Watashi No Hanayome
Namaku Hiroaki, umurku 17 tahun, dan seperti yang kalian tau, aku ini seorang jomlo. Ada satu hal yang membuatku penasaran. Yaitu, tentang masa laluku saat, atau lebih tepatnya masa lalu saat aku berumur 10 tahun.
Aku kehilangan ingatan di umurku yang ke-10, aku tak tau kenapa, mungkin karena kecelakaan. Jadi, selama 10 tahun terakhir aku tak dapat mengingat apapun. Dan untuk ingatan tentang keluargaku, entah kenapa ingatan itu tak ikut hilang, apa karena kami-sama itu baik padaku. Tapi, kenapa hanya ingatan tentang keluargaku yang masih aku ingat sangat jelas, sedangkan ingatan selain itu, aku tak bisa mengingatnya, ha~ lupakan hal itu.
Dan untuk sekarang, aku hidup sebagai anak kos di jepang dan aku juga suka anime dan juga manga sebagai hiburan dikala bosan, karena aku seorang jomlo yang butuh sebuah hiburan. Aku lebih memilih hidup sendiri, kenapa? Karena aku tak ingin merepotkan orang tuaku. Ayahku adalah pemilik tempat bela diri yang terkenal dan ibuku sudah meninggal saat aku berusia dua tahun. Hidupku normal layaknya anak kos biasa. Aku sekolah di SMA Yokohama yang terkenal dan aku adalah siswa kelas dua di sekolah itu.
Hari selasa tanggal 17 Maret.
Tepat di pagi hari jam 06.30 aku bangun dari tidur lelapku. Aku tidur di lantai, kenapa tidur di lantai? Karena aku tidak punya uang untuk membeli kasur atau semacamnya.
Jam 07.00 aku bersiap-siap, baik itu mandi, makan, dan menyiapkan keperluan sekolahku.
Saat setelah semua kegiatan itu selesai, aku melihat jam yang ada di dinding kos-kosanku. Jam menunjukkan 07.15.
"Wah gawat!! Aku bisa terlambat!"
Aku bergegas berangkat menuju ke sekolah. Aku berlari sekuat tenaga, di depanku ada sebuah jalan kecil untuk menyingkat waktu perjalanan ke sekolah. Aku tanpa pikir panjang langsung berbelok.
Gubrakk
Aku menabrak seorang gadis yang sangat cantik dengan rambut putih panjang yang usianya kira-kira 17 tahun atau sama sepertiku. Gadis itu memakai seragam sekolahku, mungkin dia juga salah-satu murid di sekolahku.
"Ahhh." (Gadis)
Gadis itu jatuh terduduk karena bertabrakan denganku, sedangkan aku berhasil mendarat dengan mulus karena aku pernah ikut dalam pelatihan bela diri dan di ajari langsung oleh sang master. Dan sang master itu adalah ayahku Yamato, seorang ahli bela diri yang menjuarai banyak sekali perdandingan dan bahkan namanya melegenda dalam seni ilmu bela diri.
(Kembali ke topik)
Saat aku akan melihat ke arah gadis itu. Aku berpikir, mungkin aku bisa melihat sesuatu yang istimewa, karena di sekolahku semua murid siswi menggunakan rok yang pendek.
"Mungkin hari ini adalah hari keberuntunganku." itulah yang aku pikirkan.
Saat aku melihat gadis itu sialnya tiba-tiba ada cahaya dewa yang menutupi hal yang istimewa itu.
Dan itu membuatku emosi.
"Woywoywoywoy! Cahaya apaan itu, mengganggu pemandangan saja!"
Kemudian gadis itu berdiri.
"Cih, hilang sudah kesempatan sekali seumur hidup!"
Dengan tenang aku menghampiri gadis itu dan menanyakan keadaannya.
"Apa kau tidak apa-apa?"
"Hi-chan." Dengan suara kecil (Gadis)
Dan aku tentu saja mendengar hal itu. Tapi aku tak tau apa yang dia maksud, tapi sepertinya dia menyebut kata 'Hi-chan'.
"Apa kita penah bertemu sebelumnya?"
"Ehh. Maaf, se-sepertinya aku salah orang."
"Ohh, apa kau tidak apa-apa?"
Gadis itu berdiri.
"A-ku tidak apa-apa."
"Anu. Sebelumnya, maaf sudah menabrakmu."
"Y-ya tidak apa-apa." (Gadis)
Karena penasaran aku bertanya ke gadis itu.
"Emm. Apa kamu juga murid di SMA Yokohama?"
"I-iya." (Gadis)
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita berangkat bersama? Lagi pula sekolah kita sama."
Tanpa pikir panjang aku mengatakan hal itu.
"Cih. Sial, tiba-tiba saja kata-kata itu keluar dari mulutku. Mungkin ini efek seorang jomlo. Bagaimana kalau dia menolak! Mungkin aku bisa mati karena malu." itulah yang aku pikirkan.
"B-baiklah kalau begitu." (Gadis)
Tapi di luar dugaan, gadis itu menerima ajakanku.
"Mungkinkah ini pertanda?!" itulah yang aku pikirkan saat dia menerima ajakanku.
Aku sangat senang hingga sampai-sampai aku berusaha melakukan hal yang konyol.
"A-anu, sebaiknya kita harus bergegas." (Gadis)
"I-iya, ayo kita berangkat." (Hikari)
Aku dan gadis itu berjalan ke sakolah bersama-sama. Sebelum sampai di sekolah aku bertanya kepada gadis itu.
"Em. Ka-kalau bo-boleh tau namamu siapa?"
Aku sangat gugup karena ini pertama kalinya aku berjalan berdampingan bersama gadis cantik.
"Namaku Rin." (Rin)
"Rin, ya. Nama yang bagus." Itulah yang ada di pikiranku.
"Salam kenal Rin-san. Namaku Hiroaki."
"Panggil Rin saja." (Rin)
"Baru beberapa menit bertemu langsung pakai nama depan, sungguh tantangan yang sangat sulit." pikiranku mulai kacau dan aku mulai gugup.
"R-Rin-san." (Hikari)
"Rin saja." (Rin)
"R-Rin." (Hikari)
"Salam kenal juga Hiroaki." Rin tersenyum.
Aku melihat dia dengan mudahnya tersenyum sambil mengatakan itu.
Setelah itu tak ada pembicaraan lagi.
Kami berdua sampai di depan gerbang sekolah.
Aku berpisah dengan Rin di depan gerbang, karena mungkin kelasku dan dia berbeda.
Ting, ting, ting, ting. Suara bel sekolah.
Jam 07.30 bel masuk berbunyi.
Aku segera bergegas masuk ke kelas.
11 B adalah kelasku, terdapat di lantai dua dari tiga lantai yang ada di bangunan sekolah ini. Dan tempat duduk favoritku adalah dibagian pojok belakang dekat dengan jendela, agar aku bisa terhindar dari perhatian guru dan juga, aku bisa merasakan angin sepoi-sepoi mengenai langsung tepat ke wajahku.
Jam pelajaran pertama di mulai. Bu guru memasuki kelas dan sebelum memulai pelajaran bu guru memberitahukan sesuatu.
"Hari ini kalian dapat teman baru!" (Bu Guru)
"Apa? Teman baru?" (Siswa)
Siswa yang ada di kelas kebingungan.
"Rin silahkan masuk." (Bu Guru)
Aku merasa tidak asing dengan nama itu. Aku melihat seorang wanita berambut putih panjang memasuki kelasku wajahnya tak asing bagiku.
"Perkenalkan, dia adalah murid pindahan, namanya Rin, akrablah dengannya." (Bu Guru)
"Wahh cantik banget!!" (Siswa Laki-laki)
Semua siswa laki-laki yang berada di kelasku mulai ribut.
"N-namaku Rin, s-salam kenal." (Rin)
Aku terkejut.
"Rin! Bukannya dia gadis yang tadi pagi berangkat bersamaku. Ternyata dia murid pindahan, pantas saja. Mungkin dia tersesat tadi. Ha..." pikirku
"Hiroaki!" (Bu Guru)
"Y-Ya bu guru!" (Hikari)
"Nah Rin-san, di samping Akarui ada bangku kosong kamu bisa duduk di sana." (Bu Guru)
Aku melihat Rin berjalan ke arahku, dan sebelum dia duduk ia menyapaku.
"Halo Hiroaki, kita bertemu lagi." (Rin)
"I-Iya."
Aku melihatnya tersenyum. Kemudian ia duduk di tempat duduknya yang berada di sampingku.
Aku melihat seluruh laki-laki di dalam kelas melihatku dengan tatapan sinis seperti ingin membunuhku.
"Baiklah, sekarang kita mulai pelajarannya." (Bu Guru)
****
Ting ting ting ting.
Jam 09.30 waktunya istirahat dan semua guru keluar dari kelas.
Aku berniat ke kantin untuk membeli sebuah roti. Tapi, aku di hadang oleh semua siswa laki-laki yang ada di kelas.
"Woy, woy. Mau kemana kau Hiroaki." (Siswa lk 1)
Dengan tenang aku menjawab.
"Sudah jelas, sekarangkan waktunya istirahat. Jadi, aku mau ke kantin untuk membeli roti."
"Biar aku saja yang belikan." (Siswa lk 2)
"B-baiklah. Tapi kenapa?"
"Kau selesaikan masalah ini dulu, sebelum selesai kau tak akan kami beri kesempatan untuk keluar!" (Siswa lk 2)
"Jadi kalian menantangku?"
"B-bukan, sudah berikan saja uangnya biar aku yang belikan." (Siswa lk 2)
Akupun memberikan uang yang mau aku belikan roti kepadanya, kemudian dia keluar.
"Jadi? Apa maksud kalian menghadangku?"
Salah satu siswa itu kemudian berbicara padaku.
"Kau tega Hiroaki." (Siswa lk 3)
"Apa maksudmu?" (Hikari)
Aku tak paham apa yang dikatannya.
"Kami kira, kau selama ini adalah siswa yang pendiam, tapi tak kusangka, kau telah memiliki seorang pacar." (Siswa lk 3)
"Sepertinya mereka telah salah paham."
"Tunggu dulu, sepertinya kalian salah paham."
"Apa maksudmu?" (Siswa lk 1)
Aku menceritakan apa yang telah terjadi padaku tadi pagi, tentu saja aku juga menutupi sedikit kebenaran agar aku terhindar dari masalah yang lebih besar.
"Oh, seperti itu." (Siswa lk 3)
"Sepertinya kesalahpahaman mereka telah terselesaikan."
"Haha. ternyata dia bukan pacarmu, maaf sudah salah sangka." (Siswa lk 3)
"Ha ha ha ... sudah pasti, mana ada wanita cantik seperti dia menyukaiku."
Aku menjawab dengan tawa tak ikhlas.
"Sebenarnya aku berharap seperti itu." suara hatiku.
Tiba-tiba murid yang tadi mau membelikanku roti kembali ke kelas.
"Hiroaki!" (Siswa lk 2)
"Ada apa?"
"Maaf Hiroaki, semua roti yang ada di kantin sudah habis." (Siswa lk 2)
"Apa? Habis? Bagaimana bisa? Padahal istirahat saja belum sampai 10 menit tapi sudah habis secepat ini."
"Ya sudah, tidak apa-apa." (Hikari)
Siswa itu menembalikan uangku.
Kemudian, seluruh siswa yang menghadangku tiba-tiba pergi meninggalkanku sendirian.
Karena tak dapat roti untuk mengganjal perut jadi aku putuskan untuk kembali ke tempat dudukku.
Aku merenung karena selama ini aku belum pernah tidak kebagian roti dan juga aku sangat payah dalam membuat sebuah bekal.
Tiba-tiba aku mencium baru yang sedap di sampingku. Aku melihat Rin yang membawa bekal yang kelihatan enak.
Grrrrrr. suara perut kelaparan.
Perutku berbunyi karena lapar. Rin kemudian melihatku.
"Andai saja, dia menawariku makan bersama dengannya, betapa senangnya hati ini." pikirku.
"A-anu, apa kamu mau?" (Rin)
Rin menawariku bekalnya, rasanya seperti mimpi saja.
"A-apa boleh?"
"Boleh." (Rin)
Sebelum itu, aku melihat keadaan sekitar untuk jaga-jaga dari salah paham para laki-laki di kelasku.
Setelah aku rasa aman, aku pun meminta sedikit dari bekalnya.
"Bagaimana rasanya?" (Rin)
"Enak banget."
"Makasih, ini bekal buatanku sendiri, lo." (Rin)
"Wah, sudah cantik, bisa buat bekal yang enak pula, sungguh ideal gadis ini." pikirku.
Setelah itu aku kembali duduk di tempat dudukku, tepat setelah itu semua laki-laki di kelasku masuk ke kelas.
"Wihhhh. hampir saja, kalo telat sedikit saja bisa-bisa hidupku bisa dalam bahaya."
Akupun bersikap seperti biasa.
Ting ting ting ting.
Jam 10.00 waktunya pelajaran kedua.
"Bersambung"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Fuajiri
itu nyemir apa tua sejak dini?
2023-03-10
1
Pendekar New
ohh..ini yg jd mc authornya sendiri y..
2022-10-12
0
Obay Sensei
kamudimana
2022-01-22
0