeluk Arumi, ia merasa bersalah pada umma nya.

"Aunty, sebenarnya ini adalah kesalahan Fila. Fila yang mengajak Feera hingga terburu-buru sampai melupakan hijabnya tidak memakai jarum. Fila salah karena mengajak Feera tanpa menunggu suami Fila." Suami Afila memeluk istrinya untuk memberikan kekuatan, ia tau istrinya masih ada tamu bulanan dan entah itu minuman atau sesuatu yang dibutuhkan untuk mengganjal rasa sakit yang biasa ia dapatkan saat haid.

"Takdir, aunty tidak menyalahkan mu." Arumi mengecup pucuk kepala Zafeera, ia tidak menyalahkan keponakan nya, hingga cadarnya basah karena air matanya yang ikut menetes.

"Mbak, tapi istirahat lah dulu, kita akan membuat video dokumentasi, Kanaya membawanya dan kita akan mengabadikan momen itu."

"Iya mi, kita istirahat dulu sampai anak-anak pulang." Widya mengerti dengan yang sahabatnya rasakan, walaupun dirinya hanya memilih memiliki satu orang putra saja karena masalah pekerjaan yang harus ia lakukan.

Akhirnya Arumi mengangguk dan para wanita masuk untuk istirahat sambil berbincang sebentar sampai menunggu anak-anak nya kembali.

Hampir satu jam, di luar ndalem sudah ada mobil dan juga beberapa motor. Sepertinya rombongan dari Syamil, tapi kenapa lumayan banyak.

"Faeya, panggil ummi dan yang lain." Baba Farid menyuruh putrinya yang sejak tadi menunggu rombongan yang tak kunjung datang.

"Iya ba." Faeyaza langsung masuk ke dalam kamar karena Zafeera dihias alakadarnya untuk menyambut suaminya nanti. Dengan gamis yang terlihat seperti gaun pernikahan milik Almira, ia kenakan di tubuh Zafeera.

"Ummi, rombongan nya sudah datang, Baba nyuruh Faeya panggil yang lain juga supaya keluar."

"Apa tidak sebaiknya kita di dalam mbak." Mira menatap Almira.

"Lebih baik kita yang tua-tua saja keluar, Faeya, Fila dan aya tetap disini temani Feera."

"Umma," Zafeera menarik gamis Arumi, ia tidak mau ditinggal.

"Disini saja nak, umma mau keluar dulu." Akhirnya Feera melepaskan tangan nya dari gamis Arumi dan membiarkan nya pergi.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam." Mereka menyambut kedatangan beberapa orang yang di jemput oleh Syamil.

Terdiri dari abah dan ummi nya, serta kakak abang dan adiknya. Ditambah keluarga sepupu dan orang-orang yang selalu bersama mereka.

Abyan dan yang lain menyuruh agar mereka semua duduk, ndalem begitu besar dan tempat duduk memang tersedia begitu panjang hingga bisa saat berkumpul dan menerima tamu banyak seperti itu.

"Saya lama sekali tidak kemari setelah menyerahkan Syamil dulu untuk mondok." Tiga tahun lalu ia masih sangat ingat saat membawa Syamil untuk mondok.

"Benar, saya selaku yang mengurus pondok pesantren sangat tidak percaya diri saat habib menyerahkan anaknya untuk belajar disini." Mereka masih berbincang untuk sekedar basa basi terlebih dahulu.

"Saya dengar tadi dari Syamil, bahwa dia akan menikah dengan ning Feera putri bapak Abyan." Abyan mengangguk dan tersenyum kaku.

Syamil telah menjelaskan semuanya di dalam mobil karena motor nya di bawa oleh Khafari dan Fatih.

"Jadi bagaimana menurut habib sendiri, apa kita akan tetap melanjutkan? Karena setau saya bisa saja Syamil sudah memiliki tunangan atau yang di jodohkan."

"Syamil memang di jodohkan," Mendadak orang saling pandang termasuk ibu-ibu.

"Tapi tidak bertunangan, mereka di jodohkan juga saat masih kecil dulu dan bisa saja tidak bisa lagi karena pernikahan ini. Untuk masalah menikah muda itu sebenarnya hal biasa di keluarga, abang nya Syamil dan kakak nya juga nikah setelah lulus sekolah."

"Tapi masalahnya putri saya belum lulus, masih ada beberapa bulan lagi menjelang ujian."

"Santri saya juga ada yang seperti itu, tapi tetap melanjutkan sekolah." Habib Hasan sebenarnya juga memiliki pondok, hanya saja ia memondokkan Syamil di luar miliknya. Namun masih dekat dengan rumah.

Huffff...

"Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Zafeera badzlin abrar alal mahri 15milyun naqdan hallan". Artinya, "Saya nikahkan engkau dan saya kawinkan engkau dengan pinanganmu, puteriku Zafeera badzlin abrar dengan mahar 15juta dan juga 1 set perhiasan dibayar tunai". Abyan sendiri yang menikahkan putrinya.

Kabul

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq". Artinya, "Saya terima nikah dan kawinnya dengan mas kawin (mahar) yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah". Dengan satu tarikan nafas, Syamil menghela nafas lega.

Sah..

Sah..

Sah...

Sedangkan gadis yang ada di belakang mereka sedang duduk juga mendengar kata Sah dari semua orang, ia hanya bisa meneteskan airmata nya kembali. Zahra dan yusuf datang beserta putrinya, Akbar juga bersama anak dan istrinya, hanya saja Anisa sendiri yang nyusul karena bunda dan ayah nya harus istirahat, mereka awalnya syok mendengar kabar tentang cucu nya yang akan menikah, namun Anisa menjelaskan agar tidak terjadi omongan di pesantren.

Selalu dukung othor bebu sayang, annyeong love...

Baca juga cerita bebu yang lain.

IG : @istimariellaahmad98

See you...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!