“Kamu mau aku bantu?” tanya Alex ketika melihat Eiren hanya mendongakan kepala dan menatap langit-langit mobil dengan pandangan menajam.
Eiren yang ada di sebelahnya langsung menggeleng dan kembali membuang wajahnya menatap jalanan. Dia hanya ingin diam dan menenangkan pikirannya sejenak. Terlalu banyak hal yang tinggal dibenaknya dan itu membuat Eiren semakin tidak betah di rumah.
“Hari ini kamu mau pulang ke rumah atau ke kosan, sayang?” tanya Alex lagi karna sejak tadi Eiren menjadi sosok yang berbeda. Kekasihnya itu lebih banyak diam dan tidak seperti biasanya.
“Aku mau ke kosan aja,” jawab Eiren masih dengan mata menatap ke jalanan.
Alex melirik kekasihnya dan mengelus rambutnya pelan, membuat Eiren menatapnya dengan pandangan bingung.
“Kalau kamu ada masalah, bilang aja sama aku. Aku akan selalu ada untukmu,” ucap Alex dengan senyum menenangkan.
Eiren menghela napas dan menatap Alex tanpa minat. “Alex, berhentilan menjadi baik dan begitu memanjakan aku. Aku tidak mau jika nantinya aku bergantung padamu.”
“Kamu diizinkan untuk bergantung padaku kapan saja, sayang,” sahut Alex dengan wajah sumringah.
Eiren berdecih kesal dan menatap kekasihnya dengan mata yang sulti diartikan. “Aku tidak mau bergantung denganmu, Alex. Karena saat kamu pergi, aku tidak mau menjadi gadis lemah yang akan terpuruk,” ujar Eiren dan segera membuang wajahnya.
Alex menundukan kepalanya dan kembali fokus ke jalananan. Dia melirik Eiren yang masih fokus dengan pemandangan jalanan dan tidak memperhatikannya sama sekali.
“Sayang, mengenai mama, aku....”
“Sudah, Alex,” potong Eiren lirih, “aku sedang tidak ingin membahas apa pun mengenai hal ini. Aku lelah, jadi bisa kita pulang dengan cepat?" pinta Eiren dengan mata yang tidak melepaskan pandangan.
“Baiklah,” jawab Alex mengalah. Dia memilih untuk diam dan membiarkan Eiren dengan pikirannya sendiri karena percakapan mereka kali ini hanya akan menambah bebannya.
Semoga kamu akan baik-baik saja, Eiren, pinta Alex dalam hati.
_____
“Terima kasih,” ujar Eiren yang sudah keluar dari dalam mobil Alex dan segera masuk ke dalam. Dia bahkan tidak menunggu kekasihnya tersebut pergi. Biasanya dia memilih untuk menunggu mobil Alex hingga keluar dari gerbang kos-kosannya an melambaikan tangan penuh cinta. Namun, hari ini dia memilih diam karena masalah yang tidak juga terselesaikan.
“Masih diantara jemput sama dia, Ei?” tanya seseorang dari arah belakang.
Eiren yang mendengar langsung berbalik dan menatap teman satu kosnya yang sudah berdiri di depan pintu kamar dan menatapnya dengan pandangan tajam. Eiren hanya menghela napas panjang dan memasuki kamarnya.
“Kamu gak bilang masalah itu sama Alex?” tanya gadis tersebut dengan mata menyelidik.
Eiren menggeleng. “Apa yang harus aku katakan, Feli?” tanya Eiren dengan wajah lesu, “aku harus bilang jika beberapa hari yang lalu mamanya datang dan memakiku?”
Felicia menghela napas panjang dan menatap temannya dengan mata memelas. Dia duduk didekat Eiren dan mengelus pundak Eiren pelan, memberikan ketanangan yang membuat Eiren mengumbarkan senyumnya.
“Apa pun hasilnya, kamu harus tetap katakan semuanya kepada Alex, Ei. Entah dia percaya atau tidak, entah dia membelamu atau tidak, semua itu tidak penting. Sebelum kamu akhirnya menyesal karena Alex yang mengetahui dari orang lain,” saran Feli dengan nada lembut.
“Bagaimana jika nantinya itu malah membuatnya berada dalam masalah? Maksudku, bagaimana jika mereka bertengkar nantinya? Aku tidak mau kalau aku menjadi penyebab keduanya menjadi berpisah,” kata Eiren dengan wajah khawatir.
“Semua itu tidak penting, Eiren. Yang terpenting adalah masalah kamu yang harus selesai. Berhenti memikirkan nasib orang lain yang bahkan tidak pernah memikirkanmu,” celetuk Feli kesal karean temannya selalu mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri.
Eiren yang mendengar hanya diam dengan kepala menunduk. Apa dia bisa menjadi sumber pertengkaran orang lain? “Akan aku coba,” jawabnya membuat Feli tersenyum manis.
_____
Adelio memasuki gedung dengan bangunan dua puluh lantai dan mulai menatap seisi penghuni dengan pandangan menusuk. Semua karyawan yang tinggal di perusahaan tersebut langsung menunduk setiap kali melihat Adelio melangkah dengan pandangan tajam dan keangkuhan yang tercipta.
Adelio memasuki lift yang sudah kosong dan segera melangkah ke lantai dua belas, di mana seseorang yang akan ditemuinya tinggal. Sudah lama dia tidak datang ke perusahaan tersebut dan memilih untuk fokus pada cita-citanya, menjadi seorang dosen.
Lima menit, Adelio menatap tajam pintu besi yang mulai terbuka dan menampilkan suasana ramai yang tidak kalah seperti rungan di lantai satu, meski hanya beberapa yang datang untuk menemui seseorang yang begitu penting.
“Selamat siang, Tuan,” sapa wanita dengan rambut disanggul dan menggunakan blazer berwarna hitam, senada dengan pakaian seluruh karyawan. Wanita tersebut memasangkan badge bertuliskan ‘Widya Enestesia’ yang jelas terpasang.
“Tuan Abian ada?” tanya Adelio dengan wajah datar.
“Ada, Tuan. Anda sudah ditunggu di ruangan beliau,” ucap Widya dengan senyum ramah.
Adelio hanya melangkah dan segera masuk ke ruangan bertuliskan ‘Direktur Utama’ tanpa mengetuk terlebih dahulu pintu tersebut. Abian yang masih sibuk dengan ponselnya langsung tersenyum dan mematikan panggilan. Mataya menatap ramah pada Adelio yang sudah memasang wajah tidak suka dengan pria tersebut.
“Adelio. Apa kabar?” tanya Abian dengan nada ramah dan senyum manis, tetapi mengandung sebuah ketegasan di dalamnya.
“Berhentila bermain-main denganku, Ayah. Apa yang Ayah inginkan sampai menyuruh Elio datang ke perusahaan Ayah?” tanya Elio dengan wajah tidak suka karena ayahnya seperti mempermainkannya saja.
Abian yang mendengar langsung tertawa kecil dan menatap anaknya. “Apa begini caramu menyambut sapaan hangat dari orang yang lebih tua?” tanya Abian menyindir, “tidak mau duduk lebih dahulu?”
Adelio yang mendengar hanya menghela napas panjang dan segera duduk. Matanya masih menatap ayahnya yang sudah duduk dengan begitu tajam. Keningnya berkerut menebak apa yang akan dikatakan ayahnya kali ini.
“Mau minum kopi, Elio?” tanya Abian dengan wajah santai.
“Aku datang hanya karena permintaan Ayah. Jadi bisa kita mulai pembicaraan kita kali ini? Aku benar-benar terburu-buru,” tolak Elio dengan wajah masih memasang datar.
“Kamu masih sama seperti dulu ya, Elio. Terlalu terbuka dan tidak pernah basa-basi,” sahut Abian dan mengeluarkan map merah yang langsung diletakan di meja kerjanya. Tangannya mendorong dan menyuruh anaknya untuk membaca isinya.
Adelio diam dan memperhatikan tiap tulisan yang tertera di sana. Matanya semakin menyipit melihat apa yang dituliskan pada bagian akhir. Setelahnya, dia menatap ayahnya yang sudah tampak serius dan tidak ada lagi wajah jenaka seperti saat dia pertama kali masuk.
“Ini?” tanay Adelio dengan kening berkerut.
“Iya,” kata Abian dengan pasti dan menatap anaknya tajam, “itu adalah surat pengalihan perusahaan kita menjadi atas nama mu. Papa sudah tidakakan sanggup terlalu lama menjabat sebagai Direktur Utama di perusahaan ini. Papa ingin nantinya kamu yang melanjutkan usaha kita dan papa akan membiayai seluruh observasimu mengenai wanita tesebut.”
Adelio yang mendengar hanya tersenyum kecut dan membanting map yang digenggamnya keras. “Jadi, Ayah ingin mempermainkan Elio?” tanyanya sinis.
“Tidak,” balas Abian tegas, “papa hanya memberikan apa yang harusnya diberikan. Tidak mencoba memanipulasi atau mempermainkanmu. Jika kamu mau menjadi penerus usaha papa, wanita tersebut akan mendapatkan perawatan yang baik. Papa akan melakukan segala cara agar dia bangun dari tidurnya.”
Adelio yang mendengar langsung tertawa kecil. “Adelio bahkan tidak butuh bantuan Papa untuk masalah ini. Elio cukup mampu untuk membuatnya bangun dari tidur,” desisnya dengan wajah sinis.
Adelio enggan bertengkar dengan papanya mengenai pelimpahan jabatan dan sebagainya. Dia memilih keluar dan menolak semua tawaran ayahnya. Dia masih mempunyai cukup uang untuk membuat seseorang kembali hidup. Karena aku tidak mengizinkanmu menutup mata, desisinya dalam hati dan segera meninggalkan perusahaan ayahnya.
______
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
siapa yg koma ya🤔🤔🤔🤔🤔
2021-08-17
0
Yusneli Usman
like,dan masih nyimak🤔🤔
2021-01-01
1
NaEm_FN
like 2
menikahi 3 pria hidung belang
2020-08-27
1