TARGE! 4.

Motor besar itu akhirnya berhenti tepat didepan salah satu rumah sederhana yang dimana Meysha dan kedua orangtuanya tempati, berbagai kejadian Meysha alami disaat perjalan menuju rumahnya bersama Bima. Karena pria itu dengan sengaja melajukan kendaraannya begitu cepat, membuat jantung Meysha hampir saja berhenti berdetak.

...'Kok dia tahu rumah kami ya? Apa benar dia ini alih profesi sebagai cenayang?'...

"Trima kasih." Meysha melepas helm yang ia kenakan dan memberikannya kepada Bima.

"Hhmm." Bima menerima helm tersebut, lalu ia melajukan kendaraannya meninggalkan Meysha yang masih terpaku melihatnya.

"Itu sajakah? Ya ampun Meysha, ini kepala kenapa sih. Huh, siapa lagi yang membuat ni ponsel berbunyi." Meysha mengambil ponselnya yang ada didalam tas sekolahnya, terlihat jika yang menghubunginya itu adalah Yasmin.

"Hhmm, ada apa?" Meysha berjalan memasuki halaman rumahnya dan sejenak duduk dibangku teras.

"Cerita dong, tadi ngapain aja." Yamsin langsung menolong pertanyaan yang sangat membuat Meysha malas untuk menjawabnya.

"Apaan si ni orang, tadi itu aku tidak ngapa-ngapain. Kalau hanya sekedar kepo, lebih baik dimatikan saja." Meysha hendak menutup panggilan tersebut.

"Eh tunggu, iya deh yang lagi bahagia. Tapi aku ingetin Mey, kamu harus hati-hati sama Bima, mana geng Giska sudah menandai kamu yang lagi deket dengan pria tampan dan ditakuti itu." Yasmin benar-benar khawatir.

"Iya iya, terima kasih atas peringatannya ibu peri. Sudah ya, ini saja belum masuk rumah tapi kamu sudah menodongku dengan pertanyaan. Bye." Meysha membuka pintu rumah yang tidak terkunci, dimana ia tahu jika bundanya sedang berada dibelakang.

"Bunda, Mey pulang." Teriak Meysha agar sang bunda mendengarnya.

"Iya, ganti baju terus makan." Bunda membalas teriakan itu, dan Meysha melanjutkan langkahnya menuju kamar miliknya.

Tanpa menjawab, Meysha langsung saja masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan diri. Dilanjutkan dengan apa yang dikatakan oleh bundanya, menjelang sore harinya. Meysha seperti biasa akan duduk bersama dengan sang bunda diruang keluarga sambil menikmati makanan ringan sebagai teman mereka, disusul oleh kepulangan sang ayah menjelang magrib.

"Bagaimana hari ini nak?" Ayah bertanya mengenai kegiatan Meysha untuk hari ini, sang ayah tahu jika putrinya itu akan selaku berusaha menerima keadaan yang selalu berubah-ubah.

"Cukup baik, Yah. Ayah capek ya, sini Mey pijitin." Terlihat jelas jika wajah Alysandra Wijaya begitu lelah setelah seharian bekerja.

"Tumben Yah, putri manja kita pengertian sekali." Sindir sang bunda atas sikap Meysha.

"Yah bunda, itung-itung buat nambahin uang jajan besok. Hahaha." Canda tawa selalu menghiasi keluarga kecil itu.

"Dasar, itu namanya pemalakkan. Sini, biar bunda saja. Biar uang belanjanya ditambahin sama ayah, hahaha." Bunda pun tak mau kalah dari sang putri.

Kedua wanita itu saling tertawa atas apa yang mereka lakukan, sedangkan pria yang kini sedang dalam rebutan untuk mengambil alih tambahan uang jajan dan dapur pun hanya bisa tersenyum.

"Sudah-sudah, nanti ayah tambahan dah uang jajan Mey sama belanjanya bunda." Jawaban yang telah dinantikan sudha terdengar.

"Alhamdulillah, beneran ni Yah?" Meysha dan bunda seakan tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh sang ayah kepada mereka.

"Beneran kok, ya walaupun hanya seribu perak. Kan namanya ditambahin, ayah benar kan?" Wajah ayah sudah begitu percaya dirinya untuk tertawa lepas.

"Yah!" Kedua wanita itu hanya menghela nafas beratnya dengan bersamaan, disusul dengan tawa yang cukup riang dari mereka bertiga.

.

.

.

.

Setelah selesai dengan drama keluarganya, Meysha kembali kedalam kamarnya dan melanjutkan kegiatannya untuk mengulang kembali pelajaran daei sekolahnya dan menyiapkan buku pelajaran esok harinya.

Terdengar suara notifikasi pesan dari ponsel yang Meysha miliki, terlihat disana ada sebuah nomor baru yang tidak Meysha kenali.

08xxx...

Hai, kamu Meysha kan? Anak kelas XI B, aku Mona. Masih ingatkan kan?

Dengan kagetnya, Meysha tidak menyangka jika siswi yang ia kenal itu mengirimkan chat kepadanya, tidak ingin dianggap sombong. Maka, Meysha pun membalas chat tersebut.

Meysha:

Iya benar, aku Meysha. Kenapa?

08xxx...

Syukurlah, aku hanya ingin memberitahumu saja. Tunggu, jangan langsung menjawab. Karena aku akan menulis panjang ceritanya, oke.

Meysha:

Hhmm.

08xxx...

Ini masalah Bima, dia itu sebenarnya ada hubungan apa sama kamu? Asal kamu tahu saja ya, kamu harus hati-hati sama Bima dan gengnya. Karena mereka itu terkenal begitu misterius dan mengerikan, dan tentunya Bima itu sekarang sedang mendekati kamu.

Meysha:

Loh, memangnya hubungan dengan aku apa?

08xxx...

Udah dibilang jangan dijawab dulu, nanti gue lupa. Dia itu juga punya mantan yang sangat cantik, dia juga seorang model yang sedang bersinar kariernya. Karena ingin mengembangkan kariernya tersebut, mereka putus dan mantan pacarnya Bima itu pindah ke luar negeri buat meneruskan bakatnya.

Nah si Bima ini janji sama mantannya itu kalau dia nggak akan suka ataupun jauh cinta sama cewek manapun, tapi kalau si Bima yang suka duluan. Ya siap-siap saja tu cewek bakalan dikejarnya sampai dapat.

Meysha:

Ya terus, hubungan sama aku apa? Mana mungkin juga dia suka, aku saja baru beberapa hari bersekolah disana. Cukup aneh.

08xxx...

Lagian, kenapa juga kamu dekat sama Bima? Cewek satu sekolah itu sudah rebutan buat dekat sama Bima, tapi kamu beraninya buat mendahului mereka. Dan sekarang, kamu harus tahu jika Giska itu deket sama Bima. Bisa-bisanya lu pulang bareng sama Bima, jangan-jangan lu naksir dia ya?

Meysha:

Tidak!!! Enak saja.

08xxx...

Ya sudahlah, karena lu harus tahu. Kayaknya mulai sekarang Bima akan sering deketin lu, kalau dia suka sama lu ya oke oke saja sih. Kalau nggak, ya lu bakalan jadi mainan bagi dia. Hahaha.

Meysha:

Aneh kalian.

Tidak ada lagi balasan dari Mona, dimana itu membuat Meysha menjadi bertanya-tanya mengenai siapa sebenarnya Bima. Lalu Meysha meneruskan belajarnya dan berisitirahat.

Pagi harinya, seperti biasa ia akan ikut bersama sang ayah hingga kesekolah. Saat sudah berada disekolah, Meysha pun mencoba mencari sesuatu yang sudah membuatnya penasaran.

"Meysha." Secara tiba-tiba ada yang menyebut nama itu dan memengang pundaknya.

"Ya! Eh, iya." Meysha kaget saat mengetahui pelakunya adalah Bima.

"Kenapa, kaget? Kamu terlihat seperti orang yang mau mencuri." Bima melepaskan tangannya dari pundak Meysha.

"Enak saja, siapa juga yang mau mencuri." Sungguh saat itu Meysha benar-benar seperti orang yang ketahuan.

"Ni, buat mengisi energi sebelum belajar." Bima menyerahkan sebuah paper bag kecil kepada Meysha.

"Apaan? Tapi terima kasih, aku sudah sarapan dan bawa bekal. Kalau hadiah, lebih baik kamu simpan saja." Meysha menolak apa yang diberikan padanya, lalu ia berbalik untuk menuju kelasnya.

Mengetahui hal itu, Bima dengan mudahnya menarik rambut Meysha yang panjang terikat. Sehingga membuatnya meringis, lalu meletakkan paper bag itu ditangan mungil tersebut dan berlalu begitu saja.

"Aduh!" Ringis Meysha dan ia mengetahui jika Bima meletakkan pemebriannya yang ia tolak tadi kedalam tas miliknya.

...'Kenapa si ni cowok, pemaksa banget!'...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!