03. Terlepas Dari Hukuman

Di dalam kamar Arletta ditinggal sendirian, hari itu dia sangat lemas, "Duh, lapar sekali, kapan pelayan mengantarkan makanan," gumam Arletta seraya memegangi perutnya.

Tidak lama kemudian Arletta merasakan sakit yang luar biasa menusuk perutnya, dia terkejut saat mengetahui sesuatu terjadi pada dirinya. "Gawat! Aku datang bulan, bagaimana ini?" Arletta kebingungan sendiri, dia pun mulai mencari beberapa barang yang bisa dia gunakan.

Arletta benar-benar berusaha sendiri, dia tidak mau meminta bantuan kepada pelayan istana. "Sakit sekali perutku, jika aku mengadu apakah mereka akan mendengarkanku? Lapar, perutku keram." Arletta mengeluh sendiri, dia yang sudah berganti pakaian langsung bersandar di atas kasur. Tidak lama kemudian Arletta bangun, "Aaargh! Apa yang aku tunggu sebenarnya, Pangeran itu titisan iblis! Haaah... Aku akan pergi mencari makan dan obat-obatan, mungkin di hutan aku bisa menemukannya, malang sekali nasibmu Arletta, miskin, dicurigai suami sendiri, hidup dan mati tidak menentu, aaargh! Masa bodo! Aku tidak tahan, aku ingin pergi mencari sesuatu untuk di makan!" Arletta berjalan ke arah jendela kamarnya, dia melihat jarak yang tinggi membuat dirinya ketakutan, akan tetapi Arletta tidak memiliki pilihan lain.

"Nekat saja lah, paling cuma lecet-lecet, paling parah patah tulang," ucap Arletta, wanita itu langsung loncat dari kamarnya dan benar saja dia mendarat dengan tidak selamat.

Tubuhnya dipenuhi dengan luka memar dan goresan, Arletta mencoba tidak peduli akan hal itu meski rasanya sakit sekali. Arletta kabur dengan cukup mudah tanpa ketahuan oleh siapapun. "Huft, akhirnya, gampang sekali!" gumam Arletta yang sedikit curiga, akan tetapi dia langsung pergi ke hutan.

Di dalam kediaman Pangeran ke 8. Seseorang datang menghadap dirinya, "Nona Arletta kabur, Pangeran," ucap orang itu melaporkan.

Pangeran hanya diam dengan tatapan dingin seraya menatap ke arah jendela. "Biarkan, tidak perlu dikejar, jika dia memang ingin pergi itu bagus, kau kembalilah," balas Pangeran dengan tegas.

"Baik, Pangeran." Pria itu langsung menghilang secepat kilat.

"Hmm, sekarang dia baru berpikir untuk meninggalkan kediamanku, apa mungkin menemui Putra Mahkota? Hm, punya nyali juga dia!" gumam Pangeran dengan tatapan dingin.

**

Arletta tiba di sebuah hutan dekat pegunungan, hutan itu bernama Qyi, Arletta merasa sangat lega. "Aku haus sekali," kata Arletta terlihat penuh syukur. Dia mencari mata air di dekat tempat itu.

Arletta langsung meminum air sungai yang jernih, dengan kedua telapak tangannya. "Sekarang baru mencari obat-obatan sekalian buruan untuk di makan, jika aku dapat menjual beberapa ramuan, aku bisa punya uang, dulu kakek pernah mengajariku membuat ramuan herbal china, mungkin aku bisa mencobanya sekarang, aku harus kaya! mengembangkan bisnisku di tempat ini, nanti baru memikirkan cara untuk terlepas dari Pangeran kejam itu," dalam benak Arletta yang bertekad.

Beberapa jam dia mencari bahan untuk dijadikan ramuan, hingga tubuhnya kotor lagi, dia sangat serius, hingga... "Jadi, obat pereda nyeri haid, aku mendapatkannya, aku hebat!" kata Arletta dengan puas, "Biarkan aku mencobanya," tambah Arletta yang langsung meneguk ramuan tersebut.

Awalnya Arletta tidak merasakan efeknya, akan tetapi 5 menit kemudian baru bekerja khasiatnya, perutnya benar-benar sudah tidak sakit lagi, dan tubuhnya menjadi lebih segar dari sebelumnya. "Berhasil! Kakek, kau tidak sia-sia mengajariku, karena sekarang kau mendapatkan murid yang hebat!" Arletta memuji kemampuannya sendiri.

"Sekarang aku akan mulai berburu mencari makanan, hahahahaha!" Arletta menangkap ikan di sungai, dia terlihat sangat menikmatinya.

"Dapat, cihuy.... Hebat, luar biasa, Arletta! Ikannya besar sekali." Arletta berteriak kesenangan.

Dia mencari kayu bakar sendirian, dan memasak ikan hasil tangkapannya. Arletta sangat menikmatinya, "Enak... Sungguh enak sekali, aku hampir menangis karenanya," puji Arletta lagi.

"Sudah makan kenyang, apa yang harus aku lakukan lagi, ah! iya, belajar bela diri, dulu aku pernah mengikuti bela diri tapi tidak sampai tuntas, sekarang aku harus menjadi kuat untuk mengalahkan orang-orang jahat di tempat ini, terkhusus Iblis itu!" Arletta menatap dengan kesal.

Dia mulai melakukan pemanasan untuk bela diri, wanita itu sungguh tidak kenal lelah, hingga dari kejauhan terlihat ada seseorang yang ternyata sedang memandangi Arletta, "Menarik!" katanya dengan tatapan tajam, lelaki itu langsung menghilang dari tempatnya secepat kilat.

Tidak terasa malam sudah datang, Arletta yang tersadar hari itu gelap langsung buru-buru merapikan barang bawaannya. "Jika Pangeran tahu aku tidak berada di dalam kediaman, habis lah aku!" dalam benak Arletta yang khawatir.

Gadis itu langsung turun gunung dengan susah payah, di tempat itu sangat banyak hewan buas yang diam-diam mengincar Arletta. Dari balik semak belukar datang harimau putih yang ingin menerkam tubuh mungil Arletta.

"Eh, eh!" kata Arletta terkejut dan takut.

Akan tetapi gadis itu tidak digigit melainkan malah diusap beberapa kali, karena penciuman Harimau itu kuat mengenali obat yang Arletta bawa. "Tu... tunggu, ada apa ini?" kata Arletta setengah takut.

Harimu itu mengambil satu botol ramuan milik Arletta, ia terlihat sangat menginginkannya, "oh... kamu mau itu, ambil saja, tapi jangan membunuhku," balas Arletta mengerti.

Harimau itu mengangguk, dan terlihat manja dihadapan Arletta. "Aku harus pergi sekarang aku memberi 1 untukmu, gratis!" lanjut Arletta.

Harimau itu terlihat enggan pergi, akan tetapi Arletta tidak bisa berlama-lama di sana. "Kenapa? aku tidak bisa menemanimu, aku harus pulang, jika tidak aku akan mati," tambah Arletta dengan serius.

Harimau itu mencium pipi Arletta dan seperti sedang mengucapkan terima kasih kepadanya. Arletta hanya tersenyum dan mengusap kepala Harimau. Setelah dia sendirian, Arletta kembali turun gunung, dan ternyata di belakang sudah banyak hewan mati karena dibunuh oleh Harimau itu.

**

"Tuhan, tolong aku hari ini," dalam benak Arletta ketakutan.

Dia sudah berada di depan kediaman Pangeran ke 8. Arletta tidak masuk melalui tembok tapi ia masuk lewat pintu utama, karena semua tempat langsung dijaga dengan ketat.

"Nona Arletta kembali!" teriak seorang pengawal istana.

Arletta terlihat sangat pasrah, dia dibawa masuk oleh seorang pengawal untuk bertemu dengan Pangeran.

Tatapan dingin dari Pangeran membidik Arletta tajam. "Sudahlah, tidak ada cara juga untuk menghindarinya," dalam benak Arletta pasrah.

"Wanita ini ternyata berani sekali, dia masih kembali ke kediamanku," dalam benak Pangeran dengan tatapan membunuh.

"Setelah kau kabur, sekarang kau masih berani untuk kembali kemari, apakah Putra Mahkota yang memintamu, tapi setelah hari ini aku tidak akan bisa menjamin keselamatanmu!" Pangeran ke 8 memicingkan matanya.

"Aku tidak menemui Putra Mahkota! Mengapa kau menfitnahku!" Arletta terlihat marah karena dugaan salah dari Pangeran.

"Kau pikir aku akan percaya padamu?!" bentak Pangeran ke 8 dengan sangar. "Hukum cambuk Nona Arletta karena sudah berbohong, dan mencoba kabur dari kediaman!" perintah Pangeran dengan lantang.

Arletta sangat tidak terima saat itu, "Apa? Hukum cambuk, kau sangat keterlaluan! Kemarin kau tidak memberikanku makanan aku tetap diam, sampai kau menghukumku tinggal di penjara aku terima hanya karena perkataanku yang tidak enak didengar telingamu! Pagi tadi aku menunggu makanan tapi tidak ada satupun dari kalian yang memberikannya, aku keluar untuk mencari makanan, tapi kau malah menfitnahku! Apakah kediamanmu krisis makanan?!" Arletta sangking marahnya dia memberontak. Tatapan benci kepada Pangeran begitu kuat.

Pangeran ke 8 terkejut mendengar perkataan Arletta, lalu dia memandang seorang pelayan wanita di sana. Beberapa pelayan ketakutan dan bersujud dihadapan Pangeran. "Ampun Pangeran, ini semua kesalahan saya yang tidak langsung menghidangkan makanan untuk Putri, karena pagi tadi sangat sibuk mengurus kediaman," ucap gadis itu membela diri.

Pangeran ke 8 terlihat sangat dingin, "Jadi, apakah kediamanku ini kekurangan orang atau aku telah memperkerjakan orang tidak berguna di sisiku?" tanya Pangeran marah.

"Maafkan kami Pangeran, kami tidak akan mengulanginya lagi," ucap pelayan itu.

"Hukum dirimu sendiri dengan tamparan 100 kali, agar kau lebih cepat lagi melayani kediamanku!" Pangeran dengan kejam tanpa memberikan kelonggaran.

"Ba--baik, Pangeran!" katanya dengan takut.

Pangeran menatap Arletta dengan dingin, "Kau kembali ke kamarmu," ucap Pangeran tegas.

Arletta tersenyum dengan kecewa, "Apakah Anda percaya ucapanku? jika aku berbohong Anda dalam bahaya," balas Arletta.

Pangeran langsung berjalan mendekati Arletta, dan mencengkram wajahnya, mereka memberikan tatapan yang sama dinginnya. "Aku lebih pintar darimu! Jangan menguji kesabaranku." Pangeran melepaskan tangannya.

"Bawa nona masuk!" kata Pangeran lagi.

Arletta langsung dibawa pergi, dia tersenyum dingin.

Terpopuler

Comments

Bunda

Bunda

up

2024-06-29

0

Xiao Lianhua

Xiao Lianhua

kirain manis harimaunua😭

2024-06-27

1

Xiao Lianhua

Xiao Lianhua

itu menyebalkan😞

2024-06-27

1

lihat semua
Episodes
1 01. Terjebak di dalam Novel
2 02. Keributan Pagi
3 03. Terlepas Dari Hukuman
4 04. Ditinggalkan
5 05. Masuk Perangkap
6 06. Amarahnya Dingin
7 07. Untung Besar
8 08. Senjata Makan Tuan
9 09. Perhatian Tanpa Sadar
10 10. Kecurigaan
11 11. Jangan Meremehkanku
12 12. Perjamuan Kaisar
13 13. Mengalahkan Musuh
14 14. Merawat Luka
15 15. Bimbang
16 16. Ular Sisik Emas
17 17. Pulang Membawa Kemenangan
18 18. Kemarahan Song Chen
19 19. Aroma Darah
20 20. Mencuri Dengar
21 21. Cari Mati?
22 22. Tamparan keras
23 23. Keluarga Sampah
24 24. Mencari Informasi
25 25. Salah Paham
26 26. Acara Ulang Tahun
27 27. Kebencian yang Mendalam
28 28. Kekecewaan dan Kecemburuan
29 29. Lebih Cepat Dari Dugaanku
30 30. Dendam
31 31. Aku Tidak Tersentuh
32 32. Informasi
33 33. Perasaan Apa Ini?
34 34. Tertusuk Pedang
35 35. Menjaga Pasien
36 36. Main Judi
37 37. Membantu Song Chen
38 38. Hukuman
39 39. Pembalasan
40 40. Basah Kuyup
41 41. Ada yang Salah Dengannya
42 42. Terluka
43 43. Qiao Zuanqin
44 44. Rahasia
45 45. Desa Biou
46 46. Tidak Saling Mengerti
47 Bab 47. Berbaikan
48 48. Pengganggu
49 49. Posesif
50 50. Memberi Batas
51 Bab 51. Aku Sudah Cukup Lelah, Okay.
52 52. Aku Sudah Kembali
53 53. Kenapa Serius sekali
54 54. Pelukanmu Hangat Juga
55 55. Tidak Sabaran
56 Gangguan kesehatan
Episodes

Updated 56 Episodes

1
01. Terjebak di dalam Novel
2
02. Keributan Pagi
3
03. Terlepas Dari Hukuman
4
04. Ditinggalkan
5
05. Masuk Perangkap
6
06. Amarahnya Dingin
7
07. Untung Besar
8
08. Senjata Makan Tuan
9
09. Perhatian Tanpa Sadar
10
10. Kecurigaan
11
11. Jangan Meremehkanku
12
12. Perjamuan Kaisar
13
13. Mengalahkan Musuh
14
14. Merawat Luka
15
15. Bimbang
16
16. Ular Sisik Emas
17
17. Pulang Membawa Kemenangan
18
18. Kemarahan Song Chen
19
19. Aroma Darah
20
20. Mencuri Dengar
21
21. Cari Mati?
22
22. Tamparan keras
23
23. Keluarga Sampah
24
24. Mencari Informasi
25
25. Salah Paham
26
26. Acara Ulang Tahun
27
27. Kebencian yang Mendalam
28
28. Kekecewaan dan Kecemburuan
29
29. Lebih Cepat Dari Dugaanku
30
30. Dendam
31
31. Aku Tidak Tersentuh
32
32. Informasi
33
33. Perasaan Apa Ini?
34
34. Tertusuk Pedang
35
35. Menjaga Pasien
36
36. Main Judi
37
37. Membantu Song Chen
38
38. Hukuman
39
39. Pembalasan
40
40. Basah Kuyup
41
41. Ada yang Salah Dengannya
42
42. Terluka
43
43. Qiao Zuanqin
44
44. Rahasia
45
45. Desa Biou
46
46. Tidak Saling Mengerti
47
Bab 47. Berbaikan
48
48. Pengganggu
49
49. Posesif
50
50. Memberi Batas
51
Bab 51. Aku Sudah Cukup Lelah, Okay.
52
52. Aku Sudah Kembali
53
53. Kenapa Serius sekali
54
54. Pelukanmu Hangat Juga
55
55. Tidak Sabaran
56
Gangguan kesehatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!