Meysha berjalan sendirian meninggalkan ruang kelasnya, hari pertama disekolah barunya. Dimana Meysha belum terlalu membuka diri dan juga para siswa yang lainnya hanya sebatas menegur bukan untuk mendekati.
Saat tiba di kantin, suasana riweh memenuhi tempat tersebut.
...'Ya ampun, ramai sekali. Pada kelaparan semuanya apa? Huh, mana tidak ada kursi yang kosong lagi.'...
Langkah kaki Meysha membawanya untuk terus berjalan, cukup sulit untuknya menemukan tempat. Namun atas kesabaran itu, akhirnya ia menemukan tempat yang kosong. Alan tetapi, disisi lainnya dari tempat tersebut. Ada seseorang siswa laki-laki yang duduk sendirian, dengan berpura-pura tidak tahu. Meysha pun duduk pada kursi kosong tersebut dan mulai memakan makanannya yang sebelumnya ia bawa daei rumah, tanpa menghiraukan tatapan para siswa yang lainnya pada dirinya.
...' Kenapa semuanya melihatmu seperti itu? Ah masa bodoh la, perutku sudah keroncongan. '...
Melanjutkan makannya, Meysha tidak memperdulikan tatapan tersebut. Dan ternyata, siswa laki-laki itu pun melirik Meysha dengan ekor matanya.
"Eh, makan." Meysha tersenyum dan mengeluarkan jurus sapaan namun merasa enggan, disaat ia mendapati siswa tersebut menatapnya.
Namun siswa laki-laki tersebut hanya melirik acuh membalas sapaan Meysha, dan Meysha meneruskan makannya. Dan anehnya, cowok tersebut tiba-tiba pergi begitu saja. Membuat Meysha semakin merasa tidak enak, lalu muncullah Yasmin.
" Mey, kamu ngapain duduk disini?" Wajah Yasmin yang cukup panik.
"Memangnya kenapa? Aku makanlah disini, mau dimana lagi." Meysha menunjukkan jika tidak ada tempat kosong lagi.
Yasmin langsung menarik Tangan Meysha dan membawanya menjauh dari kantin, hampir saja Meysha meninggalkan tempat makanannya disana. zjika tidak, maka bundanya akan mengomel sepanjang waktu.
"Eh, ada apa ini?" Meysha menghentikan langkahnya.
"Astaga ni anak, kamu tidak boleh duduk disitu Mey. Tapi itu kan ada Bima." Semakin tidak jelas saja raut muka yang Yasmin perlihatkan.
"Bima? Siapa?" Meysha yang tidak mengenalinya, benar-benar dibuat pusing dengan hal tersebut.
"Cowok yang duduk didekat kamu tadi, itu namanya Bima." Dengan geramnya Yasmin menegaskan ucapannya.
"Oh, terus kenapa?" Meysha semakin tidak mengerti.
"Pokoknya jangan pernah berdekatan dengan dia ataupun apapun itu." Yasmin benar-benar tidak ingin membuat Meysha menjadi terluka nantinya.
"Ya memangnya ada apa, Yasmin?" Meysah semakin pusing.
"Pokoknya dan intinya, tidak boleh. Oke! Paham." Yasmin hampir putus asa menjelaskan pada teman barunya itu.
"Aduh, pusing deh. Terserah kamulah, kepalaku jadinya muter-muter dengan hal aneh ini." Meysha melanjutkan langkahnya menuju ruang kelasnya dan meneruskan acara makannya yang tertunda.
Meysha merasa aneh, tatkala semua tatapan tajam tertuju padanya ketika ia duduk berdekatan dengan laki-laki tersebut.
.
.
.
.
Keesokan harinya...
Untuk hari ini, Meysha bangun lebih awal dan berangkat menuju ke sekolah bersama dengan sang ayah.
"Belajar dengan baik, sayang." ajar ayah saat mereka telah tiba didepan pintu gerbang sekolah.
"Baik ayah, da." Meysha melambaikan tangannya melepas ayahnya pergi.
Kaki itu melanjutkan langkahnya menuju ruang kelasnya, dimana terlihat para siswa disekolah tersebut sudah pada berdatangan. Tanpa sadar dan masih merasa penasaran dengan siswa laki-laki yang kemarin, mata Meysha melirik kesana kemari untuk mencari keberadaan orang tersebut.
"Perasaan, kemarin dia masuk ke dalam kelas ini deh. Tapi mana ya, kok tidak ada." Meysha terus mencari keberadaan orang yang ia pikirkan.
"Hei!" Tiba-tiba saja punggung Meysha ditepuk seseorang dari arah belakang.
...'Aduh, sakit juga. Tapi siapa sih yang iseng pagi-pagi.'...
Dengan perlahan Meysha membalikkan tubuhnya dan melihat siapa orang yang sudah menepuknya, dan disaat ia melihat siapa orang tersebut dan itu membuat dirinya kaget luar biasa.
"Hhmm, ada apa ya?" Ujar Meysha yang cukup kaget.
"Eh salah, maaf ya. Aku kira tadi itu teman aku, tapi ternyata bukan." Seorang siswi perempuan menyapa Meysha.
"Kamu, bukannya anak baru yang pindahan itu kan?" Siswi perempuan itu memiliki wajah yang sangat cantik dimata Meysha.
"Iya, saya murid baru disini." Meysha masih terpesona akan kecantikan yang dimiliki siswi tersebut.
"Kamu kayaknya lagi mencari seseorang ya? Cari Bima? Kalian beneran sudah saling kenal satu sama lain?" Tanya siswi itu dengan tatapan yang cukup sulit untuk diartikan.
"Bima?" Meysha sungguh tidak ingat akan nama itu.
" Masa sih? Ah, kenalin. Aku Giska, satu kelas sama Bima. Salam kenal, kamu Meysha kan?" Anak tersebut mengenali Meysha dan itu menambah rasa kaget yang membuat Meysha semakin merasa aneh.
"Salam kenal juga, terima kasih. Ah iya, aku ke kelas duluan ya." Melihat jam ditangannya sudah mendekati waktu pelajaran akan dimulai, Meysha pun pamit.
"Eh tunggu, aku adalah ketua kelas disini. Nanti kalau kamu ada apa-apa, cari saja aku. Oke." Giska memberitahu hal tersebut agar Meysha mengingatnya.
"Baiklah, terima kasih." Meysha pun bergegas menuju kelasnya.
Sebelum itu, Meysha sangat kagum dengan siswi perempuan disekolah tersebut. Yang dimana mereka semuanya hampir seluruhnya memiliki para yang cantik dan juga bersikap ramah.
"Mey, darimana saja sih? Telat lagi?" Yasmin langsung memberikan pertanyaan disaat Meysha baru saja duduk dikursinya.
"Dari kebelet, enak saja telat." Kebohongan atas keterbatasan dilakukan Meysha.
"Lama bener, Mey. Mules banget kayaknya, jam pelajaran sudah mau dimulai." Dengan cerewetnya Yasmin mengomel.
"Iya iya, maaf bu Peri. Perut hamba sedang tidak bisa diajak kompromi. Eh, kamu tahu tidak laki-laki yang kemarin itu kelas berapa?" Meysha tidak ingat siapa namanya, namun merasa penasaran.
"ya ampun, sudah dibilang dari kemarin. Jangan pernah punya urusan sama tu anak." Yasmin tidak habis pikir kenapa Meysha tiba-tiba bertanya seperti itu.
"Memangnya kenapa sih? Kayaknya dia benar-benar ditakuti oleh banyak orang. Coba jelasin, biar aku paham dan tidak penasaran." Meysha begitu antusias untuk mengetahui hal tersebut.
"Dasar ngeyel, pokoknya tidak, tidak dan tidak. Skip saja, panjang banget ceritanya." Yasmin pun menatap Meysha dengan aneh, tiba-tiba saja ia bertanya mengenai Bima.
"Aneh banget itu anak, sepertinya penasaranku belum terjawabkan. Apa aku gangguan saja dia ya." Isi kepala Meysha mulai monoton dan sudah tidak terkontrol.
Plak!
"Belajar dulu yang pinter, nanti aku ceritain dirumah. Jadi, stop buat nanyain Bima lagi." Yasmin menepuk lengan Meysha agar temannya itu sadar.
"Nah gitu dong, awas ya kalau bohong. Kalau bohong, nanti makamnya (kuburannya) sempit." Dengan menahan tawanya, Meysha menggoda Yasmin.
"Gesrek ni anak, iya janji." Yasmin memanyunkan bibirnya atas ucapan Meysha.
"Bener ya, jangan bohong. Kalau bohong, nanti digigit kambing ompong." Lagi-lagi dengan usilnya, Meysha terus menggoda Yasmin.
"Mana ada kambing ompong, itu bisa-bisanya kamu aja. Bener-bener ni anak otaknya sudah gesrek, udah diem." Yasmin melebarkan kedua bola matanya, membuat Meysha pun akhirnya diam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
wifashaa
seperti nya menarik
lanjuut....
2024-06-26
0