Nasib Gadis Peramal Miskin
"Ya sudah, kalau kamu tidak mau membayar dengan tubuhmu, lebih baik bayar semua hutang yang pernah kamu pinjam dari aku. Biaya masuk kuliah dan ujian SKS kamu bulan lalu. Semuanya 10 juta," tagih seorang pemuda dengan wajah yang mengancam.
"Kasih aku kesempatan sebulan ini, Mas. Aku akan usahakan hutang itu lunas dalam bulan ini," jawab Faheera sembari membuang mukanya dari tatapan tajam Faris sang mantan kekasih.
"Janji-janji lu. Sampai kapan elu mau bayar hutang itu? Dari mana elu mau bayar? Dari gaji kuli lepas jaga warnet? Sudah miskin belagu, sok jual mahal lagi. Sudah gue kasih penawaran enak, masih menolak. Dasar cewek munafik," umpatnya seraya mencengkram dagu Faheera dengan kuat. Ucapannya mendadak kasar ber elu gue saking kesalnya sama Faheera yang susah diajak senang-senang.
Faheera kesakitan, dia mulai menepis tangan kekar mantan kekasihnya itu.
"Lepaskan, sakit Mas," mohon Faheera berontak. Namun pemuda yang bernama Faris itu tetap mencengkram dagu Faheera kuat.
"Ini penawaran terakhir buat elu gadis bodoh. Elu mau gue ajak senang-senang dengan imbalan hutang elu semua lunas, tiap bulan gue kasih fasilitas, motor buat pergi kuliah, elu nggak usah kerja di warnet lagi, tiap bulan uang jajan ngalir ke kantong elu, atau elu pilih yang kedua? Jika elu masih menolak, maka elu harus bayar hutang itu berikut bunganya 100 %," tekan Faris seraya mendekatkan wajahnya di wajah Faheera yang mulai menangis.
"Maaf, Mas. Aku tetap pilih yang kedua. Aku akan bayar hutang itu beserta bunganya. Kasih aku waktu paling lama dua bulan untuk melunasi," jawab Faheera membuat Faris meradang.
Dengan kasar Faris menjambak rambut Faheera dan menghempas tubuh ramping Faheera ke sisi tembok, sehingga Faheera kesakitan.
Tubuh Faheera mulai dihimpit, lalu Faris mulai melucuti sabuk pengamannya. Dia kini akan nekad akan melampiaskan kemarahan juga hasratnya pada gadis yang setahun ini dipacarinya tapi tidak bisa ditaklukannya.
"Jangan sok jual mahal lu, gadis bodoh," umpat Faris lagi seraya menyambarkan sabuknya ke tubuh Faheera.
"Awwww, sakit, Mas. Jangan ...." Faheera menjerit dan berontak menghindari amukan Faris yang sudah kalap.
Faris semakin tidak terbendung, dia berusaha melucuti semua pakaian Faheera. Faheera menepis tangan Faris yang kekar. Namun sia-sia, tubuh Faheera yang lebih kecil dari Faris, mampu Faris hempaskan ke atas kasur lantai di dalam rumah kosan milik Faheera.
"Aduhhhh, sakitttt." Bahkan Faris menyakiti Faheera terlebih dahulu. Kepala Faheera ia hantam ke tembok dan ditamparnya dua kali.
"Rasakan nih, ya. Ini akibat elu sering nolak permintaan gue."
"Dughhhh." Hantaman itu terjadi lagi membuat Faheera merasa sakit kepala. Faheera tidak melakukan pemberontakan lagi saking kepalanya sakit. Namun dalam diam, dia berusaha mengumpulkan tenaga.
Sementara Faris terus merangsek dan tangannya mulai merambah rok Faheera lalu menyingkapnya.
"Hiyatttttt." Sekuat tenaga Faheera menendang bagian diantara tengah paha lelaki bajingan itu sehingga tubuh yang tadi gagah dan kasar terpental seketika sembari menahan rasa sakit di alat vitalnya.
"Anjrittttt, sialannnnnn," desisnya kesakitan.
Sementara Faheera kini mulai membetulkan pakaiannya yang sudah tidak karuan sembari menjerit minta tolong. Sayangnya, letak kosan miliknya yang paling ujung terlebih siang-siang begini sepi, hampir semua penghuni kosan kerja pagi sampai sore, sehingga suasana lingkungan kosan itu sepi.
"Tolonggggg, tolongggg." Faheera berusaha keluar kosannya seraya minta tolong. Berharap ada orang lewat sekitar sana, Jalan di depan kosannya ini memang sepi dari lalu lalang kendaraan, terlebih pagi menjelang siang.
Namun, keberuntungan sepertinya sedang berpihak pada Faheera. Sebuah mobil yang tidak asing lagi kebetulan lewat di jalan sepi depan kosannya. Faheera tahu orang itu sepertinya terpaksa lewat jalan itu hanya demi mengambil sesuatu di rumah besarnya yang letaknya berada di depan kosan milik Faheera. Namun terhalang tembok tinggi yang memisahkan.
"Tolong, Mass," jerit Faheera seraya mencegah mobil itu.
Lelaki tampan berumur sekitar 35 tahun, pakaiannya mentereng, mobilnya mewah, dengan baju berdasi, menuruni mobilnya lalu menghampiri Faheera.
"Kamu, ngapain minta tolong? Lalu kenapa baju kamu tidak karuan begitu?" tanya lelaki tampan itu risau seraya menatap Faheera yang kini dalam kondisi tidak karuan.
"Sa~saya, mau diperkosa dan dianiaya oleh mantan pacar saya, Mas. Tolongin saya, Mas," pintanya seraya bersembunyi di balik punggung lelaki bernama Gelora itu.
"Tidak, dia berbohong. Gue bukan mau perkosa atau menganiayanya, tapi gue datang ke kosannya hanya untuk menagih hutangnya yang belum dibayar. Gadis ular itu mengarang cerita dan dia berpura-pura menjadi korban penganiayaan, padahal gue yang dianiaya dia," tunjuknya menuding balik Faheera.
"Tidak. Dia berbohong. Dia memang menagih hutang, tapi juga mengancam dan melakukan kekerasan. Lihatlah kepala saya ini, Mas. Benjol akibat dihantam ke lantai," sergah Faheera menyangkal.
"Dia itu tidak mau bayar hutang. Karena tidak mau bayar, lalu dia mengarang cerita bahwa guelah yang melakukan kekerasan," sangkal Faris lagi seraya sesekali meringis, karena burungnya masih terasa sakit ditendang sekuatnya oleh Faheera.
Karena suara yang ditimbulkan Faheera dan mantan kekasihnya semakin gaduh akibat saling sangkal dan tuding, akhirnya keributan itu lama-lama didengar masyarakat yang kebetulan lewat.
"Amankan Pak orang ini. Awasi dia supaya jangan sampai masuk lingkungan kosan ini. Di sini lingkungan kosan perempuan, harusnya ada pengawasan dari pihak pemilik kos, karena ini rawan," ujar lelaki tampan yang turun dari mobil mewah itu.
"Mas Gelora, baik Mas. Memang sepertinya orang ini sering datang ke sini. Dan rupanya memang menemui Mbak Faheera. Saya pikir mereka tidak terlibat perselisihan, jadi saat saya melihat dia selalu datang ke kosan ini kirain mau indehoy," ujar salah satu warga diimbuhi tawa diakhir kalimat.
"Cewek sok jual mahal ini punya hutang sama gue. Tapi dia kagak bisa bayar. Setelah puas porotin gue, dia perlahan menghindar dan hilang tanpa kabar," jelas Faris memberi alasan.
Faheera menunduk karena memang dia mengakui memiliki hutang pada Faris.
"Awas, lu, ya. Kalau elu tidak bisa bayar dalam jangka waktu dua bulan, maka gue akan laporin elu ke pihak berwajib, supaya dimasukin bui," ancamnya seraya menepis lengan Pak Kudil yang memeganginya, lalu memburu menuju mobilnya dan melajukan mobil itu dengan kecepatan yang full.
"Terimakasih Mas, terimakasih Pak Kudil," ucap Faheera masih di belakang punggung Haga. Haga berbalik seraya menepis lengan Faheera. Pria dewasa yang dingin itu menatap Faheera yang sedang menatap lelaki itu.
"Makanya kalau punya hutang itu harus dibayar, jangan mentang-mentang lelaki itu baik, lalu meminjam uang dengan niat tidak mau bayar. Lihatlah dirimu seperti ini," tukas lelaki bernama Haga itu sembari berlalu membiarkan Faheera berdiri tercengang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments