Hari rabu Tanggal 18 maret.
Di pagi hari yang cerah tepat jam 06.15 aku bangun dari tidurku yang lelap.
"Uaaaayy." aku menguap dengan tenang dan damai.
Setelah itu aku ke kamar mandi untuk cuci muka, gosok gigi, dan mandi, setelah itu aku bersiap-siap memakai seragam dan sarapan.
Jam 07.10 aku berangkat ke sekolah. Aku melewati jalan yang ku lalui kemarin dan berharap Rin juga ada disana.
Tapi, sepertinya aku terlalu berharap. Rin tidak melewati jalan ini.
Aku segera bergegas menuju ke sekolah.
Sesampainya di sekolah aku langsung masuk ke kelas dan berharap Rin sudah ada di sana.
Tapi sepertinya aku lagi-lagi terlalu berharap, sepertinya Rin belum datang.
Ting ting ting ting.
Jam 07.30 waktunya kelas di mulai. Tapi, aku belum melihat Rin. "Mungkin dia terlambat" pikirku.
Jam pertama hampir selesai dan Rin belum datang juga.
"Sepertinya ada sesuatu yang terjadi pada Rin."
Ting ting ting.
Bel istirahat berbunyi. Aku meminta izin pulang lebih awal, dan kebetulan yang mengajar tadi adalah guru favoritku bu Irina, dia mengajar perlajaran biologi.
"Bu Irina!"
"Ada apa Hiroaki-kun?" (Bu Irina)
"Saya boleh izin pulang lebih cepat hari ini bu?"
"Kenapa?" (Bu Irina)
"Saya merasa tidak enak badan."
"Baiklah, hati-hati di jalan, ya." (Bu Irina)
"Ha, sudah kuduga, tak ada guru yang lebih baik dari bu Irina." pikirku.
"Baik bu."
Aku pun segera pergi tapi tidak langsung pulang melainkan mencari Rin.
Hampir 2 jam aku berlari mengelilingi kota tapi aku tak mendapatkan hasil apa-apa. Jadi aku putuskan untuk pulang.
*****
Hari kamis Tanggal 19 maret.
Pagi hari jam 06.22 aku bangun dari tidurku. Aku langsung pergi ke kamar mandi dan mandi, setelah itu aku bersiap-siap, sarapan dan berangkat pada jam 07.12
Aku melewati jalan yang telah aku lalui kemarin dengan harapan aku bisa bertemu dengan Rin, dan sepertinya harapanku belum terkabul.
Aku segera bergegas ke sekolah. Dan sampainya di sekolah aku bergegas ke kelas dan berharap Rin ada di sana.
Sesampainya di kelas Rin tidak ada disana.
Ting ting ting ting.
Jam 08.30 pelajaran pertama dimulai.
Aku terus menunggu kedatangan Rin hingga jam pertama berakhir dan Rin tidak datang juga.
*****
Keesokan harinya.
Hari kamis Tanggal 20 maret.
Pagi hari jam 06.43
Sama seperti hari sebelumnya.
Aku bangun dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Aku melewati jalan yang kemarin-kemarin aku lalui dengan harapan aku bisa bertemu dengan Rin lagi. Tapi, sama seperti hari sebelumnya, hari ini pun aku tak bertemu dengan Rin.
Aku bergegas ke sekolah, setelah sampai di depan sekolah aku bergegas ke kelas berharap hari ini Rin masuk sekolah, dan sama seperti hari sebelumnya hari ini Rin tidak datang juga.
*****
Hari jum'at tanggal 21 maret.
Jam 06.37 aku bangun dari tempat tidurku, dan bersiap-siap. Sampai saat ini aku masih beharap agar aku bisa bertemu dengan Rin, entah kenapa aku mengharapkan ingin sekali bertemu dengan Rin, mungkinkah ini cinta.
Jam 07.15 aku berangkat melewati jalan yang aku lalui kemarin. Untuk beberapa saat aku tidak merasakan sesuatu yang aneh sampai pada akhirnya aku melihat seorang wanita memakai seragam sekolahku yang tak asing bagiku di kejar oleh dua orang mirip seperti penjahat.
"Itukan Rin, kenapa dia di kejar?" pikirku.
Rin berlari ke arahku.
"Hiroaki, tolong aku!" (Rin)
"Ada apa Rin?!"
"Tolong aku, aku mohon!" (Rin)
Tanpa pikir panjang aku memengang tanganya dan menariknya.
"Ayo!"
Aku dan Rin berlari menjauhi dua laki-laki itu. Aku melihat sebuah gudang bekas yang kumuh, kemudian aku menarik Rin untuk masuk kedalam gudang itu.
Aku menutup rapat-rapat pintu gudang itu agar mereka tak bisa masuk kedalam.
Aku bertanya kepada Rin siapa mereka.
"Rin? Apa kau tau mereka siapa?"
Rin terlihat ketakutan dan orang-orang itu ada tepat di depan gudang yang aku gunakan untuk bersembunyi.
Aku mendengar sedikit perbincangan mereka.
"Cih sial, kalau kita tidak menemukan gadis itu, bos pasti akan murka." (pria 1)
"Lebih baik kita segera cari gadis itu, jika tidak bisa gawat!" (pria 2)
"Ayo!" (pria 1)
Mereka berdua pergi tanpa menaruh rasa curiga pada gudang ini. "Tempat ini memang pantas untuk persembunyian." pikirku.
Setelah mendengar hal itu, aku penasaran. Aku berniat bertanya kembali kepada Rin tapi melihat kondisinya seperti itu akupun mengurungkan niatku.
"Hi-Hiroaki to-tolong aku." (Rin)
Aku mendengar suara Rin bergetar kerena ketakutan.
"Tidak apa-apa mereka sudah pergi, kau aman sekarang."
"Hiroaki, j-jangan tinggalkan a-aku se-sendiri, aku mo-mohon." (Rin)
Aku kasihan melihat Rin dalam kondisi seperti itu. Saat aku berniat untuk membuka pintu ternyata pintunya tidak bisa dibuka.
"Eh, ehhh!! Kenapa ini? Susah banget bukanya. Sepertinya pintu ini rusak."
"Apa aku harus bilang bahwa kita sepertinya terkurung di sini, ya."
Setelah Aku melihat keadaan Rin yang seperti itu aku tidak tega melihatnya.
Tak lama kemudian Rin tertidur.
******************
"Woywoywoywoywoywoy!!! Yang benar saja!" pikirku.
Aku melihat wajah Rin tengah tidur dengan pulas, dia kelihatan sangat manis.
"Ahhhhh! Tuhan, apa aku sanggup menahan cobaan seperti ini? Cobaan ini terlalu berat."
"Terkurung dalam gudang bersama gadis cantik yang sedang tertidur. Betapa beruntungnya aku. Ahhhh! Tidak, tidak, tidak, tidak boleh!" (Hikari)
Aku duduk dan memejamkan mata sebentar.
******
Aku membuka mataku kembali, dan Rin dengan keadaan setengah sadar tiba-tiba mendekat kearahku.
"Woywoywoywoyyy. Yang benar saja. Ada apa dengan gadis ini?" Aku mulai panik.
Dalam posisi duduk aku berusaha untuk mundur tapi terhalang oleh tembok yang berada tepat di belakangku.
"Woy!! Sadar Rin! Apa yang kau lakukan?!"
Aku berteriak kepada Rin agar dia bangun, tapi itu sia-sia, dia tetap saja tidak bangun.
"Tuhan, aku sudah berada di ambang batas, tolong lakukan sesuatu, kalau tidak, aku tak tau apa yang akan terjadi setelah ini." aku sangat panik.
Rin mendekatkan wajahnya ke arahku, dan aku bisa merasakan nafasnya.
"Ya Tuhan, cobaan ini berat sekali untuk seorang jomlo sepertiku."
Kemudian Rin mencium pipi kananku.
"Eh? Eeeh!!? Apa yang kau lakukan Rin?" Aku mulai kebingungan.
Tiba-tiba saja seluruh ruangan gudang menjadi gelap dan tanpa sadar aku memengang tangan Rin.
"Ada apa ini? Apa ini hukuman untukku, yang telah tanpa sengaja menodai gadis cantik ini, Tuhan!" Aku mengira itu adalah hukuman untukku karena telah mendai seorang gadis.
"Eh? Kenapa ini? Kepalaku sangat sakit. Ahhhhhhhggg!!"
Tiba-tiba kepalaku sangat sakit, dan aku pun pingsan.
******
Hari - Tanggal -
Siang hari, jam - -.- -
Aku membuka mataku perlahan, aku merasakan sebuah bantal yang sangat nyaman di padu dengan hembusan angin sepoy-sepoy.
"Bantal apa ini? Aku tidak ingat kalo aku punya sebuah bantal? Rasanya sedikit nyaman." aku membuka mataku dan melihat Rin yang sedang memangku kepalaku di pahanya.
"Apa kau sudah bangun Hiroaki?" (Rin)
Rin berkata seperti itu sambil menatapku dengan senyum manisnya.
Dan dengan refleks yang cepat aku bangun dari posisi tidurku. Saat aku dalam posisi duduk, tiba-tiba kepalaku merasakan sakit yang luar biasa, dan aku memengang kepalaku dengan kedua tanganku.
Kemudian dengan cepat Rin menidurkanku kembali di pahanya.
"T-tunggu, Rin Bu-bukannya in..."
Rin memotong kata-kataku.
"Sudah, diam saja!" (Rin)
Mendengar hal itu aku hanya bisa menurut.
Rin mengelus-elus rambutku dengan lembut dan itu membuatku sangat nyaman, dan sedikit demi sedikit sakit kepala itu menghilang.
Tak lama setelah itu aku kemudian bertanya kepada Rin.
"R-Rin, sekarang kita ada dimana?"
"Entahla, aku tak tau kita ada di mana. Yang pasti kita sekarang berada di hutan." (Rin)
"Hutan, ya. Tu-tunggu dulu! Kita ada di hutan?! Bukanya tadi kita ada di gudang? Bagaimana bisa kita ada di sini?!"
"Aku juga tidak tau. Tiba-tiba saja, saat aku bangun kita sudah ada di sini. Sudah, jangan banyak bicara dulu kau harus istirahat!" (Rin)
"Ba-baiklah."
"Entah kenapa saat Rin bilang seperti itu aku tidak bisa membantahnya, apa ini efek dari ciuman yang tak di sengaja itu." tanpa sadar saat memikirkan tentang ciuman itu wajahku memerah dan aku juga melihat wajah Rin memerah, hal itu membuatku penasaran dan aku putuskan untuk bertanya.
"Ada apa denganmu, Rin? Kenapa wajahmu memerah? Apa kau sakit?"
"T-tidak apa-apa, aku baik-baik saja." (Rin)
"Oh, baiklah kalau begitu."
Kresek, kresek. Suara di balik semak.
Aku mendengar suara di balik semak-semak dan aku langsung berdiri.
"Rin, ayo bergegas!"
"Bergegas? Kenapa?" (Rin)
"Sudah jangan banyak tanya, kita harus segera keluar dari hutan ini."
"Ba-Baiklah." (Rin)
Aku dan Rin pergi berlari dari tempat itu karena aku merasa tempat itu sudah tak aman lagi.
Dan benar saja, aku melihat sesuatu yang keluar dari semak itu.
"A-Apa itu?! Aku belum pernah melihat hewan seperti itu."
Hewan itu seperti anjing tapi yang ini memiliki ekor seperti kalajengking, tingginya hampir dua meter dan dia memiliki gigi yang sangat tajam.
Walaupun hanya seekor, tapi menurutku itu terlalu besar dan terlalu mengerikan untuk hewan yang mirip seekor anjing.
Aku berlari di belakang Rin, anjing itu semakin mendekat ke arahku dan bersiap menggigitku.
"Bersambung."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
Raysonic Lans™
aduh... stangku belok
2023-05-19
0
Cyborg21
thor ini hari nya masa masih kamis thor kn udah ganti hari
2022-05-21
0
?????
woywoywoywoy.. apaan thor
2020-12-09
4