Setelah hampir satu jam mengemasi barang, akhirnya Rania turun sambil membawa koper yang sudah diisi dengan barang-barang yang ia perlukan.
"Apa kopernya hanya satu saja....?"
"Masih ada 4 koper lagi di atas."
"Akan aku ambilkan."
Rania menggeleng dan berkata, "Tidak perlu. Aku bisa mengambilnya sendiri."
" Tidak apa-apa ..."
"Kau mau kemana? Tiba-tiba seorang wanita bertanya kepada Rania.
"Oh.. Kak Karin, kau sudah kembali? Aku mau pergi, kau jangan khawatir. Tolong jaga rumah ini selama aku tidak ada." Wanita itu pun hanya mengangguk mendengar perkataan Rania. Ternyata wanita tersebut adalah orang yang menjaga Rania, sejak ia ditinggal oleh kedua orang tuanya, dan Rania pun sudah menganggapnya seperti kakaknya sendiri.
" Rania..."
" Ya, kak Silveen?"
"Kau tunggu saja di dalam mobil, aku akan mengambil barang- barangmu yang lain."
"Aku pergi dulu."
"Jaga dirimu baik-baik."
"Kau juga ya." Setelah berpamitan pada wanita tersebut, Rania langsung masuk ke dalam mobil.
Tidak sampai satu menit, Silveen sudah kembali dan langsung masuk ke dalam mobil.
Manusia pada umumnya lambat. Bahkan kalau ada manusia yang cepat, tidak mungkin bisa membawa barang yang banyak dan berat secepat ini. Apalagi ia harus membawa sekaligus semua barang.
Rania yang terkejut langsung menatap Silveen dengan heran.
Jika dia manusia, mana mungkin bisa melakukan ini.
Silveen pun menyadari bahwa gadis yang berada di sebelahnya terus menatapnya. Silveen pun merasa tidak nyaman dengan tatapan Rania. Akhirnya ia bertanya pada Rania, "Ada apa..??"
" Oh.. tidak." Rania hanya tersenyum menjawab Silveen.
Silveen lalu menyalakan mobil dan perlahan bergerak meninggalkan rumah Rania.
Setelah dua jam dalam perjalanan akhirnya mereka berdua tiba di rumah Silveen, sebenarnya perjalanan dari rumah Rania ke rumah Silveen tidak terlalu memakan waktu. Namu, karena ini adalah jam istirahat biasanya orang kantoran lebih memilih makan siang di luar, hal ini yang membuat jalanan menjadi ramai dan padat, sehingga membuat mereka mau tidak mau harus terjebak macet.
Setelah sampai di rumah, Silveen langsung menurunkan semua barang-barang Rania dan membawanya masuk ke dalam rumah.
Rania yang mengikuti Silveen dari belakang terus memandangi penampakan dalam rumah Silveen yang begitu besar dan indah.
" Rania...."
" Ya, kak Silveen?"
" Kamarmu ada di lantai atas." Silveen memberi tahu Rania bahwa kamarnya ada di lantai atas.
" ..... "
" Mari, kuantarakan."
Rania pun mengangguk menyetujui ucapan Silveen. Dia lantas membawakan koper-koper milik Rania dan berjalan lebih dulu diikuti Rania dari belakang.
Setelah di atas mereka pun tiba tepat di depan suatu pintu.
Cklik
Silveen yang jalan lebih dulu langsung membuka pintu dan masuk ke dalam kamar itu untuk meletakkan barang-barang Rania. Rania yang berjalan di belakang Silveen pun ikut masuk.
"Ini kamarmu."
" ..... " Begitu masuk Rania terus memperhatikan ruangan tersebut.
Kamar tersebut sangat rapi dan seisi ruangan tersebut berwarna biru, dan di dindingnya terdapat gambar Doraemon. Serta dilengkapi juga dengan berbagai pernak-pernik Doraemon. Sebenarnya Rania bukan salah satu dari penggemar Doraemon. Namun, menurutnya itu lebih baik daripada kamarnya harus didominasi dengan warna merah muda.
Silveen pun hanya tersenyum melihat tingkah Rania yang menurutnya sangat lucu.
"Apa kau suka kamarnya???"
Rania pun mengangguk seraya berkata, "Aku suka."
Setelah membereskan barang-barang Rania, mereka lalu turun ke lantai dasar, tepatnya di ruang keluarga. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 malam, Silveen pun bergegas menuju ke dapur untuk menyiapkan makan malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Affandi
Hello author👋
aku mampir yak
Salam kenal dari My Vampire CEO
2020-12-18
1