Yosua tersenyum dan kemudian meraih kedua tanganku lalu duduk dihadapan ku dan Yosua tetap tersenyum.
"Apa permintaan mu setelah kita menikah?" tanya Yosua padaku.
"Yakin mau mengabulkan permintaan ku?" tanyaku balik padanya.
"Yakin banget...!" ucapnya dengan pasti.
"Aku ingin kita hidup mandiri setelah kita menikahi nantinya, ngak apa-apa kalau kita menempati rumah mu yang di dekat kandang babi itu...!"
"Ngak bisa kalau itu, dek! abang anak satu-satunya laki-laki di rumah dan tidak mungkin kita pergi dari rumah." sanggah Yosua.
"Baik kalau begitu, tapi aku hanya mau mencuci pakaian kita berdua dan aku mau kita pisah masak dari keluarga mu.
kecil aja buat dapur di luar untuk tempat ku memasak dan abang harus kerja memelihara babi dan sebagiannya, nanti saya bantu."ucapku padanya.
Yosua terdiam karena itu tidak mungkin dilaksanakan, berhubung Yosua tidak menanggapi ucapan ku lagi, akhirnya aku pulang sendiri yang tetap di ikuti oleh Yosua dari belakang.
Banyak orang melihat sehingga aku naik ke motor Yosua dan aku langsung mintak pulang ke rumah.
Setelah mengantarkan pulang ke rumah, Yosua langsung pulang karena ku suruh dan Friska bersama Merlin mendatangiku dan melihat plastik kresek yang tenteng.
"Apa itu eda?" tanya Merlin.
"Tai babi." ucapku dengan ketus dan aku langsung masuk ke kamar.
Hanya berselang beberapa menit di dalam kamar dan pintu kamar langsung digedor kuat oleh mamak.
"Keluar kau Nauli, jangan sampai ku bongkar pintu kamar mu ini, iya!" teriak mamak dari luar.
Lalu ku buka pintu kamar dan mamak sudah berdiri bersama kedua calon menantunya dihadapan ku.
"Belikan dulu kacang ijo, gula merah dan santan ke lapo mak Tias sana, eda-eda mu ini ngidam mau makan bubur kacang ijo." perintah mamak padaku.
"Sini uangnya," sahutku.
"Pakai uang mu lah, mamak mana punya duit...!"
bar....!' pintu kamar ku tutup dengan cara membantingnya.
"Keluar kau Nauli anjing...!" teriak mamak lagi.
Pintu ku buka kembali dan mamak memberikan uang satu lembar uang lima puluh ribu rupiah.
"Setelah kau beli langsung masak," perintah mamak lagi.
Tanpa ku sahut dan aku langsung pergi menuju lapo mak Tias atau warung dan sesampainya di warung itu, aku langsung membeli minyak goreng curah, ikan gembung rebus, mie instan 5 bungkus, telur 10 butir dan bawang merah seperempat.
Cukuplah uang lima puluh ribu rupiah untuk membeli semua yang ku ambil, nanti untuk makan malam.
Lalu aku pulang ke rumah, dari pintu samping menuju dapur dan ku petik buah jipang di samping rumah.**
Sayur jipang gulai, ikan gembung goreng yang ku sambal berikut dengan telur serta mie goreng instan.
Kemudian ku sisihkan untukku dan kubawa ke kamar dan tidak lupa nasi serta air minum.
Dirumah ini sangat banyak mulut yang siap menghabiskan semua masakan ku yang hanya memikirkan perut masing-masing.
"Dah masak bubur kacang ijo itu?" tanya Friska yang datang bersama Merlin ke belakang ini saat aku cuci piring.
"Bapak kau kacang ijo, sana minta sama keluarga mu.
dasar perempuan gatal...! seharusnya kalian itu sekolah dan bukan bunting seperti ini. kalian persis seperti babi yang asal bunting.
perempuan ngak ada harga diri kalian berdua, masih bau kencur tapi sudah bunting duluan.
pantas saja kalian di usir dari rumah kalian, anak perempuan yang tidak tau diri dan ngak berguna...!"
"Bouuu....!" teriak Friska yang memanggil mamak ku
Seketika itu juga mamak datang dengan amarahnya karena kedua calon menantunya ku omelin.
"Kau apain lagi eda-eda mu Nauli anjing....!" teriak mamak padaku.
"Cuman ku beri nasihat aja, tapi sudah kyak orang gila...!"
"Kau ngak pantas menasehati hula-hula mu seperti ini karena kau yang seharusnya di nasehatin.
pasu-pasu ni hula-hula itu setengah portibi ini dan kau tak pantas menasehati hula-hula mu karena kau itu boru di rumah ini." ucap mamak yang bercampur bahasa batak.
Hula-hula itu adalah keluarga dari saudara laki-laki ku dan berkat dari hula-hula menurut setengah dunia ini.
"Kalau memang setengah dari dunia ini berkat dari hula-hula dan mamak ngak perlu menjual ku ke Yosua untuk menikahkan mereka berdua.
mamak juga hula-hula bagi keluarga Yosua, tapi apa yang terjadi? mamak malah menjual ku ke Yosua." ucapku pada mamak.
Kulihat mamak memperhatikan leher ku dan untungnya emas pemberian Yosua sudah ku simpan, ternyata mamak memperhatikan baju baru yang ku kenakan.
"Baju baru kau?" tanya mamak.
"Iya, tadi dibelikan oleh Yosua untukku." jawabku yang mencoba pamer agar kedua calon menantunya mamak iri.
"Berapa di beli Yosua?" tanya mamak lagi.
"Sepuluh pasang," jawabku yang berbohong dan kedua betina pezinah itu langsung menatapku dan seolah-olah ingin meminta baju yang ku pakai.
"Kasikan sama eda-eda mu sepasang...!"
"Boleh dengan syarat kalau mereka berdua harus di tiduri oleh Yosua, karena Yosua membelikan ini padaku agar nanti aku bisa di tidurinya.
jika kuberikan kepada kedua perempuan pezinah ini dan itu artinya mereka berdua siap untuk ditiduri oleh Yosua...!"
"Anjing kau...!" teriak mamak padaku.
Entah kenapa akhir-akhir ini mamak seringkali bicara kasar padaku, mungkin karena beban pikirannya yang begitu banyak.
"Aku sudah masak tuh, mamak makan ya supaya kuat untuk ngomel." sahutku pada mamak dan kemudian aku pergi ke dapur seraya membawa piring-piring yang ku cuci.
Mamak yang menahan emosinya dan mengikutiku ke dapur bersama kedua calon menantunya.
"Mana bubur kacang ijo yang mamak suruh kau masak?" tanya mamak padaku.
"Ku ganti, Mak! ada ikan gembung rebus yang ku sambal, jipang gulai, telur dadar dan mie goreng.
kurasa itu lebih baik dan kita bisa makan malam bersama." jawabku pada mamak.
Mamak terdiam dan kemudian duduk lalu menyendok nasi ke piring dan kemudian makan.
"Gimana masakan ku, enak kan mak?" tanyaku pada mamak.
Mamak tidak menjawab pertanyaan ku, tapi terus melahap makanannya dan kedua calon menantunya mendekati mamak.
"Mana bubur kacang ijo...!"
"Mak tua...!" teriak ku yang memanggil mak tua yang hendak ingin mengambil jipang dari belakang rumah kami.
Mak tua ku yang biasa dipanggil mak tua Mora, suaminya adalah abang kandung bapak ku dan kedua perempuan pezinah itu tinggal di rumah mak tua untuk sementara waktu.
"Masak apa boru?" tanya mak tua padaku.
"Jipang gulai, ikan gembung yang ku goreng dan sambal. mak tua mau ambil jipang? ambil aja ini karena sudah ku ambil yang paling muda." jawabku padanya.
Mak tua langsung masuk ke dapur dan kemudian mengambil plastik kresek dan memasukkan jipang yang sudah ku ambil.
"Maunya cepatlah calon eda mu itu keluar dari rumah, pening kali pala mak tua melihat mereka berdua...!"
"Emangnya kenapa mak tua?" tanyaku yang menyela ucapkannya.
"Banyak kali permintaannya dan ngak mau kerja, mak tua malah berantem sama pak tua karena kedua perempuan ini.
mak tua sudah capek dari ladang, apapun ngak ada dirumah dan permintaan kedua perempuan ini sangat banyak.
mau makan bubur kacang ijo, mau makan ayam sambal dan sebagainya.
semua bahannya ada dirumah dan tinggal masak, tapi kedua perempuan ini ngak tau apapun yang membuat pak tua marah-marah karena permintaan kedua perempuan ini tidak mamak penuhi." jawab mak tua yang terlihat kesal.
"Sebentar deh...! kemarin ku lihat emas mu ada tapi kemana semua?" tanya mak tua yang sudah meletakkan kantong plastik kresek itu.
"Diambil mamak untuk dibagikan kepada kedua calon menantunya." jawabku.
"Kau kasih boru?" tanya mak tua lagi.
"Iya...! karena itu imitasi dan harganya cuman dua puluh lima ribu rupiah, emas yang asli sudah ku jual dan uangnya ku tabung di bank." jawabku pada mak tua mu.
Seketika kedua perempuan pezinah itu langsung pergi yang kemungkinan untuk mengambil imitasi yang mereka terima dari mamak.
prank...bram..plank...!' suara sendok dan piring yang dicampakkan mamak.
"Apa maksud mu Nauli? kau mau mempermalukan kedua eda itu dengan imitasi mu?
mereka berdua sudah rela meninggalkan keluarganya agar menjadi istri adik-adik mu demi kelangsungan marga...!"
"Perempuan pezinah aja pun, mereka bukan pergi tapi di usir karena kedua orangtua perzinah itu malu terhadap mereka berdua.
seharusnya sekolah dan malah bunting karena kegatalan sama laki-laki...!"
"Entah ini mamak mu, kalau anak ku menghamili pacarnya tanpa ada uangnya minimal untuk sinamot. ku biarkan aja seperti itu.
tidak akan ku jual boruku demi anak laki-laki ku, najis bagiku berbuat seperti itu." sahut mak tua yang membela ku.
"Kau ngak usah ikut campur mak Mora...!"
"Kalau kau ngak mau aku ikut campur, bawa kedua perempuan ngak tau diri itu dari rumah ku.
rumah itu peninggalan kedua orangtuaku dan bukan harta pak Mora atau pun keluarga pak Mora.
sawah, kebun dan ternak babi dan juga anakkan kerbau adalah warisan untuk ku dan pemberian suadara laki-laki ku.
tidak seperak pun harta pak Mora dan keluarga nya disitu dan jangan karena kedua calon menantu kau yang tidak tau diri itu, kami berdua bercerai.
terserah kau mau kemana kau bawa kedua betina pezinah itu, aku ngak perduli dan aku sudah telanjur sakit hati.
bawa mereka pergi sebelum ku bakar hidup-hidup di rumah itu." ujar mak tua yang sudah emosi.
"Gara-gara kau lah ini Uli, mak tua jadi marah seperti ini." ucap Ramses yang tiba-tiba datang seperti hantu.
"Ngak usah kau salahkan Nauli, memang calon istrimu yang tidak becus dan ngak berguna.
kerjanya makan tidur aja dan banyak permintaannya...!"
"Wajar itu mak tua, kan Friska lagi hamil...!"
"Aku ngak mau tau dan bawa calon istri mu pergi dari rumah," ucap mak tua yang tidak mau kalah debat.
"Kalau begitu Nauli harus pergi dari sini supaya kamar Nauli bisa kami tempati." sahut Ramses dan mak tua langsung memegang tanganku.
"Nauli tinggal di rumah ku aja, aku ngak sanggup menampung anak orang yang tidak tau diri." sahut mak tua.
Karena suara yang besar yang disebabkan perdebatan, akhirnya bapak dan bapa tua menghampiri kami di dapur ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Christin Kim sashi
Kalimatnya terlalu kasar, tapi memang ada keluarga yang begitu.
tetanggaku salah satunya.
kalau mereka bicara semua nama hewan disebut serta kelamin manusia.
kirain berantem padahal bicara biasa, gimana kalau marahan iya.
2024-06-14
3
Christin Kim sashi
masih calon menantu ya makanya panggil bou
mungkin beda-beda adat kali iya.
kalau dikampung ku, jika calon istri sudah dibawa ke keluarga laki-laki sudah harus di panggil inang.
2024-06-14
1
rismawati bangun
kok seperti nyata iya.
2024-06-13
0