TARGET! 3.

Suasana di kelas XII A disaat jam istirahat dimulai, dimana kelas tersebut merupakan kelas unggul untuk kelas XII. Dan disana juga merupakan kelas yang banyak disukai oleh para siswi disekolah tersebut, karena para siswa tampan berada didalam kelas tersebut.

"Bim, nanti malam jangan lupa." Aksena menahan Bima yang hendak melangkah keluar dari kelas.

"Hhmm, tentu." Bima pun melanjutkan langkahnya.

"Mau kemana tu anak?" Bimo yang baru saja bergabung, menatap kepergian Bima.

"Mana aku tahu, lagian juga tu anak biasanya begitu. Main pergi saja, Daniel dan Yoga sudah nungguin." Aksena pun beranjak dari tempatnya.

"Oke, gas!" Bimo mengikuti langkah Aksena yang sudah terlebih dahulu berjalan.

Dalam riwehnya kelas tersebut, kepergian ketiga pria tampan disana membuat Giska menatap heran.

"Kenapa? Ditinggalin ayang bebeb?" Mona yang merupakan anggota geng 'Red Blink' menggoda ketuanya gengnya.

"Diam!" Giska menatap tajam pada Mona.

.

.

.

.

Jam pelajaran telah usia, ditandai dengan bel istirahat berbunyi. Seperti biasanya, Yasmin dan Meysha berjalan menuju kantin, namun disaat keduanya akan menikmati makanan yang sudah ada dihadapannya. Mereka dikagetkan dengan kedatangan seseorang yang sesungguhnya tidak diharapkan oleh Yasmin, namun dicari-cari oleh Meysha.

"Meysha? Kamu Meysha kan?" Tiba-tiba saja Bima datang menghampiri keduanya, disusul oleh Aksena dan juga Bimo.

Atas hal tersebut, membuat Yasmin maupun Meysha menjadi sangat kaget, karena Bima datang secara tiba-tiba dan berdiri dihadapan mereka. Begitu pula dengan kehadiran Aksena dan juga Bimo, dan mereka pun menjadi pusat perhatian dari semua ornag yang berada disana.

"Meysha?" Kembali Bima mengulangi ucapannya.

" Ya, eh iya." Entah apa yang membuat Meysha menjadi gagu seperti itu.

"Mo, lu tahu mau ngapain si Bima?" Aksena menyenggol lengan Bimo yang berada disampingnya.

"Mana aku tahu, lu aja tidak tahu apalagi aku. Sudah diam, liat saja." Bimo pun tidak tahu maksud dari sikap Bima.

"Bima, tolong ya. Jangan ditanggapi masalah yang kemarin. Dia anak baru disini dan belum tahu semua peraturan yang ada, maafin ya." Yasmin semakin takut jika Meysha menjadi mainan oleh geng 'Black Devil'.

Ketakutan itu bukan tanpa sebab, karena geng Black Devil benar-benar menjadi ketakutan sendiri bagi orang-orang yang mengetahuinya. Banyak berita yang tersebar, jika orang-orang yang mencari masalah dengan geng tersebut. Maka dapat dipastikan mereka akan menjadi incaran geng itu, bahkan nyawa mereka pun berada dalam ancaman.

...'Kok Yasmin kayaknya takut sekali sama mereka, apa benar kalau mereka itu adalah jagoan disekolah ini? Kok jadinya merinding begini, aduh Meysha. Kamu benar-benar dalam masalah.'...

"Kemarin kamu bisa bicara, kenapa sekarang mendadak diam?" Mendapati Meysha yang hanya diam, membuat Bima mengeluarkan kata-kata yang cukup tajam.

"Eh, enak saja. Aku bisa bicara." Meysha merasa terpojokkan atas ucapan Bima padanya.

"Pulang sekolah nanti, kamu ikut aku." Perkataan tegas namun tajam.

"Mey, jangan. Tolak saja." Bisik Yasmin pada Meysha yang sudah melebarkan kedua bola matanya setelah mendengar ucapan dari Bima.

"Hm maaf, aku sudah punya janji pulang bersama dengan Yasmin." Jawab Meysha yang masih meresa aneh atas ucapan Bima saat itu.

Saat mereka terlibat percakapan, dengan banyaknya pasang mata yang turut menyaksikan peristiwa tersebut. Tak terkecuali Giska dan juga gengnya 'Red Blink' turut menyaksikan, dan itu menimbulkan perasaan tidak suka.

"Bim, Bima." Tegur Giska yang dengan cepat menghampirinya.

"Bim, kau dengar nggak sih?" Suara Giska meninggi dan ia menghentakkan kakinya.

"Lah ni cewek, bar-bar bener." Bimo terganggu dengan kehadiran Giska dan gengnya disana.

"Bim, kita jadikan pulang bareng? Nanti aku tunggu kamu ya." Dengan sangat percaya dirinya, Giska mengatakan hal tersebut kepada Bima.

Interaksi tersebut membuat Meysha menjadi risih, apalagi dengan sikap Giska yang menunjukkan seakan-akan jika dirinya adalah orang yang begitu dekat dengan Bima. Lalu dengan cepat, Meysha menarik tangan Yasmin dan berjalan menjauh.

"Meysha, tunggu!" Bima menahan lengan Meysha yang hendak menjauh, dan hal tersebut membuat semuanya mata yang menyaksikannya menjadi melotot.

Peristiwa yang tidak pernah terjadi dalam kehidupan Bima, dan wanita pertama yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari Bima adalah Meysha. Bahkan dengan wanita yang dulunya pernah singgah dalam kehidupan Bima, bisa terhitung mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Tolong lepasin, tidak enak dilihat orang. Tu, pacar kamu mau keluar bola matanya." Benar saja, mata Giska melebar dan seperti pemanasan yang hendak menerkam mangsanya.

Sedangkan Yasmin, ia memilih untuk menjauh. Dirinya tidak ingin terlibat apapun yang berhubungan dengan geng Black Devil, namun ia juga khawatir dengan Meysha.

Namun sebenarnya, Bima dan anggota gengnya itu adalah siswa teladan dan pintar, tampan dan juga merupakan anak dari para pengusaha sukses. Dan satu hal yang membuat mereka sangat ditakuti, karena Bima merupakan ketua dari geng motor. Mereka selalu terlibat dalam beberapa peristiwa kejam, namun posisi mereka selalu aman dan kebal dari hukum.

Satu hal lagi yang belum diketahui oleh orang banyak, jika Bima Aksara adalah seorang Mafia yang cukup disegani.

"Turuti ucapanku! Aku tunggu dipintu keluar, jika kamu tidak datang. Jangan salahkan aku kalau sesuatu akan terjadi padamu." Lalu Bima melepaskan tangannya dari lengan Meysha dan berlalu begitu saja.

Melihat Bima pergi, Aksena dan Bimo pun segera mengikutinya walaupun berbagai pertanyaan mengenai hal ini belum terjawabkan. Begitu pula dengan Meysha, ia pun tidak bisa berbuat apa-apa atas sikap Bima padanya. Mereka pun kembali melanjutkan jam pelajaran berikutnya hingga selesai. Lalu terdengarlah suara tanda yang menyatakan jika sudah saatnya untuk pulang, dan itu membuat Meysha menjadi pusing.

"Mey, semangat ya." Yasmin mencoba memberikan semangat pada Meysha yang sudah terlihat serba salah.

"Huh! Kenapa selalu saja hidupku bertemu dengan orang-orang seperti ini." Meysha menggerutu.

"Sabar, sabar. Orang sabar itu sawahnya lebar, uangnya juga bukan rupiah tapi dolar. Hehehe, aku pulang duluan ya Mey. Sampai ketemu besok, jangan lupa buat ceritain kelanjutannya." Yasmin langsung berjalan menjauh dari Meysha yang masih nampak kebingungan.

Dalam kebingungannya, Meysha terus melangkahkan kakinya. Ingin rasanya ia menghilang menggunakan pintu ajaib, namun sayangnya pikiran tersebut hanya ada didalam cerita dongeng.

"Sudah siap?" Suata tersebut mengagetkan Meysha yang sedang melamun.

"Ah, i iya." Dengan nada bicara yang gagu, membuat Meysha terlihat seperti sedang kepergok.

"Aku menggunakan motor, apa kamu tidak apa-apa?" Lagi-lagi Meysha kaget dengan sikap Bima yanh berbeda dari sebelumnya.

"Motor? Kenapa tidak naik angkutan umum saja? Naik bus lebih nyaman." Entah apa yang ada didalam pikiran Meysha saat itu, penolakan yang mengarah pada memberikan saran.

"Bus? Sepertinya cukup asik, baiklah."

"Eh, tidak tidak tidak. Aku hanya adalah bicara saja, naik motor kan? Ayo, lebih cepat lebih baik." Meysha sengaja mempercepat untuk pulang, karena sudah banyak mata yang menatapnya dengan penuh kebencian.

Terpopuler

Comments

Spicy G!rl💋

Spicy G!rl💋

saran ku pakai Fahad Haydra dan Nayla Purnama aja thor buat jadi visual pameran nya🤭

2024-08-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!