Kabar mengenai Arletta yang dipenjara oleh Pangeran ke 8 ternyata langsung berkembang dengan cepat, pagi itu Arletta baru saja keluar dari penjara, tubuhnya sangat lemas.
"Lapar sekali, perutku mendadak sakit, mungkin karena dari kemarin aku belum makan apapun hingga sekarang," dalam benak Arletta.Wanita itu berjalan pelan untuk menuju kamarnya.
Tidak ada satu orang pun yang peduli dengan dirinya, "Pangeran ini sungguh kejam sekali ya, sudahlah... Aku hanya ingin istirahat sebentar lagi, tidur di penjara sangat tidak nyaman," kembali benak Arletta bicara.
"Adikku yang malang, apakah kau baru saja menyinggung Pangeran ke 8? Nasib baik kau tidak langsung dibunuh oleh Pangeran," ucap seorang wanita yang tiba-tiba mendatangi Arletta.
Arletta terkejut, dia menghentikan langkah kakinya, dan memalingkan wajahnya, "Siapa wanita ini? Dia barusan memanggilku adik, hmmm... Jangan-jangan, kakak tiri pemeran utama?" dalam benak Arletta yang terus memandangi wanita itu.
"Apa yang sedang kau lakukan di kediaman Pangeran?" tanya Arletta dengan tatapan dingin.
Wanita dengan gaun ungu itu bernama Zei Dong, "Aduh-duh, tidak sopan sekali, aku bicara apa malah bertanya apa!" balas Zei Dong dengan tatapan sinis.
"Apakah aku begitu sangat terkenal, sampai-sampai kejadian yang baru saja aku alami langsung tersebar dengan cepat? Bahkan tidak disangka, kau yang dari kediaman Perdana Menteri sudah mengetahuinya, apakah kau saat ini sedang menyinggung keamanan kediaman Pangeran ke 8, jika dia tahu kau berada di sini, dan sedang mengolokku mungkin saja kau sudah mati!" kata Arletta dengan berani.
Zei Dong terlihat marah akan perkataan dari Arletta yang buruk terhadap dirinya, "Beraninya kau bicara begitu padaku, salahkan saja nasibmu yang sangat sial, dan jangan pernah bermimpi menjadi selir Putra Mahkota, karena aku lah yang akan menjadi permaisurinya," balas Zei Dong yang terlihat bangga, dia merendahkan Arletta karena merasa bahwa Arletta begitu rendah dihadapannya.
Arletta lngsung memasang tampang jijik, "Hih... Siapa juga yang mau menjadi selir Putra Mahkota! Dibandingkan dirinya aku lebih memilih untuk mati, jangan terlihat ambisi di depanku, aku tidak minat dengan lelaki seperti itu, jika kalian bersama itu memang lebih pantas, kok! Satunya bodoh, satunya tidak tahu malu!" sindir Arletta dengan singgungan tajam.
"Kurang ajar! Beraninya kau Arletta menjelek-jelekan Putra Mahkota, jika dia mendengar hal ini kau lah yang akan mati," balas Zei Dong dengan kesal.
"Huh, siapa yang akan mati lebih dulu kan belum tahu? Jadi kenapa aku harus takut, seharusnya kau lah yang khawatir, apakah setelah kejadian ini Pangeran ke 8 akan memaafkanmu, karena sudah masuk ke kediamannya tanpa izin!" Arletta begitu tegas dalam setiap perkataannya, dia memang bukan perempuan yang mudah ditindas seseorang.
Zei Dong yang hendak memukul orang tiba-tiba tidak kembali bicara, dia melihat Pangeran ke 8 yang berjalan ke arah mereka. "Sial, Pangeran ke 8 datang," dalam benak Zei Dong.
"Apa maksudmu Arletta? Aku datang kemari karena sangat kasihan padamu, aku mendengar kabar bahwa kau bermalam di penjara, apakah kau sangat menderita Arletta, aku pasti akan membebaskanmu, aku akan meminta keadilan kepada Ayah, kau jangan khawatir Arletta." Segera Zei Dong mengubah sikapnya dia mendekati Arletta lalu menggenggam tangannya.
Arletta begitu bingung akan perubahan sikap dari Zei Dong, "Apa sih! Jangan sentuh aku!" ucap Arletta yang jijik, dia segera menghempaskan tangan Zei Dong.
Hal itu membuat Zei Dong hampir jatuh, wanita itu terlihat sangat lemah, "Arletta apa yang terjadi padamu? mengapa kau kasar pada kakakmu sendiri?" tanya Zei Dong lembut dan kasihan.
Arletta yang tidak mengerti akan situasi itu, dia mematung beberapa saat mencoba menelaah semuanya. "Karena kejadian kemarin yang tidak sesuai dengan alur cerita asli, aku sekarang bingung apa yang sebenarnya Zei Dong sedang rencanakan," dalam benak Arletta berpikir keras.
"Ada apa ini? Mengapa ribut sekali di kediamanku!" kata Pangeran ke 8 dengan tatapan tajam.
Tubuh Arletta tiba-tiba bergetar saat mendengar suara yang tidak asing bagi dirinya. "Iblis itu," dalam benak Arletta sedikit melirik ke arah belakang. "Jadi ini alasannya mengapa tiba-tiba merubah sikap." Arletta tatap tajam kembali Zei Dong.
"Ah, Pangeran ke 8, maaf kalau saya lancang datang ke kediaman Anda, tetapi kabar mengenai Arletta yang di penjara di malam pernikahannya sudah terdengar di mana-mana, saya sebagai kakaknya, memohon kepada Anda untuk memaafkan kesalahan adik saya, dia memang orang yang sembrono, tapi itu semua karena dia yang tidak tahu apapun, jadi saya mohon tolong Pangeran ke 8 mau memaklumi Arletta," kata Zei Dong yang bicara dengan suara imutnya tingkat tinggi.
Arletta yang mendengar hal itu sungguh mual dan jijik, dia memutar bola matanya, Pangeran ke 8 berdiri tegap di samping Arletta dengan tatapan dingin lelaki itu memandang Zei Dong.
"Apakah sekarang ini kediaman Pangeran bisa seenaknya dimasuki oleh siapapun? Bagaimana penjagaannya?" kata Pangeran ke 8 dengan suara yang tajam.
Tidak lama kemudian muncul penjaga istana, lelaki itu datang dan langsung bicara seraya meminta maaf, "Maaf Pangeran, tapi nona ke dua dari kediaman Perdana Menteri memaksa dan sulit diatur, dia bahkan membuat keributan diluar pagi ini dengan mencelakai pengawal yang berjaga, kami sudah mengingatkan nona ke dua, tapi dia mengancam atas nama Perdana Menteri," ucap seorang pengawal dengan perasaan bersalah.
Pangeran hanya diam, dan hal itu membuat Zei Dong khawatir. "Bukan seperti itu Pangeran, saya hanya khawatir dengan adik saya itu saja, saya tidak bermaksud membuat keributan," jelas Zei Dong membela diri.
Tatapan dingin Pangeran tidak terelakkan. "Pertama, ini adalah kediamanku, siapapun yang ingin masuk harus meminta izin, kedua, ini adalah masalah pribadi keluarga pangeran, seharusnya nona kedua tidak ikut campur! dan ketiga, siapapun yang berani menyinggung kediamanku, aku tidak akan pernah tinggal diam! Masalah ini tidak mungkin tersebar begitu cepat jika tidak ada yang membocorkannya, aku hanya ingin memberi pelajaran istriku, apakah masih harus menunggu persetujuan dari siapapun?!" Pangeran terlihat sangat galak saat itu ketika memandang Zei Dong.
Zei Dong langsung gemetar lemas saat dimarahi Pangeran, dia ketakutan hingga tidak tahu harus bicara apa lagi. "Maa.. Maafkan saya, Pangeran," kata Zei Dong lemas.
"Karena kau adalah putri Perdana Menteri aku tidak seharusnya membahasnya lagi, tapi ingat! tidak ada lain kali," balas Pangeran ke 8 tegas.
Zei Dong hanya menganggukkan kepalanya dengan sangat cepat, Arletta hanya diam melihat hal itu, dia menatap dengan tajam ke arah Zei Dong.
"Bawa Nona Arletta ke kamarnya," pinta Pangeran ke 8 pada pelayan.
Arletta dibawa pergi oleh seorang pelayan wanita, sementara itu Zei Dong melirik Arletta kesal. "Kalau begitu saya undur diri, selamat pagi!" Memberikan hormat kepada Pangeran ke 8 dan berlalu meninggalkan kediaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Bunda
Sejauh ini mah bagus alurnya...
Semangat thor
2024-06-29
0
Xiao Lianhua
sampe kesel dia🤣
2024-06-27
1