TARGET!

TARGET!

TARGET! 1.

Disaat suara burung-burung sudah mulai terdengar, bahkan sinar matahari pun mulai menampakkan dirinya. Terlihat sangat begitu indahnya dipagi hari ini, membuat suasana hati menjadi tenang.

Namun hal itu tidak berlaku untuk seseorang yang kini sedang berlari dengan begitu cepatnya kesana kemari, membuat Dayana menggelengkan kepalanya dengan disertai hembusan nafas yang cukup berat. Karena pemandangan ini selalu saja terlihat dipagi hari, dan pelakunya itu tak lain adalah anaknya sendiri, Meysha Alysandra.

"Kebiasaan ni anak, Mey. Jangan lari-larian begitu." Teriak Dayana sambil meletakkan segelas minuman hangat di atas meja makan.

"Aduh bun, Mey harus bergegas ini. Kalau tidak nanti bisa telat, bunda kenapa tidak bangunin Mey lebih awal? Kalau begini kan jadinya, huh." Meysha terus memasang kaos kakinya dengan cepat sambil menggerutu pada bundanya.

"Dasar ini anak, bunda sudah pengal bolak balik kekamar kamu untuk bangunin. Dasar kamunya saja yang tidurnya seperti batu, mau diapain juga tetap mager (malas gerak)." Ketus Dayana dengan menatap tajam ke arah Meysha.

"Enak saja, batu batu dan batu. Nanti anaknya jadi batu beneran, terus Bunda nangis. Ayah dimana bun? Udah mau telat ini." Selesai menggunakan kaos kakinya, tak lupa Meysha meneguk minuman hangat yang telah disediakan sebelumnya oleh sang bunda hingga tandas (habis).

Dengan malasnya, sang bunda memperlihatkan jam berukuran sedang yang terpasang pada dinding rumah mereka pada Meysha.

"Lihat, Ayah itu berangkat kerjanya pukul enam pagi. Kamu saja baru bangun enam tiga puluhan, ya Ayah sudah berangkat la." Sang bunda melirik dengan ekor matanya.

"Apa bun, ayah sudah berangkat? Kenapa tidak menunggu Mey sih?" Meysha terlihat begitu panik saat mengetahui ayahnya sudah tidak ada dirumah.

"Ya mau gimana lagi, kalau menunggu kamu bangun dan siap. Yang ada malah ayah akan dimarahin sama bosnya, makanya nak bangun itu pagi-pagi. " Sang bunga kembali menghela nafasnya, karena drama ini selalu saja terjadi dipagi hari.

Helaan nafas pun ikut Meysha hembuskan dan sangat terdengar putus asa, mau tidak mau hari ini ia harus ekstra cepat untuk tiba disekolah. Terlihat Sang bunda meletakkan kotak bekal makanan didalam tas anaknya, karena Meysha selalu saja melewati sarapan pagi.

"Bunda, Mey berangkat dulu. Nanti malah semakin telat, huh." Meysha lalu berpamitan dan tak lupa ia mencium punggung tangan kanan sang bunda.

"Hati-hati Mey, jangan sampai salah bus nya." Bunda pun melepas putrinya untuk berangkat ke sekolah.

Setelah itu, Meysha bergegas menuju halte bus yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumahnya. Dimana hari ini adalah hari pertama bagi Meysha untuk masuk ke sekolah, Meysha merupakan murid pindahan dari sekolah lamanya. Karena Sang ayah selalu menjadi langganan untuk berpindah tempat kerja, dan Meysha pun harus ikut serta mendapatkan imbasnya.

Hari ini, sepertinya Meysha kurang beruntung. Dua puluh menit lagi pintu gerbang sekolah barunya akan ditutup, lalu ia menambah tenaga ekstranya untuk segera naik bus yang sudah menunggu dihalte tersebut.

...'Huh, selamat. Untung keburu naik busnya, kalau tidak bisa ketinggalan.'...

Bus yang membawa Meysha dan beberapa penumpang lainnya melaju dengan lancar, hingga tak terasa kini Meysha sudah tiba di halte pemberhentian sekolahnya.

Benar saja, Meysha tiba disekolah dimana pintu gerbang itu sudah tertutup rapat. Dengan berbagai cara yang ia miliki untuk membujuk penjaga tersebut, Meysha berharap penjaga gerbang itu mau agar membiarkannya masuk. Atas dasar alasan sebagai murid baru yang belum mengetahui peraturan sekolah disana, meskipun mendapatkan teguran. Meysha bersyukur akhirnya diperbolehkan untuk masuk kedalam lingkungan sekolah.

Butuh sekitar sepuluh menit untuk Meysha menemukan kelasnya, namun dirinya masih berdiri didepan pintu kelas tersebut.

"Meysha Alysandra?" Suara yang terdengar tiba-tiba itu membuat Meysha sendiri kaget.

"Iya bu, saya Meysha." Dengan nada kagetnya, Meysha menatap wajah guru tersebut yang sudah berada dihadapannya.

"Baru datang ya? Saya memaklumi atas keterlambatan kamu hari ini, karena kamu adalah murid baru disini." Guru tersebut tersenyum dan memahami keterlambatan Meysha.

"Maafkan saya bu, rumah saya cukup jauh dari sini. Untuk hari-hari selanjutnya dan seterusnya, akan saya usahakan untuk berangkat ke sekolah lebih awal bu." Meysha merutuki sikapnya hari ini, dengan menunduk sambil memainkan jemari tangannya.

" Ya sudah, tidak apa-apa. Kamu masuk dikelas sebelas B. Ayo." Guru tersebut mempersilahkan pada Meysha untuk mazuk kedalam kelas.

Namun ternyata, kelasnya bukan yang berada dihadapannya itu. Melainkan harus berjalan lagi, tepatnya disebelah lorong berikutnya lalu Meysha pamit dari hadapan Guru tersebut dan langsung masuk kedalam kelasnya.

...'Jika saja ayah tidak harus pindah kerjanya, hal ini tidak akan terjadi. Capek harus pindah pindah sekolah terus.'...

Meysha sudah memasuki kelasnya, terlihat semua siswa disana menatapi dirinya. Namun hal tersebut tidak Meysha hiraukan, terus berjalan dan mencari dimana ia mendapatkan tempat yang cukup strategis untuk duduk. Lalu kedua matanya mendapatkan tempat dimana kursi nomor dua dari belakang, hal itu membuatnya menghela nafasnya dengan berat.

"Hai, kamu anak baru itu ya. Kenalin, aku Yasmin. Bendahara sekaligus ketua kelas disini, hebat ya." Dengan percaya diri Yasmin memperkenalkan dirinya, disaat Meysha baru saja mendaratkan bokongnya.

"Salam kenal juga, kok kamu ketua kelasnya cewek? Biasanya kan anak cowok." Meysha sedikit heran.

"Biasa aja kali, Mey. Tapi keren kan? Jarang banget ada ketua kelas itu dipimpin oleh cewek, mungkin disekolah ini hanya aku." Yasmin membanggakan jabatannya itu.

"Ya, keren." Sungguh saat itu, Meysha sangat malas untuk menanggapi dan menjawabnya singkat.

"Oke, terima kasih. Nama kamu siapa? Dari tadi hanya aku saja yang memperkenalkan diri." Yasmin mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Aku Meysha. " Dimana Yasmin adalah orang yang pertama menjadi teman Meysha disekolah barunya itu.

Mereka pun sudah berkenalan, dan tak lama kemudian jam pelajaran dimulai. Guru yang mengajar dikelas tersebut perlahan memasuki ruangan kelas, lalu mempersilahkan pada Meysha untuk memperkenalkan dieinya. Perkenalan singkat Meysha dilakukan didepan kelasnya, kedatangannya disambut dengan cukup baik oleh semua siswa yang berada didalam kelas tersebut. Jam pelajaran terus berlangsung, semua siswa teeligat fokus dengan pelajaran yang ada. Hingga tak terasa jam istirahat telah tiba, satu persatu para siswa keluar dari kelas tersebut.

"Mey, aku mau ke ruangan OSIS. Kalau kamu mau makan siang, tidak apa-apakan sendirian?" Yasmin membereskan perlengkapan belajarnya dari atas meja.

"Ya, tidak apa-apa kok." Meysha pun turut membereskan perlengkapan belajarnya.

"Oke deh, nanti kalau urusan diruang OSIS sudah selesai. Aku susulin kamu ya." Yasmin beranjak dari tempatnya dan menjauh dari pandangan Meysha.

...****************...

Hai semuanya...

Bertemu lagi dengan karya saya yang terbaru, semoga kalian semuanya tidak bosan ya untuk mampir. Jangan lupa untuk dukung karya terbaru ini ya, terima kasih.

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya.

Vote ✔️

Komen ✔️

Rate ✔️

Like ✔️

Favorit✔️

Diborong ya...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!