"Waaaaaaa!! Anjing itu mau menggigitku!" aku mulai panik. Karena, mungkin saja jika aku digigit oleh anjing itu, aku akan tewas.
Aku berlari sekuat tenaga dan di depanku, aku melihat ada sebuah padang rumput terbuka yang sangat luas.
Aku terus berlari tanpa melihat ke arah belakang karena aku terlalu takut.
Dan aku melihat Rin yang tiba-tiba berhenti berlari setelah sampai di padang rumput itu, kemudian ia melihat ke arah belakang dan aku juga ikut berhenti.
"Rin. Kenapa kau berhenti?!"
"Sepertinya, sudah tidak ada yang mengejar kita lagi." (Rin)
Aku melihat kebelakang dan sudah tidak ada apapun lagi di belakang kami.
"Sepertinya anjing itu sudah pergi." aku mulai tenang.
Kemudian aku dan Rin berjalan menyusuri padang rumput itu, dan berharap bisa bertemu dengan seseorang untuk ditanyai.
*****
Setelah beberapa jam berjalan di area padang rumput terbuka ini, aku melihat ada seorang laki-laki dewasa dengan rambut berwarna putih terang yang berpakaian seperti seorang petualang seperti di anime-anime lengkap dengan pedang besar yang ada di punggungnya dan sebuah tameng, bersama dengan seorang gadis kecil yang memiliki rambut berwarna merah agak panjang yang juga berpakaian seperti seorang petualang jauh di depan.
"Rin, sepertinya ada orang di depan kita. Sebaiknya kita tanya saja pada mereka tentang apa yang sebenarnya terjadi pada kita, mungkin saja mereka tau sesuatu."
"Ba-Baiklah." (Rin)
Aku dan Rin berjalan mendekati orang itu. Setelah itu tanpa pikir panjang aku putuskan untuk menyapa mereka.
"Ha-Halo!"
Tiba-tiba laki-laki yang bersama seorang gadis kecil itu menodongkan pedang panjang yang begitu mengkilap ke arahku. Seketika aku berhenti dan mengangkat kedua tanganku.
"Woywoywoywoy, yang benar saja!! Siall!! Aku lupa sesuatu yang penting. Apa mereka paham apa yang aku ucapkan?!"
Rin yang berada di belakangku tidak bergerak sama sekali dan dia terlihat sedang ketakutan.
"A-apa kalian paham ucapanku?"
Mereka melihat ke arahku, dan setelah itu laki-laki yang menodongkan pedangnya ke arahku mulai menurunkan arah pedangnya.
"Tenang saja, aku paham ucapan kalian." (laki-laki)
Aku dan Rin merasa lega.
Aku memutuskan untuk bertanya kepada mereka.
"Aku ingin bertanya sesuatu kepada kalian."
"Apa yang ingin kalian tanyakan?" (laki-laki)
"Sebelum itu, kami akan memperkenalkan diri dulu. Namaku Hiroaki dan ini adalah temanku, Rin."
"Namaku Garden dan ini pasanganku Leona, kami adalah seorang petualang." (Garden)
"Pasangan?"
Aku terpaku dengan kata pasangan yang di ucapkan Garden.
"Bagaimana bisa, seorang pria dewasa memiliki pasangan seorang gadis kecil. Aku sungguh bingung." pikirku
Aku melihat ke arah Rin, dan dia sedang tertawa kecil. Aku penasaran dan memutuskan untuk bertanya.
"Rin? Ada apa denganmu? Mulai tadi kau kelihatan aneh?"
"Tidak ada apa-apa." (Rin)
"Baiklah kalau begitu."
Tiba-tiba Leona berbicara.
"Iya, kami adalah pasangan." (Leona)
Aku masih bingung jadi aku putuskan untuk bertanya lagi.
"Bagaimana bisa, kalian menjadi pasangan?"
Kemudian Garden memberitahuku kenapa ia bisa berpasangan dengan Leona.
"Apa kau lihat tanda yang ada di lenganku." (Garden)
Ia menunjukkan lengan kanannya yang berotot kepadaku.
Aku memperhatikan dengan teliti dan melihat sebuah tato kecil yang berbentuk macan putih ada di lengannya.
"Apa itu tandamu?"
"Iya, tanda ini bisa muncul karena ada kejadian tertentu, dan setiap letak tanda itu pasti memiliki sebab kenapa tanda itu bisa muncul di tempat itu, begitu pula bentuk tanda itu sendiri. Dan setiap pasangan pasti memiliki bentuk tanda yang sama, tapi hanya tempat tanda itu saja yang berbeda. Dan aku cukup tertarik dengan tempat dan bentuk tanda yang ada padamu." (Garden)
Ucapannya membuatku bingung.
"Apa aku juga memiliki tanda itu? Dimana?"
Aku melihat seluruh tubuhku tapi aku tak menemukan letak tanda itu.
"Hahaha. Jika kau mencari seperti itu, kau tak akan bisa menemukannya, coba lihat ini." (Garden)
Kemudian Garden menunjukkan pedangnya tepat ke arah wajahku.
Pedangnya begitu mengkilap sehingga aku bisa bercermin pada pedang itu.
Saat aku melihat ke arah pedang itu aku terkejut, aku melihat tanda dengan bentuk bintang berada tepat di pipi kananku.
"Bagaimana? Apa kau sudah bisa melihatnya? Aku penasaran, kenapa tanda itu bisa ada di pipimu? Apa ada hal baik yang terjadi, sehingga tanda itu bisa ada di pipimu?" (Garden)
"Mungkin tanda ini berada di pipi kananku karena Rin pernah mencium pipiku meskipun itu tidak di sengaja." Itulah yang aku pikirkan dan aku putuskan untuk tidak memberi tau kejadian itu kepada Garden.
"Ma-maaf aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu. Itu terlalu sulit."
"Hahahaha. Tidak apa-apa setiap orang pasti memiliki sebuah rahasia kecil." (Garden)
"Ha, ha, ha, ha, ha."
Aku pun ikut tertawa dengan nada tak ikhlasku dan lagi-lagi aku melihat wajah Rin memerah dan aku putuskan untuk mengabaikannya.
"Kau mungkin bisa menyembunyikannya dariku, tapi tidak dengan pasanganmu." (Garden)
"Apa maksudmu?"
Aku kebingungan dengan kata-kata Garden.
Kemudian Leona menjawab pertanyaanku
"Jiwa, pikiran, dan tubuh seorang yang telah memiliki pasangan akan menyatu. Tapi, hanya si pemilik tanda wanita yang memiliki beberapa kelebihan." (Leona)
"Kelebihan?"
"Iya, seperti, si pemilik tanda wanita bisa saja membaca apa yang ada di pikiran pasangannya, itu hanya satu dari beberapa keistimewaan dari pemilik tanda wanita. Dan satu hal yang harus kalian ingat, jika salah satu dari kalian terluka atau mengalami hal tertentu, maka pasangan lainnya juga akan merasakan hal itu." (Leona)
Aku mencoba mengingat kembali apa yang terjadi tadi. Aku ingat bahwa tadi, sebelum datang ke sini aku mengalami sakit kepala yang luar biasa, apa Rin juga mengalami hal itu.
Aku putuskan untuk bertanya kepada Rin.
"Rin, apa tadi, sebelum kita ke sini. Saat aku mengalami sakit kepala itu, apa kamu juga merasakannya?"
Aku melihat Rin diam dan tak menjawab pertanyaanku. Jadi, aku putuskan untuk mencoba sesuatu.
Aku mendekat ke arah Garden yang sedang memengang pedangnya dan dengan sengaja aku mengiris sedikit jempol kananku pada ujung pedangnya yang tajam itu. Aku merasa kesakitan, karena ini pertama kalinya aku berani melukai diriku sendiri dan aku menahan rasa sakit itu, jempolku mengeluarkan sedikit darah.
"Ahhhhhhh." (Rin)
Rin yang berteriak kesakitan.
"Woywoywoywoy! Yang benar saja!" Aku merasa kebingungan setelah melakukan hal itu. Aku melihat Rin dan tangannya yang juga terluka tepatnya di bagian jempol sama seperti luka yang ada padaku dan aku sempat melihat sebuah tanda bintang persis seperti yang ada di pipiku berada di tangan kirinya.
"Woy bocah! Apa yang kau lakukan!! Leona cepat sembuhkan dia!" (Garden)
Aku melihat Garden marah kepadaku.
"Baiklah." (Leona)
Aku melihat Leona mendekat ke arah Rin yang berada di belakangku.
"Cahaya Penyembuh, Heal!" (Leona)
Dan tiba-tiba saja, sebuah cahaya hijau menyelimuti mereka berdua dan aku sempat kaget.
"Apa yang kau lakukan pada Rin!!"
Aku sangat khawatir kepada Rin, karena ini pertama kalinya aku melihat hal seperti itu.
"Tenang saja bocah, itu adalah sihir penyembuhan." (Garden)
Aku mendengar sesuatu yang sangat tidak masuk akal.
"Apa? Sihir?!"
"Woy bocah, jangan bilang kau tak tau tentang sihir." (Garden)
"Tidak."
"Sebenarnya kau berasal dari mana? Sihir saja tidak tau. Apa kau datang dari dunia lain?"
"Jika aku jawab seperti itu, pasti dia tidak akan percaya. Apa aku harus berbohong? Sepertinya tidak." pikirku.
Aku melihat ke arah Rin yang sudah selesai di sembuhkan oleh Leona menggunakan sebuah sihir. Tangan kananya atau lebih tepatnya jempolnya sembuh tampa bekas begitu pula dengan luka yang ada di jempolku.
"Aku memang datang dari dunia lain."
Aku menjawab seperti itu karena aku sudah yakin bahwa ini bukan di bumi lagi, dan juga aku sudah melihat hewan aneh yang belum pernah aku lihat sebelumnya, dan sekarang di tambah lagi dengan sihir. Aku jadi semakin yakin bahwa aku sudah ada di dunia lain.
Aku kira mereka tidak akan percaya kata-kataku. Tapi, di luar dugaan respon mereka sangat berbeda dari apa yang aku bayangkan.
"Apa! Pantas saja aku merasa ada yang aneh dengan kalian, mulai dari pakaian hingga respon kalian terhadap sihir. Sekarang aku sudah tidak heran lagi." (Garden)
"Kau percaya pada ucapanku?"
Aku merasa curiga. Karena, mana mungkin orang yang baru saja kau temui langsung dengan mudahnya kau percaya apa yang dikatakannya.
"Iya, lagipula beberapa tahun lalu ada dua pasangan yang dipanggil kesini jadi aku sudah tidak ragu lagi bila kau bicara seperti itu." (Garden)
"Oh baiklah."
Akupun merasa tenang setelah mendengar penjelasannya.
"Jadi? Kalian dari istana mana?" (Garden)
Aku kebingungan.
"Istana? Apa maksudmu?"
"Bukannya kau di panggil ke dunia ini oleh sebuah kerajaan, melalui sebuah lingkaran sihir." (Garden)
"Lingkaran sihir? Apa maksudmu? Aku tak mengerti?"
"Baiklah aku akan menjelaskannya. Pertama, setiap pasangan yang di panggil ke dunia ini pasti melewati lingkaran sihir. Kedua, setiap pasangan yang di panggil ke dunia ini pasti mewakili satu kerajaan. Ketiga, katanya, setiap pasangan yang di panggil itu, dipilih secara acak atau bisa beda dunia, tempat, dan waktu. Jadi, mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Keempat, setiap pasangan akan langsung di suruh untuk membuat sebuat kontrak di tempat pemanggilan itu ada yang melalui ciuman atau hal lain." (Garden)
Aku kembali berusaha mengingat kejadian demi kejadian yang terjadi padanya sebelum datang kedunia ini.
"Sepertinya semua yang kaukatakan itu, tidak terjadi padaku."
Aku melihat Garden kaget setelah mendengar perkataanku.
"Apa?! Bagaimana bisa? Aku belum pernah lihat ada pasangan dari dunia lain yang datang ke sini tanpa melewati cara-cara yang aku sebutkan tadi." (Garden)
"Apa maksudmu?"
"Hanya itu satu-satunya cara agar pasangan dari dunia lain bisa di panggil ke dunia ini." (Garden)
"Aku tidak tau tentang hal itu, yang pasti sebelum aku ada disini, aku ada di sebuah ruangan dan tiba-tiba saja ruangan itu menjadi hitam dan juga kepalaku sakit, setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi. Dan saat aku membuka mataku aku sudah ada di dalam hutan dan bukan di istana."
Tentu saja aku merahasiakan tentang ciuman itu.
"Hmmm. Kasusmu ini cukup langkah atau bahkan baru kali ini terjadi. Lebih baik kita segera ke kota untuk mencari tau tentang masalah kalian, siapa tau ada orang yang paham tentang masalah kalian ini." (Garden)
"Kota?"
Leona menjawab pertanyaanku lagi.
"Iya, kalian mau ikut'kan, lagi pula kami baru saja menyelesaikan sebuah misi dan ingin kembali untuk ke kota untuk mengmbil imbalan." (Garden)
"Misi?"
"Woy. Bocah, kau tidak lupa'kan apa yang pertama kali kami ucapkan tadi, bahwa kami adalah seorang petualang." (Garden)
Sebenarnya aku lupa, tapi untuk cari aman aku berbohong.
"T-tentu saja aku ingat."
"Baiklah kalau begitu, sekarang kita berangkat." (Garden)
Kemudian aku menghampiri Rin dan memegang tangannya dan aku berjalan mengikuti mereka berdua.
"Ha. Si pemilik tanda wanita bisa membaca pikiran pasangannya, ya. Pantas saja Rin bertingkah aneh mungkin dia sudah tau. Tu-tu-tu-tunggu dulu, tadi saat aku tidur di pangkuannya aku sedang berpikir tentang kejadian saat aku berada di gudang, gawaaaatttt!! Berarti, dia sudah tau!" Pikiranku mulai kacau.
Aku melihat Rin sedang menundukkan kepalanya. Dan tiba-tiba saja tanpa sebab yang jelas, wajahku memerah.
Leona sedang melihatku dan dia tersenyum.
"Menurutku, kalian itu cocok." (Leona)
Dan entah kenapa setelah mendengar hal itu, wajahku semakin memerah.
"Hahaha, sudalah Leona, jangan kau ganggu mereka." (Garden)
Aku dan Rin pun berjalan menuju ke kota bersama dengan Garden dan Leona.
"Bersambung"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
🍁™KURO'USAGI™🍁
kejebak dalam gudang sama cewe stonk📈
2020-11-25
2
pembacasetia
mmmm ceritanya sama
2020-11-08
0
pembacasetia
aku penah nonton anime ini lah
2020-11-08
0