Perdebatan Bos Dan Sekretaris

Menit berganti jam, dan tibalah waktunya untuk beristirahat. Jam makan siang yang sangat di syukuri pegawai kantor sepertinya. Berasa dapat bonus pokoknya.

"Kita langsung ke kantin yuk. Anak - anak sudah pada di sana." ucap Bunga sambil merapikan kertas yang ada meja kerjanya.

Safea mengangguk dan hendak berjalan ke kantin. Namun terdengar bunyi telepon dari meja kerjanya hingga membuat Safea memutuskan untuk menerima telepon terlebih dahulu dan akan menyusul Bunga dan Bisma ke kantin kantor setelah urusannya selesai.

"Hallo.." ucap Safea saat panggilan telepon itu terhubung.

"Safea!" Suara dari sebrang telepon itu terdengar mengerikan hingga membuat Safea sendiri bergidik ngeri.

"Eh, iya, Pak. Kenapa ya?" jawab Safea sedikit terbata.

"Kamu salah, kamu harus di hukum biar besok - besok tidak mengulangi kesalahan kamu lagi!" Putus Lucas tiba-tiba.

"Lho kok, mana bisa begitu, Pak! Saya kan nggak tahu tentang kesalahan saya apa, Pak. Kenapa tiba-tiba saya harus di hukum? Lagian saya itu bukan anak SD lagi, yang kalau salah itu harus ada hukumannya." protes Safea.

"Kamu lagi - lagi melawan saya. Apa kamu ingin gaji kamu itu saya potong?"

Mendengar hal itu, sontak saja Safea langsung menggelengkan kepalanya. "Jangan gitu dong, Pak? Masa iya, gaji saya di potong. Jangan menindas orang yang lemah. Pak Lucas kok tega sih?"

Lucas memutar bola matanya malas. Ya, sekretaris nya itu seperti kebanyakan drama.

"Sudahlah. Dari pada berdebat sama kamu. Lebih baik kamu ambilkan pesanan makan siang saya yang sudah datang dan sekarang si pengantar makanan itu sedang berada di lobby."

"Ish. Baru saja merasa lega, sudah di suruh - suruh lagi."

"Memang itu hukuman untuk kamu. Karena membuat laporan saja harus di revisi sampai yang ketiga kalinya."

"Saya mau tanya deh, Pak? Sebenarnya saya ini sekertaris bapak atau pembantu bapak sih? Untuk hal kecil pun, perasaan Pak Lucas selalu minta tolong ke saya. Padahal, sekertaris bapak bukan saya seorang." ucap Safea dengan segala kekesalannya memberanikan diri berbicara seperti itu pada Bosnya.

"Siapa yang bilang seperti itu. Saya tidak pernah mengatakan kalau kamu itu sebagai pembantu. Saya hanya minta tolong sama kamu." ucap Lucas dengan santainya dan tanpa merasa bersalah sekalipun.

Safea menghela nafasnya lelah, "Pak Lucas tau gak sih? Kalau doa orang yang terzolimi itu, di jabah oleh Allah SWT."

"Saya tahu. Tapi saya tidak pernah menzolimi kamu, saya itu tadi hanya meminta tolong. Seharusnya kamu bersyukur. Dengan menolong saya, kamu bisa mendapatkan pahala."

"Sudah deh, Pak! Saya malas untuk berdebat dengan Pak Lucas! Pak Lucas tadi meminta saya untuk mengambil pesanan makanan siang yang ada di lobby kan, ini saya mau ambil." ucap Safea. Tanpa banyak bicara lagi, Safea langsung memutus panggilan telepon dari Bosnya itu secara sepihak. Safea tidak memperdulikan jika Bosnya itu akan kembali tantrum karena sudah berani memarahinya.

Padahal, baru dua bulan Safea bergabung di perusahaan Asia Group dan menjadi sekretaris dari Lucas Dirgantara. Namun dia sudah mengalami hal yang seperti itu. Entahlah, kalau itu sampai setahun bisa - bisa Safea bisa terkena serangan stroke lebih awal.

Safea menghela nafasnya. Kalau terus - menerus menghadapi bosnya itu, bisa - bisa Safea akan tua lebih cepat. Wajahnya akan keriput karena sering emosi saat berhadapan dengan Bos-nya. Belum lagi, akan berakibat darah tinggi. Dan itu tentunya tidak baik untuk kesehatan.

Tidak berselang lama, Safea akhirnya kembali. Dia membawa makanan yang sudah di pesan oleh Bosnya itu.

"Ini Pak. Saya sudah ambil pesanan makan siang bapak di lobby. Sekarang Pak Lucas mau apalagi?Apa perlu saya suapin juga?"

Ya, kali ini Safea benar-benar sudah geram.

"Ya, kalau itu yang kamu mau. Kenapa saya harus menolaknya." jawab Lucas to the points.

Boleh tidak sih, jika Safea ingin memberikan racun pada Bosnya itu.

"Astaghfirullah!" gumam Safea pelan.

Ya, Safea hanya bisa beristighfar dan mengelus dadanya. Ingat, orang sabar itu di sayang Allah. Dari pada terus menerus kesal seperti ini.Safea lebih baik mengalah saja.Toh, mengalah bukan berarti kalah. Eh, tapi mereka bukan sedang ikut dalam perlombaan ya. Tau ah, intinya Safea merasa lelah dan tidak mau menanggapi Bosnya itu lagi. Capek! Gitu - gitu aja terus, paling Safea yang salah. Dan Safea pun harus secepatnya keluar dari ruangannya Lucas untuk pergi ke kantin kantor dan makan siang di sana. Karena untuk menghadapi Bosnya itu Safea harus membutuhkan energi yang sangat besar.

"Kamu mau kemana, Safea?" tanya Lucas, saat melihat Safea hendak melangkahkan kakinya keluar dari ruangannya.

"Saya mau pergi ke kantin kantor, Pak. Ini kan sudah jam makan siang. Saya lapar, Pak Memangnya Pak Lucas saja yang lapar."

"Bukankah tadi kamu bilang ingin menyuapiku? Kenapa sekarang tidak jadi? Jangan plin plan seperti itu dong, Safea?" ucap Lucas mengingatkan kembali.

Safea yang sudah hendak keluar dari ruangan CEO itu pun langsung memutar tubuhnya. Safea tidak percaya, jika Bos-nya itu menganggap ucapannya tadi itu adalah hal yang serius.

"Begini Pak Lucas yang terhormat. Bapak kan masih memiliki dua tangan dan keduanya masih bisa digunakan dengan baik,bukan? Kenapa sekarang Pak Lucas meminta saya untuk menyuapi bapak? Bapak kan sudah besar dan lebih tepatnya hampir tua. Apa bapak tidak malu sama anak kecil. Mereka aja sudah bisa makan sendiri loh?"

"Tapi saya hanya mengikuti apa yang sudah kamu katakan tadi. Makanya jangan bicara macam-macam, kalau tidak bisa bertanggung jawab dengan apa yang kamu ucapkan." ucap Lucas.

"Astaghfirullah." ucap Safea pelan. Dan ya, lagi - lagi Safea harus kembali beristighfar.

"Ah itu, tadi saya hanya sedang bercanda saja, Pak. Masa Pak Lucas mengaggap hal seperti itu serius sih, jangan aneh - aneh deh!"

"Oh... bercanda. Kirain beneran." ucap Lucas.

Sumpah ya, ini Safea sangat kesal sekali dengan Bosnya. Apalagi saat melihat wajah sok cool dari Bos-nya itu dan tidak ada tanda-tanda merasa bersalah sedikitpun kepadanya.

Safea menghela nafasnya. "Sudah ya, Pak. Saya sudah sangat lapar nih dan butuh tenaga. Karena nanti masih mau lanjut kerja lagi." ucap Safea setelah itu langsung membalikkan badannya dan membuka pintu ruangan CEO itu setengahnya saja karena suara dari Bosnya itu kembali menghentikan langkahnya.

"Kamu mau kemana?"

Sedangkan Safea kembali menghela nafasnya. "Pak Lucas ini tuli atau pikun sih? Kan tadi sudah saya bilang, Pak. Saya itu mau ke kantin untuk makan siang karena sudah lapar. Lagi pula jam istirahat juga hampir habis. Jadi saya harus pergi ke kantin, Pak." entah keberanian dari mana Safea berani berkat seperti itu pada Bos-nya.

"Ouh, sekarang kamu sudah berani ya! Mau aku potong gaji kamu."

"Eh, jangan Pak. Lagian Pak Lucas baperan amat sih."

"Ya sudah. Kalau begitu Kamu jangan keluar dari ruangan ini."

"Tapi Pak, saya kan lapar? Pak Lucas mau menyiksa saya ya? Atau mau bikin saya mati karena kelaparan?" ucap Safea memberanikan dirinya lagi untuk berbicara seperti itu pada Bos-nya.Karena Safea juga tidak bisa menahan emosinya yang sudah meluap. Masa hanya gara - gara ingin makan siang saja harus di atur - atur juga.

"Jangan ngegas dulu. Saya itu-" belum sempat Lucas menyelesaikan ucapannya Safea langsung memotongnya.

"Itu karena Pak Lucas yang selalu bikin saya emosi!"

"Padahal aku cuma mau bilang, kalau kamu itu tidak usah pergi karena makan siang yang sudah kamu ambilkan untukku ini terlalu banyak."

Mendengar ucapan dari Bosnya itu, sejenak Safea pun terdiam dan jadi salah tingkah sendiri.

"Ah..., ternyata seperti itu ya, Pak!" Ucap Safea yang merasa malu.

***

Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih like nya dong untuk author.D

Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen vote nya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai lupa yah

Terpopuler

Comments

Soesilo Rini

Soesilo Rini

/Rose//Rose/

2024-12-13

0

Rian Moontero

Rian Moontero

mampir thoorr🖐🤩

2024-09-24

0

Mbing

Mbing

eh si bos kok udah ngajak makan siang bareng kayanya

2024-06-26

1

lihat semua
Episodes
1 Hasil Laporan
2 Perdebatan Bos Dan Sekretaris
3 Bertemu Teman Lama
4 Gara - Gara File Meeting
5 Apanya Yang Manis?
6 Gara - Gara Sumpah
7 Kekesalan Safea
8 Tentang Lucas Dirgantara
9 Di Ajak Makan Siang
10 Jantung Saya, Pak?
11 Hukuman Lagi
12 Gara - Gara Kopi
13 Hasil Informasi
14 Curhat Dengan Nenek
15 Pertemuan Viona Dan Safea
16 Bersama Revan
17 Si Macan Galak
18 Suara Perut
19 Gadis Kecil
20 Rahasia Sang CEO
21 Kembali Berseteru
22 Surat Perjanjian
23 Bertemu Para CEO
24 Di Antar Pulang Bos.
25 Kedatangan Safea
26 Mengunjungi Proyek Hotel
27 Perdebatan Safea Dan Asisten Alex.
28 Datang Ke Salon
29 Menuruti Perintah Bos
30 Pesta Reuni SMA
31 Meminta Jadi Pacar Beneran
32 Peringatan Untuk Safea
33 Di Ajak Makan Siang
34 Pak Bos Tua!
35 Ke Sekolah Viona
36 Tidak Ada Alasan
37 Keterkejutan Lucas
38 Main Teka - Teki
39 Gombalan Lucas
40 Memastikan Perasaan
41 Minta Di Suapin.
42 Rencana Lucas
43 Kelakuan Safea
44 Perdebatan
45 Kekesalan Lucas.
46 Lucas Mabuk
47 Usaha Safea
48 Salah Paham.
49 Keputusan Besar
50 Fitting Baju Pengantin
51 Tambahan Kontrak Pernikahan
52 Berpamitan
53 Insiden Ciuman
54 Tingkah Aneh Safea
55 Hari Pernikahan
56 Acara Resepsi
57 Kucing Garong
58 Dasar Menyebalkan!
59 Kepergok
60 Di Sengat Tawon
61 Perdebatan
62 Di Tuduh Pelakor
63 Membangunkan Lucas
64 Rencana Lucas
65 Video Call
66 Kepulangan Lucas
67 Bodo Amat.
68 Pergi Berbelanja
69 Pasar Malam
70 Lucas Sakit
71 Tingkah Lucas
72 Merawat Lucas
73 Cemburu
74 Hadiah Dari Lucas
75 Sarapan Yang Canggung
76 Perdebatan Suami Istri
77 Drama Pinjem Handphone
78 Nonton Film
79 Mendiamkan Lucas
80 Kejutan Dari Lucas
81 Kepergok
82 Di Ajak Dinner
83 Keseriusan Lucas
84 Permintaan Lucas
85 Kekesalan Viona
86 Aduan Safea Ke Ibu Mertuanya
87 Menginap Di Rumah Ibu Mertua
88 Gara - Gara Sambel Bakso
89 Belum Siap
90 Ucapan Sayang Lucas
91 Drama Suami Istri
92 Mengajak Safea Berlibur
93 Ulah Lucas
94 Saling Menyalahkan
95 Viona Demam
96 Viona Ngambek.
97 Salah Paham.
98 Tidak Ingin Pulang
99 Mencari Safea
100 Meminta Hakku
101 Kita Pulang Bersama
102 Merawat Viona
103 Jangan Menggodaku
104 Memberikan Hukuman
105 Begitu Menggemaskan
106 Kelakuan Lucas
107 Menyusun Rencana.
108 Mengantar Ke Sekolah
109 Pulang Terlambat.
110 Sepupu Lucas Yang Menyebalkan.
111 Kedatangan Ibu Mertua
112 Tidak Bisa Menolak
113 Pergi Ke Kota D
114 Kondisi Safea
115 Permintaan Viona
116 Pergi Ke Taman
117 Cemburunya Lucas
118 Kekesalan Safea
119 Peringatan Dari Lucas
120 Rencana Lisa Dan Ibunya
121 Ke Pasar Malam
122 Perkelahian
123 Menghapus Jejak
124 Buku Harian Safea
125 Simpananmu!
126 Menghubungi Seseorang
127 Kelepasan Bicara
128 Persiapan Ulang Tahun Viona
129 Makan Malam
130 Kedatangan Laura Dan Kekesalan Safea
131 Rencana Laura
132 Kemarahan Laura
133 Ancaman Laura
134 Terpaksa Berbohong
135 Safea Terluka
136 Laporan Pengawal
137 Kebingungan Lucas
138 Rasa Penasaran Safea
139 Pengakuan Laura
140 Terbongkar
141 Ancaman Laura
142 Permintaan Laura
143 Hamil?
144 Penjelasan Lucas
145 Maafkan Aku
146 Perintah Safea
147 Siapa Kau?
148 Keinginan Safea
149 Dokter Yudha
150 Bersama Dokter Yudha
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Hasil Laporan
2
Perdebatan Bos Dan Sekretaris
3
Bertemu Teman Lama
4
Gara - Gara File Meeting
5
Apanya Yang Manis?
6
Gara - Gara Sumpah
7
Kekesalan Safea
8
Tentang Lucas Dirgantara
9
Di Ajak Makan Siang
10
Jantung Saya, Pak?
11
Hukuman Lagi
12
Gara - Gara Kopi
13
Hasil Informasi
14
Curhat Dengan Nenek
15
Pertemuan Viona Dan Safea
16
Bersama Revan
17
Si Macan Galak
18
Suara Perut
19
Gadis Kecil
20
Rahasia Sang CEO
21
Kembali Berseteru
22
Surat Perjanjian
23
Bertemu Para CEO
24
Di Antar Pulang Bos.
25
Kedatangan Safea
26
Mengunjungi Proyek Hotel
27
Perdebatan Safea Dan Asisten Alex.
28
Datang Ke Salon
29
Menuruti Perintah Bos
30
Pesta Reuni SMA
31
Meminta Jadi Pacar Beneran
32
Peringatan Untuk Safea
33
Di Ajak Makan Siang
34
Pak Bos Tua!
35
Ke Sekolah Viona
36
Tidak Ada Alasan
37
Keterkejutan Lucas
38
Main Teka - Teki
39
Gombalan Lucas
40
Memastikan Perasaan
41
Minta Di Suapin.
42
Rencana Lucas
43
Kelakuan Safea
44
Perdebatan
45
Kekesalan Lucas.
46
Lucas Mabuk
47
Usaha Safea
48
Salah Paham.
49
Keputusan Besar
50
Fitting Baju Pengantin
51
Tambahan Kontrak Pernikahan
52
Berpamitan
53
Insiden Ciuman
54
Tingkah Aneh Safea
55
Hari Pernikahan
56
Acara Resepsi
57
Kucing Garong
58
Dasar Menyebalkan!
59
Kepergok
60
Di Sengat Tawon
61
Perdebatan
62
Di Tuduh Pelakor
63
Membangunkan Lucas
64
Rencana Lucas
65
Video Call
66
Kepulangan Lucas
67
Bodo Amat.
68
Pergi Berbelanja
69
Pasar Malam
70
Lucas Sakit
71
Tingkah Lucas
72
Merawat Lucas
73
Cemburu
74
Hadiah Dari Lucas
75
Sarapan Yang Canggung
76
Perdebatan Suami Istri
77
Drama Pinjem Handphone
78
Nonton Film
79
Mendiamkan Lucas
80
Kejutan Dari Lucas
81
Kepergok
82
Di Ajak Dinner
83
Keseriusan Lucas
84
Permintaan Lucas
85
Kekesalan Viona
86
Aduan Safea Ke Ibu Mertuanya
87
Menginap Di Rumah Ibu Mertua
88
Gara - Gara Sambel Bakso
89
Belum Siap
90
Ucapan Sayang Lucas
91
Drama Suami Istri
92
Mengajak Safea Berlibur
93
Ulah Lucas
94
Saling Menyalahkan
95
Viona Demam
96
Viona Ngambek.
97
Salah Paham.
98
Tidak Ingin Pulang
99
Mencari Safea
100
Meminta Hakku
101
Kita Pulang Bersama
102
Merawat Viona
103
Jangan Menggodaku
104
Memberikan Hukuman
105
Begitu Menggemaskan
106
Kelakuan Lucas
107
Menyusun Rencana.
108
Mengantar Ke Sekolah
109
Pulang Terlambat.
110
Sepupu Lucas Yang Menyebalkan.
111
Kedatangan Ibu Mertua
112
Tidak Bisa Menolak
113
Pergi Ke Kota D
114
Kondisi Safea
115
Permintaan Viona
116
Pergi Ke Taman
117
Cemburunya Lucas
118
Kekesalan Safea
119
Peringatan Dari Lucas
120
Rencana Lisa Dan Ibunya
121
Ke Pasar Malam
122
Perkelahian
123
Menghapus Jejak
124
Buku Harian Safea
125
Simpananmu!
126
Menghubungi Seseorang
127
Kelepasan Bicara
128
Persiapan Ulang Tahun Viona
129
Makan Malam
130
Kedatangan Laura Dan Kekesalan Safea
131
Rencana Laura
132
Kemarahan Laura
133
Ancaman Laura
134
Terpaksa Berbohong
135
Safea Terluka
136
Laporan Pengawal
137
Kebingungan Lucas
138
Rasa Penasaran Safea
139
Pengakuan Laura
140
Terbongkar
141
Ancaman Laura
142
Permintaan Laura
143
Hamil?
144
Penjelasan Lucas
145
Maafkan Aku
146
Perintah Safea
147
Siapa Kau?
148
Keinginan Safea
149
Dokter Yudha
150
Bersama Dokter Yudha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!