Tidak Akan Pernah Terjadi

Malam menjelang pagi Gracella membuka matanya dan melihat dirinya seorang diri sedangkan dua pasien yang berada di samping kanan dan kiri ditemani salah satu anggota keluarganya.

Karena Saat itu Gracella ditempatkan di ruang perawatan kelas tiga dan kebetulan baru masuk tiga pasien karena total ranjang ada 6 ranjang.

'Kasihan gadis itu dari semalam tidak ada yang menemaninya.' ucap salah satu anggota keluarga yang menemani saudaranya yang sakit dalam hati.

'Aku sangat bersyukur di saat sakit begini keluargaku menemaniku.' ucap pasien pertama dalam hati.

'Padahal kemarin kekasihnya dan keluarga gadis itu datang tapi kenapa mereka sama sekali tidak menjaga gadis itu?' Tanya pasien ke dua dalam hati.

'Kasihan gadis itu, keluarganya sangat tega.' ucap anggota keluarga pasien ke dua dalam hati.

"Kebetulan di meja ada roti, silahkan di ambil." Ucap Gracella sambil tersenyum.

"Benarkah, Nona?" Tanya salah satu anggota keluarga yang menjaga keluarganya yang sedang sakit.

"Tentu saja benar. Silahkan ambil." Jawab Gracella sambil tersenyum.

Mereka pun mengambil seperlunya kemudian mereka mengucapkan terima kasih. Setelah itu mereka memakan roti tersebut yang di bawa oleh Kevin kemarin karena kebetulan mereka lapar.

Gracella hanya tersenyum hingga satu jam kemudian perawat datang untuk men lap tubuh Gracella setelah selesai perawat tersebut keluar dari ruangan tersebut.

Hingga tidak terasa waktu makan siang, Gracella makan sendiri karena keluarganya tidak ada satupun yang datang menengok dirinya.

Jam dua siang barulah Ibu Yuni datang tanpa membawa apa-apa. Ibu Yuni sangat terkejut karena roti yang di bawa Kevin hanya menyisakan dua potong roti saja membuat Ibu Yuni menatap tajam ke arah Gracella.

"Kenapa rotinya tinggal dua?" Tanya Ibu Yuni.

"Aku sangat lapar karena itu Aku makan." Jawab Gracella berbohong.

"Kamu rakus banget. Ingat ya roti yang di bawa Kevin sampai besok jadi mulai hari ini hingga besok Ibu tidak akan membawa roti." Ucap Ibu Yuni dengan nada ketus.

"Iya, Bu." Jawab Gracella yang tidak ingin berdebat.

"Oh ya Bu, waktu Yunita di rawat di rumah sakit kenapa di ruang perawatan vvip sedangkan Aku di ruang kelas 3?" Tanya Gracella.

"Karena yang bayar pengobatan adalah Ayah Tirimu jadi tidak mungkin memasukkanmu ke ruang perawatan vvip." Jawab Ibu Yuni dengan nada ketus.

"Masih untung kamu di rawat di rumah sakit kalau tidak Ibu memintamu untuk pulang karena menghabiskan uang Ayahmu." Sambung Ibu Yuni.

"Kalau begitu Aku pulang sekarang saja dari pada menghabiskan uang Ayah." Ucap Gracella.

"Baguslah. Ibu akan meminta bagian administrasi untuk membayar biaya perawatan dan kamu siap-siap pulang." Ucap Ibu Yuni sambil berdiri.

Ibu Yuni tanpa punya rasa malu langsung mengambil dua roti tersebut lalu memasukkan ke dalam tasnya membuat Gracella mengeryitkan keningnya.

"Lebih baik di bawa pulang dari pada di tinggal di sini dan di makan orang lain." Ucap Ibu Yuni yang mengerti arti tatapan Gracella.

Ibu Yuni kemudian berjalan ke arah pintu ruang perawatan sedangkan Gracella berusaha untuk bangun. Hingga salah satu dari mereka yang menunggu pasien membantu Gracella bangun.

"Terima kasih." Ucap Gracella sambil tersenyum.

"Sama-sama. Maaf, wanita tadi Ibu kandung atau Ibu Tiri?" Tanya wanita tersebut penasaran.

"Ibu kandungku." Jawab Gracella sambil bersiap mencabut selang infus namun di tahan oleh wanita tersebut.

"Kok jahat banget." Ucap wanita tersebut dengan wajah terkejut.

Gracella hanya tersenyum tanpa menjawab ucapan wanita tersebut dan tidak berapa lama datang dokter dan perawat. Dokter tersebut mulai memeriksa keadaan Gracella kemudian menuliskan resep.

"Kondisi Nona Gracella masih lemah tapi Ibu Nona meminta Nona Gracella untuk istirahat di rumah." Ucap dokter tersebut.

"Tidak apa-apa, dok. Lebih baik Aku istirahat di rumah." Jawab Gracella sambil tersenyum.

'Ibunya sangat jahat, sudah tahu putrinya belum sembuh total tapi sudah di suruh pulang.' Ucap dokter tersebut dalam hati.

"Kalau begitu silahkan di tebus resepnya." Ucap dokter tersebut sambil memberikan resep ke Gracella.

Gracella yang ingin mengambil resep tersebut tiba-tiba di rebut oleh Ibu Yuni membuat mereka yang ada di ruangan tersebut sangat terkejut begitu pula dengan Gracella.

"Biar Aku yang menebus obatnya." Ucap Ibu Yuni beralasan.

"Oh ya, kenapa selang infusnya belum di cabut?" Tanya Ibu Yuni mengalihkan pembicaraan.

"Nunggu obat infusnya habis baru di cabut." Jawab dokter tersebut.

"Aduh, dok. Terlalu lama sedangkan kami buru-buru ingin pulang karena di rumah kami lagi ada acara pesta." Ucap Ibu Yuni beralasan.

"Tapi ..." Ucapan dokter tersebut terpotong oleh Ibu Yuni.

"Gracella, kamu baik-baik sajakan?" Tanya Ibu Yuni dengan nada ketus.

"Ya. Dokter, tolong cabut selang infusnya." Pinta Gracella.

Dokter tersebut menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menatap ke arah perawat lalu menganggukkan kepalanya. Perawat itupun dengan patuh mencabut selang infus membuat Gracella meringis.

Setelah selesai dokter dan perawat itu pergi meninggalkan ruang perawatan bersamaan Ibu Yuni meremas resep dokter lalu membuangnya ke tong sampah.

"Kok di buang, Bu?" Tanya Gracella dengan wajah terkejut begitu pula dengan orang-orang yang ada di ruangan tersebut.

"Ngabisin duit." Jawab Ibu Yuni tanpa punya rasa empati sedikitpun.

Selesai mengatakan hal itu Ibu Yuni membalikkan badannya dan berjalan ke arah pintu ruang perawatan. Sedangkan Gracella turun dari ranjang dan menyusul Ibu Yuni untuk keluar dari ruang perawatan tersebut.

"Kasihan gadis itu." Ucap salah satu pengunjung pasien yang sejak tadi menonton.

"Iya." Jawab mereka dengan serempak.

"Semoga saja gadis itu memperoleh kebahagiaan." Ucap salah satu dari mereka.

"Amin." Jawab mereka dengan serempak.

Tiga Hari Kemudian

Tidak terasa hari berlalu dengan cepatnya di mana Gracella kembali beraktifitas seperti biasanya yaitu menjadi pelayan di rumah orang tuanya.

Gracella bersyukur para pelayannya memperlakukan Gracella dengan baik karena itulah Gracella bekerja tidak terlalu berat.

"Gracella." Panggil Yunita.

"Ya." Jawab Gracella dengan singkat sambil berlari ke arah Yunita.

Di depan Kevin, Yunita memanggil Gracella dengan sebutan Kak Gracella sedangkan jika tidak ada Kevin maka Yunita memanggil Gracella saja.

"Nanti malam Aku dan teman-temanku mengadakan pesta di hotel bintang lima untuk merayakan ulang tahunku jadi Aku minta agar kamu menemaniku untuk merayakan ulang tahunku." Ucap Yunita.

'Sekaligus menjualmu ke pria liar yang sudah bau tanah.' Sambung Yunita dalam hati.

"Oke." Jawab Gracella dengan singkat.

'Sayangnya rencana jahatmu Aku sudah tahu karena Aku dapat mendengar apa yang kamu katakan dalam hati.' Sambung Gracella dalam hati.

"Bagus. Persiapkan dirimu dan dandan yang cantik." Ucap Yunita sambil berjalan meninggalkan Gracella.

"Tapi Aku tidak punya dress yang cantik." Ucap Gracella.

"Pakai punyaku saja. Kebetulan Aku sudah mulai bosan dengan dressku jadi Aku akan minta sama Ibu." Jawab Yunita tanpa membalikkan badannya.

"Oke." Jawab Gracella dengan singkat sambil menatap Yunita menaiki anak tangga satu demi satu.

'Apa yang ingin kamu lakukan padaku tidak akan pernah terjadi karena yang ada kamulah yang akan tidur dengan pria liar yang sudah bau tanah.' sambung Gracella dalam hati sambil tersenyum menyeringai.

Terpopuler

Comments

As Tini

As Tini

ibu kandungnya saja jahat, palgi saudara tiri

2024-08-29

0

Tara

Tara

kok sama saudara jahat sekali😱

2024-07-24

0

Sumawita

Sumawita

mantap kak secepatnya terbongkar kebusukan mereka berdua

2024-07-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!