Bagian 2_Luka

“Kamu mau aku bantu?” tanya Alex ketika melihat Eiren hanya mendongakan kepala dan menatap langit-langit mobil dengan pandangan menajam.

Eiren yang ada di sebelahnya langsung menggeleng dan kembali membuang wajahnya menatap jalanan. Dia hanya ingin diam dan menenangkan pikirannya sejenak. Terlalu banyak hal yang tinggal dibenaknya dan itu membuat Eiren semakin tidak betah di rumah.

“Hari ini kamu mau pulang ke rumah atau ke kosan, sayang?” tanya Alex lagi karna sejak tadi Eiren menjadi sosok yang berbeda. Kekasihnya itu lebih banyak diam dan tidak seperti biasanya.

“Aku mau ke kosan aja,” jawab Eiren masih dengan mata menatap ke jalanan.

Alex melirik kekasihnya dan mengelus rambutnya pelan, membuat Eiren menatapnya dengan pandangan bingung.

“Kalau kamu ada masalah, bilang aja sama aku. Aku akan selalu ada untukmu,” ucap Alex dengan senyum menenangkan.

Eiren menghela napas dan menatap Alex tanpa minat. “Alex, berhentilan menjadi baik dan begitu memanjakan aku. Aku tidak mau jika nantinya aku bergantung padamu.”

“Kamu diizinkan untuk bergantung padaku kapan saja, sayang,” sahut Alex dengan wajah sumringah.

Eiren berdecih kesal dan menatap kekasihnya dengan mata yang sulti diartikan. “Aku tidak mau bergantung denganmu, Alex. Karena saat kamu pergi, aku tidak mau menjadi gadis lemah yang akan terpuruk,” ujar Eiren dan segera membuang wajahnya.

Alex menundukan kepalanya dan kembali fokus ke jalananan. Dia melirik Eiren yang masih fokus dengan pemandangan jalanan dan tidak memperhatikannya sama sekali.

“Sayang, mengenai mama, aku....”

“Sudah, Alex,” potong Eiren lirih, “aku sedang tidak ingin membahas apa pun mengenai hal ini. Aku lelah, jadi bisa kita pulang dengan cepat?" pinta Eiren dengan mata yang tidak melepaskan pandangan.

“Baiklah,” jawab Alex mengalah. Dia memilih untuk diam dan membiarkan Eiren dengan pikirannya sendiri karena percakapan mereka kali ini hanya akan menambah bebannya.

Semoga kamu akan baik-baik saja, Eiren, pinta Alex dalam hati.

_____

“Terima kasih,” ujar Eiren yang sudah keluar dari dalam mobil Alex dan segera masuk ke dalam. Dia bahkan tidak menunggu kekasihnya tersebut pergi. Biasanya dia memilih untuk menunggu mobil Alex hingga keluar dari gerbang kos-kosannya an melambaikan tangan penuh cinta. Namun, hari ini dia memilih diam karena masalah yang tidak juga terselesaikan.

“Masih diantara jemput sama dia, Ei?” tanya seseorang dari arah belakang.

Eiren yang mendengar langsung berbalik dan menatap teman satu kosnya yang sudah berdiri di depan pintu kamar dan menatapnya dengan pandangan tajam. Eiren hanya menghela napas panjang dan memasuki kamarnya.

“Kamu gak bilang masalah itu sama Alex?” tanya gadis tersebut dengan mata menyelidik.

Eiren menggeleng. “Apa yang harus aku katakan, Feli?” tanya Eiren dengan wajah lesu, “aku harus bilang jika beberapa hari yang lalu mamanya datang dan memakiku?”

Felicia menghela napas panjang dan menatap temannya dengan mata memelas. Dia duduk didekat Eiren dan mengelus pundak Eiren pelan, memberikan ketanangan yang membuat Eiren mengumbarkan senyumnya.

“Apa pun hasilnya, kamu harus tetap katakan semuanya kepada Alex, Ei. Entah dia percaya atau tidak, entah dia membelamu atau tidak, semua itu tidak penting. Sebelum kamu akhirnya menyesal karena Alex yang mengetahui dari orang lain,” saran Feli dengan nada lembut.

“Bagaimana jika nantinya itu malah membuatnya berada dalam masalah? Maksudku, bagaimana jika mereka bertengkar nantinya? Aku tidak mau kalau aku menjadi penyebab keduanya menjadi berpisah,” kata Eiren dengan wajah khawatir.

“Semua itu tidak penting, Eiren. Yang terpenting adalah masalah kamu yang harus selesai. Berhenti memikirkan nasib orang lain yang bahkan tidak pernah memikirkanmu,” celetuk Feli kesal karean temannya selalu mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri.

Eiren yang mendengar hanya diam dengan kepala menunduk. Apa dia bisa menjadi sumber pertengkaran orang lain? “Akan aku coba,” jawabnya membuat Feli tersenyum manis.

_____

Adelio memasuki gedung dengan bangunan dua puluh lantai dan mulai menatap seisi penghuni dengan pandangan menusuk. Semua karyawan yang tinggal di perusahaan tersebut langsung menunduk setiap kali melihat Adelio melangkah dengan pandangan tajam dan keangkuhan yang tercipta.

Adelio memasuki lift yang sudah kosong dan segera melangkah ke lantai dua belas, di mana seseorang yang akan ditemuinya tinggal. Sudah lama dia tidak datang ke perusahaan tersebut dan memilih untuk fokus pada cita-citanya, menjadi seorang dosen.

Lima menit, Adelio menatap tajam pintu besi yang mulai terbuka dan menampilkan suasana ramai yang tidak kalah seperti rungan di lantai satu, meski hanya beberapa yang datang untuk menemui seseorang yang begitu penting.

“Selamat siang, Tuan,” sapa wanita dengan rambut disanggul dan menggunakan blazer berwarna hitam, senada dengan pakaian seluruh karyawan. Wanita tersebut memasangkan badge bertuliskan ‘Widya Enestesia’ yang jelas terpasang.

“Tuan Abian ada?” tanya Adelio dengan wajah datar.

“Ada, Tuan. Anda sudah ditunggu di ruangan beliau,” ucap Widya dengan senyum ramah.

Adelio hanya melangkah dan segera masuk ke ruangan bertuliskan ‘Direktur Utama’ tanpa mengetuk terlebih dahulu pintu tersebut. Abian yang masih sibuk dengan ponselnya langsung tersenyum dan mematikan panggilan. Mataya menatap ramah pada Adelio yang sudah memasang wajah tidak suka dengan pria tersebut.

“Adelio. Apa kabar?” tanya Abian dengan nada ramah dan senyum manis, tetapi mengandung sebuah ketegasan di dalamnya.

“Berhentila bermain-main denganku, Ayah. Apa yang Ayah inginkan sampai menyuruh Elio datang ke perusahaan Ayah?” tanya Elio dengan wajah tidak suka karena ayahnya seperti mempermainkannya saja.

Abian yang mendengar langsung tertawa kecil dan menatap anaknya. “Apa begini caramu menyambut sapaan hangat dari orang yang lebih tua?” tanya Abian menyindir, “tidak mau duduk lebih dahulu?”

Adelio yang mendengar hanya menghela napas panjang dan segera duduk. Matanya masih menatap ayahnya yang sudah duduk dengan begitu tajam. Keningnya berkerut menebak apa yang akan dikatakan ayahnya kali ini.

“Mau minum kopi, Elio?” tanya Abian dengan wajah santai.

“Aku datang hanya karena permintaan Ayah. Jadi bisa kita mulai pembicaraan kita kali ini? Aku benar-benar terburu-buru,” tolak Elio dengan wajah masih memasang datar.

“Kamu masih sama seperti dulu ya, Elio. Terlalu terbuka dan tidak pernah basa-basi,” sahut Abian dan mengeluarkan map merah yang langsung diletakan di meja kerjanya. Tangannya mendorong dan menyuruh anaknya untuk membaca isinya.

Adelio diam dan memperhatikan tiap tulisan yang tertera di sana. Matanya semakin menyipit melihat apa yang dituliskan pada bagian akhir. Setelahnya, dia menatap ayahnya yang sudah tampak serius dan tidak ada lagi wajah jenaka seperti saat dia pertama kali masuk.

“Ini?” tanay Adelio dengan kening berkerut.

“Iya,” kata Abian dengan pasti dan menatap anaknya tajam, “itu adalah surat pengalihan perusahaan kita menjadi atas nama mu. Papa sudah tidakakan sanggup terlalu lama menjabat sebagai Direktur Utama di perusahaan ini. Papa ingin nantinya kamu yang melanjutkan usaha kita dan papa akan membiayai seluruh observasimu mengenai wanita tesebut.”

Adelio yang mendengar hanya tersenyum kecut dan membanting map yang digenggamnya keras. “Jadi, Ayah ingin mempermainkan Elio?” tanyanya sinis.

“Tidak,” balas Abian tegas, “papa hanya memberikan apa yang harusnya diberikan. Tidak mencoba memanipulasi atau mempermainkanmu. Jika kamu mau menjadi penerus usaha papa, wanita tersebut akan mendapatkan perawatan yang baik. Papa akan melakukan segala cara agar dia bangun dari tidurnya.”

Adelio yang mendengar langsung tertawa kecil. “Adelio bahkan tidak butuh bantuan Papa untuk masalah ini. Elio cukup mampu untuk membuatnya bangun dari tidur,” desisnya dengan wajah sinis.

Adelio enggan bertengkar dengan papanya mengenai pelimpahan jabatan dan sebagainya. Dia memilih keluar dan menolak semua tawaran ayahnya. Dia masih mempunyai cukup uang untuk membuat seseorang kembali hidup. Karena aku tidak mengizinkanmu menutup mata, desisinya dalam hati dan segera meninggalkan perusahaan ayahnya.

______

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

siapa yg koma ya🤔🤔🤔🤔🤔

2021-08-17

0

Yusneli Usman

Yusneli Usman

like,dan masih nyimak🤔🤔

2021-01-01

1

NaEm_FN

NaEm_FN

like 2
menikahi 3 pria hidung belang

2020-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1_Problem
2 Bagian 2_Luka
3 Bagian 3_Dosen Galak
4 Bagian 4_Menghindar
5 Bagian 5_Elio Menyebalkan
6 Bagian 6_Sisi Lain Adelio
7 Bagian 7_Berhenti Menjadikanku Istimewa
8 Bagian 8_Menolak
9 Bagian 9_Terasa Jauh
10 Bagaian 10_Merasa Tersakiti.
11 Bagian 11_Butuh Penjelasan
12 Bagian 12_Bagaimana dengan Kita?
13 Bagian 13_Tunggu Aku
14 Bagian 14_Mencoba Percaya
15 Bagian 15_Peringatan Pertama
16 Bagian 16_Memang Kenyataan
17 Bagian 17_Alone
18 Bagian 18_Aku Mohon Sabar
19 Bagian 19_Pesta Kampus
20 Bagian 20_Malam Pesta
21 Bagian 21_Kesalahan
22 Bagian 22_Please, Lupakan
23 Bagian 23_Menjauh
24 Bagian 24_Kesialan Bertubi
25 Bagian 25_Stop Janji Manis
26 Bagian 26_Perjanjian Konyol
27 Bagian 27_Penolakan
28 Bagian 28_Ingin Sendiri
29 Bagian 29_Dua Sisi Berbeda
30 Bagian 30_Menaklukan Eiren
31 Bagian 31_Calon Menantu
32 Bagian 32_Tidak Ada Pilihan
33 Bagian 33_Pindah Rumah
34 Bagian 34_Lelah
35 Bagian 35_Rahasia Elio
36 Bagian 36_Meminta Restu
37 Bagian 37_Terasa Memilukan
38 Bagian 38_Wanita Masa Lalu
39 Bagian 39_Maafkan Aku
40 Bagian 40_Usaha Pertama
41 Bagian 41_Mulai Menikmati
42 Bagian 42_Perpisahan Terbaik
43 Bagian 43_Kapan Menikah?
44 Bagian 44_Terbangun
45 Bagian 45_Beri Penjelasan
46 Bagian 46_Mulai Terbiasa
47 Bagian 47_Cemburu
48 Bagian 48_Merindukanmu
49 Bagian 49_Wanita Lain
50 Bagian 50_Tetap Santai
51 Bagian 51_Apa Maumu Eiren?
52 Bagian 52_Protes Eiren 1
53 Bagian 53_Aku Bukan Rumahmu
54 Bagian 54_Aku Bukan Rumahmu 2
55 Bagian 55_Aku Bukan Rumahmu 3
56 Bagian 56_Perlahan Menjauh
57 Bagian 57_Aku Ingin Pergi
58 Bagian 58_Ku Mohon, Kembali
59 Bagian 59_Tidak Butuh Pengganti
60 Bagian 60_Menghilang
61 Bagian 61_Terasa Hancur
62 Bagian 62_Kebahagiaan dan Kehancuran
63 Bagian 63_Jangan Pergi
64 Bagian 64_Will You Marry Me?
65 Bagian 65_Tetap Bersama
66 Bagian 66_Rencana Elio
67 Bagian 67_Hari Penting
68 Bagian 68_Milikku Selamanya
69 Bagian 69_Paket Liburan?
70 Bagian 70_Mau Punya Berapa Baby?
71 Bagian 71_Honeymoon
72 Bagian 72_Elio Mesum
73 Bagian 73_Eiren Sensitif
74 Bagian 74_Dua Garis
75 Bagian 75_Kabar Mengharukan
76 Bagian 76_Tidak Berharap
77 Bagian 77_Cerita Feli
78 Bagian 78_Kenyataan
79 Bagian 79_Aku Mencintaimu
80 Bagian 80_Sikap Cemburu Elio
81 Bagian 81_Saling Mengerti
82 Bagian 82_Terasa Menyebalkan
83 Bagian 83_Bilang Mama Papa, yuk
84 Bagian 84_Restu Kok Maksa
85 Bagian 85_Semakin Cinta
86 Bagian 86_Rencana Pernikahan Feli
87 Bagian 87_Suka Dicemburui
88 Bagian 88_Perdebatan Tidak Penting
89 Bagian 89_Kabar Pernikahan
90 Bagian 90_Lindungi Dia, Tuhan
91 Bagian 91_Malaikat Kecil
92 Bagian 92_Pesta Penyambutan
93 Bagian 93_Keluarga Kecil
94 Bagian 94_Kabar Membahagiakan
95 Bagian 95_EXTRA PART 1
96 Bagian 96_EXTRA PART 2
97 UCAPAN TERIMA KASIH
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Bagian 1_Problem
2
Bagian 2_Luka
3
Bagian 3_Dosen Galak
4
Bagian 4_Menghindar
5
Bagian 5_Elio Menyebalkan
6
Bagian 6_Sisi Lain Adelio
7
Bagian 7_Berhenti Menjadikanku Istimewa
8
Bagian 8_Menolak
9
Bagian 9_Terasa Jauh
10
Bagaian 10_Merasa Tersakiti.
11
Bagian 11_Butuh Penjelasan
12
Bagian 12_Bagaimana dengan Kita?
13
Bagian 13_Tunggu Aku
14
Bagian 14_Mencoba Percaya
15
Bagian 15_Peringatan Pertama
16
Bagian 16_Memang Kenyataan
17
Bagian 17_Alone
18
Bagian 18_Aku Mohon Sabar
19
Bagian 19_Pesta Kampus
20
Bagian 20_Malam Pesta
21
Bagian 21_Kesalahan
22
Bagian 22_Please, Lupakan
23
Bagian 23_Menjauh
24
Bagian 24_Kesialan Bertubi
25
Bagian 25_Stop Janji Manis
26
Bagian 26_Perjanjian Konyol
27
Bagian 27_Penolakan
28
Bagian 28_Ingin Sendiri
29
Bagian 29_Dua Sisi Berbeda
30
Bagian 30_Menaklukan Eiren
31
Bagian 31_Calon Menantu
32
Bagian 32_Tidak Ada Pilihan
33
Bagian 33_Pindah Rumah
34
Bagian 34_Lelah
35
Bagian 35_Rahasia Elio
36
Bagian 36_Meminta Restu
37
Bagian 37_Terasa Memilukan
38
Bagian 38_Wanita Masa Lalu
39
Bagian 39_Maafkan Aku
40
Bagian 40_Usaha Pertama
41
Bagian 41_Mulai Menikmati
42
Bagian 42_Perpisahan Terbaik
43
Bagian 43_Kapan Menikah?
44
Bagian 44_Terbangun
45
Bagian 45_Beri Penjelasan
46
Bagian 46_Mulai Terbiasa
47
Bagian 47_Cemburu
48
Bagian 48_Merindukanmu
49
Bagian 49_Wanita Lain
50
Bagian 50_Tetap Santai
51
Bagian 51_Apa Maumu Eiren?
52
Bagian 52_Protes Eiren 1
53
Bagian 53_Aku Bukan Rumahmu
54
Bagian 54_Aku Bukan Rumahmu 2
55
Bagian 55_Aku Bukan Rumahmu 3
56
Bagian 56_Perlahan Menjauh
57
Bagian 57_Aku Ingin Pergi
58
Bagian 58_Ku Mohon, Kembali
59
Bagian 59_Tidak Butuh Pengganti
60
Bagian 60_Menghilang
61
Bagian 61_Terasa Hancur
62
Bagian 62_Kebahagiaan dan Kehancuran
63
Bagian 63_Jangan Pergi
64
Bagian 64_Will You Marry Me?
65
Bagian 65_Tetap Bersama
66
Bagian 66_Rencana Elio
67
Bagian 67_Hari Penting
68
Bagian 68_Milikku Selamanya
69
Bagian 69_Paket Liburan?
70
Bagian 70_Mau Punya Berapa Baby?
71
Bagian 71_Honeymoon
72
Bagian 72_Elio Mesum
73
Bagian 73_Eiren Sensitif
74
Bagian 74_Dua Garis
75
Bagian 75_Kabar Mengharukan
76
Bagian 76_Tidak Berharap
77
Bagian 77_Cerita Feli
78
Bagian 78_Kenyataan
79
Bagian 79_Aku Mencintaimu
80
Bagian 80_Sikap Cemburu Elio
81
Bagian 81_Saling Mengerti
82
Bagian 82_Terasa Menyebalkan
83
Bagian 83_Bilang Mama Papa, yuk
84
Bagian 84_Restu Kok Maksa
85
Bagian 85_Semakin Cinta
86
Bagian 86_Rencana Pernikahan Feli
87
Bagian 87_Suka Dicemburui
88
Bagian 88_Perdebatan Tidak Penting
89
Bagian 89_Kabar Pernikahan
90
Bagian 90_Lindungi Dia, Tuhan
91
Bagian 91_Malaikat Kecil
92
Bagian 92_Pesta Penyambutan
93
Bagian 93_Keluarga Kecil
94
Bagian 94_Kabar Membahagiakan
95
Bagian 95_EXTRA PART 1
96
Bagian 96_EXTRA PART 2
97
UCAPAN TERIMA KASIH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!