Bagian 5_Elio Menyebalkan

Eiren menatap apartemen Adelio dengan mata memandang takjub. Bukan karena dia melihat barang mawah atau sebagainya, tetapi karena matanya disuguhkan dengan tatanan rapi ruangan tersebut. Dia menatap Elio yang baru saja masuk ke dalam sebuah ruangan yang jelas dipastikan bahwa itu adalah kamar. Eiren yang melihat hanya mengabaikan dan mulai berkeliling ruangan.

Rapi. Itulah yang dipikirkannya pertama kali ketika melihat seluruh ruangan Elio yang memang begitu terawat. Bahkan, apatemen Elio jauh lebih rapi dibandingkan dengan kosannya yang benar-benar berantakan. Pikirannya bahkan baru ingat belum merapikan kamar karena buru-buru mengumpulkan tugas.

“Apa apartemenku sebegitu bagus sampai kamu tidak mau duduk, Eiren,” celetuk Elio yang baru saja keluar kamar untuk berganti pakaian.

Eiren yang mendengar langsung tersentak dan berbalik, menatap Elio yang sudah berdiri dengan tubuh disandarkan di kusen pintu kamar. Pria tersebut hanya mengenakan kaos lengan pendek berpadu denagn celana pendek yang serasi untu dipadukan. Eiren bahkan enggan berpaling menatap penampilan santai dosen di hadapannya saat ini.

“Apa setelah mengagumi rumahku, kamu juga ingin mengangumiku, Eiren?” ucap Elio dan kali ini membuat Eiren berdecih kesal.

Eiren langsung membuang tatapannya dan segera melangkah. Dia memilih untuk duduk di kursi ruang tamu dan mengabaikan pria yang sudah **** senyum melihat tindakannya.

“Kamu mau minum apa, Eiren?” tanya Elio yang sudah melangkah ke dapur.

“Tidak usah, Pak. Saya tidak haus,” jawab Eiren enggan jika nantinya Elio malah memasukan yang tidak-tidak ke dalam minumannya. Eiren tidak mau jika nanti dia akan melepaskan harta berharganya dengan pria yang jauh lebih tua darinya. Meski tampan.

“Aku tidak akan macam-macam denganmu, Eiren. Aku tidak memiliki obat perangsang atau sebagainya. Kamu tahu, aku tidak suka memaksa seseorang untuk melakukannya denganku,” jelas Elio seakan tahu yang dipikrikan oleh mahasiswinya.

Apa dia paranormal? Eiren mengerutkan kening dalam dan menyelidik wajah Elio yang masih menatapnya. Dia bahkan sudah menaikan kakinya di sofa dan memandang Elio dengan tajam. Apa pria di hadapannya ini adalah seorang paranormal yang menyamar sebagai dosen di kampusnya?

“No,” ucap Elio sembari menggelengkan kepalanya beberapa kali, “aku bukan paranormal. Jadi, hilangkan pemikiran konyolmu yang selalu menganggapku sebagai paranormal.”

“Terus kenapa semua tebakan Bapak benar semua? Aku memang memikirkan bahwa Bapak adalah seorang paraormal,” aku Eiren dengan wajah polos.

“Karena semua pemikiran kamu memang tidak pernah beralih dari hal konyol. Jadi, aku bisa menebak hanya dari tatapan bodoh yang selalu kamu tunjukan,” jelas Elio membuat Eiren mendengus kesal.

Eiren membalikan tubuh dan hanya memanyunkan bibirnya kesal. Di belakang, Elio masih tetap cekikikan karena melihat wajah lucu seorang Eiren yang tengah menahan amarah.

_____

Elio keluar dari dapur dan segera melangkah ke ruang tamu, di mana Eiren sudah menunggu dan tengah asik menonton televisi. Matanya menatap seorang tikus an kucing yang tengah berkejaran tanpa henti.

“Apa tidak ada acara lain selain itu, Eiren?” tanay Elio yang sudah datang membawa makanan dan minuman.

Eiren yang masih asyik menonton langsung menolehkan kepalanya menatap Elio yang sedang berjalan menuju ke arahnya saat ini duduk. “Memangnya kenapa? Itu bagus untuk me-refresh-kan otak yang sudah seharian diajak bekeja.”

“Mana ada? Kebanyakan menonton film seperti itu malah membuat generasi penerus menjadi seperti kamu nantinya,” sahut Elio yang sudah meletakan makanan dan minuman. Kini dia duduk di sebelah Eiren dan menyeruput teh hangat kesukaannya.

Eiren berdecih kesal dan kembali fokus dengan acara di televisi. “Pak, sebenarnya kenapa saya di bawa ke sini?” tanyanya dengan nada sopan.

“Kita tidak sedang ada di lingkungan kampus. Jadi, kamu bisa memanggilku Elio,” ujar Elio tanpa memberikan jawaban.

Eiren yang mendengar menghela napas keras dan memutar bola matanya kesal. Dia melirik Elio yang masih tampak santai dengan minumannya. “Baiklah, Elio. Apa yang membuatmu membawaku ke sini?” ulang Eiren dengan wajah malas.

“Aku cuma ingin. Mungkin nanti kamu ingin main ke sini. Jadi, akan jauh lebih baik jika aku yang langsung memberitahukannya kepadamu. Kamu tidak perlu bertanya dengan mahasiswi dan dosen lain yang jelas tidak akan tahu,” jawab Elio santai.

“Apa?” seru Eiren dengan kening berkerut. “Jadi kamu membawaku ke sini tanpa alasan jelas dan membuat waktuku yang begitu berharga hilang?”

Elio menatap Eiren santai. “Sebenarnya tidak juga. Aku hanya mau menghindari ajakan Bu Siska yang mau pergi bersama. Padahal sudah banyak sekali aku menolaknya. Tetapi masih saja memaksa.”

“Lalu kenapa aku?” tanya Eiren dengan amarah menggebu.

“Ya karena kamu yang datang tepat waktu. Dari pada aku mencari alasan yang sulit, akan jauh lebih baik kalau aku menggunakan alasan yang sudah ada di depan mata.”

“Apa!” teriak Eiren dan langsung bangkit, “kamu gak sadar ya kalau udah buang waktu orang lain. Aku bahkan tidak bisa sarapan di kantin gara-gara hal ini.”

“Aku bisa membuatkamu sarapan di sini.”

“Aku tidak bisa tidur lebih cepat,” ujar Eiren masih mencari alasan untuk memaki pria di hadapannya.

“Kamu bisa tidur di sini,” jawab Elio lagi dan itu membuat Eiren membelalakan mata tidak percaya.

“Kamu kira aku gila tidur di sini, hah? Atau memang kamu mau macam-macam?”

“Aku punya dua kamar, ngerti?” jelas Elio sembari menunjuk kamar yang berada di sebelah kamarnya.

Eiren menghela napas panjang dan menggeram kesal. “Aku gak mau tahu, antar aku pulang sekarang atau aku akan menghacurkan apartemenmu.”

“Silahkan. Aku memang berniat mengganti perabotan di sini dalam waktu dekat.”

“Elio,” bentak Eiren karena sudah merasa kesal.

“Apa? Aku tidak tuli, Eiren.” Elio masih menatap layar kaca di hadapannya, menampilkan tulisan yang menandakan bawah acara tersebut telah usai.

“Aku mau pulang. Aku juga belum kerjain tugas yang kamu berikan, tahu. Jadi, jangan buat aku ada di sini dan tidak mengerjakannya.”

Elio yang mendengar menghela napas panjang dan menatap gadis yang sudah berdiri di hadpaannya dengan wajah tidak bersahabat. "Kamu juga bisa mengerjakannya di sini, Eiren. Kenapa kamu suka sekali mempermasalahkan masalah kecil. Jadi, tenanglah. Aku akan mengantarmu pulang. Jangan takut dan tidak perlu khawatir.”

“Kamu mau makan, aku akan berikan. Kamu mau tidur, ada kamar lain yang juga terawat. Kamu mau mengerjakan tugas, kamu bisa mengerjakannya di sini dan akan lebih mudah karena kamu mengumpulkan tepat waktu. Jadi apa yang kamu pusingkan sekarang?” ucap Elio menjabarkan semua yang baru saja dipikirkan Eiren.

Eiren hanya diam dan tak menanggapi. Matanya masih menunjukan ketidaksukaannya kepada Elio. Namun, dia memilih untuk duduk karena Elio bahkan tidak memikirkannya sama sekali. Matanya menatap pria yang duduk di dekatnya dan tengah menyaksikan dua bola dengan mata yang tengah beradu.

Eiren mengeluarkan kertas dan buku yang sudah diberikan Elio kepadanya dan membantingnya di meja dengan keras. Namun, Elio masih tetap cuek dan tidak menghiraukan sikap Eiren kepadanya.

“Dasar pemaksa,” gerutu Eiren sudah tidak takut sama sekali dengan Elio. Sedangkan Elio, dia hanya diam dan **** senyum melihat Eiren yang sibuk dengan buku tebal di hadapannya.

_____

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

kenapa eiren TDK pergi aja sendiri gak usah minta antar ke Elio

2021-08-17

0

Maria Goretti Kuswinarti

Maria Goretti Kuswinarti

bagus thor mpga ga bikin bosan smpe akhir cerita

2021-05-25

0

Mawar Berduri

Mawar Berduri

aku suks

2021-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1_Problem
2 Bagian 2_Luka
3 Bagian 3_Dosen Galak
4 Bagian 4_Menghindar
5 Bagian 5_Elio Menyebalkan
6 Bagian 6_Sisi Lain Adelio
7 Bagian 7_Berhenti Menjadikanku Istimewa
8 Bagian 8_Menolak
9 Bagian 9_Terasa Jauh
10 Bagaian 10_Merasa Tersakiti.
11 Bagian 11_Butuh Penjelasan
12 Bagian 12_Bagaimana dengan Kita?
13 Bagian 13_Tunggu Aku
14 Bagian 14_Mencoba Percaya
15 Bagian 15_Peringatan Pertama
16 Bagian 16_Memang Kenyataan
17 Bagian 17_Alone
18 Bagian 18_Aku Mohon Sabar
19 Bagian 19_Pesta Kampus
20 Bagian 20_Malam Pesta
21 Bagian 21_Kesalahan
22 Bagian 22_Please, Lupakan
23 Bagian 23_Menjauh
24 Bagian 24_Kesialan Bertubi
25 Bagian 25_Stop Janji Manis
26 Bagian 26_Perjanjian Konyol
27 Bagian 27_Penolakan
28 Bagian 28_Ingin Sendiri
29 Bagian 29_Dua Sisi Berbeda
30 Bagian 30_Menaklukan Eiren
31 Bagian 31_Calon Menantu
32 Bagian 32_Tidak Ada Pilihan
33 Bagian 33_Pindah Rumah
34 Bagian 34_Lelah
35 Bagian 35_Rahasia Elio
36 Bagian 36_Meminta Restu
37 Bagian 37_Terasa Memilukan
38 Bagian 38_Wanita Masa Lalu
39 Bagian 39_Maafkan Aku
40 Bagian 40_Usaha Pertama
41 Bagian 41_Mulai Menikmati
42 Bagian 42_Perpisahan Terbaik
43 Bagian 43_Kapan Menikah?
44 Bagian 44_Terbangun
45 Bagian 45_Beri Penjelasan
46 Bagian 46_Mulai Terbiasa
47 Bagian 47_Cemburu
48 Bagian 48_Merindukanmu
49 Bagian 49_Wanita Lain
50 Bagian 50_Tetap Santai
51 Bagian 51_Apa Maumu Eiren?
52 Bagian 52_Protes Eiren 1
53 Bagian 53_Aku Bukan Rumahmu
54 Bagian 54_Aku Bukan Rumahmu 2
55 Bagian 55_Aku Bukan Rumahmu 3
56 Bagian 56_Perlahan Menjauh
57 Bagian 57_Aku Ingin Pergi
58 Bagian 58_Ku Mohon, Kembali
59 Bagian 59_Tidak Butuh Pengganti
60 Bagian 60_Menghilang
61 Bagian 61_Terasa Hancur
62 Bagian 62_Kebahagiaan dan Kehancuran
63 Bagian 63_Jangan Pergi
64 Bagian 64_Will You Marry Me?
65 Bagian 65_Tetap Bersama
66 Bagian 66_Rencana Elio
67 Bagian 67_Hari Penting
68 Bagian 68_Milikku Selamanya
69 Bagian 69_Paket Liburan?
70 Bagian 70_Mau Punya Berapa Baby?
71 Bagian 71_Honeymoon
72 Bagian 72_Elio Mesum
73 Bagian 73_Eiren Sensitif
74 Bagian 74_Dua Garis
75 Bagian 75_Kabar Mengharukan
76 Bagian 76_Tidak Berharap
77 Bagian 77_Cerita Feli
78 Bagian 78_Kenyataan
79 Bagian 79_Aku Mencintaimu
80 Bagian 80_Sikap Cemburu Elio
81 Bagian 81_Saling Mengerti
82 Bagian 82_Terasa Menyebalkan
83 Bagian 83_Bilang Mama Papa, yuk
84 Bagian 84_Restu Kok Maksa
85 Bagian 85_Semakin Cinta
86 Bagian 86_Rencana Pernikahan Feli
87 Bagian 87_Suka Dicemburui
88 Bagian 88_Perdebatan Tidak Penting
89 Bagian 89_Kabar Pernikahan
90 Bagian 90_Lindungi Dia, Tuhan
91 Bagian 91_Malaikat Kecil
92 Bagian 92_Pesta Penyambutan
93 Bagian 93_Keluarga Kecil
94 Bagian 94_Kabar Membahagiakan
95 Bagian 95_EXTRA PART 1
96 Bagian 96_EXTRA PART 2
97 UCAPAN TERIMA KASIH
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Bagian 1_Problem
2
Bagian 2_Luka
3
Bagian 3_Dosen Galak
4
Bagian 4_Menghindar
5
Bagian 5_Elio Menyebalkan
6
Bagian 6_Sisi Lain Adelio
7
Bagian 7_Berhenti Menjadikanku Istimewa
8
Bagian 8_Menolak
9
Bagian 9_Terasa Jauh
10
Bagaian 10_Merasa Tersakiti.
11
Bagian 11_Butuh Penjelasan
12
Bagian 12_Bagaimana dengan Kita?
13
Bagian 13_Tunggu Aku
14
Bagian 14_Mencoba Percaya
15
Bagian 15_Peringatan Pertama
16
Bagian 16_Memang Kenyataan
17
Bagian 17_Alone
18
Bagian 18_Aku Mohon Sabar
19
Bagian 19_Pesta Kampus
20
Bagian 20_Malam Pesta
21
Bagian 21_Kesalahan
22
Bagian 22_Please, Lupakan
23
Bagian 23_Menjauh
24
Bagian 24_Kesialan Bertubi
25
Bagian 25_Stop Janji Manis
26
Bagian 26_Perjanjian Konyol
27
Bagian 27_Penolakan
28
Bagian 28_Ingin Sendiri
29
Bagian 29_Dua Sisi Berbeda
30
Bagian 30_Menaklukan Eiren
31
Bagian 31_Calon Menantu
32
Bagian 32_Tidak Ada Pilihan
33
Bagian 33_Pindah Rumah
34
Bagian 34_Lelah
35
Bagian 35_Rahasia Elio
36
Bagian 36_Meminta Restu
37
Bagian 37_Terasa Memilukan
38
Bagian 38_Wanita Masa Lalu
39
Bagian 39_Maafkan Aku
40
Bagian 40_Usaha Pertama
41
Bagian 41_Mulai Menikmati
42
Bagian 42_Perpisahan Terbaik
43
Bagian 43_Kapan Menikah?
44
Bagian 44_Terbangun
45
Bagian 45_Beri Penjelasan
46
Bagian 46_Mulai Terbiasa
47
Bagian 47_Cemburu
48
Bagian 48_Merindukanmu
49
Bagian 49_Wanita Lain
50
Bagian 50_Tetap Santai
51
Bagian 51_Apa Maumu Eiren?
52
Bagian 52_Protes Eiren 1
53
Bagian 53_Aku Bukan Rumahmu
54
Bagian 54_Aku Bukan Rumahmu 2
55
Bagian 55_Aku Bukan Rumahmu 3
56
Bagian 56_Perlahan Menjauh
57
Bagian 57_Aku Ingin Pergi
58
Bagian 58_Ku Mohon, Kembali
59
Bagian 59_Tidak Butuh Pengganti
60
Bagian 60_Menghilang
61
Bagian 61_Terasa Hancur
62
Bagian 62_Kebahagiaan dan Kehancuran
63
Bagian 63_Jangan Pergi
64
Bagian 64_Will You Marry Me?
65
Bagian 65_Tetap Bersama
66
Bagian 66_Rencana Elio
67
Bagian 67_Hari Penting
68
Bagian 68_Milikku Selamanya
69
Bagian 69_Paket Liburan?
70
Bagian 70_Mau Punya Berapa Baby?
71
Bagian 71_Honeymoon
72
Bagian 72_Elio Mesum
73
Bagian 73_Eiren Sensitif
74
Bagian 74_Dua Garis
75
Bagian 75_Kabar Mengharukan
76
Bagian 76_Tidak Berharap
77
Bagian 77_Cerita Feli
78
Bagian 78_Kenyataan
79
Bagian 79_Aku Mencintaimu
80
Bagian 80_Sikap Cemburu Elio
81
Bagian 81_Saling Mengerti
82
Bagian 82_Terasa Menyebalkan
83
Bagian 83_Bilang Mama Papa, yuk
84
Bagian 84_Restu Kok Maksa
85
Bagian 85_Semakin Cinta
86
Bagian 86_Rencana Pernikahan Feli
87
Bagian 87_Suka Dicemburui
88
Bagian 88_Perdebatan Tidak Penting
89
Bagian 89_Kabar Pernikahan
90
Bagian 90_Lindungi Dia, Tuhan
91
Bagian 91_Malaikat Kecil
92
Bagian 92_Pesta Penyambutan
93
Bagian 93_Keluarga Kecil
94
Bagian 94_Kabar Membahagiakan
95
Bagian 95_EXTRA PART 1
96
Bagian 96_EXTRA PART 2
97
UCAPAN TERIMA KASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!