VAMPIRE : THE REAL RULER

VAMPIRE : THE REAL RULER

PROLOG

Waktu menunjukkan pukul 10.00 malam. Biasanya pada jam ini masih banyak orang yang berkeliaran. Namun, malam ini terasa begitu sepi dan sunyi.

Rania yang sedang menonton TV dikejutkan oleh Lia sahabatnya.

"Ini sudah malam, kau tidak tidur?"

"Hah, apa???"

Karena sekarang fokus menonton Rania tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Lia. Lia yang melihatnya merasa kesal dan mengerucutkan bibirnya dengan sebal sambil menatap Rania.

"Kau ini tuli ya?!"

"Maaf, aku tidak dengar." Rania langsung meminta maaf ketika melihat sahabatnya kesal karena ulahnya. Lia mendengus pelan sembari menggeleng\-gelengkan kepalanya melihat tingkah Rania.

"Iya, aku akan tidur!" Rania bangkit dari tempat duduknya dan menuju ke arah kamarnya.

*Cklik*.

Gadis itu masuk ke dalam kamar dan langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur. la berbaring di atas kasurnya sambil memandangi langit\-langit kamarnya.

*Malam ini hawanya aneh sekali*.

Setelah beberapa saat ia pun memejamkan matanya. Belum lama ia memejamkan matanya, tiba\-tiba....

*Pranggg*

Terdengar suara benda pecah. Rania yang baru saja mau tidur pun kaget dan langsung menuju asal sumber suara itu. Ternyata suara itu berasal dari ruang keluarga. Rania pun berlari dengan wajah panik menuju ruang keluarga.

"Kyaaaaaa!!!"

Rani yang menjerit dengan keras ketika tiba di ruang keluarga, karena melihat\-lihat tergeletak dengan bersimbah darah. la pun menangis dan berjalan mendekatinya.

"Hiks, hiks. Apa yang sudah terjadi padamu?"

"Per....gilah!"

Dengan susah payah Lia berbicara dan menyuruh Rania untuk segera pergi. Namun, Rania tetap menangis sambil memeluk Lia dengan erat.

" Pergilah dari sini!!!"

" Tapi kenapa kau menyuruhku pergi? Memangnya ada apa?"

"Vam...pir!"

"Apa????"

Lia terlihat sangat lemas dan wajahnya sangat pucat karena kehabisan banyak darah. Akhirnya Lia pun menyerah dengan rasa sakitnya dan memejamkan mata.

"Lia jangan tinggalkan aku!!"

Di dalam ruangan itu terasa angin berhembus kuat padahal semua pintu dan jendela ditutup. Dari angin tersebut terdengar samar-samar suara seseorang sedang tertawa.

Rania mengira ia sedang berhalusinasi. Namun, suara itu semakin lama terdengar sangat jelas sehingga sulit dikatakan bahwa bahwa ia sedang berhalusinasi.

"Ugh...."

Rania mengerang kesakitan sambil memegangi lehernya seperti ada yang mencekiknya. tiba-tiba ada suara yang bertanya pada Rania.

[Mengapa kau menangis?]

Rania semakin panik saat mendengar suara tersebut dan menoleh ke sana kemari mencari sang pemilik suara. Namun, tidak ada siapapun di dalam ruangan itu selain dirinya dan Lia yang tergeletak di sampingnya.

[Mengapa kau diam saja? Apa yang kau pikirkan?]

Melihat Rania yang diam saja suara itu kembali bertanya dengan nada kesal.

[Bicaralah!!! Jangan hanya diam saja!! Kalau kau diam terus, aku akan mem....]

Pemilik suara itu menghentikan kalimatnya ketika Rania yang mulai membuka suara.

"Aa. Apa yang kau inginkan?"

[Wah,, rupanya kau tahu aku menginginkan sesuatu darimu.]

Rania terus memegangi lehernya seperti ada tangan tak kasat mata yang sedang mencekiknya.

[Langsung ke intinya saja. Aku ingin kau menjadi budakku.]

"Ta...Tapi kenapa?"

[Entahlah! Apa kau tidak mau?]

"Kau sudah membunuh sahabatku, dan kau bertanya apa aku mau menjadi budakku? Seharusnya kau sudah tahu jawabanku!"

Rania berbicara dan tegas, bahwa tentu saja ia menolaknya.

Prakk

Tiba-tiba sebuah cangkir melayang ke arah kepala Rania. Darah segar mengalir dari kepalanya dan ia pun semakin meringkuk kesakitan.

Biasanya manusia akan sangat ketakutan dan langsung pingsan bila berada dalam situasi seperti itu. Namun, berbeda dengan Rania yang tetap berani menghadapi situasi yang sangat berbahaya itu.

[Aku tanya sekali lagi, kau mau atau tidak?]

"Tidak! Aku tidak mau!"

Pemilik suara itu kembali bertanya, namun Rania tetap ada jawabannya yaitu 'tidak'!

Aku harus tetap hidup untuk membalaskan dendam atas kematian Lia.

Tiba-tiba terlintas dipikiran Rania ia harus tetap hidup demi Lia. Akhirnya ia mengubah keputusannya.

"Aku mau!!"

[Hmmm....]

" Aku mau menjadi budakku!"

[Bagus!]

Seketika muncul cahaya yang menyilaukan, setelah beberapa saat cahaya itu pun mulai menghilang dan tampaklah sebuah kalung permata putih bersih. Kalung itu melayang mendekati Rania dan tiba-tiba terpasang pada lehernya dengan sendirinya.

[Kalung itu hanya sebagai tanda saja]

"Tanda...?"

[Jadi, kalau kau mencoba berkhianat, atau berpikir untuk melarikan diri dariku. Maka kalung itu akan mencekikmu sampai mati]

[Aku akan datang lagi untuk menjemputmu]

Setelah selesai berbicara suara itu pun menghilang dan ruangan itu pun menjadi sangat sunyi.

Rania masih mematung dan memikirkan apa yang dia lakukan tadi. Tiba-tiba ia merasa pusing, pandangannya mulai kabur dan ia pun jatuh tak sadarkan diri...

Terpopuler

Comments

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

waah dia kenapa 😦

2024-06-14

0

✰𝓗𝓸𝓷𝓮y⃠

✰𝓗𝓸𝓷𝓮y⃠

up

2021-07-17

0

✰𝓗𝓸𝓷𝓮y⃠

✰𝓗𝓸𝓷𝓮y⃠

nice

2021-07-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!