Tampak sebuah taman bunga yang sangat indah, di dalam taman itu terlihat dua orang gadis yang sedang asyik bercanda gurau. Tiba-tiba ada bayangan hitam yang muncul di belakang salah satu dari mereka, lalu bayangan itu menelannya. Gadis yang tertinggal seorang diri itu pun mulai menangis, dan muncullah awan hitam yang sangat pekat, dalam sekejap taman itu menjadi gelap gulita dan tidak terlihat apapun selain kegelapan.
*Lia*
"Lia!" Rania bergumam pelan memanggil nama Lia, dan mulai membuka matanya, namun ia belum sepenuhnya sadar.
Cklikk
Suara pintu terbuka, dari pintu yang terbuka seorang pria tampan memakai jas putih, pria itu pun bertanya pada Rania yang tengah berbaring di atas ranjang dengan nada lembut.
" Kau sudah sadar?"
" ....."
" Kau ada di rumah sakit!"
Rania terus menatap lelaki itu dan memandangi sekitarnya dengan heran, karena seisi ruangan itu berwarna putih. Lalu lelaki berjas putih itu memberi tahu dimana saat ini dia berada.
" Apa yang terjadi???"
Setelah sadar Rania tidak mengingat apapun yang terjadi saat itu. Jujur saja saat itu banyak kejadian aneh yang ia alami dan itu berlangsung begitu cepat sehingga ia sendiri pun merasa aneh.
"Orang-orang menemukanmu pingsan, dan disebelahmu ada mayat seorang gadis. Sebenarnya orang-orang yang menemukanmu mau melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Namun, setelah mereka mencari tahu, ternyata ini bukan ulah manusia, melainkan vampir. Jadi mereka mengurungkan niatnya untuk melaporkannya. Karena tidak mungkinkan....., seorang jaksa akan mengadili vampir...."
"Aku mengerti."
"Oh iya, siapa namamu?"
"Rania."
"Aku dokter Silveen!"
"...…."
"Kalau begitu kau istirahat saja dulu! Aku akan pergi sebentar."
...********...
Silveen pergi ke ruangan dokter dengan wajah cemas sesampainya di sana ternyata sudah ada seseorang yang sedang menunggunya.
" Kau sudah datang?"
Silveen terkejut melihat sosok yang bertanya padanya. Sosok itu berbalik kearahnya dan tampaklah seorang pria tampan berambut merah gelap, kulitnya putih pucat bagaikan mayat dan memiliki bola mata berwarna merah. Silveen kemudian cepat-cepat menutup pintu ruangan, sampai tangannya terjepit.
"Tidak perlu terburu-buru."
" Ma.....maaf! Nanti akan menjadi masalah jika ada yang melihatmu."
"Apa tanganmu baik-baik saja?"
"Apakah kau khawatir padaku?"
"Tidak!"
"Benarkah?"
"Aku mengatakannya karena ada alasannya."
Vampir itu langsung membantah ucapannya.
"Alasan?" Silveen pun langsung memutar keras otaknya untuk mencerna kata-kata vampir itu.
"Ya..."
"Alasan apa?"
Mendengar pertanyaan Silveen, vampir itu memasang ekspresi bosan dan mendengus pelan.
"Diamlah!! Aku kesini ingin bertanya, apa kau tahu tentang gadis yang diserang oleh vampir...?!" Vampir itu langsung bertanya tanpa basa-basi. Karena memang vampir pada umumnya tidak terlalu suka pada hal yang bertele-tele.
"Memangnya ada apa?"
"Kau mau memberi tahu atau tidak?!"
"Memangnya kau akan terima, jika aku tidak memberitahumu?"
Vampir itu dibuat kesal oleh Silveen, dan menatapnya tajam.
"Apa kau mau mati?!"
Tiba-tiba udara panas menyelimuti mereka berdua. Silveen mulai gemetar dan merasa takut saat merasakan hawa panas itu seperti membakar tubuhnya.
"Rania..."
"Hmmm...?"
"Namanya Rania.!"
"Apa dia ada disini?"
"Ya! Aku...yang merawatnya."
"Bagus kalau begitu."
"...."
"Setelah sembuh, antarkan dia pulang, lalu...bawa barang-barangnya dan ajak dia ke rumahmu."
"Tapi...Tapi kenapa?"
"Jangan banyak bertanya! Lakukan saja apa yang kuperintahkan!"
"Bagaimana jika...dia tidak mau?"
"Dia pasti mau."
Wunggg
Tiba-tiba muncul portal hitam di dinding, setelah selesai bicara, vampir itu masuk ke dalam portal tersebut. Portal itu segera menelannya dan menghilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Nhaniie Marliyanii
uppnya jangan lama thorr
2021-08-25
0