Apanya Yang Manis?

"Kamu sudah telat sepuluh menit." ucap Lucas sambil tatapannya tidak berpaling pada Safea.

Safea menghela nafasnya. "Itu masih syukur hanya telat sepuluh menit saja bukannya terlambat sampai sepuluh jam, Pak." ucap Safea.

Ya, pasalnya Bosnya itu tidak tahu perjuangan Safea datang ke kantor ini. Coba kalau si Bos-nya itu tahu, batu pun mungkin akan menangis jika mendengarnya.

"Tetap saja kamu itu telat! Saya tidak suka dengan pegawai yang datang tidak tepat waktu!" Ucap Lucas tegas.

Kali ini Safea mendengus kesal."Maaf ya, Pak! Saya bukannya datang tidak tepat waktu. Tapi apa Pak Lucas sudah lupa ya? Kalau jam dua pagi tadi saya kan sudah mengirimkan pesan untuk datang terlambat ke kantor dan Pak Lucas juga sudah mengizinkannya, bukan? Tapi kenapa malah seperti ini? Jadi, yang salah itu saya atau Bapak sih?"

Mata Lucas melotot saat mendengar semua itu. "Jadi kamu itu sudah berani menyalahkan saya?"

"Ya, memang seperti itu, kan? Lagian Pak Lucas kenapa sih, bisa - bisanya menghilangkan file itu. Untung saya masih ada salinannya, coba kalau tidak bagaimana jadinya? Makannya lain kali jangan sampai teledor, Pak."

"Wah bagus ya. Sekarang kamu itu sudah berani menasehati saya!"

"Ya bagus dong, Pak. Sesama manusia kan harus saling mengingatkan." ucap Safea yang asal bicara, tanpa melihat ke arah Lucas yang kini sedang menatapnya tajam.

"Safea!" Suara itu terdengar mengerikan, membuat Safea sendiri sampai bergidik ngeri.

"Eh, iya Pak. Kenapa ya?"

"Kamu salah jadi kamu harus di hukum. Biar besok - besok tidak mengulangi kesalahan kamu lagi?" putus Lucas tegas.

"Loh kok. Mana bisa begitu, Pak. Saya kan tidak salah malahan yang salah di sini itu Pak Lucas. Kenapa harus saya yang di hukum. Lagi pula saya ini sudah bukan anak sekolah lagi, yang kalau salah harus di hukum." ucap Safea tidak terima.

"Kamu lagi - lagi melawan ya."

"Tidak, maafkan saya, Pak. Kalau begitu kali ini apa hukumannya? Saya ikhlas di hukum apa saja demi memperbaiki kesalahannya saya, meskipun saya gak salah juga si?"

"Hmm, kamu serius mau lakuin apa aja?"

"I-iya, Pak."

"Untuk sekarang saya masih memikirkan hukuman yang cocok untuk kamu. Nanti, kalau saya udah dapat ide hukumannya akan langsung kasih tau ke kamu."

"Memangnya buat ngehukum orang harus punya ide dulu ya, Pak? Macam kaya mau ngajuin laporan?"

"Diamlah, Safea."

"Baik, Pak."

"Bagaimana dengan salinan berkas file untuk meeting siang kita hari ini?" tanya Lucas. Namun satu, sampe lima detik kemudian blm ada jawaban dari sekertarisnya itu.

"Aku sedang tanya padamu, Safea. Kenapa tidak di jawab?" tanyanya ingin tahu.

"SAFEA!!" Bentak Lucas akhirnya. Karena sekertarisnya itu masih diam tidak seperti tadi yang selalu menjawab dan membantah ucapannya.

"Ma- maaf Pak, tadi kan Pak Lucas menyuruh saya untuk diam. Jadi saya tidak jawab dong.Apakah itu juga salah.." ucapnya sedikit ketakutan saat mendapatkan bentakan dari Bosnya itu.

"Astaga, SAFEA!!" Ucap Lucas dengan nada suaranya yang meninggi lagi. Lucas pun benar - benar di buat greget dengan sekertarisnya itu.

"Semuanya sudah saya siapkan, Pak. Kita bisa langsung memulai rapatnya nanti. Dan saya nanti yang akan menjelaskan tentang proposal kita pada klien." ucap Safea akhirnya.

"Apa kamu yakin tidak akan ada kesalahan nanti?" tanya Lucas membuat kepercayaan diri Safea sedikit tergoyahkan. Tapi Safea berusaha untuk menyakinkan dirinya kembali.

"Ya, saya yakin. Saya pasti bisa, Pak." Safea menjawab tegas membuat Lucas mengangguk.

"Kamu persiapkan diri baik - baik! Karena ini presentasi pertama kamu, kan?" tanya Lucas lagi yang hanya di balas anggukan kepala oleh Safea.

"Benar Pak." ucap Safea singkat. "Saya akan berusaha dengan sebaik mungkin." sambung Safea dengan nada yakin. Dan hanya di balas anggukan kepala dari Lucas lagi.

"Semoga nanti kamu tidak mempermalukan saya di depan para klien." ucap Lucas, lalu menatap ke arah Safea yang menganggukkan kepalanya.

"Saya tidak akan mempermalukan bapak nantinya!" Jawab Safea yakin.

"Baiklah." Lucas pun menjawab singkat.

"Oh ya, aku minta tolong belikan sarapan pagi untukku?" ucap Lucas membuat Safea menganga.

"Haa?" mulut Safea terbuka lucu. Saat mendengar kata tolong yang keluar dari mulut Bos nya itu membuat Luca berusaha menyembunyikan tawanya.

"Belikan saya sarapan."ucap Lucas lagi membuat Safea mengangguk. Safea pun hendak berjalan tapi karena mendengar pertanyaan dari Lucas membuat Safea menghentikan langkahnya.

"Memangnya kamu tahu apa yang ingin saya makan?" ucap Lucas dan Safea menggelengkan kepalanya polos.

"Hehehe. Saya gak tau, Pak bos." Safea hanya membalasnya dengan cengengesan.

"Terus tadi kamu itu mau pergi kemana?"

"Mau pergi buat beli sarapan," ucap Safea.

"Ya, memangnya kamu tahu apa yang ingin kamu beli? Saya kan belum bilang?"

"Kok Pak Bos ngeselin ya?" ucap Safea keceplosan lalu langsung menutup mulutnya dengan cepat.

"Apa tadi kamu bilang, saya itu ngeselin?" Lucas menatap ke arah Safea tajam, hingga membuat Safea merasa gugup saat di perhatikan seperti itu.

"Bukan Pak, mungkin Bapak tadi salah dengar," ucap Safea mengelak.

"Gak! Saya tadi itu gak salah denger! Kamu kan tadi bilang kan kalau saya itu ngeselin." ucap Lucas yang tiba - tiba saja langsung mendekat ke arah Safea, hingga membuat Safea itu mundur hingga punggungnya menyentuh tembok pembatas.

"Iya, Pak Lucas itu nyebelin, dan super duper ngeselin." ucap Safea hingga membuat Lucas menjadi sedikit kesal dan juga gemas pada wanita berponi yang kini ada di hadapannya itu.

"Maksudmu itu saya?" ucap Lucas menunjuk dirinya sendiri.

"Iya Bapak... Hmmmffpp."

Safea langsung memegang bibirnya terkejut.

"Pak Bos tadi ngapain?" tanya Safea yang kini meraba bibirnya.

"Itu tadi ada sesuatu di sana jadi saya ambilin." ucap Lucas menjawab singkat dengan nada santainya.

"Sesuatu apa, Pak?" tanya Safea polos.

"Sesuatu yang manis." jawab Lucas singkat.

"Cepat belikan sarapan untuk saya." sambung Lucas lagi mengalihkan pembicaraan.

"Tapi saya barusan ada ngerasain sesuatu,Pak." ucap Safea belum bisa mengalihkan pikirannya.

"Memangnya kamu ngerasain apa?" tanya Lucas penasaran.

"Manis, Pak."

"Apanya yang manis?"

"Bibir Pak Lucas." ucap Safea.

Setelah Safea mengatakan hal seperti itu suasana di ruangan itu berubah menjadi hening. Kemudian Safea pun baru tersadar akan situasinya dan langsung membungkukkan badannya meminta maaf pada Bosnya itu dan langsung keluar dari ruangan Bosnya itu untuk membelikan sarapan pagi.

***

Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih like nya dong untuk author.D

Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen vote nya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai lupa yah

Terpopuler

Comments

Mbing

Mbing

duh lucu amat dua2nya

2024-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 Hasil Laporan
2 Perdebatan Bos Dan Sekretaris
3 Bertemu Teman Lama
4 Gara - Gara File Meeting
5 Apanya Yang Manis?
6 Gara - Gara Sumpah
7 Kekesalan Safea
8 Tentang Lucas Dirgantara
9 Di Ajak Makan Siang
10 Jantung Saya, Pak?
11 Hukuman Lagi
12 Gara - Gara Kopi
13 Hasil Informasi
14 Curhat Dengan Nenek
15 Pertemuan Viona Dan Safea
16 Bersama Revan
17 Si Macan Galak
18 Suara Perut
19 Gadis Kecil
20 Rahasia Sang CEO
21 Kembali Berseteru
22 Surat Perjanjian
23 Bertemu Para CEO
24 Di Antar Pulang Bos.
25 Kedatangan Safea
26 Mengunjungi Proyek Hotel
27 Perdebatan Safea Dan Asisten Alex.
28 Datang Ke Salon
29 Menuruti Perintah Bos
30 Pesta Reuni SMA
31 Meminta Jadi Pacar Beneran
32 Peringatan Untuk Safea
33 Di Ajak Makan Siang
34 Pak Bos Tua!
35 Ke Sekolah Viona
36 Tidak Ada Alasan
37 Keterkejutan Lucas
38 Main Teka - Teki
39 Gombalan Lucas
40 Memastikan Perasaan
41 Minta Di Suapin.
42 Rencana Lucas
43 Kelakuan Safea
44 Perdebatan
45 Kekesalan Lucas.
46 Lucas Mabuk
47 Usaha Safea
48 Salah Paham.
49 Keputusan Besar
50 Fitting Baju Pengantin
51 Tambahan Kontrak Pernikahan
52 Berpamitan
53 Insiden Ciuman
54 Tingkah Aneh Safea
55 Hari Pernikahan
56 Acara Resepsi
57 Kucing Garong
58 Dasar Menyebalkan!
59 Kepergok
60 Di Sengat Tawon
61 Perdebatan
62 Di Tuduh Pelakor
63 Membangunkan Lucas
64 Rencana Lucas
65 Video Call
66 Kepulangan Lucas
67 Bodo Amat.
68 Pergi Berbelanja
69 Pasar Malam
70 Lucas Sakit
71 Tingkah Lucas
72 Merawat Lucas
73 Cemburu
74 Hadiah Dari Lucas
75 Sarapan Yang Canggung
76 Perdebatan Suami Istri
77 Drama Pinjem Handphone
78 Nonton Film
79 Mendiamkan Lucas
80 Kejutan Dari Lucas
81 Kepergok
82 Di Ajak Dinner
83 Keseriusan Lucas
84 Permintaan Lucas
85 Kekesalan Viona
86 Aduan Safea Ke Ibu Mertuanya
87 Menginap Di Rumah Ibu Mertua
88 Gara - Gara Sambel Bakso
89 Belum Siap
90 Ucapan Sayang Lucas
91 Drama Suami Istri
92 Mengajak Safea Berlibur
93 Ulah Lucas
94 Saling Menyalahkan
95 Viona Demam
96 Viona Ngambek.
97 Salah Paham.
98 Tidak Ingin Pulang
99 Mencari Safea
100 Meminta Hakku
101 Kita Pulang Bersama
102 Merawat Viona
103 Jangan Menggodaku
104 Memberikan Hukuman
105 Begitu Menggemaskan
106 Kelakuan Lucas
107 Menyusun Rencana.
108 Mengantar Ke Sekolah
109 Pulang Terlambat.
110 Sepupu Lucas Yang Menyebalkan.
111 Kedatangan Ibu Mertua
112 Tidak Bisa Menolak
113 Pergi Ke Kota D
114 Kondisi Safea
115 Permintaan Viona
116 Pergi Ke Taman
117 Cemburunya Lucas
118 Kekesalan Safea
119 Peringatan Dari Lucas
120 Rencana Lisa Dan Ibunya
121 Ke Pasar Malam
122 Perkelahian
123 Menghapus Jejak
124 Buku Harian Safea
125 Simpananmu!
126 Menghubungi Seseorang
127 Kelepasan Bicara
128 Persiapan Ulang Tahun Viona
129 Makan Malam
130 Kedatangan Laura Dan Kekesalan Safea
131 Rencana Laura
132 Kemarahan Laura
133 Ancaman Laura
134 Terpaksa Berbohong
135 Safea Terluka
136 Laporan Pengawal
137 Kebingungan Lucas
138 Rasa Penasaran Safea
139 Pengakuan Laura
140 Terbongkar
141 Ancaman Laura
142 Permintaan Laura
143 Hamil?
144 Penjelasan Lucas
145 Maafkan Aku
146 Perintah Safea
147 Siapa Kau?
148 Keinginan Safea
149 Dokter Yudha
150 Bersama Dokter Yudha
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Hasil Laporan
2
Perdebatan Bos Dan Sekretaris
3
Bertemu Teman Lama
4
Gara - Gara File Meeting
5
Apanya Yang Manis?
6
Gara - Gara Sumpah
7
Kekesalan Safea
8
Tentang Lucas Dirgantara
9
Di Ajak Makan Siang
10
Jantung Saya, Pak?
11
Hukuman Lagi
12
Gara - Gara Kopi
13
Hasil Informasi
14
Curhat Dengan Nenek
15
Pertemuan Viona Dan Safea
16
Bersama Revan
17
Si Macan Galak
18
Suara Perut
19
Gadis Kecil
20
Rahasia Sang CEO
21
Kembali Berseteru
22
Surat Perjanjian
23
Bertemu Para CEO
24
Di Antar Pulang Bos.
25
Kedatangan Safea
26
Mengunjungi Proyek Hotel
27
Perdebatan Safea Dan Asisten Alex.
28
Datang Ke Salon
29
Menuruti Perintah Bos
30
Pesta Reuni SMA
31
Meminta Jadi Pacar Beneran
32
Peringatan Untuk Safea
33
Di Ajak Makan Siang
34
Pak Bos Tua!
35
Ke Sekolah Viona
36
Tidak Ada Alasan
37
Keterkejutan Lucas
38
Main Teka - Teki
39
Gombalan Lucas
40
Memastikan Perasaan
41
Minta Di Suapin.
42
Rencana Lucas
43
Kelakuan Safea
44
Perdebatan
45
Kekesalan Lucas.
46
Lucas Mabuk
47
Usaha Safea
48
Salah Paham.
49
Keputusan Besar
50
Fitting Baju Pengantin
51
Tambahan Kontrak Pernikahan
52
Berpamitan
53
Insiden Ciuman
54
Tingkah Aneh Safea
55
Hari Pernikahan
56
Acara Resepsi
57
Kucing Garong
58
Dasar Menyebalkan!
59
Kepergok
60
Di Sengat Tawon
61
Perdebatan
62
Di Tuduh Pelakor
63
Membangunkan Lucas
64
Rencana Lucas
65
Video Call
66
Kepulangan Lucas
67
Bodo Amat.
68
Pergi Berbelanja
69
Pasar Malam
70
Lucas Sakit
71
Tingkah Lucas
72
Merawat Lucas
73
Cemburu
74
Hadiah Dari Lucas
75
Sarapan Yang Canggung
76
Perdebatan Suami Istri
77
Drama Pinjem Handphone
78
Nonton Film
79
Mendiamkan Lucas
80
Kejutan Dari Lucas
81
Kepergok
82
Di Ajak Dinner
83
Keseriusan Lucas
84
Permintaan Lucas
85
Kekesalan Viona
86
Aduan Safea Ke Ibu Mertuanya
87
Menginap Di Rumah Ibu Mertua
88
Gara - Gara Sambel Bakso
89
Belum Siap
90
Ucapan Sayang Lucas
91
Drama Suami Istri
92
Mengajak Safea Berlibur
93
Ulah Lucas
94
Saling Menyalahkan
95
Viona Demam
96
Viona Ngambek.
97
Salah Paham.
98
Tidak Ingin Pulang
99
Mencari Safea
100
Meminta Hakku
101
Kita Pulang Bersama
102
Merawat Viona
103
Jangan Menggodaku
104
Memberikan Hukuman
105
Begitu Menggemaskan
106
Kelakuan Lucas
107
Menyusun Rencana.
108
Mengantar Ke Sekolah
109
Pulang Terlambat.
110
Sepupu Lucas Yang Menyebalkan.
111
Kedatangan Ibu Mertua
112
Tidak Bisa Menolak
113
Pergi Ke Kota D
114
Kondisi Safea
115
Permintaan Viona
116
Pergi Ke Taman
117
Cemburunya Lucas
118
Kekesalan Safea
119
Peringatan Dari Lucas
120
Rencana Lisa Dan Ibunya
121
Ke Pasar Malam
122
Perkelahian
123
Menghapus Jejak
124
Buku Harian Safea
125
Simpananmu!
126
Menghubungi Seseorang
127
Kelepasan Bicara
128
Persiapan Ulang Tahun Viona
129
Makan Malam
130
Kedatangan Laura Dan Kekesalan Safea
131
Rencana Laura
132
Kemarahan Laura
133
Ancaman Laura
134
Terpaksa Berbohong
135
Safea Terluka
136
Laporan Pengawal
137
Kebingungan Lucas
138
Rasa Penasaran Safea
139
Pengakuan Laura
140
Terbongkar
141
Ancaman Laura
142
Permintaan Laura
143
Hamil?
144
Penjelasan Lucas
145
Maafkan Aku
146
Perintah Safea
147
Siapa Kau?
148
Keinginan Safea
149
Dokter Yudha
150
Bersama Dokter Yudha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!