Sefia tengah merebahkan tubuhnya diatas sofa, lalu memijit kakinya yang terasa pegal dan masih sakit karena lukanya.
lalu suaminya Angga datang, pulang kerja.
"mas, udah pulang?" sapa Sefia mencoba berdiri lalu membantu suaminya melepas jas kerjanya.
"iya, haduh kerjaan numpuk banget hari ini. capek", keluh Angga sembari melepaskan kancing kemejanya.
"kalau capek, Sefi siapkan air hangat untuk rendam tubuh mas biar pegel pegelnya pada hilang"
"ah iya cepetan, aku ingin berendem bentar terus tidur, capek banget nih" ucapnya tanpa menoleh pada Sefia.
"baik mas, Sefi siapkan dulu"
walau harus berjalan pincang, menahan rasa sakitnya. Sefia mencoba melakukan yang terbaik untuk menyenangkan suaminya.
setelah Sefi sudah selesai menyiapkan air hangat di bak mandi, Sefi lantas memanggil suaminya yang tengah asik menonton televisi.
"mas, air hangatnya udah siap tuh"
tanpa menyahut ataupun sekedar berterimakasih, Angga langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berendam.
sementara Sefia semakin merasakan sakit pada tumitnya.
lalu Ia merebahkan tubuhnya lagi diatas ranjang bersiap untuk tidur ketika suaminya keluar dari rendamannya di kamar mandi dalam.
"akh sakit" keluh Setia sambil memijit lagi kakinya dengan pelan.
lama setelah itu Angga pun keluar berlilit handuk dipinggangnya, tanpa memperhatikan istrinya yang kesakitan, Angga langsung menuju kamar ganti untuk mengenakan piyama.
"mas, tumitku sakit. bisa tolong ambilin obat di dalam lemari kamar tamu?"
"ya ampun Sef, cuma sakit tumit doang udah manja banget. mas lagi capek, ambil sendiri aja kan kamar tamu cuma sebelah gak jauh!" sahut Angga sambil naik keatas ranjang merbahkan tubuhnya
"iya mas, gak apa apa kok kalo mas lagi capek", ucap Sefia pada suaminya yang tengah tidur miring memunggunginya.
kemudian Sefi berjalan pelan menuju lemari kamar tamu, terasa sakit hingga dia menangis.
tapi kali ini Ia menangis bukan karena rasa sakit pada tumitnya, tetapi karena perlakuan suaminya yang tak peduli padanya.
****
"selamat pagi" sapa Sefia pada rekan kerjanya yang sudah datang terlebih dahulu
"pagi Sef, oh ya ini ada kiriman buatmu" Nana memberikan sebuah kotak cantik terdapat pita diatasnya.
"kiriman, buatku?" tanya Sefia lagi tak percaya
"iya, ini tercantum namamu 'Sefia Andini', bener kan?"
"eh iya, tapi apa ya?"
Lalu Sefia membuka kotak cantik tersebut dengan hati hati.
"sepatu?" Sefia mengambil sepasang sepatu tersebut kemudian Ia langsung mencoba kenakan dikakinya, "pas banget, cantik"
Sefia berdiri mencoba berjalan mengenakan sepatu hadiah tersebut, "wah enak banget, gak kaku dan gak sakit ke tumitku, enteng banget"
Sefia begitu senang mendapatkan hadiah tak terduganya, "ini pasti mas Angga yang membelikanku, padahal sepatu ini kelihatannya mahal sekali", ucapnya girang lalu mengambil ponselnya yang Ia letakkan diatas meja, "aku harus mengucapkan terimakasih padanya"
Sefia menelfon suaminya, Angga.
"hallo mas", sapa Sefia girang
"apa sih nelfon nelfon? aku sekarang lagi rapat tahu, ngomong dirumah saja!"
"tapi mas a..."
belum juga selesai berbicara, Angga langsung memutus sambungan telfon Istrinya.
"padahal mau ngucapin makasih, tapi gak apa apa deh, yang penting mas Angga masih peduli sama aku, aduhhh senangnya" ucap nya senang sambil memeluk kotak Sepatu.
****
"hadiah yang ku kasih udah dia terima?" tanya Dedi pada Nadin sekretarisnya
"sudah pak, dia seneng banget kayaknya" sahut Nadin
"ah untunglah, tapi kamu udah pastikan gak ada yang tau kalau kamu yang menaruh kotak hadiah itu di mejanya kan?"
"sudah pak, tenang. Nadin udah pastikan hal itu"
"ah baguslah, kau memang bisa diandalkan"
Dedi tersenyum senang dan perasaannya begitu lega karena wanita yang dicintainya tidak menderita sakit lagi karena harus memakai sepatu haknya yang sudah usang dan kualitasnya sangat jelek hingga menyakiti tumit.
dan sekarang akhirnya Dedi dapat melihat Sefia dari kejauhan dengan melangkahkan kakinya dengan senang, tanpa berjalan pincang karena menahan kesakitan.
"hei bocah, sini!" panggil Dedi lagi pada anak yang sama
"apa om ganteng? mau ngasih sesuatu untuk tante cantik itu ya?" menunjuk Sefia yang tengah duduk membaca buku dibangku taman dekat arah rumahnya.
"dih, kamu tau banget sih", mengacak rambut anak tersebut gemas, "berikan permen lolipop ini pada tente cantik ya?"
"lalu, buatku mana?" tanya anak tersebut cemberut
"aduh", Dedi menggaruk tengkuknya bingung pasalnya dia hanya membeli satu permen, "nanti om belikan eskrim aja gimana?"
"oke boleh, tapi janji ya gak pake bohong?" anak itu memberikan jari kelingkingnya untuk mengikat janji, lalu Dedi menyambut ikatannya
"oke om janji"
Lalu anak tersebut berlari lagi mendekati Sefia yang tengah duduk santai sambil membaca buku.
"hai tante cantik"
Sefia menoleh menjawab sapaan, "hai, kamu gak ikut maen bareng temenmu?"
Ia menggeleng kepalanya, "ini buat Tante" memberikan permen lolipop tadi lalu langsung berlari pergi
"makasih ya", teriak Sefia pada anak yang memberikannya permen dan berlari pergi
"hah permen? Lolipop?" gumam Sefia sembari mengingat kenangan tentang permen ini.
Ia ingat dengan jelas. Dulu saat Sefia masih duduk dibangku sekolah, Ia ingat sekali dihari pertama dia menyatakan perasaannya pada pemuda yang disukainya.
"Ded, a....aku menyukaimu", ucap Sefia gugup pada pemuda yang tengah berdiri didepannya.
lalu Sefia langsung menutup matanya karena gugup, kemudian menjulurkan kedua tangannya memegang sebuah permen lolipop sebagai tanda cintanya.
"kalau kamu juga menyukai ku dan mau jadi pacarku, ambil permen ini", ucap Sefia memejamkan mata, "kalau kamu menolak, kamu tinggal berbalik dan berjalan meninggalkanku"
Dedi hanya tersenyum tanpa menyahut ucapan dari Sefia.
"oke ya, aku hitung sampai tiga"
"satu..."
"dua..."
Sefia memberi Jeda karena Dedi belum juga mengambil permennya, Ia semakin dag dig dug dan tambah merapatkan matanya yang terpejam.
"tiga"
CUP
Seketika itu juga, pada saat hitungan terakhir. Dedi mengecup bibir Sefia dan mengambil permen yang genggamnya.
Sontak Sefia langsung membelalakkan matanya dan mematung seakan tak percaya,
Dedi kemudian mendekatkan dirinya disisi pipi Sefia, "mulai detik ini, kita berdua pacaran"
CUP
kecupan dari Dedi lagi melayang dipipi Sefia yang mematung, sebelum Ia melangkah pergi meninggalkan Sefia.
"Aaaaaaaa" teriak girang Sefia sambil memegangi kedua sisi pipinya, "aku pacaran, aku pacaran, Dedi i love you"
"ha ha ha", Sefia tetawa mengingat masalalu sembari memandangi permen lolipop yang Ia genggam didepan matanya.
Dedi yang melihat Sefia dari kejauhan juga tersenyum senang.
"om, ayok belikan aku eskrim!" pinta anak kecil itu
"oke, hayok!", Mereka berdua pun langsung pergi ke supermarket terdekat guna membeli eskrim
****
"oh ya, namamu siapa?" tanya Dedi
"namaku Alan om, kalau om mau memberikan tante cantik hadiah lagi. panggil aku aja om"
"cih, tapi kau ikhlas gak bantu om?"
"ikhlas om, eskrim aja gak apa apa kok om"
"itu sih namanya gak ikhlas tahu"
"he he he"
Dedi gemas mencubiti kedua pipi Alan yang bulat bak buah apel.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Farell Nazriel
mario maurer ih aku suka artis thailand
2021-03-16
0
IKA 🌹SSC🌷💋plf
Sefia yg nembak Dedi duluan!!!!!! tapi berakhir dia juga yg ninggalin Dedi😰😰
2021-03-02
0
ciby😘
si angga disianida aja thorrrr...🙄🙄🙄
2021-03-01
0